Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA GINJAL KRONIK


MATA KULIAH KEPERAWATAN DEWASA SISTEM PERKEMIHAN

Dosen Pengajar: Ns. Santi Herlina, M.Kep., Sp.Kep.MB.

Disusun Oleh : Kelompok 3


Nida Alkhofiyya 2110711042
Lulu Bastareina 2110711054
Muhammad Gilang Maulana 2110711058
Putri Dwi Nabila 2110711062
Andini Eka Putri Zulkarnaen 2110711066
Zefanya Christy Sangiang 2110711090

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan
pada Penderita Ginjal Kronik” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Dewasa Sistem Perkemihan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pada penderita ginjal kronik. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ns. Santi Herlina, M.Kep., Sp.Kep.MB., selaku dosen dari
mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Perkemihan karena telah menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 7 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................2
A. Latar Belakang.......................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................................3
D. Manfaat Masalah....................................................................................................................3
BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................4
A. Studi Kasus.............................................................................................................................4
B. Pengkajian Keperawatan........................................................................................................4
C. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................7
D. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................7
E. Implementasi Keperawatan....................................................................................................9
F. Evaluasi Keperawatan..........................................................................................................11
BAB III : JURNAL PENELITIAN............................................................................................13
A. Pemeriksaan Penunjang Gagal Ginjal Kronik......................................................................13
B. Persiapan, Pelaksanaan dan Pasca Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium..................13
C. Jurnal Terapi pada Penderita Ginjal Kronik.........................................................................16
BAB IV : PENUTUP...................................................................................................................18
A. Kesimpulan...........................................................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan sebuah penurunan fungsi ginjal dalam jangka waktu
menahun yang menyebabkan kerusakan jaringan yang progresif. Tahap terakhir dari gagal
ginjal kronik yaitu gagal ginjal terminal yang merupakan keadaan fungsi ginjal sudah sangat
buruk. Tes klirens kreatinin dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan dari gagal
ginjal kronik dengan gagal ginjal terminal. Gagal ginjal mempengaruhi fungsi ginjal yang
dapat menyerang penyaring pada ginjal dan nefron serta dapat merusak kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan racun yang terdapat di dalam tubuh.
Kejadian gagal ginjal kronik di dunia menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup
serius, kejadian gagal ginjal mengalami peningkatan menurut hasil penelitian dari Global
Burden of Disease pada tahun 2010. Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang
mematikan pada peringkat ke 27 dunia. Data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (2020)
mengemukakan prevalensi pada penderita gagal ginjal kronik pada usia 34-44 tahun
sebanyak 0,3%, pada usia 45-54 tahun sebanyak 0,4%, pada usia 55-74 tahun sebanyak
0,5% dan pada usia lebih dari 75 tahun sebanyak 0,6% kasus. Terapi hemodialisa
dibutuhkan pada kasus gagal ginjal kronik sebagai pengganti fungsi ginjal, hemodialisa
merupakan terapi yang lebih banyak digunakan oleh penderita gagal ginjal kronik di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa
rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana pengkajian pada pasien yang menderita ginjal kronik?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien yang menderita ginjal kronik?
3. Bagaimana perencanaan keperawatan atau intervensi pada pasien yang menderita ginjal
kronik?
4. Bagaimana pengaplikasian keperawatan atau implementasi pada pasien yang menderita
ginjal kronik?

2
5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien yang menderita ginjal kronik?
6. Bagaimana hasil-hasil penelitian mengenai terapi pada pasien yang menderita ginjal
kronik?

C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah mampu mendeskripsikan dan
menjelaskan salah satu materi pada mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem
Perkemihan yaitu mengenai “Asuhan Keperawatan pada Penderita Ginjal Kronik.”
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengkajian keperawatan pada pasien yang menderita ginjal kronik.
b. Menjelaskan diagnosa keperawatan pada pasien yang menderita ginjal kronik.
c. Menjelaskan perencanaan keperawatan atau intervensi pada pasien yang menderita
ginjal kronik.
d. Menjelaskan pengaplikasian keperawatan atau implementasi pada pasien yang
menderita ginjal kronik.
e. Menjelaskan evaluasi keperawatan pada pasien yang menderita ginjal kronik.
f. Menjelaskan hasil-hasil penelitian mengenai terapi pada pasien yang menderita
ginjal kronik.

D. Manfaat Masalah
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca untuk menambah
wawasan mengenai materi “Asuhan Keperawatan pada Penderita Ginjal Kronik.”

3
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Studi Kasus
Seorang perempuan, 45 tahun, dirawat di ruangan penyakit dalam dengan keluhan sesak
nafas, mual, kulit terasa gatal di bagian punggung, BAK tidak lampias, hanya sedikit sejak 5
hari yang lalu. Pasien di diagnosis CKD stage V, DM tipe II, hipertensi. Hasil pengkajian
diperoleh data: TD 160/100 mmHg, N 90x/mnt, R 22x/mnt, Rontgen thorax CTR > 50 %
pasien mengeluh sesak (+), konjungtiva anemis (+), BB saat pengkajian 69 Kg, porsi makan
habis 1⁄2 porsi, mual (+) , Hb 8.3 gr%, albumin : 2.3 g/dl, ureum 26,5 mg/dl, kreatinin 10.4
mg/dl, GDS 250, pitting edema kaki +3, ascites (+), lingkar perut 90 cm. JVP 5+4 cmH2O.
Hasil pemeriksaan AGD: pH : 7,254, PCO2 : 30,1 mmHg, PO2 : 101,6 mmHg, BP : 750
mmHg, HCO3 : 13,0 mmol/L, O2 Saturasi : 96,9%.

B. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
a. Klien mengeluh sesak nafas
b. Klien mengeluh mual
c. Klien mengatakan kulit terasa gatal di bagian punggung
d. Klien mengatakan BAK tidak lampias, hanya sedikit sejak 5 hari yang lalu
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tekanan darah 160/100 mmHg
b. Nadi 90x/mnt
c. Respiratory rate 22x/mnt
d. BB 69 kg
e. Konjungtiva anemis
f. Pitting edema kaki (+)
g. Lingkar perut 90 cm
h. Ascites (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Rontgen thorax CTR > 50 %
4
b. Hb 8.3 gr%
c. Albumin : 2.3 g/dl
d. Ureum 26,5 mg/dl
e. Kreatinin 10.4 mg/dl
f. GDS 250
g. pH : 7,254
h. PCO2 : 30,1 mmHg
i. PO2 : 101,6 mmHg
j. BP : 750 mmHg
k. HCO3 : 13,0 mmol/L
l. O2 Saturasi : 96,9%

Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif

1. Klien mengeluh sesak nafas 1. Tekanan darah 160/100 mmHg


2. Klien mengeluh mual 2. Nadi 90x/mnt
3. Klien mengatakan kulit terasa gatal di 3. Respiratory rate 22x/mnt
bagian punggung 4. BB 69 kg
4. Klien mengatakan BAK tidak lampias, 5. Konjungtiva anemis
hanya sedikit sejak 5 hari yang lalu 6. Pitting edema kaki (+)
5. Klien mengatakan makan hanya habis 7. Lingkar perut 90 cm
porsi makan habis 1⁄2 porsi 8. Ascites (+)
9. Hasil Lab:
a. Rontgen thorax CTR > 50 %
b. Hb 8.3 gr%
c. Albumin : 2.3 g/dl
d. Ureum 26,5 mg/dl
e. Kreatinin 10.4 mg/dl
f. GDS 250
g. pH : 7,254
h. PCO2 : 30,1 mmHg
i. PO2 : 101,6 mmHg
j. BP : 750 mmHg
k. HCO3 : 13,0 mmol/L

5
l. O2 Saturasi : 96,9%
Data Tambahan:
1. Tampak bagian punggung klien
kemerahan

Analisa Data

Data Masalah Etiologi

Data Subjektif Hipervolemia Gangguan mekanisme


● Klien mengeluh sesak nafas (D.0022) (SDKI, hal.62) regulasi
● Klien mengatakan BAK tidak
lampias, hanya sedikit sejak
5 hari yang lalu
Data Objektif
● Hb 8.3 gr%
● Albumin : 2.3 g/dl
● Kreatinin 10.4 mg/dl
● Pitting edema kaki +3
● Ascites (+)
● Lingkar perut 90 cm
● JVP 5+4 cmH2O.

Data Subjektif Gangguan Pertukaran gas Perubahan membran


● Klien mengeluh sesak nafas (D.0003) (SDKI, hal.22) alveolus-kapiler
Data Objektif
● Rontgen thorax CTR > 50 %
● pH : 7,254
● PCO2 : 30,1 mmHg
● PO2 : 101,6 mmHg
● HCO3 : 13,0 mmol/L

Data Subjektif Gangguan Integritas Kekurangan/kelebihan


● Klien mengatakan kulit Kulit/Jaringan volume cairan
terasa gatal di bagian (D.0129) (SDKI, hal.282)
punggung
Data Objektif
● Ureum : 26,5 mg/dl
● Tampak bagian punggung

6
klien kemerahan

C. Diagnosa Keperawatan
1. Hipervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi d.d Klien mengeluh sesak nafas, Klien
mengatakan BAK tidak lampias, hanya sedikit sejak 5 hari yang lalu, Hb 8.3 gr%,
Albumin : 2.3 g/dl, Kreatinin 10.4 mg/dl, Pitting edema kaki +3, Ascites (+), Lingkar
perut 90 cm dan JVP 5+4 cmH2O.
2. Gangguan Pertukaran gas b.d Perubahan membran alveolus-kapiler d.d Klien mengeluh
sesak nafas, Rontgen thorax CTR > 50 % , pH : 7,254, PCO2 : 30,1 mmHg, PO2 : 101,6
mmHg dan HCO3 : 13,0 mmol/L.
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Perubahan status nutrisi d.d Klien mengatakan
kulit terasa gatal di bagian punggung, kadar ureum 26,5 mg/dl dan tampak bagian
punggung klien kemerahan

D. Intervensi Keperawatan

No.Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

1. Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipervolemia (I.03114)


keperawatan selama 1x24 jam (SIKI Edisi 1 Cetakan II, Hal.181)
diharapkan masalah keperawatan Observasi
Hipervolemia dapat teratasi dengan 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
kriteria hasil: (mis. ortopnea, dispnea, edema,
Keseimbangan Cairan (L.05020) JVP/CVP meningkat, refleks
(SLKI Edisi 1 Cetakan I, Hal.41) hepatojugular positif, suara napas
1. Asupan cairan menurun tambahan)
2. Haluaran urin meningkat 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
3. Edema menurun 3. Monitor status hemodinamik (mis,
4. Asites menurun frekuensi jantung, tekanan darah,
5. Tekanan darah membaik MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI),
jika tersedia
4. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
1. Batasi asupan cairan dan garam
2. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
Edukasi
7
1. Anjurkan melapor jika haluaran urin
<0,5 mL/kg/jam dalam 8 jam
2. Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
3. Ajarkan cara membatasi cairan
Jurnal Universitas Kusuma Husada
Surakarta, 2020
1. Pantau intake dan ouput dengan
optimalisasi dan pertahankan
keseimbangan cairan serta dengan
cara membuat chart atau tabel

2. Setelah dilakukan asuhan Pemantauan Respirasi (I.01014) (SIKI


keperawatan selama 1x24 jam Edisi 1 Cetakan II, Hal.247)
diharapkan masalah keperawatan Observasi
Gangguan pertukaran gas dapat 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
teratasi dengan kriteria hasil: dan upaya napas
Pertukaran Gas (L.01003) (SLKI 2. Monitor pola napas
Edisi 1 Cetakan I, Hal.94) 3. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
1. Dispnea menurun 4. Auskultasi bunyi napas
2. PCO2 membaik Terapeutik
3. PO2 membaik 1. Atur interval pemantauan respirasi
4. pH arteri membaik sesuai kondisi pasien
5. Pola napas membaik 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

3. Setelah dilakukan asuhan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)


keperawatan selama 1x24 jam (SIKI Edisi 1 Cetakan II, Hal.316)
diharapkan masalah keperawatan Observasi
Gangguan integritas kulit/jaringan 1. Identifikasi penyebab gangguan
dapat teratasi dengan kriteria hasil: integritas kulit (mis. perubahan
Integritas Kulit dan Jaringan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
(L.14125) (SLKI Edisi 1 Cetakan penurunan, kelembaban, suhu
I, Hal.33) lingkungan ekstrem, penurunan
1. Kerusakan lapisan kulit mobilitas)
menurun Terapeutik

8
2. Kemerahan menurun 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
baring
2. Gunakan produk berbahan petrolium
atau minyak pada kulit kering
3. Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif
4. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. lotion, serum)
2. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
3. Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
4. Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrem
5. Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada di luar
rumah
6. Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
Jutnal Keperawatan ‘Aisyiyah, 2021
1. Pemberian emolien minyak zaitun

E. Implementasi Keperawatan

No.Dx Implementasi Paraf

1. 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea, Kelompok 3


dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, suara napas tambahan)
2. Mengidentifikasi penyebab hipervolemia
3. Memonitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung,
tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI), jika
tersedia
4. Memonitor intake dan output cairan
5. Membatasi asupan cairan dan garam

9
6. Meninggikan kepala tempat tidur 30-40°
7. Menganjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 8 jam
8. Mengajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
9. Mengajarkan cara membatasi cairan
10. Memantau intake dan ouput dengan optimalisasi dan
mempertahankan keseimbangan cairan serta dengan cara
membuat chart atau tabel

2. 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas Kelompok 3


2. Memonitor pola napas
3. Mempalpasi kesimetrisan ekspansi paru
4. Mengauskultasi bunyi napas
5. Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
6. Mendokumentasikan hasil pemantauan
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
8. Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu

3. 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit Kelompok 3


(mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
penurunan, kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
2. Mengubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
3. Menggunakan produk berbahan petrolium atau minyak
pada kulit kering
4. Menggunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
5. Menghindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
6. Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion,
serum)
7. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
8. Menganjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
9. Menganjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
10. Menganjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30
saat berada di luar rumah
11. Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya

10
12. Memberikan emolien minyak zaitun

F. Evaluasi Keperawatan

No.Dx Evaluasi

1. S: Klien sudah tidak mengeluh sesak nafas dan mengatakan saat BAK tidak
lampias
O:
- Hasil laboratorium Hb menunjukkan hasil normal
- Hasil laboratorium Albumin menunjukkan hasil normal
- Hasil laboratorium Kreatinin menunjukkan hasil normal
- Pitting edema kaki normal
- Tidak menunjukkan Ascites
- Lingkar perut masih 90cm
- Hasil JVP 5+4 cmH2O
A: Masalah Hipervolemia belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
- Periksa tanda gejala hipervolemia
- Identifikasi penyebab hipervolemia
- Monitor intake dan output urine
- Batasi asupan cairan dan garam
- Ajarkan cara membatasi cairan

2. S: Klien sudah tidak mengeluh sesak nafas


O:
- Hasil rontgen thorax normal < 50%
- Hasil pH normal : 7,350
- Hasil PCO2 normal : 35 mmHg
- Hasil PO2 normal : 85 mmHg
- Hasil HCO3 normal : 25 mmHg
A: Masalah Gangguan Pertukaran Gas teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
- Monitor pola napas
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

3. S: Klien mengatakan sudah tidak terasa gatal dibagian punggung dan


mengatakan saat BAK tidak lampias

11
O:
- Punggung klien sudah tidak tampak kemerahan
A: Masalah Risiko gangguan integritas kulit/jaringan teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
- Anjurkan menggunakan pelembab

12
BAB III
JURNAL PENELITIAN

A. Pemeriksaan Penunjang Gagal Ginjal Kronik


1. Tes darah: Tes darah meliputi pemeriksaan kadar kreatinin, urea, elektrolit, albumin, dan
hemoglobin. Pemeriksaan ini dapat membantu mengevaluasi fungsi ginjal,
keseimbangan cairan dan elektrolit, serta tingkat anemia pada pasien.
2. Urinalisis: Pemeriksaan urinalisis dapat memberikan informasi mengenai kondisi ginjal
dan fungsi tubuh. Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi adanya protein atau darah
dalam urin yang merupakan tanda adanya masalah pada ginjal.
3. Tes pencitraan: Tes pencitraan seperti ultrasound, CT scan, atau MRI dapat membantu
menentukan penyebab gagal ginjal kronik dan mengevaluasi kondisi ginjal.
4. Biopsi ginjal: Biopsi ginjal dilakukan untuk menentukan penyebab gagal ginjal kronik
dan tingkat kerusakan ginjal. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan
ginjal untuk diperiksa di laboratorium.
5. Tes fungsi tiroid: Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi fungsi tiroid pasien karena
hipotiroidisme dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
6. Tes imunologi: Tes ini meliputi pemeriksaan antibodi dan komponen sistem imun
lainnya untuk mengetahui penyebab gagal ginjal kronik yang disebabkan oleh penyakit
autoimun.
7. Elektrokardiogram (EKG): Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi risiko
penyakit kardiovaskular yang seringkali terkait dengan gagal ginjal

B. Persiapan, Pelaksanaan dan Pasca Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium


1. Tahap Persiapan
Peran dan fungsi perawat pada tahap persiapan pada pasien yang mengalami gagal ginjal
kronik adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan kondisi pasien: Perawat dapat memberikan penjelasan tentang kondisi
pasien dan penyebab gagal ginjal kronik. Hal ini dapat membantu pasien untuk lebih
memahami kondisinya dan memotivasi pasien untuk menjalankan pengobatan yang
diperlukan.
13
b. Menyediakan dukungan emosional: Perawat dapat memberikan dukungan emosional
kepada pasien dan keluarga selama masa persiapan. Ini meliputi memberikan
informasi tentang sumber dukungan lain seperti kelompok dukungan pasien dengan
kondisi yang sama atau terapis.
c. Memantau tanda vital: Perawat harus memantau tanda vital pasien seperti tekanan
darah, denyut nadi, dan suhu tubuh secara teratur. Hal ini dapat membantu
memantau perkembangan kondisi pasien dan membantu perawat dalam memutuskan
pengobatan yang diperlukan.
d. Menilai riwayat medis pasien: Perawat harus mengumpulkan informasi tentang
riwayat medis pasien, termasuk riwayat pengobatan dan alergi terhadap obat-obatan.
Hal ini penting dalam menentukan rencana perawatan yang tepat untuk pasien.
e. Menjelaskan prosedur perawatan: Perawat harus memberikan penjelasan tentang
prosedur perawatan, seperti hemodialisis atau peritoneal dialisis, dan memberikan
informasi tentang manfaat dan risiko dari setiap prosedur. Perawat juga harus
mengajarkan pasien tentang bagaimana cara menjaga akses vaskular dan bagaimana
cara menjaga kebersihan saat melakukan perawatan.
f. Mengajarkan diet yang tepat: Perawat dapat memberikan informasi tentang diet yang
tepat untuk pasien dengan gagal ginjal kronik. Ini termasuk memberikan informasi
tentang makanan yang harus dihindari dan makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi. Perawat juga dapat mengajarkan cara membaca label makanan untuk
memastikan bahwa pasien mengonsumsi makanan yang tepat.
g. Mengajarkan manajemen obat: Perawat dapat mengajarkan pasien tentang
manajemen obat yang tepat, termasuk dosis dan jadwal penggunaan obat-obatan
yang diresepkan oleh dokter. Perawat juga harus memberikan informasi tentang efek
samping obat dan tindakan apa yang harus diambil jika terjadi efek samping.
h. Mengajarkan teknik relaksasi: Perawat dapat mengajarkan teknik relaksasi seperti
meditasi atau yoga untuk membantu mengurangi stres dan meningkatkan
kesejahteraan pasien.
2. Tahap Pelaksanaan

14
a. Mengelola pasien dengan gagal ginjal kronik: Perawat bertanggung jawab untuk
mengelola perawatan pasien dengan gagal ginjal kronik, termasuk merencanakan
dan melaksanakan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
b. Menjaga kesehatan pasien: Perawat bertanggung jawab untuk memantau kesehatan
pasien, termasuk memantau tanda-tanda vital, kadar elektrolit, dan fungsi ginjal.
Perawat juga harus memastikan pasien menerima perawatan yang tepat dan sesuai
dengan kondisi klinisnya.
c. Melakukan tindakan dialisis: Perawat juga bertanggung jawab dalam melakukan
tindakan dialisis pada pasien dengan gagal ginjal kronik, termasuk memastikan
sterilisasi peralatan dialisis dan memonitor kondisi pasien selama prosedur.
d. Menjaga kebersihan dan keamanan pasien: Perawat harus menjaga kebersihan
lingkungan dan peralatan yang digunakan selama perawatan, serta memastikan
pasien dalam kondisi aman selama prosedur.
e. Memberikan edukasi tentang manajemen kondisi klinis: Perawat harus memberikan
edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen kondisi klinis, termasuk
manajemen diet, manajemen cairan, dan manajemen obat-obatan.
f. Memberikan dukungan psikososial: Perawat harus memberikan dukungan
psikososial kepada pasien dan keluarga, termasuk membantu mengatasi kecemasan
dan stres yang mungkin dirasakan.
3. Tahap Pasca Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium
a. Monitoring kesehatan pasien: Perawat dapat melakukan pemantauan terhadap
kesehatan pasien secara terus menerus setelah pemeriksaan diagnostik dan
laboratorium dilakukan. Dengan melakukan monitoring secara teratur, perawat dapat
mengetahui adanya perubahan kondisi pasien dan segera memberikan tindakan yang
tepat.
b. Pengelolaan nutrisi: Pasien dengan gagal ginjal kronik memerlukan perhatian khusus
dalam hal nutrisi. Perawat dapat membantu pasien dalam menjalani diet khusus yang
dianjurkan oleh dokter dan ahli gizi.
c. Pemberian obat: Perawat dapat membantu pasien dalam mengambil obat sesuai
dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Selain itu, perawat juga dapat

15
memberikan penjelasan mengenai efek samping dari obat yang dikonsumsi oleh
pasien.
d. Pendidikan pasien: Perawat dapat memberikan pendidikan kepada pasien dan
keluarga tentang penyakit gagal ginjal kronik, pengobatan, dan perubahan gaya
hidup yang diperlukan untuk mengelola kondisi pasien.
e. Mengelola gejala: Pasien dengan gagal ginjal kronik dapat mengalami berbagai
gejala seperti rasa sakit, mual, dan kelelahan. Perawat dapat membantu mengelola
gejala tersebut dengan memberikan tindakan yang tepat dan memberikan dukungan
emosional.
f. Mengelola komplikasi: Perawat dapat membantu dalam mengelola komplikasi yang
mungkin timbul akibat gagal ginjal kronik, seperti anemia dan tekanan darah tinggi.

C. Jurnal Terapi pada Penderita Ginjal Kronik


1. Jurnal 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD)
Dengan Tindakan Pembatasan Kebutuhan Cairan
Kelebihan volume cairan pada pasien gagal ginjal
kronik dapat dilakukan penatalaksanaan non
farmakologi yaitu optimalisasi dan pertahankan
keseimbangan cairan salah satunya dengan
pemantauan intake output cairan untuk pembatasan
asupan cairan pada pasien Chronic Kidney Disease
(CKD). Upaya non farmakologi adalah dengan
melakukan pemantauan dengan cara mencatat
jumlah cairan yang masuk dan jumlah urine yang
dikeluarkan pasien setiap harinya menggunakan
chart atau tabel. Pemantauan intake output cairan pasien dilakukan dalam waktu 24 jam
dan dapat dibagi tiap shift jaga (±7 jam) untuk kemudian dimasukkan ke dalam chart atau
tabel sesuai jam dan jenis intake pasien atau IWL untuk kemudian dihitung balance
cairan pasien.

16
2. Jurnal 2: Pemberian emolien Minyak Zaitun Dalam Menurunkan Skala Pruritus
Pada Pasien Hemodialisis
Peneliti melakukan dan mengajarkan cara memakai
minyak zaitun yakni mengoleskan secara merata
pada permukaan kulit yang mengalami gatal dan
kering dengan tehnik memutar atau mengusap satu
arah. Pemakaian minyak zaitun ini dilakukan 2x
sehari (07:00 pagi dan 07:00 malam), untuk
pemakaian yang kedua, peneliti menganjurkan
pasien untuk melakukan di rumah sesuai yang telah
diajarkan. Peneliti juga melakukan komunikasi
melalui media komunikasi (Handphone) sebagai
pengingat dalam pemberian terapi minyak zaitun tersebut. Pelaksanaan terapi minyak
zaitun ini dilakukan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum
dioleskan oleh emolien minyak zaitun skala yang dirasakan pasien adalah 7, sedangkan
setelah diberikan terapi emolien minyak zaitun turun menjadi skala 3.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kasus klien memiliki tiga masalah keperawatan yaitu hipervolemia, gangguan
pertukaran gas dan gangguan integritas kulit/jaringan. Intervensi keperawatan yang telah
direncanakan yaitu manajemen hipervolemia, pemantauan respirasi dan perawatan integritas
kulit. Dengan tambahan intervensi dari beberapa jurnal yaitu pemantauan intake dan output
dengan optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan serta dengan cara membuat chart
atau tabel serta penggunaan emolien minyak zaitun. Intervensi ini diharapkan dapat
membantu klien dalam memulihkan kondisinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.

B. Saran
Dengan adanya makalah mengenai asuhan keperawatan pada kasus gagal ginjal kronik ini,
diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik proses asuhan keperawatan pada
pasien gagal ginjal kronik agar dapat mengimplementasikannya saat praktik maupun saat
bekerja nanti.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Debie. “ASPEK KLINIS DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PENYAKIT GINJAL KRONIK.” Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2022, pp. 236-239.
Kusnanto, H., & Nursalam. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik. Deepublish.
Muliani, Rizki, dkk. (2021). Pemberian Emolien Minyak Zaitun Dalam Menurunkan
Skala Pruritus Pada Pasien Hemodialisis. Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah, Vol.8 No.1.
Sari, R. P., Yusuf, A., & Nurcahyo, A. (2021). Pengaruh Self-Efficacy Perawat dalam
Penerapan Tindakan Hemodialisa terhadap Penurunan Kadar Kreatinin Serum pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and
Midwifery), 8(2), 122-129.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
Edisi 1 Cetakan III. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Edisi 1 Cetakan II. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Edisi 1 Cetakan II. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Wahyu Ramadhani, Anggun. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney
Disease (CKD) Dengan Tindakan Pembatasan Kebutuhan Cairan. Universitas Kusuma
Husada Surakarta.
Yusuf, A., Sari, R. P., & Nurcahyo, A. (2020). Manajemen Kualitas Asuhan
Keperawatan Pasien Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Keperawatan Indonesia (Indonesian
Journal of Nursing), 23(1), 53-60.

19

Anda mungkin juga menyukai