Oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Asuhan
Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK I) pada Program Studi S-1 Keperawatan.
Selain itu, Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi
pembaca maupun kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang
materi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Laporan pendahuluan
ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ria Asihai, S.Kep.,Ners. Selaku Kepala Ruangan Dahlia RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Klinik yang telah memberikan izin,
informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di
Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. IbuYelstria Ulina Taringan, S.Kep.,Ners Selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
Asuhan Keperawatan ini.
5. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis menyelesaikan
Laporan pendahuluan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
3
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAF TAR ISI.........................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................6
1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................................6
1.4 Manfaat.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................34
5
6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk mahasiswa
Mahasiswa mampu mengetahui dan paham mengenai pemberian asuhan
keperawatan mengenai personal hygiene.
1.4.2 Untuk Klien dan keluarga
Klien dan keluarga mampu memahami mengenai personal hygiene dan mampu
mempraktekannya secara mandiri pada diri mereka sehingga meningkatkan
derajat kesehatan mereka.
1.4.3 Untuk Institusi
Institusi mampu mengembangkan dan memperbaiki pembuatan asuhan
keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan juga
mampu mengembangkan ilmu untuk dibagi kepada institusi/ mahasiswa pada
institusi tersebut sehingga dapat membuat institus semakin berkembang
menjadi lebih baik.
1.4.4 Untuk IPTEK
IPTEK mampu mengembangkan lebih dalam lagi mengenai pengetahua di
bidang kesehatan khususnya pada asuhan keperawatan pada pasien personal.
hygiene
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang bukan saja merupakan kerangka penguat tubuh, tetapi juga merupakan
bagian untuk susunan sendi dan di samping itu pada tulang melekat origo dan insertio
dari otot-otot yang menggerakan kerangka tubuh. Tulang juga mempunyai fungsi
10
sebagai tempat mengatur dan menyimpan kalsium, fosfat, magnesium dan garam.
Bagian ruang di tengah tulang-tulang tertentu memiliki jaringan hemopoietik yang
berfungsi untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, trombosit .
Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang) yang
membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun rangka utama tersusun dari
tulang, rangka di sebagian tempat dilengkapi dengan kartilago (Helmi, 2012).
1) Tungkai Bawah
Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis
dan lutut adalah paha, bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah
tungkai.
2) Femur
Bahasa latin yang berarti paha adalah tulang terpanjang, terkuat dan terberat
dari semua tulang pada rangka tubuh.
Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk beartikulasi
dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi dan
fovea kapitis untuk tempat perlekatan ligamen yang menyanggah kepala tulang agar
tetap di tempatnya dan membawa pembuluh darah ke kepala tersebut.
Femur tidak berada pada garis vertikal tubuh. Kepala femur masuk dengan pas
ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125˚ dari bagian leher femur. Dengan
demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha
bergerak.
Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125˚) karena
pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.
Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher yang tebal, yang terus
memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan anterior dan krista
intertrokanter di permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian
batang. Ujung atas batang memiliki dua prosesus yang menonjol. Trokanter besar dan
trokanter kecil, sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakan persendian
panggul.Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja. Linea
aspera, yaitu lekak kasar untuk perlekatan beberapa otot.Ujung bawah batang melebar
11
ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral. Pada permukaan posterior, dua
kondilus tersebut membesar dengan fosa interkondiler yang terletak di antara
keduanya. Area triangular di atas fosa interkondiler disebut permukaan popliteal. Pada
permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar.
Permukaan artikular halus yang terdapat di antara kedua kondilus adalah permukaan
patellar. Yang berbentuk konkaf untuk menerima patella (tempurung lutut).
3) Komponen Jaringan Tulang
a) Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral
dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan).
b) Kalsium dan fosfat membentuk suatu kristal garam (hidroksiapatit), yang
tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan.
c) Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70%
dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan ketegaran
tinggi pada tulang.
d) Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan.
2.1.3 Etiologi
Menurut Reksoprodjo, 2010 :
a. Trauma
Trauma langsung : benturan pada tulang secara langsung dan mengakibatkan
terjadi fraktur di tempat itu.
Trauma tidak langsung : titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.
b. Fraktur patalogis disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis,
kanker tulang dll.
c. Fraktur femur dapat ter adi karena beberapa faktor, yaitu:
12
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi fraktur dapat dibagi dalam klasifikasi penyebab, klasifikasi jenis,
klasifikasi klinis, klasifikasi radiologis (Helmi, 2012).
a. Klasifikasi Penyebab
1) Fraktur traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan kekuatan yang
besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi fraktur.
2) Fraktur patologiS
Disebabkan oleh kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di
dalam tulang. Fraktur patologis terjadi di dalam tulang yang telah menjadi
lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Tulang seringkali
menunjukan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur
semacam ini adalah tumor, baik primer maupun metastasis.
13
WOC
Fraktur
Menekan saraf
Menekan Kemampuan Tirah baring lama Aktifitas simpatis terhambat
perasa nyerisaraf Defisit perawatan
perasa nyeri pergerakan otot sendi diri
Stimulasi
↓ Dekubitus G3 pd
neurotransmitter nyeri Hambatan mobilitas termoregulasi di
fisik Kerusakan integritas hipotalamus
kulit Memicu kerja
Pelepasan
mediator thermostat di
prostaglandin Perubahan hipotalamus
Respon nyeri permeabilitas kapiler P↑ titik patok suhu
hebat & akut tubuh (terjadi
Daerah sekitar Kehilangan cairan mendadak)
Nyeri Akut fraktur edema ekstra sel ke jar. yang Hipertermi
rusak
Kelebihan Vol. PK Syok
cairan Hipovolemik
18
Kontaminasi dengan
lingkungan luar
Resiko Infeksi
2.1.6 Manesfestasi Fraktur Femur
Manifestasi yang sering muncul pada pasien dengan fraktur femur adalah:
a. Rasa nyeri yang berlangsung dan men adi lebih hebat karena per alanan dan
tekananpada daerah femur.
b. Hilangnya fungsi pada femur.
c. Tampak hilangnya deformitas femur bila dibandingkan dengan ekstremitas
yang normal ( perubahan bentuk ).
d. Gerakan menimbulkan derik / krepitasi.
e. Edema femur.
f. Shock (Helmi, 2012).
2.1.7 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi fraktur. Komplikasi tergantung pada jenis cedera , usia
klien, adanya masalah kesehatan lain (komordibitas) dan penggunaan obat yang
mempengaruhi perdarahan, seperti warfarin, kortikosteroid, dan NSAID. Komplikasi yang
terjadi setelah fraktur antara lain:
a. Cedera saraf
Fragmen tulang dan edema jaringan yang berkaitan dengan cedera dapat
menyebabkan cedera saraf. Perlu diperhatikan terdapat pucat dan tungkai klien
yang sakit teraba dingin, ada perubahan pada kemampuan klien untuk
menggerakkan jari-jari tangan atau tungkai. parestesia, atau adanya keluhan nyeri
yang meningkat.
b. Sindroma kompartemen
Kompartemen otot pada tungkai atas dan tungkai bawah dilapisioleh jaringan fasia
yang keras dan tidak elastis yang tidak akanmembesar jika otot mengalami
pembengkakan. Edema yang terjadisebagai respon terhadap fraktur dapat
menyebabkan peningkatan tekanan kompartemen yang dapat mengurangi perfusi
darah kapiler. Jika suplai darah lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolic
jaringan, maka terjadi iskemia. Sindroma kompartemen merupakan suatu kondisi
gangguan sirkulasi yang berhubungan dengan peningkatan tekanan yang terjadi
19
secara progresif pada ruang terbatas. Hal ini disebabkan oleh apapun yang
menurunkan ukuran kompartemen.gips yang ketat atau faktor-faktor internal
seperti perdarahan atau edema. Iskemia yang berkelanjutan akan menyebabakan
pelepasan histamin oleh otot-otot yang terkena, menyebabkan edema lebih besar
dan penurunan perfusi lebih lanjut.
c. Kontraktur Volkman
Kontraktur Volkman adalah suatu deformitas tungkai akibat sindroma
kompartemen yang tak tertangani. Oleh karena itu, tekanan yang terus-menerus
menyebabkan iskemia otot kemudian perlahan diganti oleh jaringan fibrosa yang
menjepit tendon dan saraf. Sindroma kompartemen setelah fraktur tibia dapat
menyebabkan kaki nyeri atau kebas, disfungsional, dan mengalami deformasi.
20
dilakukan pada patah tulang radius distal. Cara keempat adalah reposisi dengan
traksi secara terus-menerus selama masa tertentu. Hal ini dilakukan pada patah
tulang yang apabila direposisi akan terdislokasi di dalam gips. Cara kelima berupa
reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar. Cara keenam berupa
reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara
operatif. Cara ketujuh berupa reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna
yang biasa disebut dengan ORIF (Open Reduction Internal Fixation). Cara yang
terakhir berupa eksisi fragmen patahan tulang dengan prostesis (Sjamsuhidayat
dkk, 2010)
2.2.1 Defenisi
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis Tarwoto &
Wartonah (2010).
personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-
hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah 38 kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal
tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
21
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan
perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. Tujuan dilakukannya
personal hygiene adalah peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan
diri, memperbaiki personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan
kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut
Ambarawati & Sunarsih, (2011) adalah sebagai berikut:
(1) Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada kuku.
(2) Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Ambarawati &
Sunarsih, 2011). Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat 39
tubuh agar tubuh selalu sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat
kesehatan pada tubuh sehingga masalah kesehatan serta dampak negatif dari
fisik maupun social dapat teratasi dengan baik.
1. Kulit
22
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda-benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
Masalah-masalah pada kulit
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang
paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau
gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Mata memiliki berbagai organ seperti:
a Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan
mata kita keatas.
b Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
23
e Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang
masuk ke mata.
f Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola
mata kita.
k Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di
terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara dan
juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3
bagian, yaitu
a TelingaLuar
1) Daun telinga (pinna), dan
2) Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
1) Tulang landasan (incus),
2) Gendang telinga (membran timpani),
3) Malleus (tulang martil),
4) Tulang sanggurdi (stapes), dan
5) Saluran eustachius.
24
c. Telinga Dalam
1) Skala timpani,
2) Tingkap oval,
3) Tingkap bulat,
4) Rumah siput (koklea), dan
5) Labirin osea.
4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra
pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
1. Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir
25
e. Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
f. Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
g. Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
a. Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
b. Memotong : Gigi Insisivus(seri)
c. Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)
6. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme
sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual
atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan
dengan reproduksi seksual atau generatif yang individunya terbentuk karena
melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis
kelaminnya.
1. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil sperma
dan hormon testosteron.
a. Saluran kelamin
1) Vasae ferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk
disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
2) Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter.
Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3
minggu).
26
3) Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian
ujungnya terdapat saluran ejakulasi.
b. Kelenjar tambahan
1) Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya
menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam
askorbat dan asam amino.
2) Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian
pangkal saluran uretra.
3) Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir
kacang yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang
terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim,
vagina dan organ kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
1) Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
2) Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
3) Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir kecil),
4) Uretra merupakan saluran kemih,
5) Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan
6) Fundus merupakan bagian lipatan paha.
2.2.3 Etiologi
1. Faktor Predisposisia.
27
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
28
2.2.4 Klasifikasi
Higiene personal (Nanda Internasional, 2013) merupakan salah satu
tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di
rumah sakit Tindak tersebut meliputi sebagai berikut.
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut.
6. Perawatan kuku tangan dan kaki.
7. Perawatan genitalia.
8. Perawatan tubuh (memandikan).
9. Perawatan pakaian.
29
30
2.2.6 Manifestasi klinis (Tanda dan Gejala)
1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat gigi, tidak dapat
berpakaian sendiri.
2.2.7 Komplikasi
a. fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah
gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada luka.
b. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan
31
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
32
Kelembapan
Adanya lesi
Kebersihan
f. Gigi
Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
Apakah ada karang gigi
Apakah ada carries
Kebersihan.
g. Telinga
Amati telinga kanan kiri apa simetris
Apakah ada lesi
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgon, kelembaban)
Apakah ada lesi
Apakah ada luka
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
Amati kebersihan kuku
Perhatikan adanya luka
j. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien
33
melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara
teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah
gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan
mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara
sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau
infeksi akibat garukan dari kuku.
34
2.3.5 Evaluasi keperawatan
Hasil yang diharapkan:
a.Kulit bersih, kering,elastis,hidrasi baik dan tidak ada daerah yang meradang.
b.Tidak ada lesi kulit baru,seperti abrasi,luka decubitus/eksoriasi.
c. Lesi:berish, tidak ada drainase, lebih kecil dari sebelumnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
36