Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK

“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Keperawatan
Paliatif dengan dosen Ibu Kristina Silalahi, S. Kep., Ns., M. Kep.”

Disusun oleh :

Edrian Syahputra, S.Kep. (223302070040)


Elen madala H, S.Kep. (223302070005)
Epi Yanto Laia, S.Kep. (223302070007)
Fadhilla Fadsya, S.Kep. (223302070024)
Jetni Simanjuntak, S.Kep. (223302070021)
Juang Martin, S.Kep. (223302070055)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gagal Ginjal Kronik” sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliahPraktik Profesi Keperawatan Paliatif..

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
terutama kepada Ibu Kristina Silalahi, S. Kep., Ns., M. Kepselaku pengajar mata
kuliah Praktik Profesi Keperawatan Paliatif yang telah mendukung dan membantu
proses penyusunan makalah ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa
keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, berbagai bentuk
kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Medan, Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan Penelitian.........................................................................2
D. Manfaat Penelitian.......................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS.....................................................................4

A. Konsep Teoritis Gagal Ginjal Kronik..........................................4


1. DefinsiGagal Ginjal Kronik.....................................................4
2. EtiologiGagal Ginjal Kronik....................................................5
3. Patofiologi................................................................................6
4. Manifestasi Klinis....................................................................7
5. Penatalaksanaan.......................................................................7
B. Konsep Asuhan KeperawatanGagal Ginjal Kronik...................10
1. Pengkajian..............................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan..........................................................11
3. Intervensi Keperawatan.........................................................11
4. Evaluasi..................................................................................16

BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................17

A. Pengkajian..................................................................................17
1. Biodata...................................................................................17
2. Keluhan Utama......................................................................18
3. Riwayat Penyakit Sekarang...................................................18
4. Riwayat Kesehatan Lalu........................................................19

iii
5. Riwayat Kesehatan Keluarga.................................................19
6. Riwayat Keadaan Psikologis.................................................20
7. Pemeriksaan Fisik..................................................................22
8. Pola Kebiasaan Sehari Hari...................................................27
B. Analisa Data...............................................................................33
C. Perumusan Diagnosa Keperawatan............................................33
D. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................34
E. Catatan Perkembangan...............................................................37

A. Kesimpulan................................................................................43
B. Saran..........................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................44

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD)adalah suatu
penurunan fungsi ginjal yang cukup berat dan terjadi secaraperlahan dalam waktu
yang lama (menahun) yang di sebabkan oleh berbagaipenyakit ginjal, bersifat
progesif dan umumnya tidak dapat pulih, dimanatubuh tidak mampu memelihara
metabolisme dan gagal memeliharakeseimbangan cairan dan elektrolit (Muttaqin,
2011).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012 penderita
gagal ginjal baik akut maupun kronik mencapai 50%. The United States Renal Data
System (USRDS) mencatat bahwa jumlah pasien yang dirawat karena End Stage
Renal Disease (ESRD) secara global diperkirakan 3.010.000 pada tahun 2012 dengan
tingkat pertumbuhan 7% dan meningkat 3.200.000 pada tahun 2013 dengan tingkat
pertumbuhan 6%.
Di Indonesia Prevalensi penyakit Gagal Ginjal Kronik berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur ≥15 tahun di tahun 2013 sebanyak 2.0‰ dan meningkat
di tahun 2018 sebanyak 3.8 ‰ atau sekitar satu juta penduduk. Sedangkan pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di tahun 2015 sebanyak
51.604 pasien, kemudian meningkat ditahun 2017 menjadi 108.723 pasien.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari penyakit gagal ginjal kronik?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit gagal ginjal kronik?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakitgagal ginjal kronik?
4. Apa manifestasi klinis dari penyakit gagal ginjal kronik?

1
5. Bagaimana penatalakasanaan dari penyakitgagal ginjal kronik?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari penyakitgagal ginjal kronik?
7. Bagaimana pengkajian pasien yang memiliki penyakitgagal ginjal kronik?
8. Apa saja diagnosa keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik?
9. Bagaimana intervensi keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik?
10. Bagaimana evaluasi keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari penyakitgagal ginjal kronik.
2. Mengetahui etiologi dari penyakit gagal ginjal kronik.
3. Mengetahui patofisiologi dari penyakit gagal ginjal kronik.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakitgagal ginjal kronik.
5. Mengetahui penatalakasanaan dari penyakitgagal ginjal kronik.
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakitgagal ginjal kronik.
7. Mengetahui pengkajian pasien yang memiliki penyakitgagal ginjal kronik.
8. Mengetahui diagnosa keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik.
9. Mengetahui intervensi keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik.
10. Mengetahui evaluasi keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik.

2
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan dan mengembangkan wawasan khususnya bagi mahasiswa


keperawatan.

2. Bagi Dosen

Sebagai bahan referensi pegangan dan acuan perangkat pendidikan pada


perkuliahan keperawatan untuk mendukung perkuliahan yang lebih efektif.

3. Bagi Masyarakat

Menghasilkan informasi terkait dengan Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal


Kronik yang dapat dijadikan sebagai bahan refrensi.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan


volume dan komposisi cairan tubuh dlam keadaan asupan makanan normal. Gagal
ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif &
Kusuma, 2013).

Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak
mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya
dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi
renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit,
serta asam basa (Abdul, 2015)

Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan
fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak
mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pada pasien gagal ginjal kronis
mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan
pengobatan berupa, trensplantasi ginjal, dialysis, peritoneal, hemodialysis dan rawat
jalan dalam waktu yang lama (Desfrimadona, 2016).

4
2. Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit
lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder. Penyebab dari gagal ginjal kronis
antara lain :

1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)

2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)

5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus


ginjal)

6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)

7. Nefropati toksik

8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih) (Robinson, 2013)

5
3. Patofisiologi

6
4. Manifestasi Klinis

Menurut Corwin, E (2009) tanda dan gejalanya, antara lain:

1. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat menurun


hingga 25% dari normal.

2. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami polyuria dan nokturia,
GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar kreatinin serum dan BUN sedikit
meningkat diatas normal.

3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi,
anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, pericarditis, kejang-kejang sampai koma), yang ditandai
dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat
tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang komplek.

5. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan


mencegah komplikasi, yaitu sebagai berikut (Muttaqin, 2011) :

1) Dialisis

Dialisis dapat dilakukan dengan mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius,
seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas
biokimia, menyebabkan cairan, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas,
menghilangkan kecenderungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.

Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terpi yang
bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang zat-zat sisa dan
kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila fungsi kerja ginjal sudah
sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak lagi mampu untuk menjaga
kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2
jenis dialisis :

7
a. Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser)

Hemodialisis atau HD adalah jenis dialisis dengan menggunakan mesin dialiser yang
berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada proses ini, darah dipompa keluar dari tubuh,
masuk kedalam mesin dialiser. Didalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat
racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk
dialisis), lalu setelah darah selesai di bersihkan, darah dialirkan kembali kedalam
tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah salit dan setiap kalinya
membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.

b. Dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut)

Terapi kedua adalah dialisis peritoneal untuk metode cuci darah dengan bantuan
membrane peritoneum (selaput rongga perut). Jadi, darah tidak perlu dikeluarkan dari
tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin dialisis.

2) Koreksi hiperkalemi

Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat menimbulkan


kematian mendadak. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan menimbulkan
hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis
dengan EEG dan EKG. Bila terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya adalah
dengan mengurangi intake kalium, pemberian Na Bikarbonat, dan pemberian infus
glukosa.

3) Koreksi anemia

Usaha pertama harus ditujukan untuk mengatasi factor defisiensi, kemudian mencari
apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi. Pengendalian gagal ginjal pada
keseluruhan akan dapat meninggikan Hb. Tranfusi darah hanya dapat diberikan bila
ada indikasi yang kuat, misalnya ada infusiensi coroner.

4) Koreksi asidosis

8
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari. Natrium
Bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada permulaan 100 mEq natrium
bikarbonat diberi intravena perlahan-lahan, jika diperlukan dapat diulang.
Hemodialisis dan dialisis peritoneal dapat juga mengatasi asidosis.

5) Pengendalian hipertensi

Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa dan vasodilatator dilakukan. Mengurangi
intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena tidak semua
gagal ginjal disertai retensi natrium.

6) Transplantasi ginjal

Dengan pencakokkan ginjal yang sehat ke pasien gagal ginjal kronik, maka seluruh
faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),


Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein
dan immunoglobulin)

b. Pemeriksaan Urin Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein,


sedimen, SDM, keton.

2. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan
gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).

3. Pemeriksaan USG

Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal,
anatomi kandung kemih serta prostate.

9
4. Pemeriksaan Radiologi

Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi


dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan
rontgen tulang, foto polos abdomen

B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

Pengkajian pada klien gagal ginjal kronik bertujuan untuk mempertahankan


keseimbangan dalam tubuh. Berikut ini adalah pengkajian keperawatan pada klien gagal
ginjal kronik :

1. Biodata

Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal kronik. Laki – laki sering
memiliki risiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup sehat.

2. Keluhan utama

Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari pengeluaran urine
sedikit, tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidk selera makan,
mual muntah, rasa lelah, dan gatal pada kulit.

3. Riwayat penyakit sekarang

Kaji penurunan pengeluaran urine, penurunan kesadaran, perubahan pola nafas,


kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas berbau amonia, dan perubahan
pemenuhan nutrisi.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Kaji adanya riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung,
penggunaan obat – obat nefrotoksik, penyakit diabetes melitus, penyakit hipertensi
dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.

10
5. Psikososial

Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akan
menyebabkan klien mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan,
banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan klien mengalami
kecemasan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon pasien


terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial (PPNI, 2017). Berdasarkan pada semua data
pengkajian diagnosa keperawatan utama yang dapat muncul pada pasien gagal ginjal
kronis, antara lain :

a. Nyeri akut b.d agen pecedera fisiologis.

b. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan.

c. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


hemoglobin.

d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatanyang


ditemukan pada kasus, intervensi keperawatan tersebut terdiri dariStandar Intervensi
Keperawatan Indonesia dan Standar Luaran KeperawatanIndonesia.

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera fisiologis

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkatnyeri pasien


menurun (L.08066).

11
Kriteria Hasil :

1) Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat

2) Keluhan nyeri menurun

3) Meringis menurun

4) Sikap protektif menurun

5) Gelisah menurun

Intervensi :

Manajemen nyeri (I.08238).

1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,intensitas nyeri.

2) Identifikasi skala nyeri.

3) Identifikasi respons nyeri non verbal.

4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.

5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.

6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.

7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.

8) Fasilitasi istirahat dan tidur (atur lingkungan pasien denganbatasi pengunjung


untuk mengurangi kebisingan, tanyakankepasien apakah suka mendengarkan musik
yang menengkan,menutup tirai, matikan lampu jika perlu).

9) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategimeredakan nyeri


(Misalnya nyeri akut dikarenakan retensi Nayang menyebabkan asam laktat
meningkat, maka dapatdilakukan diit rendah garam).

10) Jelaskan penyebab, periode / kurun waktu, dan pemicu nyeri.

12
11) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

b. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkankeseimbangan cairan pasien


meningkat (L.03020).

Kriteria Hasil :

1) Haluaran urin meningkat

2) Kelembapan membrane mukosa meningkat

3) Asupan makanan meningkat

Intervensi :

Manajemen Hipervolemia (I.03114).

1) Periksa tanda dan gejala hypervolemia (Mis.edema, dyspnea, suaranapas


tambahan).

2) Identifikasi penyebab hypervolemia.

3) Monitor status hemodinamik (Mis. Frekuensi jantung, tekanandarah).

4) Monitor intake dan output cairan

5) Monitor tanda hemokonsentrasi (Mis. Blood Urea Nitrogen, kadarnatrium, berat


jenis urin)

6) Monitor tanda peningkatan onkotik plasma (mis.kadar protein danalbumin


meningkat )

7) Monitor kecepatan infus secara ketat

13
8) Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortorstatik,hipovolemia,
hypokalemia, hiponatremia).

c. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunankonsentrasi


hemoglobin.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perfusiperifer pasien meningkat


(L.02011).

Kriteria hasil :

1) Denyut nadi perifer meningkat


2) Warna kulit pucat menurun
3) Edema perifer menurun
4) Nyeri ektremitas menurun
5) Parastesia / kesemutan menurun
6) Kelemahan otot menurun

Intervensi :

Perawatan sirkulasi (I.14569).

1) Periksa sirkulasi perifer (Mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
suhu).
2) Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (Mis. Merokok, diabetes,
hipertensi, kolestrol tinggi).
3) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau edema pada ekstremitas.
4) Hindari pemasangan infus / pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
(area yang edema atau hematoma).
5) Hindari pengukuran TD pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi (area
edema atau hematoma).

14
6) Hindari penekanan pemasangan tourniquet pada area yang cedera.
7) Lakukan pencegahan infeksi (cuci tangan sebelum melakukan tindakan,
hindari tindakan yang beresiko mencederai terutama di area perfusi yang tidak
efektif)

d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahansirkulasi.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkanintegritas kulit dan jaringan


meningkat (L.14125).

Kriteria hasil

1) Perfusi jaringan meningkat


2) Kerusakan lapisan menurun
3) Nyeri menurun
4) Kemerahan menurun
5) Pigmentasi abnormal menurun

Intervensi :

Perawatan integritas kulit (I.11353).

1) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (Mis.perubahan status nutrisi)


2) Monitor hasil laboratorium (tes darah : urea & kreatinin, tes urine : protein &
hematuria)
3) Oleskan agen topical pada kulit yang gatal
4) Ajarkan diet yang diprogramkan (diet rendah protein, garam, batasi minum)
5) Edukasi penyebab gangguan integritas kulit
6) Kolaborasi pemberian obat topical

15
4. Evaluasi Keperawatan

Menurut Mahyar (2010) evaluasi keperawatan terdiri dalambeberapa komponen


yaitu, tanggal dan waktu dilakukan evaluasikeperawatan, diagnosa keperawatan, dan
evaluasi keperawatan. Evaluasikeperawatan ini dilakukan dalam bentuk subjektif,
objektif, assessment,dan planning (SOAP). Evaluasi yaitu penilaian hasil dari
proses.Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapaisebagai
keluaran dari tindakan, Penilaian ini merupakan proses untukmenentukan apakah ada
atau tidak kekeliruan dari setiap tahapan prosesmulai dari pengkajian hingga
pelaksanaan.

Setelah melakukan tindakan keperawatan maka hasil evaluasi yang diharapkan


untuk pasien Gagal Ginjal Kronik yaitu :

a. Pertukaran gas efektif


b. Tidak ada nyeri
c. Kelebihan cairan atau edema tidak terjadi
d. Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
e. Perfusi jaringan efektif
f. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
g. Tidak terjadi pendarahan
h. Tidak terjadi infeksi

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

I. BIODATA.

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. T
Jeniskelamin :Laki Laki
Umur : 42tahun
Statusperkawinan :Menikah
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Gereja no 23
MasukRS : 31 Januari 2023
No.Register :923763
Ruangan/kamar : HD
Golongandarah :B
Tanggalpengkajian : 03 Febuari 2023
Tanggaloperasi :-
DiagnostikMedis : CKD Stage 5

B. PenanggungJawab

Nama : Ny.M

Hubungandenganpasien : Ibu

Pekerjaan :IRT
Alamat : Jl. Gereja no 23

17
II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan badan terasa lemas, tidak nafsu makan, dan


merasa tidak nyaman dalam beraktifitas.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG.


1. Provocative/Palliative
A. Apa penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa penyebab dari penyakitnya saat ini karena
tekanan darah pasien tinggi dan makanan yang tidak sehat dan tidak
pernah minum obat hipertensi.

B. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


Pasien mengatakan hal yang memperbaiki keadaan dengan terapi cuci
darah dan mengonsumsi obat

2. Qualitity/Quality
A. Bagaimana dirasakan
pasien mengatakan saat menjalankan cuci darah merasa keganggu akan
aktifitas sehari-harinya

B. Bagaimana dilihat
Pasien terlihat aktifitas yang biasa dilakukan ia harus diganti jadwal
dengan hari lain dikarenakan harus menjalankan terapi cuci darah.

3. Region
A. Dimana lokasinya
Lokasi penyucukkan pasien debagian vascular kiri.

B. Apa penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa penyebab dari penyakitnya saat ini karena
tekanan darah pasien tinggi dan mengkonsumsi makanan yang tidak
sehat.

4. Severity (Mengganggu aktivitas)


pasien mengatakan waktu ia saat menjalankan cuci darah lumayan merasa
keganggu

18
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Pasien mengatakan timbul rasa lemas dan merasa me.

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan penyakit yang dialamai yaitu hipertens

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan


Pasien mengatakan bahwa pengobatan yang ia lakukan yaitu mengkonsumi
obat anti hipertensi .

C. Pernah dirawat/dioperasi.
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dioperasi.

D. Lamanya perawatan
Tidak ada

E. Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki alergi.

F. Imunisasi
Tidak ada.

III.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Pasien emngatakan bahwa oaring tuanya mengalami sakit hipertensi

B. Saudara kandung
Pasien emngatakan bahwa saudara kandungnya tidak memiliki penyakit.

C. Penyakit keturunan yang ada


Pasien emngatakan bahwa mempunyai penyakit keturunan yaitu hipertensi.

D. Anggota keluarga yang meninggal


Pasien mengatakan bahwa Anggota keluarga yang meninggal ayah pasien.
E. Penyebab meninggal
Karena hipertensi.

19
A. Genogram

IV. RIWAYAT/KEADAAN PSIKOLOGIS.

A. Bahasa yang digunakan

Pasien menggunakan bahasaIndonesia

B. Pesepsi tentang keyakinan

Pasien mengatakan ingin penyakitnya segera sembuh

C. Konsep diri
1. Bodyimage : Klien menerima keadaan dirinya saatini

2. Idealdiri : Pasien ingin cepat sembuh

20
3. Hargadiri : Pasien merasa dirinya selama diRS
banyak dukungan dari keluarga

4. Perandiri : Pasien adalah seorangayah

5. Personalidentity : Pasien meamahami bahwa dirinya


adalah seorang ayah.

D. Keadaanemosi

Pasien tenang dengan emosi yang stabil

E. Perhatian terhadap orang lain/lawanbicara

Pasien bersikap kooperatif dan mampu mempertahankan kontak mata


(+)

F. Hubungan dengankeluarga

Baik, Pasienmampu berinteraksi dengan keluarga yang datang.

G. Hubungan dengan saudarakandung

Baik, saudara Pasien ada yang datang berkunjung selama klien dirawat

H. Hubungan dengan oranglain.

Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain dan keluarga pasien lain

I. Kegemaran
Pasien mengatakan memiliki kegemaran membaca.

J. Dayaadaptasi

Pasien dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit

K. Mekanisme pertahanandiri

Pasien selalu mempunyai sifat terbuka pada perawat dan rajin berdoa
agar penyakitnya dapat disembuhkan

21
V. PEMERIKSAAN FISIK.

A. Keadaanumum
Klien tampak lemas, pucat, dan hanya berbaring di tempat tidur

B. Tanda-tandavital
Suhu tubuh : 36oC Nadi : 88 x/ menit
TD : 150/90 mmHg RR : 23 x/ menit
TB : 165 cm BB : 53 Kg
C. Pemeriksaan kepala danleher
1. Kepala danrambut.
a. Kepala
Bentuk bulat simetris tidak ada benjolan, ubun-ubun
keras dan tertutup, keadaan kulit kepala bersih
b. Rambut
Distribusi merata, tidak berbau, warna kulit kepala sawo
matang
c. Wajah
Warna kulit sawo matang, struktur wajah simetris
2. Mata.
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Struktur lengkap, simetris ka/ki

b. Palpebra
Edema (-), tanda-tanda peradangan (-)
c. Konjungtiva dansklera
Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-)
d. Pupil
Isokor ka/ki, refleks cahaya +/+, ukuran pupil < 3 mm
e. Cornea daniris
Pengapuran katarak (-), edema (-)

22
f. Visus
Dapat membaca dalam jarak 30 cm, tidak menggunakan
kacamata
g. Tekanan bolamata
Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan bola mata (TIO)
3. Hidung
h. Tulang hidung dan posisi septumnasi
Posisi Tulang Hidung pasien Normal, edema (-)

i. Lubanghidung
Keadaan bersih, tidak tampak peradangan, polip (-)
j. Cuping hidung : Pernafasan cuping hidung(-)
4. Telinga

k. Bentuktelinga : Simertiska/ki
l. Ukurantelinga : Simetriska/ki
m. Lubangtelinga :terlihat bersih
n. Ketajaman pendengaran :Dapat mendengar dengan baik
5. Mulut danfaring

o. Keadaanbibir :terlihat Kering , sianosis (-)

p. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada kelainan pada gusi dan gigi
pasien.

q. Keadaanlidah : Stomatitis(-)dan pasien tidak mengalami


kelinan lainnya pada lidah.

r. Orofaring : pasien mampu menelan denganbaik


6. Leher

s. Posisitrakhea : Medialnormal

t. Thyroid :pasien Tidak ada pembesaran


kelanjarthyroid

23
u. Suara : suara pasien Terdengar denganjelas

v. Kelenjar limfe : pasien tidak memiliki Pembangkakan


kelenjar limfe.

w. Venajungularis : Peningkatan TVJ(-)

x. Denyut nadi karotis : Terabajelas

D. Pemeriksaanintegumen

1. Kebersihan :kulit pasien terlihat bersih.

2. Kehangatan :kulit pasien teraba hangat

3. Warna : warna kulit pasien sawomatang

4. Turgor : terlihat Lambat, kembali > 3detik

5. Kelembaban :terlihat kering

6. Kelainanpadakulit : Tidak ada kelainan padakulit

E. Pemeriksaan payudara danketiak

1. Ukuran dan bentuk payudara : Normal, simetris ka/ki, tidak


dijumpai benjolan

2. Warna payudaradanareola : Coklatkehitaman

3. Kelainan payudara dan putting : Tidak adakelainan

4. Aksiladanclavikula : Pembengkakan (-), peradangan(-)

F. Pemeriksaanthorak/dada

2. Inspeksithorak.

a. Bentukthorak : Simetris, A:P = 1:2

b. Pernafasan

- Frekuensi : 23x/menit

24
- Irama :Reguler

c. Tanda kesulitan bernafas : pasien terlihat bernafas dengan


normal.

3. Pemeriksaanparu

a. Palpasi getaran suara : Simetriska/ki

b. Perkusi :Resonan

c. Auskultasi

- Suaranafas :Vesikuler

- Suaraucapan :suara pasien terdengar Jelas

- Suara tambahan : pasien Tidakmemilki suara tambahan.

4. Pemeriksaanjantung

a. Inspeksi : Cyanosis (-), clubbing finger(-)

b. Palpasi

- Pulsasi : Nadi perifer jelas,teratur

c. Perkusi

- Batasjantung : ICS (4 dan 5), kardiomegali(-)

d. Auskultasi

- Bunyi jantung I :Normal

- Bunyi jantung II :Normal

- Bunyi jantung tambahan : Tidakada

- Murmur : Tidakada

- Frekuensi : 80x/menit
G. Pemeriksaanabdomen

25
1. Inspeksiabdomen

a. Bentukabdomen :Simetris

b. Benjolan/massa : Tidak teraba massa abdomen


c. Bayangan pembuluh darah : Tidakterlihat

2 Auskultasi

a. Peristaltikusus : 10x/menit

b. Suaratambahan : Tidakada

3 Palpasi

a. Tandanyeritekan : Tidakada

b. Benjolan/massa : Teraba

c. Tandaasites : Teraba

d. Hepar : Tidakteraba

e. Lien : Tidakteraba

f. TitikMc.Burney :(-)

4. Perkusi

a. Suaraabdomen :terdengar suara Dullness

b. Pemeriksaan ascites :tidak ada Ascites

I. Pemeriksaanmuskuloskeletal/ekstremitas

1. Kesimetrisanotot : Simetriska/ki
2. Pemeriksaan edema : Edema pada ekstremitas bawah kanan
dan kiri, pittingedema > 4 detik

3. Kekuatanotot : 3 3
4 4

26
4. Kelaianan pada ekstremitas dan kuku : Tidak adakelainan

J. Pemeriksaanneurologis

1. Tingkatkesadaran

GCS: 15, E: 4, M:6, V: 5

2. Meningealsign : Kaku kuduk(-)


3. Status mental
a. Kondisi emosi/perasaan
Emosi pasien terlihat Stabil.

b. Orientasi

Pasien baik dalam mengorentasi waktu, tempat dan orang

c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan,perhitungan)

Baik

d. Motivasi(kemauan)

Pasien terlihat ingin cepat sembuh

e. Persepsi

Pasien dapat menerima keadaan saat ini.

f. Bahasa

Bahasa Indonesia

VI. POLA KEBIASAANSEHARI-HARI.

A. Pola tidur dankebiasaan

1. Waktutidur : Tidak tentu biasamya jam 22.00 wibmalam

2. Waktubangun : Biasanya jam 05.00 wib atau 06.00 wibpagi

3. Masalahtidur : Pasien mengatakan bahwa ia terkadang merasa

27
sulit untuk tidur.

4. Hal-hal yang mempermudah tidur : Tidakada

5. Hal-hal yang mempermudah bangun : Pasien mengatakan bahwa


yang mempermudah bangunnya ketika ada suara” ribut.

B. Polaeliminasi

1. BAB

a. PolaBAB :1xsehari Penggunaanlaksatif :tidak

b. Karakterfeces :keras

c. BABterakhir : 03 febuari 2023 /pagi hari

d. Riwayat perdarahan :Tidakada Diare :tidak

2. BAK

a. PolaBAK :4x/hari Inkontinensia:tidak

b. Karekteristik:kuning jernih Retensi:tidak

c. Nyeri/rasa terbakar/kesulitanBAK :tidak

d. Riwayat penyakitginjal/kandungkemih :tidak

e. Penggunaandiuretik :tidak
3. Upaya mengatasi masalah : Minum airsecukupnya

C. Pola makan danminum


1.Gejala(Subjektif)

a. Diit(type) :MB
Jumlah makanan per hari: sesuai diet
b. Poladiet : 3x/hari tetapi dalam porsi sedikit.
c. Kehilanganseleramakan :pasien mengatakan
Kehilanganseleramakan. Mual/muntah :pasien

28
mengatakantidak ada mual dan muntah.
d. Nyeri hulu hati : Tidakada
e. Alergi/intoleransi makanan : Tidakada
f. Beratbadanbersih : 53Kg
2. Tanda(Objektif)
Beratbadansekarang :45Kg Tinggi badan : 165 cm
Bentuktubuh :pasien terlihat kurus
3. Waktupemberianmakanan : pagi 07.00 Wib,
siang 12.00 Wib malam 18.00Wib
4. Jumlah dan jenis makanan : MB
5. Waktupemberiancairan : Jika haus,secukupnya
6. Masalah makanan danminuman
a. Kesulitan mengunyah :tidak ada
b. Kesulitanmenelan :tidak ada
c. Tidak dapat makan sendiri: dapat makansendiri
7. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada(-)

D. Kebersihan diri/personalhygiene
1. Pemeliharaanbadan : Klien mandi 2x/hari
kekamarmandi
2. Pemeliharaan gigidanmulut : Sikatgigi
3. Pemeliharaankuku :Bersih

E. Polakegiatan/aktifitas
Klien tidak mampu melakukan ADL dengan bantuan minimal
VII.HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
A. Diagnosamedis :CKD Stage 5
B. Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis
1. Laboratorium, 03 februari 2023

HEMATOLOGI

29
No Pemeriksaan Hasil Satuan Kritis Normal Metode
1 Laju Endap Darah 20 mm/1 <20 -
hours
2 Trombosit 338 10³/µl 150-450 -
3 Hematocrit 42.8 % 30.5-45.0 -
4 Eritrosit 4.93 10^6/mm3 4.50-6.50 -
5 MCV 87.0 µm³ 75.0-95.0 -
6 MCH 31.0 pg/cell 27.0-31.0 -
7 MCHC 35.6 g/dl 32.0-34.0 -
8 RDW 13.3 % 11.50-14.50 -
9 Hemoglobin 15.3 g/dl 13.5-15.5 -
10 MPV 8.6 fl 6.50-9.50 -
11 PCT 0.29 % 0.10-0.50 -
12 Eusinofil 8.6 % 1-3 -
13 Basofil 0.4 % 0-1 -
14 Manosit 5.2 % 2-8 -
15 Neutrofil 48.6 % 50-70 -
16 Limfosit 37.2 % 20-40 -
17 LUC 0.1 % 0-4 -
18 PDW 15.8 Fl 15.0-55.0 -
19 Leukosit 10.99 10³/µl 5-11 -

X. PENATALAKSANAAN TERAPI

No Nama Obat Dosis Fungsi Efek Samping

1 Inj. Ranitidine 3x50 mg/2 mL Untuk Mual, muntah,


mengurangi sakit perut,diare
jumlah asam

30
lambung dalam
perut
2 NaCl 0,9 % 500 / 24 jam Menambah Gatal gatal
cairan
3 Inj. Lasix 3 x 40 mg Obat dengan Mual, muntah,
golongan obat anoreksia
diuretik yang
dapat
digunanakan
untuk
mengurangi
cairan atau
kadar garam
yang berlebih
didalam tubuh
melalui urine
4 P/o Asam Folat 2 x 1 tablet Mencegah Perut kembung,
kekurangan mual, muntah,
darah gatal gatal

31
B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Gagal Ginjak Kronik Kelebihan Volume
Klien mengatakan Cairan
badanterasa lemas, dan Gangguan
tangan terasa besar Rearbsorbsi
bengkak.
DO: Retensi Cairan,
- Keadaan Umum : lemah
- turgor kulit kurang Natrium
- terdapat edema pada Hipernatremia
ektremitas atas, pitting
edema > 4 detik Kelebihan Volume
Cairan
2 DS : Gagal ginjal kronik Ketidakseimbangan
Klien mengatakan nafsu nutrisi kurang dari
makan menurun Sekreso protein kebutuhan tubuh
DO: terganggu
Berat badan menurut
dari 53 kg menjadi 45 Uremia

kg
Gangguan
keseimbangan asam
basa

Produksi asam
lambung naik

Nausea vomiting

32
Gastritis

Mual muntah

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3 DS: Gagal ginjal kronik Intoleransi aktifitas
Pasien tampak lemas
Sekresi eritropoetin
DO: turun
Aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga Produksi RBC rendah

Anemia

Kelemahan

Intoleransi aktifitas
C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Skala Prioritas

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan ditandai


dengan badan lemas, adanya edema, tangan bengkak.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan selera makan menurun ditandai dengan berat badan menurun
3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan aktifitas
dibantu keluarga.

D. Rencana Keperawatan Berdasarkan Skala Priorotas

33
No Diagnosa NOC NIC
1 Kelebihan volume Keseimbangan cairan Manajemen Cairan
cairan berhubungan Kriteria hasil : 1. Jaga intake / asupan dan catat
dengan retensi 1. Terbebas dari edema, output klien
cairan ditandai efusi, dan anasarka 2. Monitor hasil laboratorium yang
dengan badan 2. Bunyi nafas bersih, relevan dengan retensi cairan
lemas, adanya tidak ada dispnea / 3. Monitor tanda – tanda vital
edema, tangan ortopnea 4. Monitor indikasi kelebihan cairan
bengkak. 3. Terbebas dari distensi (edema, asites)
vena jugularis 5.Berikan terapi intra vena seperti
4. Memelihara tanda – yang telah ditentukan
tanda vital dalam batas 6.Berikan diuretik yang di resepkan
nornal 7.Berikan cairan dengan tepat
5. Terbebas dari 8. Pasang urine kateter
kelelahan, kecemasan
2 Ketidakseimbangan  Nutritional Status : Weight Management
food and Fluid
nutrisi kurang dari  Diskusikan bersama pasien
Intake mengenai hubungan antara intake
kebutuhan tubuh  Nutritional Status : makanan, latihan, peningkatan BB
nutrient Intake
berhubungan dan penurunan BB
 Weight control  Diskusikan bersama pasien
dengan selera Setelah dilakukan mengani kondisi medis yang dapat
tindakan keperawatan
makan menurun mempengaruhi BB
selama …. Ketidak  Diskusikan bersama pasien
ditandai dengan seimbangan nutrisi lebih mengenai kebiasaan, gaya hidup
teratasi dengan
berat badan dan factor herediter yang dapat
kriteria hasil: mempengaruhi BB
menurun  Diskusikan bersama pasien
 Mengerti factor
mengenai risiko yang berhubungan
yang meningkatkan
dengan BB berlebih dan penurunan
berat badan
BB
 Mengidentfifikasi
 Dorong pasien untuk merubah
tingkah laku
kebiasaan makan
dibawah kontrol
 Perkirakan BB badan ideal pasien
klien
 Memodifikasi diet
dalam waktu yang Nutrition Management

34
lama untuk  Kaji adanya alergi makanan
mengontrol berat  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
badan menentukan jumlah kalori dan
 Penurunan berat nutrisi yang dibutuhkan pasien.
badan 1-2  Anjurkan pasien untuk
pounds/mgg meningkatkan intake Fe
 Menggunakan  Anjurkan pasien untuk
energy untuk meningkatkan protein dan vitamin
aktivitas sehari hari C
 Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Weight reduction Assistance


 Fasilitasi keinginan pasien untuk
menurunkan BB
 Perkirakan bersama pasien
mengenai penurunan BB
 Tentukan tujuan penurunan BB
 Beri pujian/reward saat pasien
berhasil mencapai tujuan
 Ajarkan pemilihan makanan

3 Intoleran aktifitas  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien


berhubungan  Toleransi aktivitas dalam melakukan aktivitas
dengan kelemahan  Konservasi eneergi  Kaji adanya faktor yang
ditandai dengan Setelah dilakukan menyebabkan kelelahan
aktifitas dibantu tindakan keperawatan  Monitor nutrisi dan sumber energi
keluarga selama …. Pasien yang adekuat
bertoleransi terhadap  Monitor pasien akan adanya

35
aktivitas dengan kelelahan fisik dan emosi secara
Kriteria Hasil : berlebihan
 Berpartisipasi dalam  Monitor respon kardivaskuler
aktivitas fisik tanpa terhadap aktivitas (takikardi,
disertai peningkatan disritmia, sesak nafas, diaporesis,
tekanan darah, nadi pucat, perubahan hemodinamik)
dan RR  Monitor pola tidur dan lamanya
 Mampu melakukan tidur/istirahat pasien
aktivitas sehari hari  Kolaborasikan dengan Tenaga
(ADLs) secara Rehabilitasi Medik dalam
mandiri merencanakan progran terapi yang
 Keseimbangan tepat.
aktivitas dan istirahat  Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
 Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
 Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual

E. Catatan Perkembangan

No Hari/Tanggal No. Pukul/Jam Implementasi Evaluasi

36
Dx
Ke
p
1 Jumat, 04 1 08.00 1. S: Klien
Februari 2023 Memonitorindikasikelebihan mengatakan
cairan. badan
08.20 2. Memonitor tanda terasa
– tanda vital dan lemas,
meonitor hasillaboratorium capek, dan
3. Melakukan tangan
08.40
kolaborasi pemberian terapi terasa
obat besar
4. Menjaga intake / bengkak.
asupan dan catat O: - Klien
09.00
output. tampak
5. Memberikan lemah,
09.30 penjelasan kepada klien dan turgor kulit
keluarga tentang kurang,
pembatasan terdapat
intake cairan per oral edema pada
ektremitas
atas.
- Pitting
edema > 4
detik
A: Masalah
belum
teratasi
P:
Lanjutkan

37
intervensi
(1,2,3,4,5)
Jumat, 04 2 09.50  Diskusikan bersama S: Pasien
pasien mengenai
Februari mengatakan
hubungan antara intake
2023 makanan, latihan, nafsu
peningkatan BB dan
makan
penurunan BB
 Diskusikan bersama menuru
pasien mengani kondisi
O: Berat
medis yang dapat
mempengaruhi BB badan
 Diskusikan bersama
menurut
pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup dari 53 kg
dan factor herediter yang
menjadi 45
dapat mempengaruhi BB
kg
A: Masakah
belum
teratasi
P: Lanjukan
intervensi
Jumat, 04 3 11.20  Observasi adanya S: Klien
pembatasan klien dalam
Februari tanpak lems
melakukan aktivitas
2023  Kaji adanya faktor yang O: Aktivitas
menyebabkan kelelahan
dibantu
 Monitor nutrisi dan
sumber energi yang keluarga
adekuat
A: Masalah
 Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik dan belum
emosi secara berlebihan
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan

38
2 Sabtu 05 1 08.00 1. S: Klien
Februari 2023 Memonitorindikasikelebihan mengatakan
08. 45 cairan. tangan
2. Memonitor tanda masih
– tanda vital dan terasa
meonitor hasillaboratorium bengkak,
09.56
3. Melakukan badan
kolaborasi pemberian terapi sudah tidak
obat terasa lemas
4. Menjaga intake / O: Tangan
10.10
asupan dan catat pasien
output. tampak

10.20 5. Memberikan bengkak,


penjelasan kepada klien dan A: Masalah
keluarga tentang belum
pembatasan teratasi
intake cairan per oral P:
Lanjutkan
intervensi
Sabtu, 05 2 10.40  Diskusikan bersama S: Pasien
pasien mengenai
Februari 2023 mengatakan
hubungan antara intake
makanan, latihan, nafsu
11.00 peningkatan BB dan
makan
penurunan BB
 Diskusikan bersama masih tetap
pasien mengani kondisi
menurun
medis yang dapat
mempengaruhi BB O: Berat
11.20  Diskusikan bersama
badan
pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup menurut
dan factor herediter yang
dari 53 kg
dapat mempengaruhi BB
menjadi 45

39
kg
A: Masakah
belum
teratasi
P: Lanjukan
intervensi
Sabtu 05 3 11.50  Observasi adanya S: Klien
pembatasan klien dalam
Februari tanpak lems
melakukan aktivitas
2023  Kaji adanya faktor yang O: Aktivitas
menyebabkan kelelahan
dibantu
 Monitor nutrisi dan
sumber energi yang keluarga
adekuat
A: Masalah
 Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik belum
dan emosi secara
teratasi
berlebihan
P:
Intervensi
dilanjutkan
3 Minggu, 06 1 14.00 1. S: Klien
Februari Memonitorindikasikelebihan mengatakan
2023 cairan. tangan
14,20 2. Memonitor tanda sudah tidak
– tanda vital dan bengkak,,
meonitor hasillaboratorium badan
14.50
3. Melakukan sudah tidak
kolaborasi pemberian terapi terasa lemas
obat O: Tangan
15.00
4. Menjaga intake / pasien
asupan dan catat tampak
output. tidak

40
5. Memberikan bengkak,
penjelasan kepada klien dan A: Masalah
keluarga tentang teratasi
pembatasan P:
intake cairan per oral intervensi
dihentikan
Minggu 06 2 16.00  Diskusikan bersama S: Pasien
pasien mengenai
Februari 2023 mengatakan
hubungan antara intake
makanan, latihan, nafsu
peningkatan BB dan
makan
penurunan BB
 Diskusikan bersama sudah mulai
pasien mengani kondisi
meningkat
medis yang dapat
mempengaruhi BB O: Berat
 Diskusikan bersama
badan
pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup menurun
dan factor herediter yang
dari 53 kg
dapat mempengaruhi BB
menjadi 45
kg
A: Masakah
belum
teratasi
P: Lanjukan
intervensi

Minggu 06 3 17.10  Observasi adanya S: Klien


pembatasan klien dalam
Februari sudah
melakukan aktivitas
2023 17.35  Kaji adanya faktor yang tanpak tidak
menyebabkan kelelahan
lems
 Monitor nutrisi dan
sumber energi yang O: sudah

41
adekuat mulai
 Monitor pasien akan
mampu
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara melakukan
berlebihan
akativitas
secara
mandiri
A: Masalah
belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan

BAB IV

PENUTUPP

A. Kesimpulan

42
Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang berjalan progresif dan
lambat (berlangsung dalam beberapa tahun), dimulai dengan: penurunan cadangan
ginjal, insufisiensi ginjal, gagal ginjal, penyakit ginjal tingkat akhir yang disertai
dengan komplikasi-komplikasi target organ, dan akhirnya menyebabkan kematian.
Untuk memperlambat gagal ginjal kronik menjadi gagal ginjal terminal, perlu
dilakukan diagnosa dini, yaitu dengan melihat gambaran klinis, laboratorium
sederhana, dan segera memperbaiki keadaan komplikasi yang terjadi. Jika sudah
terjadi gagal ginjal terminal, pengobatan yang sebaiknya dilakukan adalah: dialisis
dan transplantasi ginjal. Pengobatan ini dilakukan untuk mencegah atau
memperlambat tejadinya kematian.

B. Saran

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi
bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada pasien
Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

43
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah I.
Yogyakarta: Nuha Medika.

44

Anda mungkin juga menyukai