Disusun Oleh:
Valentino (2018.C.10a.0948)
Nama : Valentino
NIM : 2018.C.10a.0948
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.x Dengan Diagnosa Medis CKD
Dan Tentang Kebutuhan Dasar Manusia Cairan Dan Elektrolit
Diruang Bougenville RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan
Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I) pada Program Studi S-1 Keperawatan.
Selain itu, Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang
materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan
Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Marjawatie, S.Kep., Ners Selaku Kepala Ruangan Dahlia RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah memberikan
izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep.,Ners Selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
Asuhan Keperawatan ini.
5. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis
menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
ii
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan
dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima
kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................................3
1.4.1 Untuk mahasiswa ................................................................................................3
1.4.2 Untuk Keluarga dan Klien...................................................................................3
1.4.3 Untuk Pendidikan.................................................................................................3
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Penyakit............................................................................................................4
2.1.1 Defenisi Kejang Demam......................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi................................................................................................4
2.1.3 Etiologi.................................................................................................................5
2.1.4 Klasifikasi............................................................................................................6
2.1.5 Patofisologi..........................................................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis................................................................................................8
2.1.7 Komplikasi...........................................................................................................9
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................9
2.1.9 Penatalaksanaan Medis......................................................................................10
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia..............................................................................11
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan...............................................................................11
2.3.1 Pengkajian Keperawatan....................................................................................11
2.3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................13
2.3.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................................14
2.3.4 Implementasi Keperawatan................................................................................15
2.3.5 Evaluasi Keperawatan........................................................................................15
iv
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian...............................................................................................16
3.2 Diagnosa..................................................................................................26
3.3 Intervensi.................................................................................................27
3.4 Implementasi...........................................................................................30
3.5 Evaluasi...................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
kebutuhan oksigenasi.
1.4.2 Untuk Klien Dan Keluarga
Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan yang tepat pada kebutuhan
oksigenasi.
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)
Institusi (Pendidikan Dan Rumah Sakit) dapat mengembangkan
pengetahuan mengenai sebuah asuhan keperawatan pada klien dengan kebutuhan
cairan dan elektrolit.
1.4.4 Untuk IPTEK
Untuk mengembangakan ilmu pengetahuan teknologi di bidang
kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
5
Pada umumnya struktur dari ginjal pada anatomi ginjal dibagi menjadi 3
bagian penting yakni meliputi :
2.1.2.1 Kulit Ginjal (sering disebut dengan korteks)
Jika dilihat bagian korteks, maka bisa ditemukan bagian glomerulus dan
juga bagian simpai bowman. Glomerulus dan juga simpai bowman akan
mulai melakukan pembentukan menjadi satu kesatuan yang dinamakan
sebagai badan malpighi. Pada bagian badan malpighi iniliah proses
penyaringan terhadap darah dimulai dan akan berlangsung.
Badan malpighi ialah bisa dikatakan sebagai awal dari nefron. Nefron
merupakan satuan dalam bentuk struktural dan juga fungsional. Dari bagian
badan malpighi akan mulai membentuk suatu saluran yang digunakan untuk
menuju ke bagian medula (sering disebut dengan sumsum ginjal).
2.1.2.2 Rongga Ginjal (sering disebut dengan pelvis renalis)
Pada bagian rongga ginjal akan bermuara ke bagian saluran yang bernama
saluran pengumpul. Dari bagian rongga tersebut, makan urine akan mulai
keluar dari bagian saluran ureter selanjutnya menuju ke bagian vesika
urinaria (sering disebut sebagai kandung kemih). Dari bagian kandung
kemih, kemudian urine akan mulai keluar dari bagian tubuh melewati
bagian yang bernama saluran uretra.
2.1.2.3 Sumsum Ginjal (Medula)
Medula (sering disebut dengan sumsum ginjal) terbentuk dari bagian
saluran-saluran yang bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari bagian badan
malphigi dan juga bagian saluran yang terdapat di bagian dalam korteks.
Rongga ginjal merupakan rongga yang mempunyai fungsi dalam
menampung semua urine yang ada dalam waktu tertentu (penyimpanan
sementara) sebelum proses pengeluaran melalui bagian ureter.
Berikut fungsi ginjal pada anatomi ginjal yang perlu anda ketahui, yuk
simak penjelasannya sebagai berikut :
1. Mendukung dalam proses pengaturan tekanan osmosis
2. Membantu proses pengontrolan terhadap kondisi pH dalam darah agar
tetap dalam kondisi stabil.
3. Mempunyai peran aktif dalam membantu memproduksi hormon.
6
2.1.3 Etiologi
Menurut Muttaqin, 2012: 166) etiologi dari gagal ginjal kronis yaitu sebagai
berikut:
2.1.3.1 Penyakit dari Ginjal
1) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteriti.
2) Batu ginjal: nefrolitiasis
3) Kista di ginjal: polcystis kidney.
4) Trauma langsung pada ginjal.
5) Keganasan pada ginjal.
6) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
2.1.3.2 Penyakit Umum di Luar Ginjal
1) Penyakit sistemik: diabetes melius, hipertensi dan kolesterol tinggi.
2) Dyslipidemia.
3) Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria dan hepatitis.
4) Preeklamsi.
5) Obat-obatan.
6) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar).
2.1.4 Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium
2.1.4.1 Stadium 1
Penurunan cadangan ginjal, pada stadium ini kadar kreatinin serum normal
dan penderita asimptomatik.
7
2.1.4.2 Stadium 2
Insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea
Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
2.1.4.2 Stadium 3
Gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
2.1.5 Patofisologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron
utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR atau
daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾
dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar
daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada
pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila
kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah
itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah.Terjadi uremia
dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah
dialisis.
7
WOC CKD
Gagal ginjal
kronis
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Kehilangan Kelebihan
Gangguan Gg perfusi
Kesadaran volume cairan
Defisit Nutrisi
pertukaran jaringan
O2
8
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) yang dapat muncul adalah anemia,
neuropati perifer, komplikasi kardiopulmunal, komplikasi GI (gastrointestinal),
disfungsi seksual, defek skeletal, parastesia, disfungsi saraf motorik seperti foot
drop dan paralisis flasid, serta fraktur patologis.
Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output
sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran,
tidak ada selera makan anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa
lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
12
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannyasudah berhasil dicapai, melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
16
pemasangan infus dengan cairan Nacl 0,9% 500ml, P.O.
Metronidazole
17
17
GENOGRAM KELUARGA :
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
= Klien ( Ny.X)
2. Status Mental :
Tingkat Kesadaran Compos Mentis, ekspresi wajah datar, bentuk badan
simetris, cara berbaring/bergerak tidur terlentang, berbicara lancar, suasana
hati sedih, penampilan rapi. fungsi kognitif: orentasi waktu klien bisa
membedakan waktu pagi, siang, malam, orientasi orang klien bisa
membedakan mengenal orang sekitar, klien mengetahui ia dirawat di
rumah sakit, proses berfikir baik, insight baik, dan mekanisme pertahanan
diri adaptif.
3. Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi
90x/menit, pernapasan 25x/menit dan suhu 36.70C.
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Klien ada sesak saat inspirasi dan sat aktivitas,, type pernafasan dada dan
perut, irama pernafasan tidak teratur ,suara nafas bronchial.
Masalah Keperawatan : Pola nafas tidak efektif
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
cappilary refill ≤2 detik, ictus cordis terlihat, pasien tidak pucat, ada, tidak
ada peningkatan vena jugularis ,Bunyi Jantung normal, S1 S2.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperwatan
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS E:4 (membuka mata spontan), V: 5 (berbicara dengan jelas), M:
6 (mematuhi perintah), total nili GCS = 15, kesadaran compos mentis,
pupil isokor, reflek cahaya kanan dan kiri positif, Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial (Olfaktorius) klien dapat membedakan bau parfume dan
kopi, Nervus Kranial II (Optikus) klien dapat melihat tulisan dengan baik,
Nervus Kranial III (Okulomotor) pupil klien bereaksi terhadap cahaya,
Nervus Kranial IV (Troklearis) klien dapat menggerakkan bola matanya,
Nervus Kranial V (Trigeminalis) klien tidak dapat merasakan nyeri ketika
di cubit, Nervus Kranial VI (Abdusen): klien dapat menggerakkan bola
matanya kesamping Nervus Kranial VII (Fasialis) klien dapat
membedakan rasa gula manis, asam jeruk, dan asin garam, Nervus Kranial
VIII (Auditorius) klien dapat mendengar dengan baik, Nervus Kranial
19
Tinggi badan 163 cm, berat badan sebelum sakit 55 kg, berat badan saat sakit 47
kg.
55
IMT = =20.70 (normal IMT : 18-25) Diet nasi lembek, diet rendah
1,63 x 1.63
garam, ada mual dan muntah 2x/hari, tidak ada kesukaran menelan.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3.1.5 SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien dapat berkomunikasi dengan baik seperti dengan keluarga,
dokter, dan perawat.
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Hubungan dengan keluarga baik terutama dengan suami dan anak
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Hubungan klien dengan keluarga,terutama dengan petugas kesehatan
sangat baik dilihat dari cara menerima perawat yang datang untuk
melakukan tindakan
5. Orang berarti/terdekat :
Keluarga, anak dan suami.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Kebiasaan klien mengisi waktu luang dengan membersihkan rumah
7. Kegiatan beribadah :
Klien beragama islam selama sakit klien selalu baca sholawat dan
baca doa.
23
Mahasiswa,
( Valentino )
24
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN
MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: klien mengeluh sesak Gagal ginjal kronik Pola nafas tidak efektif 25
nafas kadang-kadang
Kerusakan Nefron
DO:
- Keadaan pasien lemah Kelebihan cairan dalam
- tampak sesak tubuh
- suara nafas bronchial
- terpasang oksigen nasal Cairan berlebih ke paru -
canul 3L/menit paru
- RR : 25x/menit
Odema paru
Defisit nutrisi
DS : -Keluarga klien Penurunan Asupan oral
mengatakan berat badan
sebelumnya 55 kemudian
setelah sakit turun Kehilangan lemak dan
menjadi 47 kg. massa otot
- klien mengatakan
klien tidak ada nafsu Penurunan berat badan
makan
Defisit nutrisi
DS :
1. Klien mengatakan
Intoleransi Aktivitas
dirinya merasa lemas
Kelemahan
2. Klien mengatakan
merasa kakinya kram
setelah berkativitas
Mengeluh lelah
DO :
26
Prioritas Masalah
1. Pola nafas tidak efektif b.d oedema ditandai dengan Keadaan pasien lemah, tampak
sesak, suara nafas bronchial, terpasang oksigen nasal canul 3L/menit, RR : 25x/menit
2. Defisit Nutrisi b.d penurunan berat badan ditandai dengan, Klien tampak mengalami
penurunan berat badan ditandai dengan berat badan klien 47 kg, Klien tampak tidak nafsu
makan,, klien tidak menghabiskan ½ porsi.
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, Klien tampak masih di bantu
dalam melakukan aktivitas, dan Klien mengatakan merasa kakinya kram setelah
berkativitas
27
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. X
Ruang Rawat : Bougenville
Diagnosa Keperawatan Tujuan ( Kriteria Intervensi Rasional
Hasil)
1. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign
oedema ditandai dengan Tindakan keperatawan 2. Kaji pola nafas pasien
Keadaan pasien lemah, tampak 1 x 24 jam diharapkan 3. Atur posisi klien dalam semi
sesak, suara nafas bronchial, pola nafas Kembali fowler
terpasang oksigen nasal canul efektif dengan Kriteria 4. Kolaborasi dalam pemberian
oksigen sesuai kebutuhan
3L/menit, RR : 25x/menit Hasil :
pasien
1. Kembali normal
18x/menit
2. Pola nafas efektif
28
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. X
Ruang Rawat : Bougenville
Diagnosa Keperawatan Tujuan ( Kriteria Intervensi Rasional
Hasil)
2. Defisit Nutrisi b.d penurunan Setelah dilakukan 1. Identifikasi makanan yang
berat badan ditandai dengan, Tindakan keperatawan disukai
Klien tampak mengalami 1 x 24jam diharapkan
penurunan berat badan nafsu makan 2. Monitor asupan makanan
ditandai dengan berat badan kembalidengan Kriteria 3. Berikan suplemen makanan
klien 47 kg, Klien tampak Hasil : bila perlu
tidak nafsu makan,, klien tidak 1. Nafsu makan 4. Sajikan makanan secara
menghabiskan ½ porsi. klien meningkat menarik dan suhu yang
2. Klien sesuai
menghabiskan
5. Jelaskan jenis makanan
makananya
lebih dari ½ yang bergizi tinggi, namun
porsi
tetap terjangkau
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
29
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. X
Ruang Rawat : Bougenville
Diagnosa Keperawatan Tujuan ( Kriteria Intervensi Rasional
Hasil)
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah di lakukan 1. Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelemahan d.d mengeluh lelah, perawatan selama 1x24
kelelahan
Klien tampak masih di bantu jam diharapkan teratasi,
2. Sediakan lingkungan yang
dalam melakukan aktivitas, dan dengan kriteria: nyaman dan rendah stimulus
Klien mengatakan merasa 1. klien dapat mudah
3. Anjurkan tirah baring
kakinya kram setelah melakukan aktivitas
4. kolaborasi dengan ahli gizi
berkativitas sehari-hari tentang cara meningkatkan
2. persaan lemah asupan makanan
menurun
3. dapat melakukan
aktivitas tanpa di
bantu orang lain.
30
National Kidney Foundation. 2011. Chronic Kidney Disease (CKD) and Diet: Assessment,
Management and Treatment.
Suharyanto dan Abdul, Madjid. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Trans Info Media: Jakarta
Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology Maintanance and
Continuity of the Human Body 13th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc
Muttaqin Arif dan Sari Kumala. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.
Desitasari, Tri Gamya U, Misrawati. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Riau.