“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi Keperawatan
Paliatif dengan dosen Ibu Kristina Silalahi, S. Kep., Ns., M. Kep.”
Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gagal Ginjal Kronik” sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliahPraktik Profesi Keperawatan Paliatif..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
terutama kepada Ibu Kristina Silalahi, S. Kep., Ns., M. Kepselaku pengajar mata
kuliah Praktik Profesi Keperawatan Paliatif yang telah mendukung dan membantu
proses penyusunan makalah ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa
keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, berbagai bentuk
kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan Penelitian.........................................................................2
D. Manfaat Penelitian.......................................................................3
A. Pengkajian..................................................................................17
1. Biodata...................................................................................17
2. Keluhan Utama......................................................................18
3. Riwayat Penyakit Sekarang...................................................18
4. Riwayat Kesehatan Lalu........................................................19
iii
5. Riwayat Kesehatan Keluarga.................................................19
6. Riwayat Keadaan Psikologis.................................................20
7. Pemeriksaan Fisik..................................................................22
8. Pola Kebiasaan Sehari Hari...................................................27
B. Analisa Data...............................................................................33
C. Perumusan Diagnosa Keperawatan............................................33
D. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................34
E. Catatan Perkembangan...............................................................37
A. Kesimpulan................................................................................43
B. Saran..........................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................44
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD)adalah suatu
penurunan fungsi ginjal yang cukup berat dan terjadi secaraperlahan dalam waktu
yang lama (menahun) yang di sebabkan oleh berbagaipenyakit ginjal, bersifat
progesif dan umumnya tidak dapat pulih, dimanatubuh tidak mampu memelihara
metabolisme dan gagal memeliharakeseimbangan cairan dan elektrolit (Muttaqin,
2011).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012 penderita
gagal ginjal baik akut maupun kronik mencapai 50%. The United States Renal Data
System (USRDS) mencatat bahwa jumlah pasien yang dirawat karena End Stage
Renal Disease (ESRD) secara global diperkirakan 3.010.000 pada tahun 2012 dengan
tingkat pertumbuhan 7% dan meningkat 3.200.000 pada tahun 2013 dengan tingkat
pertumbuhan 6%.
Di Indonesia Prevalensi penyakit Gagal Ginjal Kronik berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur ≥15 tahun di tahun 2013 sebanyak 2.0‰ dan meningkat
di tahun 2018 sebanyak 3.8 ‰ atau sekitar satu juta penduduk. Sedangkan pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di tahun 2015 sebanyak
51.604 pasien, kemudian meningkat ditahun 2017 menjadi 108.723 pasien.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari penyakit gagal ginjal kronik?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit gagal ginjal kronik?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakitgagal ginjal kronik?
4. Apa manifestasi klinis dari penyakit gagal ginjal kronik?
1
5. Bagaimana penatalakasanaan dari penyakitgagal ginjal kronik?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari penyakitgagal ginjal kronik?
7. Bagaimana pengkajian pasien yang memiliki penyakitgagal ginjal kronik?
8. Apa saja diagnosa keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik?
9. Bagaimana intervensi keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik?
10. Bagaimana evaluasi keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari penyakitgagal ginjal kronik.
2. Mengetahui etiologi dari penyakit gagal ginjal kronik.
3. Mengetahui patofisiologi dari penyakit gagal ginjal kronik.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakitgagal ginjal kronik.
5. Mengetahui penatalakasanaan dari penyakitgagal ginjal kronik.
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakitgagal ginjal kronik.
7. Mengetahui pengkajian pasien yang memiliki penyakitgagal ginjal kronik.
8. Mengetahui diagnosa keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik.
9. Mengetahui intervensi keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik.
10. Mengetahui evaluasi keperawatan dari penyakitgagal ginjal kronik.
2
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Dosen
3. Bagi Masyarakat
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak
mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya
dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi
renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit,
serta asam basa (Abdul, 2015)
Sedangkan menurut Black (2014) Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan
fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak
mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan dan
elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pada pasien gagal ginjal kronis
mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan
pengobatan berupa, trensplantasi ginjal, dialysis, peritoneal, hemodialysis dan rawat
jalan dalam waktu yang lama (Desfrimadona, 2016).
4
2. Etiologi Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit
lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder. Penyebab dari gagal ginjal kronis
antara lain :
7. Nefropati toksik
5
3. Patofisiologi
6
4. Manifestasi Klinis
2. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami polyuria dan nokturia,
GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar kreatinin serum dan BUN sedikit
meningkat diatas normal.
3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi,
anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, pericarditis, kejang-kejang sampai koma), yang ditandai
dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat
tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang komplek.
5. Penatalaksanaan
1) Dialisis
Dialisis dapat dilakukan dengan mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius,
seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas
biokimia, menyebabkan cairan, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas,
menghilangkan kecenderungan perdarahan dan membantu penyembuhan luka.
Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terpi yang
bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang zat-zat sisa dan
kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila fungsi kerja ginjal sudah
sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak lagi mampu untuk menjaga
kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2
jenis dialisis :
7
a. Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser)
Hemodialisis atau HD adalah jenis dialisis dengan menggunakan mesin dialiser yang
berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada proses ini, darah dipompa keluar dari tubuh,
masuk kedalam mesin dialiser. Didalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat
racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk
dialisis), lalu setelah darah selesai di bersihkan, darah dialirkan kembali kedalam
tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah salit dan setiap kalinya
membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
Terapi kedua adalah dialisis peritoneal untuk metode cuci darah dengan bantuan
membrane peritoneum (selaput rongga perut). Jadi, darah tidak perlu dikeluarkan dari
tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin dialisis.
2) Koreksi hiperkalemi
3) Koreksi anemia
Usaha pertama harus ditujukan untuk mengatasi factor defisiensi, kemudian mencari
apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi. Pengendalian gagal ginjal pada
keseluruhan akan dapat meninggikan Hb. Tranfusi darah hanya dapat diberikan bila
ada indikasi yang kuat, misalnya ada infusiensi coroner.
4) Koreksi asidosis
8
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari. Natrium
Bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada permulaan 100 mEq natrium
bikarbonat diberi intravena perlahan-lahan, jika diperlukan dapat diulang.
Hemodialisis dan dialisis peritoneal dapat juga mengatasi asidosis.
5) Pengendalian hipertensi
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa dan vasodilatator dilakukan. Mengurangi
intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena tidak semua
gagal ginjal disertai retensi natrium.
6) Transplantasi ginjal
Dengan pencakokkan ginjal yang sehat ke pasien gagal ginjal kronik, maka seluruh
faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan
gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).
3. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal,
anatomi kandung kemih serta prostate.
9
4. Pemeriksaan Radiologi
1. Pengkajian
1. Biodata
Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal kronik. Laki – laki sering
memiliki risiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup sehat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari pengeluaran urine
sedikit, tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidk selera makan,
mual muntah, rasa lelah, dan gatal pada kulit.
Kaji adanya riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung,
penggunaan obat – obat nefrotoksik, penyakit diabetes melitus, penyakit hipertensi
dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
10
5. Psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akan
menyebabkan klien mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan,
banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan klien mengalami
kecemasan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
11
Kriteria Hasil :
3) Meringis menurun
5) Gelisah menurun
Intervensi :
12
11) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
13
8) Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi ortorstatik,hipovolemia,
hypokalemia, hiponatremia).
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Periksa sirkulasi perifer (Mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
suhu).
2) Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (Mis. Merokok, diabetes,
hipertensi, kolestrol tinggi).
3) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau edema pada ekstremitas.
4) Hindari pemasangan infus / pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
(area yang edema atau hematoma).
5) Hindari pengukuran TD pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi (area
edema atau hematoma).
14
6) Hindari penekanan pemasangan tourniquet pada area yang cedera.
7) Lakukan pencegahan infeksi (cuci tangan sebelum melakukan tindakan,
hindari tindakan yang beresiko mencederai terutama di area perfusi yang tidak
efektif)
Tujuan :
Kriteria hasil
Intervensi :
15
4. Evaluasi Keperawatan
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA.
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Jeniskelamin :Laki Laki
Umur : 42tahun
Statusperkawinan :Menikah
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Gereja no 23
MasukRS : 31 Januari 2023
No.Register :923763
Ruangan/kamar : HD
Golongandarah :B
Tanggalpengkajian : 03 Febuari 2023
Tanggaloperasi :-
DiagnostikMedis : CKD Stage 5
B. PenanggungJawab
Nama : Ny.M
Hubungandenganpasien : Ibu
Pekerjaan :IRT
Alamat : Jl. Gereja no 23
17
II. KELUHAN UTAMA
2. Qualitity/Quality
A. Bagaimana dirasakan
pasien mengatakan saat menjalankan cuci darah merasa keganggu akan
aktifitas sehari-harinya
B. Bagaimana dilihat
Pasien terlihat aktifitas yang biasa dilakukan ia harus diganti jadwal
dengan hari lain dikarenakan harus menjalankan terapi cuci darah.
3. Region
A. Dimana lokasinya
Lokasi penyucukkan pasien debagian vascular kiri.
B. Apa penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa penyebab dari penyakitnya saat ini karena
tekanan darah pasien tinggi dan mengkonsumsi makanan yang tidak
sehat.
18
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Pasien mengatakan timbul rasa lemas dan merasa me.
C. Pernah dirawat/dioperasi.
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dioperasi.
D. Lamanya perawatan
Tidak ada
E. Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki alergi.
F. Imunisasi
Tidak ada.
B. Saudara kandung
Pasien emngatakan bahwa saudara kandungnya tidak memiliki penyakit.
19
A. Genogram
C. Konsep diri
1. Bodyimage : Klien menerima keadaan dirinya saatini
20
3. Hargadiri : Pasien merasa dirinya selama diRS
banyak dukungan dari keluarga
D. Keadaanemosi
F. Hubungan dengankeluarga
Baik, saudara Pasien ada yang datang berkunjung selama klien dirawat
Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain dan keluarga pasien lain
I. Kegemaran
Pasien mengatakan memiliki kegemaran membaca.
J. Dayaadaptasi
K. Mekanisme pertahanandiri
Pasien selalu mempunyai sifat terbuka pada perawat dan rajin berdoa
agar penyakitnya dapat disembuhkan
21
V. PEMERIKSAAN FISIK.
A. Keadaanumum
Klien tampak lemas, pucat, dan hanya berbaring di tempat tidur
B. Tanda-tandavital
Suhu tubuh : 36oC Nadi : 88 x/ menit
TD : 150/90 mmHg RR : 23 x/ menit
TB : 165 cm BB : 53 Kg
C. Pemeriksaan kepala danleher
1. Kepala danrambut.
a. Kepala
Bentuk bulat simetris tidak ada benjolan, ubun-ubun
keras dan tertutup, keadaan kulit kepala bersih
b. Rambut
Distribusi merata, tidak berbau, warna kulit kepala sawo
matang
c. Wajah
Warna kulit sawo matang, struktur wajah simetris
2. Mata.
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Struktur lengkap, simetris ka/ki
b. Palpebra
Edema (-), tanda-tanda peradangan (-)
c. Konjungtiva dansklera
Konjungtiva anemis, sklera ikterik (-)
d. Pupil
Isokor ka/ki, refleks cahaya +/+, ukuran pupil < 3 mm
e. Cornea daniris
Pengapuran katarak (-), edema (-)
22
f. Visus
Dapat membaca dalam jarak 30 cm, tidak menggunakan
kacamata
g. Tekanan bolamata
Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan bola mata (TIO)
3. Hidung
h. Tulang hidung dan posisi septumnasi
Posisi Tulang Hidung pasien Normal, edema (-)
i. Lubanghidung
Keadaan bersih, tidak tampak peradangan, polip (-)
j. Cuping hidung : Pernafasan cuping hidung(-)
4. Telinga
k. Bentuktelinga : Simertiska/ki
l. Ukurantelinga : Simetriska/ki
m. Lubangtelinga :terlihat bersih
n. Ketajaman pendengaran :Dapat mendengar dengan baik
5. Mulut danfaring
p. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada kelainan pada gusi dan gigi
pasien.
s. Posisitrakhea : Medialnormal
23
u. Suara : suara pasien Terdengar denganjelas
D. Pemeriksaanintegumen
F. Pemeriksaanthorak/dada
2. Inspeksithorak.
b. Pernafasan
- Frekuensi : 23x/menit
24
- Irama :Reguler
3. Pemeriksaanparu
b. Perkusi :Resonan
c. Auskultasi
- Suaranafas :Vesikuler
4. Pemeriksaanjantung
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
- Murmur : Tidakada
- Frekuensi : 80x/menit
G. Pemeriksaanabdomen
25
1. Inspeksiabdomen
a. Bentukabdomen :Simetris
2 Auskultasi
a. Peristaltikusus : 10x/menit
b. Suaratambahan : Tidakada
3 Palpasi
a. Tandanyeritekan : Tidakada
b. Benjolan/massa : Teraba
c. Tandaasites : Teraba
d. Hepar : Tidakteraba
e. Lien : Tidakteraba
f. TitikMc.Burney :(-)
4. Perkusi
I. Pemeriksaanmuskuloskeletal/ekstremitas
1. Kesimetrisanotot : Simetriska/ki
2. Pemeriksaan edema : Edema pada ekstremitas bawah kanan
dan kiri, pittingedema > 4 detik
3. Kekuatanotot : 3 3
4 4
26
4. Kelaianan pada ekstremitas dan kuku : Tidak adakelainan
J. Pemeriksaanneurologis
1. Tingkatkesadaran
b. Orientasi
Baik
d. Motivasi(kemauan)
e. Persepsi
f. Bahasa
Bahasa Indonesia
27
sulit untuk tidur.
B. Polaeliminasi
1. BAB
b. Karakterfeces :keras
2. BAK
e. Penggunaandiuretik :tidak
3. Upaya mengatasi masalah : Minum airsecukupnya
a. Diit(type) :MB
Jumlah makanan per hari: sesuai diet
b. Poladiet : 3x/hari tetapi dalam porsi sedikit.
c. Kehilanganseleramakan :pasien mengatakan
Kehilanganseleramakan. Mual/muntah :pasien
28
mengatakantidak ada mual dan muntah.
d. Nyeri hulu hati : Tidakada
e. Alergi/intoleransi makanan : Tidakada
f. Beratbadanbersih : 53Kg
2. Tanda(Objektif)
Beratbadansekarang :45Kg Tinggi badan : 165 cm
Bentuktubuh :pasien terlihat kurus
3. Waktupemberianmakanan : pagi 07.00 Wib,
siang 12.00 Wib malam 18.00Wib
4. Jumlah dan jenis makanan : MB
5. Waktupemberiancairan : Jika haus,secukupnya
6. Masalah makanan danminuman
a. Kesulitan mengunyah :tidak ada
b. Kesulitanmenelan :tidak ada
c. Tidak dapat makan sendiri: dapat makansendiri
7. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada(-)
D. Kebersihan diri/personalhygiene
1. Pemeliharaanbadan : Klien mandi 2x/hari
kekamarmandi
2. Pemeliharaan gigidanmulut : Sikatgigi
3. Pemeliharaankuku :Bersih
E. Polakegiatan/aktifitas
Klien tidak mampu melakukan ADL dengan bantuan minimal
VII.HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
A. Diagnosamedis :CKD Stage 5
B. Pemeriksaan diagnostik/penunjang medis
1. Laboratorium, 03 februari 2023
HEMATOLOGI
29
No Pemeriksaan Hasil Satuan Kritis Normal Metode
1 Laju Endap Darah 20 mm/1 <20 -
hours
2 Trombosit 338 10³/µl 150-450 -
3 Hematocrit 42.8 % 30.5-45.0 -
4 Eritrosit 4.93 10^6/mm3 4.50-6.50 -
5 MCV 87.0 µm³ 75.0-95.0 -
6 MCH 31.0 pg/cell 27.0-31.0 -
7 MCHC 35.6 g/dl 32.0-34.0 -
8 RDW 13.3 % 11.50-14.50 -
9 Hemoglobin 15.3 g/dl 13.5-15.5 -
10 MPV 8.6 fl 6.50-9.50 -
11 PCT 0.29 % 0.10-0.50 -
12 Eusinofil 8.6 % 1-3 -
13 Basofil 0.4 % 0-1 -
14 Manosit 5.2 % 2-8 -
15 Neutrofil 48.6 % 50-70 -
16 Limfosit 37.2 % 20-40 -
17 LUC 0.1 % 0-4 -
18 PDW 15.8 Fl 15.0-55.0 -
19 Leukosit 10.99 10³/µl 5-11 -
X. PENATALAKSANAAN TERAPI
30
lambung dalam
perut
2 NaCl 0,9 % 500 / 24 jam Menambah Gatal gatal
cairan
3 Inj. Lasix 3 x 40 mg Obat dengan Mual, muntah,
golongan obat anoreksia
diuretik yang
dapat
digunanakan
untuk
mengurangi
cairan atau
kadar garam
yang berlebih
didalam tubuh
melalui urine
4 P/o Asam Folat 2 x 1 tablet Mencegah Perut kembung,
kekurangan mual, muntah,
darah gatal gatal
31
B. ANALISA DATA
kg
Gangguan
keseimbangan asam
basa
Produksi asam
lambung naik
Nausea vomiting
32
Gastritis
Mual muntah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3 DS: Gagal ginjal kronik Intoleransi aktifitas
Pasien tampak lemas
Sekresi eritropoetin
DO: turun
Aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga Produksi RBC rendah
Anemia
Kelemahan
Intoleransi aktifitas
C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Skala Prioritas
33
No Diagnosa NOC NIC
1 Kelebihan volume Keseimbangan cairan Manajemen Cairan
cairan berhubungan Kriteria hasil : 1. Jaga intake / asupan dan catat
dengan retensi 1. Terbebas dari edema, output klien
cairan ditandai efusi, dan anasarka 2. Monitor hasil laboratorium yang
dengan badan 2. Bunyi nafas bersih, relevan dengan retensi cairan
lemas, adanya tidak ada dispnea / 3. Monitor tanda – tanda vital
edema, tangan ortopnea 4. Monitor indikasi kelebihan cairan
bengkak. 3. Terbebas dari distensi (edema, asites)
vena jugularis 5.Berikan terapi intra vena seperti
4. Memelihara tanda – yang telah ditentukan
tanda vital dalam batas 6.Berikan diuretik yang di resepkan
nornal 7.Berikan cairan dengan tepat
5. Terbebas dari 8. Pasang urine kateter
kelelahan, kecemasan
2 Ketidakseimbangan Nutritional Status : Weight Management
food and Fluid
nutrisi kurang dari Diskusikan bersama pasien
Intake mengenai hubungan antara intake
kebutuhan tubuh Nutritional Status : makanan, latihan, peningkatan BB
nutrient Intake
berhubungan dan penurunan BB
Weight control Diskusikan bersama pasien
dengan selera Setelah dilakukan mengani kondisi medis yang dapat
tindakan keperawatan
makan menurun mempengaruhi BB
selama …. Ketidak Diskusikan bersama pasien
ditandai dengan seimbangan nutrisi lebih mengenai kebiasaan, gaya hidup
teratasi dengan
berat badan dan factor herediter yang dapat
kriteria hasil: mempengaruhi BB
menurun Diskusikan bersama pasien
Mengerti factor
mengenai risiko yang berhubungan
yang meningkatkan
dengan BB berlebih dan penurunan
berat badan
BB
Mengidentfifikasi
Dorong pasien untuk merubah
tingkah laku
kebiasaan makan
dibawah kontrol
Perkirakan BB badan ideal pasien
klien
Memodifikasi diet
dalam waktu yang Nutrition Management
34
lama untuk Kaji adanya alergi makanan
mengontrol berat Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
badan menentukan jumlah kalori dan
Penurunan berat nutrisi yang dibutuhkan pasien.
badan 1-2 Anjurkan pasien untuk
pounds/mgg meningkatkan intake Fe
Menggunakan Anjurkan pasien untuk
energy untuk meningkatkan protein dan vitamin
aktivitas sehari hari C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
35
aktivitas dengan kelelahan fisik dan emosi secara
Kriteria Hasil : berlebihan
Berpartisipasi dalam Monitor respon kardivaskuler
aktivitas fisik tanpa terhadap aktivitas (takikardi,
disertai peningkatan disritmia, sesak nafas, diaporesis,
tekanan darah, nadi pucat, perubahan hemodinamik)
dan RR Monitor pola tidur dan lamanya
Mampu melakukan tidur/istirahat pasien
aktivitas sehari hari Kolaborasikan dengan Tenaga
(ADLs) secara Rehabilitasi Medik dalam
mandiri merencanakan progran terapi yang
Keseimbangan tepat.
aktivitas dan istirahat Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
E. Catatan Perkembangan
36
Dx
Ke
p
1 Jumat, 04 1 08.00 1. S: Klien
Februari 2023 Memonitorindikasikelebihan mengatakan
cairan. badan
08.20 2. Memonitor tanda terasa
– tanda vital dan lemas,
meonitor hasillaboratorium capek, dan
3. Melakukan tangan
08.40
kolaborasi pemberian terapi terasa
obat besar
4. Menjaga intake / bengkak.
asupan dan catat O: - Klien
09.00
output. tampak
5. Memberikan lemah,
09.30 penjelasan kepada klien dan turgor kulit
keluarga tentang kurang,
pembatasan terdapat
intake cairan per oral edema pada
ektremitas
atas.
- Pitting
edema > 4
detik
A: Masalah
belum
teratasi
P:
Lanjutkan
37
intervensi
(1,2,3,4,5)
Jumat, 04 2 09.50 Diskusikan bersama S: Pasien
pasien mengenai
Februari mengatakan
hubungan antara intake
2023 makanan, latihan, nafsu
peningkatan BB dan
makan
penurunan BB
Diskusikan bersama menuru
pasien mengani kondisi
O: Berat
medis yang dapat
mempengaruhi BB badan
Diskusikan bersama
menurut
pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup dari 53 kg
dan factor herediter yang
menjadi 45
dapat mempengaruhi BB
kg
A: Masakah
belum
teratasi
P: Lanjukan
intervensi
Jumat, 04 3 11.20 Observasi adanya S: Klien
pembatasan klien dalam
Februari tanpak lems
melakukan aktivitas
2023 Kaji adanya faktor yang O: Aktivitas
menyebabkan kelelahan
dibantu
Monitor nutrisi dan
sumber energi yang keluarga
adekuat
A: Masalah
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik dan belum
emosi secara berlebihan
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
38
2 Sabtu 05 1 08.00 1. S: Klien
Februari 2023 Memonitorindikasikelebihan mengatakan
08. 45 cairan. tangan
2. Memonitor tanda masih
– tanda vital dan terasa
meonitor hasillaboratorium bengkak,
09.56
3. Melakukan badan
kolaborasi pemberian terapi sudah tidak
obat terasa lemas
4. Menjaga intake / O: Tangan
10.10
asupan dan catat pasien
output. tampak
39
kg
A: Masakah
belum
teratasi
P: Lanjukan
intervensi
Sabtu 05 3 11.50 Observasi adanya S: Klien
pembatasan klien dalam
Februari tanpak lems
melakukan aktivitas
2023 Kaji adanya faktor yang O: Aktivitas
menyebabkan kelelahan
dibantu
Monitor nutrisi dan
sumber energi yang keluarga
adekuat
A: Masalah
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik belum
dan emosi secara
teratasi
berlebihan
P:
Intervensi
dilanjutkan
3 Minggu, 06 1 14.00 1. S: Klien
Februari Memonitorindikasikelebihan mengatakan
2023 cairan. tangan
14,20 2. Memonitor tanda sudah tidak
– tanda vital dan bengkak,,
meonitor hasillaboratorium badan
14.50
3. Melakukan sudah tidak
kolaborasi pemberian terapi terasa lemas
obat O: Tangan
15.00
4. Menjaga intake / pasien
asupan dan catat tampak
output. tidak
40
5. Memberikan bengkak,
penjelasan kepada klien dan A: Masalah
keluarga tentang teratasi
pembatasan P:
intake cairan per oral intervensi
dihentikan
Minggu 06 2 16.00 Diskusikan bersama S: Pasien
pasien mengenai
Februari 2023 mengatakan
hubungan antara intake
makanan, latihan, nafsu
peningkatan BB dan
makan
penurunan BB
Diskusikan bersama sudah mulai
pasien mengani kondisi
meningkat
medis yang dapat
mempengaruhi BB O: Berat
Diskusikan bersama
badan
pasien mengenai
kebiasaan, gaya hidup menurun
dan factor herediter yang
dari 53 kg
dapat mempengaruhi BB
menjadi 45
kg
A: Masakah
belum
teratasi
P: Lanjukan
intervensi
41
adekuat mulai
Monitor pasien akan
mampu
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara melakukan
berlebihan
akativitas
secara
mandiri
A: Masalah
belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
BAB IV
PENUTUPP
A. Kesimpulan
42
Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang berjalan progresif dan
lambat (berlangsung dalam beberapa tahun), dimulai dengan: penurunan cadangan
ginjal, insufisiensi ginjal, gagal ginjal, penyakit ginjal tingkat akhir yang disertai
dengan komplikasi-komplikasi target organ, dan akhirnya menyebabkan kematian.
Untuk memperlambat gagal ginjal kronik menjadi gagal ginjal terminal, perlu
dilakukan diagnosa dini, yaitu dengan melihat gambaran klinis, laboratorium
sederhana, dan segera memperbaiki keadaan komplikasi yang terjadi. Jika sudah
terjadi gagal ginjal terminal, pengobatan yang sebaiknya dilakukan adalah: dialisis
dan transplantasi ginjal. Pengobatan ini dilakukan untuk mencegah atau
memperlambat tejadinya kematian.
B. Saran
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi
bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada pasien
Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
43
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah I.
Yogyakarta: Nuha Medika.
44