Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

X DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CKD ( CRONIC KIDNEY DISEASE ) DAN TENTANG KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG
BOUGENVILLE RSUD DORIS SYLVANUS
KOTA PALANGKARAYA

Disusun Oleh:

Valentino (2018.C.10a.0948)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Valentino
NIM : 2018.C.10a.0948
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.x Dengan Diagnosa Medis CKD
Dan Tentang Kebutuhan Dasar Manusia Cairan Dan Elektrolit
Diruang Bougenville RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


mneyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 1 Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Meida Sinta Araini, S. Kep., Ners Marjawatie, S.Kep.,Ners

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan
Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I) pada Program Studi S-1 Keperawatan.
Selain itu, Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang
materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan
Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Marjawatie, S.Kep., Ners Selaku Kepala Ruangan Dahlia RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah memberikan
izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep.,Ners Selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
Asuhan Keperawatan ini.
5. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis
menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu


pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

ii
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan
dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima
kasih.

Palangka Raya,15 Maret 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................................3
1.4.1 Untuk mahasiswa ................................................................................................3
1.4.2 Untuk Keluarga dan Klien...................................................................................3
1.4.3 Untuk Pendidikan.................................................................................................3
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Penyakit............................................................................................................4
2.1.1 Defenisi Kejang Demam......................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi................................................................................................4
2.1.3 Etiologi.................................................................................................................5
2.1.4 Klasifikasi............................................................................................................6
2.1.5 Patofisologi..........................................................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis................................................................................................8
2.1.7 Komplikasi...........................................................................................................9
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................9
2.1.9 Penatalaksanaan Medis......................................................................................10
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia..............................................................................11
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan...............................................................................11
2.3.1 Pengkajian Keperawatan....................................................................................11
2.3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................13
2.3.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................................14
2.3.4 Implementasi Keperawatan................................................................................15
2.3.5 Evaluasi Keperawatan........................................................................................15

iv
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian...............................................................................................16
3.2 Diagnosa..................................................................................................26
3.3 Intervensi.................................................................................................27
3.4 Implementasi...........................................................................................30
3.5 Evaluasi...................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal yang progresif yang ditandai dengan penumpukan
sisa metabolisme (toksik uremik) di dalam tubuh (Muttaqin & Sari, 2011).
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur
ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) di dalam darah (Muttaqin, 2011:166).
Keadaan dimana Penurunan cepat/tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi
ginjal disebut gagal ginjal akut. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan
konsentrasikreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN (blood
Urea Nitrogen).Setelah cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali
normal, sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan ginjal adalah
penurunan produksi urin, Sedangkandimana ginjal kehilangan kemampuannya
untuk mempertahankan volume dan komposisicairan tubuh yang berlangsung
progresif, lambat, samar dan bersifat irreversible (biasanya berlangsung beberapa
tahun) di sebut dengan gagal ginjal kronik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu rumusan
masalah, yaitu Bagaimana asuhan keperawatan kebutuhan dasar manusia pada
Ny.X dengan diagnosa medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia Cairan dan
elektrolit di ruang Bougenvile?

1
2

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan kebutuhan dasar manusia
pada Ny.X dengan diagnosa medis CKDtentang kebutuhan dasar manusia nutrisi
di ruang Bougenvile.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep penyakit CKD
1.3.2.2 Mahasisiwa mampu menjelaskan konsep kebutuhan dasar manusia cairan
dan elaktrolit pada pasien CKD Mahasiswa mampu menjelaskan
manajemen asuhan keperawatan pada pasien CKD dengan kebutuhan
dasar manusia cairan dan elektrolit
1.3.2.3 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien Ny.X dengan
diagnosa medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia cairan dan
elektrolit di ruang Bougenvile.
1.3.2.4 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada Ny.X dengan diagnosa
medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia cairan dan elektrolit di
ruang Bougenvile.
1.3.2.5 Mahasiswa dapat menentukan intervensi pada pasien Ny.X dengan
diagnosa medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia cairan dan
elektrolit di ruang Bougenvile
1.3.2.6 Mahasiswa dapat melakukan implementasi pada pasien Ny.X dengan
diagnosa medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia cairan dan
elektrolit di ruang Bougenvile
1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada pasien Ny.X dengan
diagnosa medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia cairan dan
elektrolit di ruang Bougenvile
1.3.2.8 Mahasiswa mampu membuat dokumentasi pada pasien Ny.X dengan
diagnosa medis CKD tentang kebutuhan dasar manusia cairan dan
elektrolit di ruang Bougenvile
3

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
kebutuhan oksigenasi.
1.4.2 Untuk Klien Dan Keluarga
Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan yang tepat pada kebutuhan
oksigenasi.
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)
Institusi (Pendidikan Dan Rumah Sakit) dapat mengembangkan
pengetahuan mengenai sebuah asuhan keperawatan pada klien dengan kebutuhan
cairan dan elektrolit.
1.4.4 Untuk IPTEK
Untuk mengembangakan ilmu pengetahuan teknologi di bidang
kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Definisi
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal yang progresif yang ditandai dengan
penumpukan sisa metabolisme (toksik uremik) di dalam tubuh (Muttaqin &
Sari, 2011).
Gagal ginjal kronis (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan
gangguan fungsi ginjal yang progesif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan sampah nitrogen lain dalam darah) (Surhayanto,
2009:183).
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur
ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) di dalam darah (Muttaqin, 2011:166).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah destruksi struktur ginjal yang
progresif dan terus menerus yang berakibat fatal dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah.

2.1.2 Anatomi Fisiologi

4
5
5

Pada umumnya struktur dari ginjal pada anatomi ginjal dibagi menjadi 3
bagian penting yakni meliputi :
2.1.2.1 Kulit Ginjal (sering disebut dengan korteks)
Jika dilihat bagian korteks, maka bisa ditemukan bagian glomerulus dan
juga bagian simpai bowman. Glomerulus dan juga simpai bowman akan
mulai melakukan pembentukan menjadi satu kesatuan yang dinamakan
sebagai badan malpighi. Pada bagian badan malpighi iniliah proses
penyaringan terhadap darah dimulai dan akan berlangsung.
Badan malpighi ialah bisa dikatakan sebagai awal dari nefron. Nefron
merupakan satuan dalam bentuk struktural dan juga fungsional. Dari bagian
badan malpighi akan mulai membentuk suatu saluran yang digunakan untuk
menuju ke bagian medula (sering disebut dengan sumsum ginjal).
2.1.2.2 Rongga Ginjal (sering disebut dengan pelvis renalis)
Pada bagian rongga ginjal akan bermuara ke bagian saluran yang bernama
saluran pengumpul. Dari bagian rongga tersebut, makan urine akan mulai
keluar dari bagian saluran ureter selanjutnya menuju ke bagian vesika
urinaria (sering disebut sebagai kandung kemih). Dari bagian kandung
kemih, kemudian urine akan mulai keluar dari bagian tubuh melewati
bagian yang bernama saluran uretra.
2.1.2.3 Sumsum Ginjal (Medula)
Medula (sering disebut dengan sumsum ginjal) terbentuk dari bagian
saluran-saluran yang bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari bagian badan
malphigi dan juga bagian saluran yang terdapat di bagian dalam korteks.
Rongga ginjal merupakan rongga yang mempunyai fungsi dalam
menampung semua urine yang ada dalam waktu tertentu (penyimpanan
sementara) sebelum proses pengeluaran melalui bagian ureter.
Berikut fungsi ginjal pada anatomi ginjal yang perlu anda ketahui, yuk
simak penjelasannya sebagai berikut :
1. Mendukung dalam proses pengaturan tekanan osmosis
2. Membantu proses pengontrolan terhadap kondisi pH dalam darah agar
tetap dalam kondisi stabil.
3. Mempunyai peran aktif dalam membantu memproduksi hormon.
6

4. Membantu menjaga kestabilan air yang terkandung di seluruh bagian


tubuh.
5. Membantu dalam proses pembentukan urine.
6. Membantu dalam proses ekskresi zat – zat yang tidak diperlukan dan yang
merugikan bagi tubuh.
7. Membantu proses pengaturan terhadap kondisi keseimbangan asam dan
juga basa di dalam anggota tubuh secara keseluruhan.
8. Membantu proses penyaringan darah.

2.1.3 Etiologi
Menurut Muttaqin, 2012: 166) etiologi dari gagal ginjal kronis yaitu sebagai
berikut:
2.1.3.1 Penyakit dari Ginjal
1) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteriti.
2) Batu ginjal: nefrolitiasis
3) Kista di ginjal: polcystis kidney.
4) Trauma langsung pada ginjal.
5) Keganasan pada ginjal.
6) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
2.1.3.2 Penyakit Umum di Luar Ginjal
1) Penyakit sistemik: diabetes melius, hipertensi dan kolesterol tinggi.
2) Dyslipidemia.
3) Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria dan hepatitis.
4) Preeklamsi.
5) Obat-obatan.
6) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar).

2.1.4 Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium
2.1.4.1 Stadium 1
Penurunan cadangan ginjal, pada stadium ini kadar kreatinin serum normal
dan penderita asimptomatik.
7

2.1.4.2 Stadium 2
Insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea
Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
2.1.4.2 Stadium 3
Gagal ginjal stadium akhir atau uremia.

2.1.5 Patofisologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron
utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR atau
daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾
dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar
daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada
pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila
kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah
itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah.Terjadi uremia
dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah
dialisis.
7

WOC CKD

Paparan Hipertensi dan


Diabetes Infeksi Obstruksi traktus urinarius/batu
obesitas
Melitus kimiawi urinarius renal

Gagal ginjal
kronis

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Menurunya Penurunan Peningkatan Menurunnya Sekresi protein HT obesitas


fungsi ginjal osmolitas kerja ginjal terganggu
kerja ginjal
menuju CES
Penurunan Keseimbangan
Penumpukan Penumpukan
seksresi edema asam dan basa arterioskelerosis
natrium natrium
eritopolitis
terganggu

Penngkatan Produksi Hb Kerja jantung Osmolitas nyeri


osmolitas menuju meningkat menuju ces Peningkatan
CES
menurun
meningkat asam lambung
Penurunan
Edema paru Penurunan
cardiac output edema Gastritis
suplai darah

Kehilangan Kelebihan
Gangguan Gg perfusi
Kesadaran volume cairan
Defisit Nutrisi
pertukaran jaringan
O2
8

2.1.6 Manifestasi Klinis


Menurut (Muhammad, 2012:40), manifestasi klinis pada Gagal Ginjal
Kronik(Chronic Kidney Desease)yaitu sebagai berikut:
2.1.6.1 Gangguan pada Gastrointestinal
1) Anoreksia, mual/muntah akibat adanya gangguan metabolisme protein
dalam usus dan terbentuknya zat toksik.
2) Faktor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur
yang kemudian diubah menjadi ammonia oleh bakteri, sehingga napas
penderita berbau ammonia.
2.1.6.2 Sistem Kardiovaskular
1) Hipertensi.
2) Dada terasa nyeri dan sesak napas.
3) Gangguan irama jantung akibat sklerosis dini.
4) Edema
2.1.6.3 Gangguan Sistem Saraf dan Otak
1) Miopati, kelainan dan hipertrofi otot.
2) Ensepalopati metabolik, lemah, tidak bisa tidur, dan konsentrasi
terganggu.
2.1.6.2 Gangguan Sistem Hematologi dan Kulit
1) Anemia karena kekurangan produksi eritropoetin.
2) Kulit pucat kekuningan akibat anemia dan penimbuann urokrom.
3) Gatal-gatal akibat toksik uremik.
4) Trombositopenia (penurunan kadar trombosit dalam darah).
5) Gangguan fungsi kulit (fagositosis dan kematosis berkurang).
2.1.6.3 Gangguan Sistem Endokrin:
1) Gangguan metabolisme glukosa retensi insulin dan gangguan sekresi
insulin.
2) Gangguan seksual/libido; fertilitas dan penurunan seksual pada laki-
laki dan gangguan sekresi imun.
2.1.6.3 Gangguan pada Sistem Lain
1) Tulang mengalami osteodistrofi renal.
2) Asidosis metabolik.
9

2.1.7 Komplikasi
Komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) yang dapat muncul adalah anemia,
neuropati perifer, komplikasi kardiopulmunal, komplikasi GI (gastrointestinal),
disfungsi seksual, defek skeletal, parastesia, disfungsi saraf motorik seperti foot
drop dan paralisis flasid, serta fraktur patologis.

2.1.8 Pemerikasaan Penunjang


Menurut (Arif Muttaqin, 2011:172), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan
pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut.
2.1.8.1 Laju Endap Darah (LED)
Meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan hipoalbuminemia.
2.1.8.2 Ureum dan kreatinin
Meninggi,biasanya perbandingan antara ureum dan kreatinin kurang lebih
20:1. Ingat perbandingan bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran
cerna, demam, luka bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran
kemih. Perbandingan ini berkurang: ureum lebih kecil dari kreatinin, pada
diet rendah protein, dan tes Klirens Kreatinin yang menurun.
2.1.8.3 Hiponatremi
Umumnya karena kelebihan cairan. Hiperkalemia: biasanya terjadi pada
gagal ginjal lanjut bersama dengan menurunnya dieresis.
2.1.8.4 Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
Terjadi karena berkurangnya sintesis vitamin D3 pada GGK.
2.1.8.5 Phosphatealkaline meninggi akibat gangguan metabolism tulang, terutama
Isoenzim fosfatase lindi tulang.
2.1.8.6 Hipoalbuminemia dan hipokolestrolemia
Umumnya disebabkan gangguan metabolism dan diet rendah protein.
2.1.8.7 Peninggi gula darah
Akibat gangguan metabolism karbohidrat pada gagal ginjal (resistensi
terhadap pengaruh insulin pada jaringan perifer).
2.1.8.8 Hipertrigliserida
10

Akibat gangguan metabolisme lemak, disebabkan peninggi hormon insulin


dan menurunnya lipoprotein lipase.
2.1.8.9 Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukkan pH yang
menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun, PCO2 yang menurun,
semuanya disebabkan retensi asam-asam organic pada gagal ginjal.

2.1.9 Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
2.1.9.1 Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya odema
d. Batasi cairan yang masuk
2.1.9.2 Dialysis
a. peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial
Dialysis)
b. Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :
c. AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
d. Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke
jantung )
2.1.9.3 Operasi
a. Pengambilan batu
b. transplantasi ginjal
11

2.2 Kebutuhan Dasar Manusia


Konsep Dasar. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda
di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma)
adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang
terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna
Keseimbangan intake & output Di dalam tubuh seorang yang sehat volume
cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi
dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan
kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan
pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan
fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses
penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian adalah tahap awal dari proses keeprawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
menegvaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001:17).
Menurut (Arif Muttaqin, 2011:171), pengkajian yang dapat dilakukan pada
pasien dengan gagal ginjal kronik adalah adalah sebagai berikut:
2.3.1.1 Keluhan utama

Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output
sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran,
tidak ada selera makan anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa
lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
12

2.3.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang


Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola
napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya napas berbau
ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji sudah kemana saja klien
meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat
pengobatan apa.
2.3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih,
payah jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik Benign Prostatic
Hyperplasia, dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran
kemih, infeksi sistem perkemihan yang berulang, penyakit diabetes
mellitus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi
predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat
kemudian dokumentasikan.
2.3.1.4 Psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialysis akan
menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri.
Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan
menyebabkan pasien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri
(gambaran diri) dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).
2.3.1.5 Pemeriksaan Fisik
Menurut (Muttaqin, 2012:171-172), pemeriksaan fisik pada pasien dengan
gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut:
B1 (Breathing)
Klien bernapas engan bau urine (feter urenik) sering didapatkan pada fase
ini. Respons uremia didipatakan adanya pernapasan kussmaul. Pola napas
cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan koarbon
dioksida yang menumpuk di sirkulasi.
B2 (Blood)
13

Pada kondisi uremia berat, tindakan auksultasi perawatat akan menemukan


adanya friction rub yang merupakan tanda khas efusi perikardial.
Didapatkan tanda dan gejala gagal jantung kongestif, TD meningkat, akral
dingin, CRT >3 detik, palpitasi, nyeri dada atau angina dan sesak napas,
gangguan irama jantung, edema penurunan perfusi perifer sekunder dari
penurunan curah jantung akibat hiperkalemi, dan gangguan konduksi
elektrikal otot ventrikel.
Pada sistem hematologi sering didapatkan anemia. Anemia sebagai akibat
dari penurunan produksi eripoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan
usia sel darah merah, dan kehilangan darah.
B3 (Brain)
Didapatkan pemurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti
perubahan proses pikir dan disoreintasi. Klien sering didapatkan adanya
kejang, adanya neuropati perifer, kram otot dan nyeri otot.
B4 (Bladder)
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut). Abdomen
kembung, diare, atau konstipasi.Perubahan warna urine, contoh kuning pekat,
merah, coklat, berawan. Oliguria, dapat menjadi anuria.
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia dan diare sekunder dari bau
mulut amonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga
sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
B6 (Bone)
Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki
(memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, demam
(sepsis, dehidrasi), petekie, fraktur tulang, jaringan lunak, dan sendi
keterbatasan gerak sendi.
Didapatkan adanya kelemahan fisiksecara umum sekunder dari anemia dan
penurunan perfusi perifer dari jaringan.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


14

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon


manusia (status kesehatan atau bresiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah (Nursalam, 2001:35).
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan gagal
ginjal kronik adalah sebagai berikut:
2.3.2.1 Perubahan nutrisi: kurang dari pemenuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual muntah pembatasan diet dan perubahan membran
mukosa mulut (Surhayanto, 2009:193).
2.3.2.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialisis (Surhayanto, 2009:193).
2.3.2.3 Aktual/risiko tinggi aritmia berhubungan dengan gangguan konduksi
elektrikal efek sekunder dari penurunan kalium sel (Muttaqin, 2011:174).
2.3.2.4 Aktual/resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan
dengan penurunan volume urine, retensi cairan dan natrium (Muttaqin,
2011:174).
2.3.2.5 Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan status metabolic, sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan
sensasi (neuropati perifer), penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas
akumulasi ureum dalam kulit (Muttaqin, 2011:174).
2.3.2.6 Gangguan konsep diri (gambaran diri) berhubungan dengan penurunan
fungsi tubuh, tindakan dialisis, koping maladaptif (Muttaqin, 2011:174).

2.3.3 Intervensi Keperawatan


2.3.3.1 Manajemen kebutuhan cairan
Pada beberapa pasien, furosemide dosis besar ( 250-1000 mg/hr) atau
diuretic loop ( bumetanide, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah
kelebihan cairan, sementara pasien lain mungkin memerlukan suplemen
natrium klorida atau natrium bikarbonat oral. Pengawasan dilakukan
melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan
2.3.3.2 Menejemen nutrisi
15

Diet natrium ditujukan untuk pengaturan restriksi cairan dan penurunan


risiko hipertensi yang berujung pada pengurangan risiko kardiovaskular.
Rekomendasi diet natrium adalah < 90 mmol atau < 2 gram per hari atau
setara dengan 5 gram garam dapur (NaCl). Dalam sebuah studi uji acak
pada PGK stadium 3 dan 4 dengan hipertensi, ditemukan bahwa restriksi
natrium dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 10
dan 4 mmHg dalam 24 jam. Dalam studi ini, responden dibagi menjadi
kelompok tinggi garam (total pemasukan natrium 180 – 200 mmol) dan
rendah garam (total pemasukan natrium 60 – 80 mmol). Selain itu,
restriksi natrium juga dapt menurunkan volume cairan ekstraselular,
albuminuria dan proteinuria. Penurunan proteinuria dan albuminuria tidak
terikat dengan perubahan tekanan darah.
Batasan pemasukan cairan yang direkomendasikan pada PGK stadium 3
adalah maksimal 1.5 liter per hari. Jumlah ini perlu disesuaikan dengan
berbagai kondisi seperti gejala klinis kelebihan cairan dan kehilangan
cairan yang sulit dihitung (insensible water loss); contohnya akibat dari
cuaca yang panas. Perlu diawasi agar pasien PGK tidak mengalami
kelebihan cairan karena pemberian diuretik dapat mempercepat
progresivitas dari PGK dan meningkatkan risiko perlunya dilakukan terapi
penggantian ginjal.

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Tahap awal tindakan keperawatan menuntut perawat mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. Persiapan tersebut meliputi kegiatan-
kegiatan :Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap
perencanaan,menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
diperlukan, mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin
timbul,menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan,
mempersiapkan lingkungan yang konduktif sesuai dengan yang akan
dilaksanankan mengidentifikasi aspekhukum dan etik terhadap resiko dari
potensial tindakan.
16

2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannyasudah berhasil dicapai, melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Valentino


NIM : 2018. C .10a. 0948
Ruang Praktek : Bougenville
Tanggal Praktek : 16 maret 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : 16 maret 2020 / pukul 13.50

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny. X
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Suku/Bangsa : Dayak Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA Sederajat
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : jl. Giobos 2
Tgl MRS : 13 maret
Diagnosa Medis : CKD on HD

3.1.2 RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Klien mengatakan “sesak nafas dan mengeluh semua badan terasa
sakit”
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
pada tanggal 12 Maret 2020 klien mengeluh nyeri dan bengkak pada
kaki bagian kanan pada pukul 11 : 30 WIB. Pada tanggal 13 Maret
2020 hari pertama masuk IGD penanganan medis yang diberikan

16
pemasangan infus dengan cairan Nacl 0,9% 500ml, P.O.
Metronidazole

17
17

20-50mg. lalu pada tanggal 06 Maret 2020 pukul 16 : 27 WIB klien


tiba di ruangan Bougenville.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi):
Klien mengatakan sebelumnya ada penyakit kolesterol dan asam urat
namun tidak dibawa ke dokter.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien menyatakan bahwa keluarga tidak memiliki penyakit keturunan
dan riwayat penyakit menular.

GENOGRAM KELUARGA :

KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
= Klien ( Ny.X)

3.1.3 PEMERIKASAAN FISIK


1. Keadaan Umum :
Keadaan umum pasien compos mentis, posisi pasien semi fowler, pasien
terpasang infus Nacl 0,9% 500ml ditangan kiri, dan terpasang oksigen
nasal kanul 3L/menit.
18

2. Status Mental :
Tingkat Kesadaran Compos Mentis, ekspresi wajah datar, bentuk badan
simetris, cara berbaring/bergerak tidur terlentang, berbicara lancar, suasana
hati sedih, penampilan rapi. fungsi kognitif: orentasi waktu klien bisa
membedakan waktu pagi, siang, malam, orientasi orang klien bisa
membedakan mengenal orang sekitar, klien mengetahui ia dirawat di
rumah sakit, proses berfikir baik, insight baik, dan mekanisme pertahanan
diri adaptif.
3. Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi
90x/menit, pernapasan 25x/menit dan suhu 36.70C.
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Klien ada sesak saat inspirasi dan sat aktivitas,, type pernafasan dada dan
perut, irama pernafasan tidak teratur ,suara nafas bronchial.
Masalah Keperawatan : Pola nafas tidak efektif
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
cappilary refill ≤2 detik, ictus cordis terlihat, pasien tidak pucat, ada, tidak
ada peningkatan vena jugularis ,Bunyi Jantung normal, S1 S2.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperwatan
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS E:4 (membuka mata spontan), V: 5 (berbicara dengan jelas), M:
6 (mematuhi perintah), total nili GCS = 15, kesadaran compos mentis,
pupil isokor, reflek cahaya kanan dan kiri positif, Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial (Olfaktorius) klien dapat membedakan bau parfume dan
kopi, Nervus Kranial II (Optikus) klien dapat melihat tulisan dengan baik,
Nervus Kranial III (Okulomotor) pupil klien bereaksi terhadap cahaya,
Nervus Kranial IV (Troklearis) klien dapat menggerakkan bola matanya,
Nervus Kranial V (Trigeminalis) klien tidak dapat merasakan nyeri ketika
di cubit, Nervus Kranial VI (Abdusen): klien dapat menggerakkan bola
matanya kesamping Nervus Kranial VII (Fasialis) klien dapat
membedakan rasa gula manis, asam jeruk, dan asin garam, Nervus Kranial
VIII (Auditorius) klien dapat mendengar dengan baik, Nervus Kranial
19

IX(Glosofaringeus) klien dapat menelan nasi dengan baik, Nervus Kranial


X (Vagus) klien dapat menggerakkan rahang, Nervus Kranial XI
(Assesorius) klien dapat menggerakkan bahu dengan baik Nervus Kranial
XII (Hipoglosus) klien dapat menggerakkan lidah dengan baik,Hasil Uji
Koordinasi ekstremitas atas jari kejari positif, jari kehidung positif,
ekstremitas tumit ke jempol kaki positif, kesetabilan tubuh positif. Rafleks
bisep kanan dan kiri positif dengan skala 4, trisep kanan dan kiri positif
dengan skala 4, brakioradialis kanan dan kiri positif dengan skala 4, patella
kanan dan kiri positif dengan skala 4, akhiles kanan dan kiri positif dengan
skala 4, reflek babinski kanan dan kiri positif dengan skala 4.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi urine klien 1600 3x/hari, urine klien tampak berwarna kuning
dengan bau amoniak, dan tidak ada maslah/lancar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Bibir klien tampak tidak pucat, gigi klien tampak lengkap, gusi klien
tampak tidak ada luka, lidah klien tampak lembab, mukosa klien tampak
lembab, tonsil klien tampak tidad ada peradangan, klien tidak mengalami
gangguan menelan, tidak ada haemoroid, BAB 1 x/hr dengan warna coklat
dan konsistensi lembek, bising usus 10 kali/menit, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada benjolan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
Kemampuan bergerak bebas dan tidak terbatas, ekstremitas atas 5/5 dan
ekstremitas bawah 5/5 normal pergerakanya dan tidak ada peradangan
maupun deformitas pada tulang, maupun patah tulang.
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Tidak ada riwayat alergi obatm tidak ada riwayat alergi makanan, tidak
aada riwayat alergi kosmetik, suhu kulit hangat, warna kulit normal, turgor
baik, tektur kulit kasar, dan bentuk kuku simetris.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
20

11. SISTEM PENGINDERAAN :


Fungsi penglihatan normal, bola mata bergerak normal, sklera
normal/putih, konjungtiva merah muda, kornea bening. Pasien tidak
memakai kecamata dan tidak keluhan nyeri pada mata. Fungsi
pendengaran baik, penciuman normal, hidung simetris, dan tidak ada
polip.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada masalah keperawatan
12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.
3.1.4 POLA FUNGSI KESEHATAN
1.Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit:
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan lekas sembuh.
2. Nutrisida Metabolisme

Tinggi badan 163 cm, berat badan sebelum sakit 55 kg, berat badan saat sakit 47
kg.
55
IMT = =20.70 (normal IMT : 18-25) Diet nasi lembek, diet rendah
1,63 x 1.63
garam, ada mual dan muntah 2x/hari, tidak ada kesukaran menelan.

Pola Makan Sehari- Sesudah Sakit Sebelum Sakit


hari
Frekuensi/hari 3x/hari (tidak habis) 3x/hari (habis)
Porsi ½ porsi (tidak habis) 1 porsi (habis)
Nafsu makan Menurun Baik
Jenis Makanan Roti Nasi dan lauk
Jenis Minuman Susu dan air putih Air putih
Jumlah 500 cc 1200 cc
minuman/cc/24 jam
Kebiasaan makan Roti Nasi dan lauk
Keluhan/masalah Tidak nafsu makan Nafsu makan
baik
Masalah Keperawatan :Defisit Nutrisi
21

3. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit: Sesudah sakit:
Siang : 2 jam siang : 1 jam
Malam : 8 jam malam : 6 jam
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
4. Kognitif :
Klien belum mengerti dan memahami tentang manfaat nutrisi yang
diperlukan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran )
Gambaran diri: klien dapat menerima keadaan, Ideal diri: klien ingin
cepat sembuh, Identitas diri: klien berumur 65 tahun seorang
perempuan, Harga diri: klien merasa dihormati dan dihargai, Peran:
klien sebagai seorang ibu.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum masuk rumah sakit klien dapat beraktivitas seperti biasa
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Klien selalu berdiskusi dengan keluarga di setiap permasalah dalam
pelayanan keperawatan yang di terima
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien mengatakan saya beragama islam tidak ada masalah dalam
segala tindakan keperawatan
22

Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3.1.5 SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik seperti dengan keluarga,
dokter, dan perawat.
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Hubungan dengan keluarga baik terutama dengan suami dan anak
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Hubungan klien dengan keluarga,terutama dengan petugas kesehatan
sangat baik dilihat dari cara menerima perawat yang datang untuk
melakukan tindakan
5. Orang berarti/terdekat :
Keluarga, anak dan suami.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Kebiasaan klien mengisi waktu luang dengan membersihkan rumah
7. Kegiatan beribadah :
Klien beragama islam selama sakit klien selalu baca sholawat dan
baca doa.
23

3.1.6 DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM,


PENUNJANG LAINNYA)
Tanggal : 8 maret 2020
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 6,3 g% L:13,5 – 18,0 ; P : 11,5 – 16,0
Eritrosit 2,1 Juta / mm3 4-6 Juta / mm3
Trombosit 106.000 mm3 150.00 – 400.000
Hematokrit 17 % 37 – 48

3.1.7 Penatalaksaan Medis


No Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1 forusemide 20 mg IV oedem karena penyakit jantung,
hati, dan ginjal.
2 Salep fuson 5g (2x1) Transde infeksi kulit, seperti abses, bisul,
rmal folikulitis, impetigo, dan
hidradenitis
3 CaCo3 500 mg (3x1) Oral Hiperfosfatemia
4 Asam folat 1 mg (3x1) Oral terapi anemia megaloblastik
5 Ibesartan 1 x 300 mg Oral pasien hipertensi dengan
diabetik nefropati yang
disebabkan oleh non insulin
dependent diabetic mellitus
6 cetirizine 1 x 10 g Oral Kondisi alergi seperti rinitis
perenial, rinitis alergi dan
urtikaria idiopatik kronik

Palangka Raya, 18 Maret


2020

Mahasiswa,

( Valentino )
24

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN
MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: klien mengeluh sesak Gagal ginjal kronik Pola nafas tidak efektif 25

nafas kadang-kadang
Kerusakan Nefron
DO:
- Keadaan pasien lemah Kelebihan cairan dalam
- tampak sesak tubuh
- suara nafas bronchial
- terpasang oksigen nasal Cairan berlebih ke paru -
canul 3L/menit paru
- RR : 25x/menit

Odema paru

Defisit nutrisi
DS : -Keluarga klien Penurunan Asupan oral
mengatakan berat badan
sebelumnya 55 kemudian
setelah sakit turun Kehilangan lemak dan
menjadi 47 kg. massa otot

- klien mengatakan
klien tidak ada nafsu Penurunan berat badan

makan
Defisit nutrisi

DO: -Klien tampak


mengalami penurunan
berat badan ditandai
dengan berat badan klien
47 kg
- Klien tampak tidak
nafsu makan,
- klien tidak
menghabiskan ½ porsi
- Klien tampak lemah
-Aktivitas klien tampak
dibantu oleh keluarga

DS :
1. Klien mengatakan
Intoleransi Aktivitas
dirinya merasa lemas
Kelemahan
2. Klien mengatakan
merasa kakinya kram
setelah berkativitas
Mengeluh lelah
DO :
26

Prioritas Masalah

1. Pola nafas tidak efektif b.d oedema ditandai dengan Keadaan pasien lemah, tampak
sesak, suara nafas bronchial, terpasang oksigen nasal canul 3L/menit, RR : 25x/menit

2. Defisit Nutrisi b.d penurunan berat badan ditandai dengan, Klien tampak mengalami
penurunan berat badan ditandai dengan berat badan klien 47 kg, Klien tampak tidak nafsu
makan,, klien tidak menghabiskan ½ porsi.

2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, Klien tampak masih di bantu
dalam melakukan aktivitas, dan Klien mengatakan merasa kakinya kram setelah
berkativitas
27

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. X
Ruang Rawat : Bougenville
Diagnosa Keperawatan Tujuan ( Kriteria Intervensi Rasional
Hasil)
1. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign
oedema ditandai dengan Tindakan keperatawan 2. Kaji pola nafas pasien
Keadaan pasien lemah, tampak 1 x 24 jam diharapkan 3. Atur posisi klien dalam semi
sesak, suara nafas bronchial, pola nafas Kembali fowler
terpasang oksigen nasal canul efektif dengan Kriteria 4. Kolaborasi dalam pemberian
oksigen sesuai kebutuhan
3L/menit, RR : 25x/menit Hasil :
pasien
1. Kembali normal
18x/menit
2. Pola nafas efektif
28

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. X
Ruang Rawat : Bougenville
Diagnosa Keperawatan Tujuan ( Kriteria Intervensi Rasional
Hasil)
2. Defisit Nutrisi b.d penurunan Setelah dilakukan 1. Identifikasi makanan yang
berat badan ditandai dengan, Tindakan keperatawan disukai
Klien tampak mengalami 1 x 24jam diharapkan
penurunan berat badan nafsu makan 2. Monitor asupan makanan
ditandai dengan berat badan kembalidengan Kriteria 3. Berikan suplemen makanan
klien 47 kg, Klien tampak Hasil : bila perlu
tidak nafsu makan,, klien tidak 1. Nafsu makan 4. Sajikan makanan secara
menghabiskan ½ porsi. klien meningkat menarik dan suhu yang
2. Klien sesuai
menghabiskan
5. Jelaskan jenis makanan
makananya
lebih dari ½ yang bergizi tinggi, namun
porsi
tetap terjangkau
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
29

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. X
Ruang Rawat : Bougenville
Diagnosa Keperawatan Tujuan ( Kriteria Intervensi Rasional
Hasil)
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah di lakukan 1. Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelemahan d.d mengeluh lelah, perawatan selama 1x24
kelelahan
Klien tampak masih di bantu jam diharapkan teratasi,
2. Sediakan lingkungan yang
dalam melakukan aktivitas, dan dengan kriteria: nyaman dan rendah stimulus
Klien mengatakan merasa 1. klien dapat mudah
3. Anjurkan tirah baring
kakinya kram setelah melakukan aktivitas
4. kolaborasi dengan ahli gizi
berkativitas sehari-hari tentang cara meningkatkan
2. persaan lemah asupan makanan

menurun
3. dapat melakukan
aktivitas tanpa di
bantu orang lain.
30

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi (soap) Tanda tangan dan


Jam Nama Perawat
18 Maret 2020 Dx 1 S : Klien mengatakan masih sesak VALENTINO
15.00 WIB 1. Memonitor vital sign O :-
- TTV
2. Mengkaji pola nafas pasien
TD : 140/90 mmHg
3. Atur posisi pasien dengan semi fowler RR : 25 x/mt
N : 78 x/mt
4. Berkolaborasi dalam pemberian
S : 36,5 °C
oksigen sesuai dengan kebutuhan
pasien
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi di lanjutkan


1,2,3 dan 4.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


31

Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi (soap) Tanda tangan dan


Jam Nama Perawat
18 Maret 2020 Dx 2 S : Keluarga klien mengatakan nafsu VALENTINO
15.00 WIB 1. Mengidentifikasi makanan yang makannya telah mulai kembali
disukai O:
2. Memonitor asupan makanan - klien tampak mampu
3. Memberikan suplemen makanan menghabiskan 1 porsi
bila perlu makananya
4. Menyajikan makanan secara - Nafsu makan bertambah
menarik dan suhu yang sesuai karena disedakan makanan
5. Menjelaskan jenis makanan yang favoritnya
bergizi tinggi, namun tetap - Klien tampak paham setelah
terjangkau menjelaskan jenis makanan
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi yang tinggi akan gizi namun
untuk menentukan jumlah kalori tetap terjangkau
dan jenis nutrient yg dibutuhkan. - Suplemen makananan telah
Diberikan

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan Intervensi 6,2
32

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


33

Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi (soap) Tanda tangan dan


Jam Nama Perawat
18 Maret 2020 Dx 3 S : klien mengatakan merasa VALENTINO
15.00 WIB 1. mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh berkurang ras lelahnya
yang mengakibatkan kelelahan
O : klien tampak tidak bantu orang lain
2. menyediakan lingkungan yang nyaman dalam melakuakan aktivitas
dan rendah stimulus
A :masalah teratasi sebagian
P :melanjutkan intervensi 2, 3, dan 4
DAFTAR PUSTAKA

National Kidney Foundation. 2011. Chronic Kidney Disease (CKD) and Diet: Assessment,
Management and Treatment.

Suharyanto dan Abdul, Madjid. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Trans Info Media: Jakarta

Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology Maintanance and
Continuity of the Human Body 13th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc

Muttaqin Arif dan Sari Kumala. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.

Desitasari, Tri Gamya U, Misrawati. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Riau.

Anda mungkin juga menyukai