Anda di halaman 1dari 57

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA

ASKEP PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSIS DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

Hanna Nabillah Nur Safitri (1130018118)

Francy Devy O (1130018069)

Noviyanto Eka Putra (1130018114)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
limpahan rahmatNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul “Askep pada klien dengan diagnosis defisit perawatan diri” disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Jiwa.

Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah yang telah membimbing, memotivasi dan mendampingi
kami dalam pembelajaran. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penulisan dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 01 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................2
Bab 2 Tinjauan Teori
2.1 Definisi.......................................................................................................3
2.2 Etiologi.......................................................................................................3
2.3 Tanda dan Gejala........................................................................................4
2.4 Rentang Respon Defisit Perawatan Diri.....................................................5
2.5 Klasifikasi...................................................................................................5
2.6 Pohon Masalah............................................................................................5
2.7 Asuhan Keperawatan Secara Teori.............................................................6
2.8 Jurnal...........................................................................................................25

Bab 3 Tinjauan Kasus


3.1 Contoh Kasus..............................................................................................26
3.2 Asuhan Keperawatan Jiwa..........................................................................26

Bab 4 Pembahasan..........................................................................................46
Bab 5 Penutup
5.1 Kesimpulan.................................................................................................47
5.2 Saran...........................................................................................................47
Daftar Pustaka................................................................................................48
Naskah Roleplay...............................................................................................49

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah
suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komnitasnya.
Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa.
Gangguan jiwa merupakan gangguan dalam cara berpikir (congnitive),
kemauan (volition), emosi (affective) dan tindakan (psychomotor). Gangguan juga
dapat diartikan sebagai gangguan peran sosial dan pekerjaan yang dapat
menggangu pada sistem sosial-budaya yang luas. Gangguan jiwa dapat dilihat
dari reaksi secara keseluruhan. Seseorang dapat dikatakan sehat, bukan hanya
dilihat dari fisiknya saja namun juga dilihat dari segi jiwa atau lingkungannya.
Seiring dengan kesulitan ekonomi saat ini, jumlah penderita gangguan jiwa
semakin meningkat (Goal, 2012).
Data satatistik yang ditemukan oleh World Health Organitation (WHO)
(2012) menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah
gangguan kesehatan jiwa. Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang.
Data yang ditemukan oleh peneliti di Harvard University dan University College
London, yang dimuat dalam VOA Indonesia mengatakan penyakit kejiwaan pada
tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di seluruh dunia. Angka
tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.
Permasalahan gangguan jiwa di Indonesia masih diperlukan perhatian khusus.
Dari data Riskesdas 2013, tercatat sebanyak 6% penduduk mengalami gangguan
jiwa. Penderita gangguan jiwa di Sumatra Baratmasih tinggi, yaitu sebanyak
4,5%. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan
masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh penderita.
Penderita gangguan jiwa akan mengalami penurunan keinginan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari, kemampuan bekerja, melakukan hubungan
sosial, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Menurunnya keinginan
melakukan kegiatan disebabkan oleh kurangnya motivasi sehingga penderita
gangguan jiwa tidak mau melakukan kegiatan termasuk kegiatan perawatan diri
(Rusdi & Derwaman, 2013).
Masalah kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa tidak boleh dianggap
remeh. Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan guna untuk mempertahankan kehidupannya. Kurangnya
perawatan diri atau yang sering disebut dengan defisit perawatan diri merupakan
gangguan kemampuan untuk melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri
(Direja, 2011). Klien dinyatakan mengalami defisit perawatan diri jika tidak dapat
melakukan kegiatan perawatan diri seperti perawatan diri, berhias secara mandiri,
makan secara mandiri dan toileting (Rusdi & Dermawan, 2013).

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam ilmu pengetahuan
keperawatan, menerapkan peroses asuhan keperawatan secara komprehensif
sebagai bentuk pelayanan keperawatan professional, baik kepada individu,
keluarga maupun masyarakat.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengkajian dari defisit perawatan
diri.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami diagnosa dari defisit perawatan
diri.
c. Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan
diri.
d. Mahasiswa mengetahui dan memahami implementasi dari defisit
perawatan diri.
e. Mahasiswa mengetahui dan memahami evaluasi dari defisit perawatan
diri.

1.3 Manfaat
a. Bagi mahasiswa keperawatan
Memberi masukan bagi keperawatan jiwa tentang penerapan strategi
pelaksanaan komunikasi terhadap kemampuan perawatan diri klien dan dapat
dijadikan dasar pembelajaran keperawatan jiwa.
b. Bagi peleyanan keperawatan
Diharapkan dapat membantu klien defisit perawatan diri dalam meningkatkan
personal hygiene dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai
pengetahuan yang terkait dengan defisit perawatan diri dan perawatannya.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
.1 Definisi
Defisit perawatan diri adalah sesuatu kondisi pada sesorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK (toileting). (Keliat B. A, dkk, 2011).

Defisit perwatan diri merupukan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasicn gangguan iwa krum's sering mengalami kelidakpcdulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuli Rizky &
Hanik.2015:154)

.2 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah dalam Dermawan dan Rusdi (2013),
penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
(Dermawan, D dan Rusdi. 2013).
Menurut Potter dan Perry (2009), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene, yaitu:
a. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempex ngE‘I‘uhi
kebersihan diri. Perubahan fisik akibat operaSi badah, misalnya,dapat
memicu individu untuk tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Status sosial ekonomi
Sumber penghasilan atau sumber ekonomi memm ngaruhi jenis dan
tingkat praktik perawatan diri yang dilakukan. Perawat harus menentukan
apakah pasien dapat mencukupi perlengkapan perawatan diri yang
panting, seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo. Selain itu, ha] yang
perlu diperhatikan adalah apakah penggunaan perlengkapan tersebut
sesuai dengan kebiasaan sosial yang dipraktikkan oleh kelompok sosial
pasien.
c. Pengetahuan
Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi
kesehatan dapat mempengaruhi praktik perawatan diri.
d. Variabel kebudayaan
Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri mempengaruhi
perawatan diri. Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik kesehatan yang berbeda pula. Disebagian

3
masyarakatmisalnya, ada yang menerapkan mandi setiap hari, tetapi
masyamht dengan lingkup budaya yang berbeda hanya mandi seminggu
sekali.
e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan unml‘ merawat diri
berkurang dan memerlukan bantuau Biasanya, jika tidak mampu, klien
dengan kondisi fisii yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak melakukan
perawatan diri. (kJ, Sutejo M. Kep)

.3 Tanda dan gejala

1 Mandi atau hygiene


Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
2 Berpakaian atau berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian.klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan
pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing Tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos
kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
3 Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah
lalu memasukkannya ke dalam mulut, melengkapi makanan, mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau
gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4 BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. (Fitria
2009).

4
2.4 Rentang respon defisit perawatan diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan


diri tidak seimbang perawat diri
Diri seimbang

1 Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan


mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2 Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3 Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stressor.

2.5 Klasifikasi

1 Defisit perawatan diri : mandi


2 Defisit perawatan diri : berpakaian
3 Defisit perawatan diri : makan
4 Defisit perawatan diri : BAB/BAK (toileting). (Damaiyanti, 2012).

.6 Pohon masalah

Resiko Tinggi Isolasi Sosial Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa

Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri (Keliat B. A, dkk, 2011).

5
.6 Asuhan keperawatan secara teori

.2.1 Pengkajian
I Identitas
1. Perawat yang merawat klien melakukan Perkenalan dan
kontrak dengan klien sangat berisi: nama perawat, nama klien,
panggilan perawat, Panggilan klien, tujuan, waktu, tempat
pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan NO RM ——? Lihat p2 did:
3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
I. Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga:
. Apa yang menyebabkan klien/keluarga dating ke rumah sakit
saat ini?
2. Apa yang Sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi
masalah ini?
3. Bagaimana hasilnya?
II Faktor Predisposisi
. Tanyakan kepada klien/keluarga apalah klien klien pernah
mengalami gangguan jiwa dimasa lalu bila ya beri tanda
“✓”pada tanda kotak apa “Tidak”.
2. Apabila pada poin 1 “Ya” maka tanyakan bagaimana hasil
pengobatan sebelumnya, apabila dia dapat beradaptasi di
masyarakat tanpa gejala-gejala gangguan Jiwa maka beri tanda
“✓” pada kotak “berhasil”, apabila dia dapat beradaptasi tetapi
masih ada gejala-gejala sisa maka beri tanda “✓”pada kotak
kurang berhasil” apabila tidak ada kemajuan atau gejala-gejala
bertambah atau menetap maka beri tanda “✓” pada kotak
“Tidak berhasil.
3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau
mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan kekerasan dalam keluarga dan
tindakan kriminal, lalu beri tanda“✓” sesuai dengan penjelasan
klien/keluarga. Apakah klien sebagai pelaku dan atau korban,
dan atau saksi, maka beri tanda “✓” pada kotak pertama, isi
usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah sebagai
pelaku dan korban dan saksi (2 atau lebih) tuliskan pada
penjelasan.

6
. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian
yang dialami klien terkait No. 1, 2, 3.
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah ada anggota keluarga
lainnya yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda
“YP” pada kotak “Ya” dan jika tidak beri tanda “Y” pada kotak
“Tidak”. Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami
gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien
dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang
dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah
diberikan pada anggota keluarga tersebut.
5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian,
trauma selama rumbuh kembang) yang pernah dialami klien
pada masa lalu.
V. Fisik.
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,
suhu, pernapasan klien.
2. Perempuan laki-laki cerai/pt'xtus hubungan meninggal orang
yang tinggal serumah orang yang terdekat klien umur klien
3. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.
4. Tanyakan kepada klien/keluargas apakah ada keluhan
fisikYang dirasalkan oleh klien, bila ada beri tanda “✓” ya
dan bila tidak ada beri tanda “✓”pada kotak "Tidak”.
5. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungSI organ dan jelaskan seuai
keluhan yang ada.
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
V. Psikoosial .
. Genogram
Buatlah genogram minimal tiga generasx yang dapat
menggambarkan hubunean klien dan keluarga, contoh:

7
= perempuan

= laki-laki

=cerai/putus

= meninggal

= meninggal

= orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat

= klien

= umur klien
47

= hamil

= perempuan = Orang yang


Terdekat

= Klien

= laki-laki

= Umur Klien
47
=cerai/putus

= Hamil

= meninggal

= meninggal

8
= orang yang tinggal serumah

a. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi,


pengambilan keputusan dan pola asuh.
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Konsep diri
a. gambaran diri
 Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian cubuh
yang disukai dan tidak disukai
b. Identitas diri, tanyakan tentang
 Status dan posisi klien sebelum dirawat.
 kepuasan klien terhadap status clan posisiny’a (sekolah,
Lempat kerja, keompok).
 Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan.
c. Peran: tanyakan tentang,
 Tugas/peran yang diemban dalam
keluarga/kelompok/masyarakat
 Kemampuan klien dalam mclaksanakan tugas/ peran
tersebut
d. Ideal diri: tanyakan tentang .
 Harapan terhadap tubuh, posisi, Status, tugas/peran.
 Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah,
tempat kerja, masyarakat)
 Harapan klien terhadap penyakitnya
. Harga diri: tanyakan tentang
 Hubungan ldien dengan orang lain scsuai dengan kondisi
no. 2 a, b, c, d.
 Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan
kehidupannya.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Hubungan sosial; tanyakan pada klien:
a. Siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.
b. Kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat.
c. Sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
Masalah kepcrawatan ditulis sesuai dengan data

9
4. Spiritual .
a. Nilai dan keyakinan: tanyakan tentang,
 Pandangan dan keyakinan; terhadap gangguan jiwa sesuai
dcngan norma budaya dan agama yang dianut.
 Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa,
b. Kegiatan ibadah: tanyakan tentang
 kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok.
 Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah.
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
VI. Status Mental
Beri tanda “✓”pada kotak sesuai dengan keadaan klien, boleh
lebih dari Satu
. Penampilan. Data ini didapat melalui hasil observasi
perawat/keluarga
a. Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung
kaki ada yang tidak rapi. Mis., rambut acak-acakan, kancing
baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju
tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai, mis., pakaian dalam dipakai
di luar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jikapenggunaan
pakaian tidal‘ tepat (Waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang
tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Pembicaraan
a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat,
keras‘ gagap, membisu, apatis dan atau lambat.
b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat kc
kalimat lain ‘ yang tak ada kaitannya beri tanda“✓”pada kotak
inkoheren.
c. Jelaskan hal-Hal yang tidak tercantum. ' d. Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data.
3. Aktivitas motorik. Data ini didapatkan melalui hasil observasi
perawad keluarga.
a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas
b. Agitasi: gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan
c. Tik: gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak
terkontrol

10
d. Grimasen: gerakan OtOt muka yang berubah-ubah yang tidak
dapat dikontrol klien
e. Tremor: jari-jari yang tampak gemetar ketika klien
menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari
f. Kompulsiff kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan
seperti berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi,
mengeringkan tangan dan sebagainya
g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain
yang tidak tercantum
h. Masalah ke'perawatan ditulis sesuai dengan data
4. Alam perasaan. Data ini didapat melalui basil observasi
perawat/keluarga.
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas
b. Ketakutan: objek yang ditakuti sudah jelas.
c. Khawatir: objeknya belum jelas.
d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.
5. Afek Data ini didapat melalui hasil observasi perawat/kcluarga.
a. Datar: tidak ada perubahan roman muka pada saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul: hanya bcmksi bila'ada stimulus emosi yang kuat.
c. Labil: emosi yang cepat bcmbah-ubah.
d. Tidak sesuai: emosi yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan stimulus yang ada.
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
6. Interaksi selama wawanmra. Data ini didapat melalui hasil
wawancara dan observasi perawat dan keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.
b. Kontak mata kurang-tidak mau menatap lawan bicara.
c. Defensif selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
d. Curiga mcnunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang
Iain
e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.
f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

7. Persepsi.

11
a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama
dengan penciuman.
b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi dan gejala yang tampak pada
saat klien berhalusinasi.
c. Masalah keperawatan sesuai dengan data. \
8. Proses pikir. Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara
a. Sirkumstansial: pembicaxaan yang berbelit-belit tetapi sampai
pada tujuan pembicaraan.
b. Tangensial: pcmbicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak
sampai pada tujuan.
c. Kehilangan asosiasi: pembicaraan tak ada hubungan antara
satu kaliv mat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya.
d. Flight of ideals: pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke
topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dam tidak
sampai pada tujuan.
e. Bloking: pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali.
f. Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
h. Masalah keperawatan sesuai dengan data
9. lsi pikir. Data didapat melalui wawancara.
a. Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
mcng\ hilangkannya.
b. Fobia: ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap
objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria: keyakinan terhadap. adanya gangguan organ
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi: perasaan klien yang asing terhadap diri
scndiri, orang atau lingkungan.
e. Ide yang terkait: keyakinan klien terhadap kejadian yang
terjadi di lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis: keyakinan klien tentang kemampuannya
melakukan haI-hal yang mustahil/di luar kemampuannya.
g. Waham.
 Agama: keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.

12
 Somatik: klien mempunyai keyakinan tentang
tubuhnya dan di‘ katakan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
 Kebesaran: klien mempunyai keyakinan yang
berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
 Curiga: klien mempunyai keyakinan bahwa ada
seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang tétapi tidak sesuai dengan kenyaraan.
 Nihilisdk: klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/ meninggal dan dinyatakan secara berulang yang
tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham yang bizar

 Sisip pikir: klicn yakin ada idc pikimn omng lain yang
disisipkan di dalam pikirannya yang disampaikan
sccara berulang tetapi tidak scsuai dengan kcnyataan.
 Sisip pikir: klien yakin bahwa orang lain mengerahui
apa yang di pikirkan walaupun dia tidak menyatakan
kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang
tetapi tidak sesuai dengan kenayataan.
 Kontrol Pikir: klicn yakin pikirannya dikomml oleh
kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
i. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
10. Tingkat kesadaran. Data tentang bingung dan sedasi diperoleh
melalui wawancara dan observasi, Stupor diperoleh melalui
observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui
wawancara
a. Bingung, tampak bingung dan kacau.
b. Sedasi: mengatakan merasa melayang-layang antara
sadar/tidak sadar.
c. Stupor: gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan-gerakan
yang diulang, anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap
canggung dan dipertahankan klien, tetapi klien mengerti
semua yang terjadi di lingkungan.
d. Orientasi waktu, tempat, dan orang jelas.

13
e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal di atas.
f. Masalah keperawatan yang sesuai dengan data.
g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.
11. Memori. Data diperoleh mclalui wawancara.
a. Gangguan daya ingat jangka panjang: tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan.
b. Gangguan daya ingat jangka pendek tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir.
c. Gangguan daya ingat saat ini: tidak dapat mengingat kejadian
yang baru saja terjadi.
d. Konfabulasi: pembicaraan tidak scsuai dengan kenyataan
dengan memasukan cerita yang tidak bcnar untuk menutupi
gangguan daya ingatnya.
e. Jelaskan sesuai dcngan data terkait.
f. Masalah kepcrawatan sesuai dengan data.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung. Data diperoleh melalui
wawancara
a. Mudah dialihkan: perhatian klien mudah berganti dari satu
objek ke objek Iain.
b. Tidak mampu berkonsentrasi: klien selalu minta agar
pertanyaan diulang/tidak dapat menjelaskan kembali
pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung: tidakdapat melakukan
penambahan/pengurangan pada benda-benda nyata.
d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
e. Masalah keperawatan sesuai data.
13. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh:
berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi
penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.
b. Gangguan kemampuan penilalan bermakna: tidak mampu
mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain contoh:
berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi
penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan.
c. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

14
14. Daya tilik diri. Data diperoleh melalui wawancara.
a. Mengingkari Penyakit yang diderita: tidak menyadari gejala
Penyakit (perubahan Fisik, emosi) pada dirinya dan merasa
tidak Perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan orang
lain/Iingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
c. Jelaskan sesuai dengan data terkait.
d. Masalah keperawatan sesuai dengan data.
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan .
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi,
macam (suka/tidak suka/pantang) dan cara makan
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
2. Eliminasi. Observasi kemampuan klien untuk eliminasi.
a. Pergi,, menggunakan dan membersihkan WC.
b. Membersihkan diri dan merapikan pakaian.
3. Mandi .
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi,
menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis,
jenggot dan rambut).
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.
4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih
dan mengenakan pakaian dan alas kaki.
b. Observasi penampilan dandanan klien.
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil,
memilih dan mengenakan pakaian.
5. lstirahat dan tidur. Observasi dan tanyakan tentang:
a. Lama dan waktu tidur siang/tidur malam
b. Persiapan sebelum cidur Superti: menyikat gigi, cuci kaki
dan berdoa.
c. Kegiatan sesudah tidur seperti: merapikan tempat tidur,
mandi/ cuci muka dan menyikat gigi.
6. Penggunaun obat. Observasi dan tanyakan kepada klien dan
keluarga tentang:
a. Penggunaan obat: frekuensi, jcnis, dosis. waktu dan cara.
b. Reaksi obat.

15
7. Pemeliharaan kesehatan. Tanyakan kepada klien dan keluarga
tentang:
a. Apa, bagaimana, kapan dan kemama, perawatan dan
pengobatan berlanjut.
b. Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga,
tcman, institusi dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara
pemanfaatannya.
8. Kegiatan di dalam rumah. Tanyakan kemampuan klien dalam:
a. Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
b. Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu,
mengepel).
c. Mencuci pakaian sendiri .
d. Mengatur kcbutuhan biaya sehari-hari
9. Kegiatan di luar rumah. Tanyakan kemampuan klien dalam:
a. Belanja untuk keperluan sehari-hari
b. Melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki,
menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum.
c. Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar
liska telcpon/air, kantor pos dan bank).
VIII. Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda “✓”
pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimiliki klien beri uraian Spesika, singkat dan jelas.
X. Pengetahuan Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada
tiap item yang di miliki oleh klien disimpulkan dalam masalah.
XI. Aspek Medis
Tuliskan diagnosis medis klien yang telah dirumuskan bleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini. baik obat fisik psikofarmaka dan
terapi lain.
XII. Daftar Masalah Keperawatan
1. Tuliskan semua masalah disertai data Pendukung, yaitu data subjektif
dan data objektif.
2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan.
XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan
1. dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi. berdasarkan pohon
masalah.
2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas

16
Pada akhir pengkajian, tuIis tempat data tanggal pengkajlan serta
tanda tangan dan nama jelas mahasiswa.
.2.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosis keperawatan
defisit perawatan diri: ( kebersihan diri, makan, berbadan,
defekasi,/berkemih ).

17
.3.3 Intervensi

RENCANA KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI

Diagnosis Perencanaan
Keperawat
an Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
(Tuk/Tum Evaluasi
)
Defisit TUM : Pasien Bina hubungan saling Kepercayaan
perawatan Pasien menunjukkan percaya dengan prinsip diri pasien
diri: dapat tanda-tanda komunikasi terapeutik, merupakan
kebersihan memeliha dapat yaitu : hal yang akan
diri, ra atau membina 1.1 Sapa pasien dengan memudahkan
berdandan, merawat hubungan ramah baik verbal perawat
makan, kebersiha saling percaya maupun nonverbal. dalam
BAK/BAB n sendiri dengan 1.2 Perkenalkan diri melakukan
. secara perawat, dengan sopan. pendekatan
mandiri. yaitu : 1.3 Tanyakan nama keperawatan
a. Ekspresi lengkap pasien dan atau
TUK 1 : wajah nama panggilan. intervensi
Pasien bersahabat. 1.4 Jelaskan tujuan selanjutnya
dapat b. Pasien pertemuan. terhadap
membina menunjukk 1.5 Jujur dan menepati pasien.
hubungan an rasa janji.
saling senang. 1.6 Tunjukkan sikap
percaya. c. Pasien empati dan menerima
bersedia pasien apa adanya.
berjabat 1.7 Beri perhatian pada
tangan. pemenuhan kebutuhan
d. Pasien dasar pasien.
bersedia
menyebutk
an nama.
e. Ada
kontak
mata.
f. Pasien
bersedia
duduk
berdampin
gan dengan
perawat.
g. Pasien

18
bersedia
mengutara
kan
masalah
yang
dihadapiny
a.
TUK 2 : Pasien dengan Melath pasien cara-cara Pengetahuan
Pasien aman perawatan diri dengan tentang
mampu melakukan cara : pentingnya
melakuka (kemampuan 2.1 Menjelaskan perawatan
n maksimum) pentingnya kebersihan diri dapat
kebersiha aktivitas diri. meningkatkan
n diri prawatan diri 2.2 Menjelaskan alat-alat motivasi
secara secara untuk menjaga pasien.
mandiri. mandiri. kebersihan diri.
2.3 Menjelaskan cara-cara Menyiapkan
melakukan kebersihan untuk
diri. meningkatkan
2.4 Melatih pasien kemandirian.
mempraktikkan cara
menjaga kebersihan Bimbingan
diri. perawat akan
mempermuda
h pasien
melakukan
perawatan
diri secara
mandiri.
TUK 3 : Pasien dengan 3.1 Melatih pasien Membiasakan
Pasien aman berdandan, dengan diri untuk
mampu melakukan rinsian : melakukan
melakuka (kemampuan a. Untuk pasien laki- perawatan
n tindakan maksimum) laki, latihan diri sendiri.
perawatan atau meliputi :
, berupa mempertahank  Berpakaian Bimbingan
berhias an aktivitas  Menyikat perawat akan
atau perawatan diri rambut mempermuda
berdandan berupa berhias  Bercukur h pasien
secara dan b. Untuk pasien melakukan
baik. berdandan. wanita, latihan perawatan
Pasien meliputi : diri secara
berusaha  Berpakaian mandiri.
untuk  Menyisir

19
memelihara rambut Penguatan
kebersihan  Berhias (reinforcemen
diri, seperti 3.2 Memantau t) dapat
mandi pakai kemampuan pasien meningkatkan
sabun dan dalam berpakaian dan motivasi
disiram berhias. pasien.
dengan air 3.3 Memonitor atau
sampai bersih, mengidentifikasi
mengganti adanya kemunduran
pakaian bersih sensori, kognitif, dan
sehari-hari, psikomotor yang
dan merapikan menyebabkan pasien
penampilan. mempunyai kesulitan
dalam berpakaian dan
berhias.
3.4 Diskusikan dengan
pasien kemungkinan
adanya hambatan
dalam berpakaian dan
berhias.
3.5 Menggunakan
komunikasi/instruksi
yang mudah
dimengerti pasien
untuk mengakomodasi
keterbatasan kognitif
pasien.
3.6 Sediakan baju bersih
dan sisir, jika
mungkin bedak,
parfum, dsb.
3.7 Dorong pasien untuk
mengenakan baju
sendiri dan memasang
kancing dengan benar.
3.8 Memberikan bantuan
kepada pasien jika
perlu.
3.9 Evaluasi perasaan
pasien setelah mampu
berpakaian dan
berhias.
4.0 Berikan reinforcement
atau pujian atas

20
keberhasilan pasien
berpakaian dan
berhias.
TUK 4 : Kebutuhan 4.1 Memantau Identifikasi
Pasien personal kemampuan pasien mengenai
mampu hygiene makan. penyebab
melakuka pasien 4.2 Identifikasi bersama pasien tidak
n kegiatan terpenuhi. pasien faktor-faktor mau makan
makan Pasien mampu penyebab pasien tidak menentukan
dengan melakukan mau makan. intervensi
baik. kegiatan 4.3 Identifikasi adanya perawat
makan secara hambatan makan. selanjutnya.
mandiri dan a. Fisik : kelemahan,
tepat dengan isolasi, Pengetahuan
mengungkapk keterbatasan tentang
an kepuasan ektremitas, dll. pentingnya
makan. b. Emosi : depresi, perawatan
manik, penurunan diri
nafsu makan. meningkatkan
c. Intelektual : motivasi.
curiga.
d. Sosial : curiga. Pasien
e. Spiritual : adanya mungkin
waham. kesulitan
4.4 Diskusikan dengan dalam
pasien akibat mempersiapk
kurang/tidak mau an,
makan. mengambil
4.5 Diskusikan dengan makanan
pasien fungsi sendiri, dan
makanan bagi merapikan
kesehatan. peralatan.
4.6 Menjelaskan cara
mempersiapkan Menambah
makan kepada pasien. wawasan
4.7 Menjelaskan tentang pasien
personal hygiene tentang
tentang pola makan. personal
4.8 Menjelaskan cara hygiene :
makan yang tertib. makan.
4.9 Menjelaskan cara
merapikan peralatan Penguatan
makan setelah makan. (reinforcemen
4.10 Praktik makan t) dapat

21
disesuaikan dengan meningkatkan
tahapan makan yang motivasi
baik. pasien.
4.11 Evaluasi perasaan
pasien setelah
makan. Berikan
penguatan
(reinforcement)
terhadap kemajuan
pasien (misalnya :
penignkatan porsi
makan).
TUK 5 : Pasien dapat 5.1 Mengkaji budaya Mengetahui
Mampu melaksanakan pasien ketika kebiasaan
melakuka perawatan diri mempromosikan pasien dalam
n secara mandiri aktivitas perawatan toileting
BAB/BA dalam hal diri. dapat
K secara BAB/BAK, 5.2 Bantu pasien ke toilet. membantu
mandiri. seperti : 5.3 Berikan pengetahuan perawat
a. Mampu tentang personal melakukan
duduk dan hygiene dalam intervensi
turun dari kaitannya dengan selanjutnya.
toilet. toileting.
b. Mampu 5.4 Menjelaskan temat Hambatan
membersih BAB/BAK yang mobilitas
kan diri sesuai. menyebabkan
setelah 5.5 Menjelaskan cara pasien tidak
eliminasi membersihkan diri mampu
secara setelah BAB/BAK. melakukan
mandiri/di 5.6 Menjelaskan cara perawatan
bantu membersihkan tempat diri secara
BAB/BAK. mandiri.

Mengetahui
pentingnya
personal
hygiene bagi
pasien.

Meberikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk

22
membantu
pasien.
TUK 6 : Keluarga 6.1 Diskusikan dengan Memberikan
Keluarga dapat keluarga tentang kesempatan
mampu mengetahui fasilitas kebersihan kepada
merawat defisit diri yang dibutuhkan keluarga
anggota perawatan diri oleh pasien untuk untuk
keluargan pasien dan menjaga perawatan membantu
ya yang cara diri pasien. pasien dan
mengalam memberikan 6.2 Anjurkan keluarga memberikan
i masalah dukungan untuk terlibat dalam motivasi.
kurang dalam merawat diri pasien
perawatan memberikan dan membantu Keluarga
diri. dukungan mangingatkan pasien sebagai
pada pasien dalam merawat diri sistem
dalam (sesuai dengan yang pendukung
melakukan telah disepakati). berperan
perawatan 6.3 Anjurkan keluarga penting dalam
diri. untuk memberikan membantu
pujian atas pasien.
keberhasilan pasien
dalam merawat diri.

.3.4 Implementasi
Tindakan Keperawatan untuk PasienTujuan tindakan:
. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4. Pasien mampu melakukan defekasi/berkemih secara mandiri

Tindakan Keperawatan:

1. Melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri. Unmk


melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Anda dapat melakukan
mhapan tindakan yang meliputi:
. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersiharan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias. Anda sebagai perawat dapat
melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus
dibedakan dengan wanita. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:

23
a. Berpakaian
b. Menyisir rambolt
c. Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berdandan
3. Melatih pasien makan secara mandiri. Untuk melatih makan pasien
Anda dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
4. Mengajarkan pasien melakukan defekasi/berkemih secara mandiri.
And: dapat melatih pasien untuk defekasi dan berkemih mandiri
sesuai tahapan berikut:
a. Menjelaskan tempat defekasi/berkemih yang sesuai.
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah defekasi dan
berkemih.
c. Menjelaskan membersihkan tempat defekasi dan berkemih.

.3.5 Evaluasi
1. Pasien dapat menyebutkan hal berikut.
a. Penyebab tidak merawat diri.
b. Manfaat menjaga perawatan diri.
c. Tanda tanda bersih dan rapi.
d. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.

2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam h:


a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK
3. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri.
a. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
b. Keluarga ikut serta mendampingi pasien dalam perawatan diri.
2.8 Jurnal

Abstrak :

24
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan, atau bagain integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang
terwujudnya kualitas hidup manusia, salah satu permasalahan yang sering
menjula pada klien dengan gangguan jiwa adalah defisit perawatan diri yang
berkaitan dengan Personal Hygiene. Personal Hygiene sangat tergantung pada
pribadi masing-masing yaitu nilai individu dan kebiasaan untuk
mengembangkannya. Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang. Asuhan keperawatan
defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa sangat diperlukan untuk
melatih kemandirian personal hygiene.Tujuan Penelitian ini ialah diketahui
pengaruh penerapan asuhan keperawatan defisit perawatan diri terhadap
kemandirian personal hygiene pada pasien di RSJ Prof. V. L. Ratumbuysang
Manado. Desain Penelitian ini adalah pra eksperimental one group pra test
post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien defisit
perawatan diri yang berada diruangan Katrili dan ruangan AlabadiriRSJ Prof.
V. L. Ratumbuysang Manado yang berjumlah 27 orang dengan pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, instrument
yang digunakan ialah kuesioner dan lembar observasi. Hasil Penelitian
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan asuhan keperawatan
defisit perawatan diri pada pasien (p=0.003). berdasarkan hasil penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa personal hygiene sebelum dan sesudah
diberikan intervensi menunjukan paling banyak berada pada kategori
ketergantungan sedang, maka dari itu sebaiknya kontribusi pada perawat agar
selalu memberikan dukungan menerapkan asuhan keperawatan lebih optimal
agar kemandirian personal hygiene lebih mandiri.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

.1 Contoh Kasus

25
Tn. K (50 tahun) sudah satu minggu di rawat di ruang teratai. Saat
dilakukan pengkajian, Tn. K tampak pucat‘, menolak berinteraksi,
berpakaian lusuh, dan tercium bau tidak sedap. Saat ditanya apakah sudah
mandi, Tn. K menggeleng dan menolak untuk dimandikan, Tn. K berkata,
“Buat apa mandi”.

.2 Asuhan Keperawatan Jiwa

26
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Resiko Bunuh DiriPada Kasus Semu
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANGAN : TERATAI 2 TANGGAL : 24 Februari 2020

RAWAT DIRAWAT

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. K Tanggal Pengkajian : 16 februari 2020


Umur : 20 thn No. RM : 65 75 12
Informan : kakak kandung

II. ALASAN MASUK

Keluarga mengatakan bahwa px sering tidak mandi dan ketidakmampuan


melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya √ Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil

Kurang berhasil

Tidak berhasil

3. Pengalaman Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

27
Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : pasien tidak mengalami gangguan jiwa di masa lalu.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

tidak ada _________ tidak ada______________tidak ada

_______________________ _______________

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK

1. Tanda vital : TD :110/80mmHg N : 80x per menit S : 37°C

P :22 x per menit

2. Ukur : TB : 160cm BB : 50 kg

3. Keluhan fisik : √ Ya Tidak

Jelaskan : Pemeriksaan tanda-tanda vital dinyatakan normal.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V.PSIKOSOSIAL

1. Genogram

28
Keterangan :

: laki-laki : Hubungan Pernikahan

: perempuan : Tinggal bersama

: pasien : Meninggal

Jelaskan : pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : bagian tubuh yang disukai adalah mata karena kakak
perempuannya menyukai matanya.
b. Identitas : pasien lulusan SMA yang ingin menjadi CPNS muda.
c. Peran : pasien sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dalam
sehari-hariannya menjadi pengangguran dan suka tidak merawat
diri.
d. Ideal diri : pasien ingin menjadi CPNS dan gagal berkali-kali
e. Harga diri : kecewa terhadap dirinya dan tidak peduli terhadap dirinya.

Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri

29
3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Saudara tertua perempuan


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : tidak adanya interaksi
sosial di masyarakat
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : menyendiri, dan selalu
mengurungkan diri

Masalah keperawatan: gangguan interaksi sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : dia beragama islam dan budaya jawa

b. Kegiatan ibadah : pasien tidak menjalankan sholat 5 waktu

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan
√ Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : karena klien kurang percaya diri setelah berkali-kali gagal tes
CPNS.

Masalah Keperawatan : gangguan harga diri rendah

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Tidak mampu memulai


Apatis Lambat Membisu √ pembicaraan

30
Jelaskan : karena klien selalu murung setelah gagal dari tes CPNS dan akhirnya
klien tidak perduli/tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri.

Masalah Keperawan : defisit perawatan diri

3. Aktivitas Motorik :

Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : karena diasingkan oleh keluarga akhirnya kondisi klien memburuk akibat
banyak pikiran yang sedang ia alami sehingga klien keluar dari batas kata normal.
Klien diberi obat yang melebihi overdosis untuk penyembuhannya sehingga efek
samping dari obat tersebut mengakibatkan tremor.

Masalah Keperawatan :

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan √ Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : karena klien merasa tidak percaya diri dan tidak bias/tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri

Masalah Keperawatan : defisit perawatn diri

5. Afek

Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai

Jelaskan : karena dia merasa mendapat bisikan bersifat negatif untuk tidak peduli
dengan dirinya sendiri .

Masalah Keperawatan : gangguan pola pikir

31
6. lnteraksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif √ Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : klien merasa bahwa dirinya sudah berusaha dan selalu gagal.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

7. Persepsi

√ Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : karena klien sering mendapatkan bisikan bersifat negatif untuk selalu
tidak peduli dengan dirinya sendiri.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi


Pengulangan
√ flight of idea blocking
pembicaraan/persevarasi

Jelaskan :karena terlalu banyak masalah yang klien hadapai dari sejak klien umur 2
tahun sehingga klien bingung untuk menceritakan masalahnya dari awal.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi √ ide yang terkait pikiran magis

32
Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir √ Kontrol pikir

Jelaskan : klien merasa mendapatkan bisiskan yang berupa hasutan untuk tidak
peduli dengan dirinya sendiri

Masalah Keperawatan :tidak ada masalah keperawatan yang di alami

10. Tingkat kesadaran

bingung √ sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat √ orang

Jelaskan : dia sadar bahwa ada suara yang mengatakan padanya untuk melakukan
hal tersebut tetapi dia tidak sadar akan apa yang dia perbuat

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

11. Memori
Gangguan daya ingat gangguan daya ingat
jangka panjang √ jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : kadang sadar dan kadang tidak sadar saat tidak peduli dengan dirinya
sendiri

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

33
mudah beralih √ tidak mampu konsentrasi

Jelaskan : karena klien banyak pikiran tentang masalahnya sehinnga konsentrasi


klien terbagi dan tidak bisa fokus terhadap 1 keadaan.

Masalah Keperawatan : gangguan pola pikir

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan √ gangguan bermakna

Jelaskan : karenna klien adalah anak yang tidak dianggap oleh keluarganya padahal
makna keluarga adalah tempat kasih dan sayang. Keluarga adalah suatu komunitas
yang sangat berharga sehingga klien merasa bahwa ia sudah tidak ada gunanya.

Masalah Keperawatan : gangguan interaksi sosial

14. Daya tilik diri

mengingkari menyalahkan hal-hal


√ diluar dirinya
penyakit yang
diderita
Jelaskan : sering menyalahkan orang lain karena adanya bisikan yang dia dengar

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal √ Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal √ Bantual total

Jelaskan : karena untuk kesembuhan total klien maka keluarga juga harus ikut
berperan didalamnya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatann yang di alami

34
3. Mandi

Bantuan minimal √ Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal √ Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 10.00 s/d 16.00

Tidur malam lama : 21.00 s/d 05.00

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal √ Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya tidak

Perawatan pendukung √ Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya √ tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya √ tidak

Mencuci pakaian Ya √ tidak

Pengaturan keuangan Ya √ tidak

35
9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya √ tidak

Transportasi Ya √ tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : karena semua kebutuhan klien masih di lakukan sendiiri dan kadang di
bantu oleh keluarganya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga √ mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : _____________

Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik tidak dapat berinteraksi


sosial karena banyak dibuly

√ Masalah dengan pendidikan, spesifik

36
√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah dengan perumahan, spesifik tidak mendapat pengakuan dari orang


tua karena dia merupakan anak yang tidak diharapkan kelahiran

Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik


__________________________________________________________

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri dan gangguan pola pikir

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


√ Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

37
.2.2 Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosis keperawatan
defisit perawatan diri: ( kebersihan diri, makan, berbadan,
defekasi,/berkemih ).

38
.3.3 Intervensi

RENCANA KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI

Diagnosis Perencanaan
Keperawat
an Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
(Tuk/Tum Evaluasi
)
Defisit TUM : Pasien Bina hubungan saling Kepercayaan
perawatan Pasien menunjukkan percaya dengan prinsip diri pasien
diri: dapat tanda-tanda komunikasi terapeutik, merupakan
kebersihan memeliha dapat yaitu : hal yang akan
diri, ra atau membina 1.8 Sapa pasien dengan memudahkan
berdandan, merawat hubungan ramah baik verbal perawat
makan, kebersiha saling percaya maupun nonverbal. dalam
BAK/BAB n sendiri dengan 1.9 Perkenalkan diri melakukan
. secara perawat, dengan sopan. pendekatan
mandiri. yaitu : 1.10 Tanyakan nama keperawatan
h. Ekspresi lengkap pasien dan atau
TUK 1 : wajah nama panggilan. intervensi
Pasien bersahabat. 1.11 Jelaskan tujuan selanjutnya
dapat i. Pasien pertemuan. terhadap
membina menunjukk 1.12 Jujur dan pasien.
hubungan an rasa menepati janji.
saling senang. 1.13 Tunjukkan sikap
percaya. j. Pasien empati dan menerima
bersedia pasien apa adanya.
berjabat 1.14 Beri perhatian
tangan. pada pemenuhan
k. Pasien kebutuhan dasar
bersedia pasien.
menyebutk
an nama.
l. Ada
kontak
mata.
m. Pasien
bersedia
duduk
berdampin
gan dengan
perawat.
n. Pasien

39
bersedia
mengutara
kan
masalah
yang
dihadapiny
a.
TUK 2 : Pasien dengan Melath pasien cara-cara Pengetahuan
Pasien aman perawatan diri dengan tentang
mampu melakukan cara : pentingnya
melakuka (kemampuan 2.5 Menjelaskan perawatan
n maksimum) pentingnya kebersihan diri dapat
kebersiha aktivitas diri. meningkatkan
n diri prawatan diri 2.6 Menjelaskan alat-alat motivasi
secara secara untuk menjaga pasien.
mandiri. mandiri. kebersihan diri.
2.7 Menjelaskan cara-cara Menyiapkan
melakukan kebersihan untuk
diri. meningkatkan
2.8 Melatih pasien kemandirian.
mempraktikkan cara
menjaga kebersihan Bimbingan
diri. perawat akan
mempermuda
h pasien
melakukan
perawatan
diri secara
mandiri.
TUK 3 : Pasien dengan 3.10 Melatih pasien Membiasakan
Pasien aman berdandan, dengan diri untuk
mampu melakukan rinsian : melakukan
melakuka (kemampuan c. Untuk pasien laki- perawatan
n tindakan maksimum) laki, latihan diri sendiri.
perawatan atau meliputi :
, berupa mempertahank  Berpakaian Bimbingan
berhias an aktivitas  Menyikat perawat akan
atau perawatan diri rambut mempermuda
berdandan berupa berhias  Bercukur h pasien
secara dan d. Untuk pasien melakukan
baik. berdandan. wanita, latihan perawatan
Pasien meliputi : diri secara
berusaha  Berpakaian mandiri.
untuk  Menyisir

40
memelihara rambut Penguatan
kebersihan  Berhias (reinforcemen
diri, seperti 3.11 Memantau t) dapat
mandi pakai kemampuan pasien meningkatkan
sabun dan dalam berpakaian dan motivasi
disiram berhias. pasien.
dengan air 3.12 Memonitor atau
sampai bersih, mengidentifikasi
mengganti adanya kemunduran
pakaian bersih sensori, kognitif, dan
sehari-hari, psikomotor yang
dan merapikan menyebabkan pasien
penampilan. mempunyai kesulitan
dalam berpakaian dan
berhias.
3.13 Diskusikan
dengan pasien
kemungkinan adanya
hambatan dalam
berpakaian dan
berhias.
3.14 Menggunakan
komunikasi/instruksi
yang mudah
dimengerti pasien
untuk mengakomodasi
keterbatasan kognitif
pasien.
3.15 Sediakan baju
bersih dan sisir, jika
mungkin bedak,
parfum, dsb.
3.16 Dorong pasien
untuk mengenakan
baju sendiri dan
memasang kancing
dengan benar.
3.17 Memberikan
bantuan kepada pasien
jika perlu.
3.18 Evaluasi perasaan
pasien setelah mampu
berpakaian dan
berhias.

41
4.0 Berikan reinforcement
atau pujian atas
keberhasilan pasien
berpakaian dan
berhias.
TUK 4 : Kebutuhan 4.12 Memantau Identifikasi
Pasien personal kemampuan pasien mengenai
mampu hygiene makan. penyebab
melakuka pasien 4.13 Identifikasi pasien tidak
n kegiatan terpenuhi. bersama pasien mau makan
makan Pasien mampu faktor-faktor menentukan
dengan melakukan penyebab pasien tidak intervensi
baik. kegiatan mau makan. perawat
makan secara 4.14 Identifikasi selanjutnya.
mandiri dan adanya hambatan
tepat dengan makan. Pengetahuan
mengungkapk f. Fisik : kelemahan, tentang
an kepuasan isolasi, pentingnya
makan. keterbatasan perawatan
ektremitas, dll. diri
g. Emosi : depresi, meningkatkan
manik, penurunan motivasi.
nafsu makan.
h. Intelektual : Pasien
curiga. mungkin
i. Sosial : curiga. kesulitan
j. Spiritual : adanya dalam
waham. mempersiapk
4.15 Diskusikan an,
dengan pasien akibat mengambil
kurang/tidak mau makanan
makan. sendiri, dan
4.16 Diskusikan merapikan
dengan pasien fungsi peralatan.
makanan bagi
kesehatan. Menambah
4.17 Menjelaskan cara wawasan
mempersiapkan pasien
makan kepada pasien. tentang
4.18 Menjelaskan personal
tentang personal hygiene :
hygiene tentang pola makan.
makan.
4.19 Menjelaskan cara Penguatan

42
makan yang tertib. (reinforcemen
4.20 Menjelaskan cara t) dapat
merapikan peralatan meningkatkan
makan setelah makan. motivasi
4.21 Praktik makan pasien.
disesuaikan dengan
tahapan makan yang
baik.
4.22 Evaluasi perasaan
pasien setelah
makan. Berikan
penguatan
(reinforcement)
terhadap kemajuan
pasien (misalnya :
penignkatan porsi
makan).
TUK 5 : Pasien dapat 5.7 Mengkaji budaya Mengetahui
Mampu melaksanakan pasien ketika kebiasaan
melakuka perawatan diri mempromosikan pasien dalam
n secara mandiri aktivitas perawatan toileting
BAB/BA dalam hal diri. dapat
K secara BAB/BAK, 5.8 Bantu pasien ke toilet. membantu
mandiri. seperti : 5.9 Berikan pengetahuan perawat
c. Mampu tentang personal melakukan
duduk dan hygiene dalam intervensi
turun dari kaitannya dengan selanjutnya.
toilet. toileting.
d. Mampu 5.10 Menjelaskan Hambatan
membersih temat BAB/BAK mobilitas
kan diri yang sesuai. menyebabkan
setelah 5.11 Menjelaskan cara pasien tidak
eliminasi membersihkan diri mampu
secara setelah BAB/BAK. melakukan
mandiri/di 5.12 Menjelaskan cara perawatan
bantu membersihkan tempat diri secara
BAB/BAK. mandiri.

Mengetahui
pentingnya
personal
hygiene bagi
pasien.

43
Meberikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
membantu
pasien.
TUK 6 : Keluarga 6.4 Diskusikan dengan Memberikan
Keluarga dapat keluarga tentang kesempatan
mampu mengetahui fasilitas kebersihan kepada
merawat defisit diri yang dibutuhkan keluarga
anggota perawatan diri oleh pasien untuk untuk
keluargan pasien dan menjaga perawatan membantu
ya yang cara diri pasien. pasien dan
mengalam memberikan 6.5 Anjurkan keluarga memberikan
i masalah dukungan untuk terlibat dalam motivasi.
kurang dalam merawat diri pasien
perawatan memberikan dan membantu Keluarga
diri. dukungan mangingatkan pasien sebagai
pada pasien dalam merawat diri sistem
dalam (sesuai dengan yang pendukung
melakukan telah disepakati). berperan
perawatan 6.6 Anjurkan keluarga penting dalam
diri. untuk memberikan membantu
pujian atas pasien.
keberhasilan pasien
dalam merawat diri.

.3.4 Implementasi
Tindakan Keperawatan untuk PasienTujuan tindakan:
. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
5. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
6. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
7. Pasien mampu melakukan defekasi/berkemih secara mandiri

Tindakan Keperawatan:

1. Melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri. Unmk


melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Anda dapat melakukan
mhapan tindakan yang meliputi:
. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
e. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersiharan diri

44
f. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
g. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias. Anda sebagai perawat dapat
melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus
dibedakan dengan wanita. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
d. Berpakaian
e. Menyisir rambolt
f. Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:

d. Berpakaian
e. Menyisir rambut
f. Berdandan
3. Melatih pasien makan secara mandiri. Untuk melatih makan pasien
Anda dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
e. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
f. Menjelaskan cara makan yang tertib
g. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
h. Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.
4. Mengajarkan pasien melakukan defekasi/berkemih secara mandiri.
And: dapat melatih pasien untuk defekasi dan berkemih mandiri
sesuai tahapan berikut:
d. Menjelaskan tempat defekasi/berkemih yang sesuai.
e. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah defekasi dan
berkemih.
f. Menjelaskan membersihkan tempat defekasi dan berkemih.

.3.5 Evaluasi

1. Pasien dapat menyebutkan hal berikut.


a. Penyebab tidak merawat diri.
b. Manfaat menjaga perawatan diri.
c. Tanda tanda bersih dan rapi.
d. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.

2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam h:


a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK

45
3. Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri.
a. Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri.
b. Keluarga ikut serta mendampingi pasien dalam perawatan diri.

46
BAB 4

PEMBAHASAN

Defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan
pada pasien dengan gangguan jiwa, dimana orang tersebut tidak mau untuk
melakukan Personal hygine kepada dirinya. Personal hygine sendiri sangat
tergantung pada pribadi masing-masing yaitu nilai individu dan kebiasaan untuk
mengembangkannya. Kehidupan sehari-hari yang beraturan, menjaga kebersihan
tubuh, makan yang sehat, banyak menghirup udara segar, olahraga, istirahat cukup,
merupakan syarat utama dan perlu mendapatkan perhatian.

Pemeliharaan personal hygine berarti tindakan memelihara kebersihan dan


kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seperti Tn. K ini
yang sangat perlu untuk melakukan personal hygine bagi dirinya agar bisa
memelihara kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki
personal hygine baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya
yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga,
kaki dan kuku, genetalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.

Menurut hasil penelitian di jurnal bahwa umur responden yang paling banyak
mengalami defisit perawatan diri adalah pada kelompok usia 20-30 tahun yaiu 11
responden (40,7%), usia berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas,
yang berarti bahwa semakin meningkat usia seseorang, akan semakin meningkat pula
kedewasaannya atau kematangannya baik secara teknis, maupunpsikologis, serta akan
semakin mampu melaksanakan tugasnya. Serta hasil penelitian bahwa intervensi hasil
observasi tingkat kemandirian tentang personal hygine pada klien ditemukan sebagian
besar berada pada tingkat ketergantungan sedang dan setelah silakukan intervensi
penerapan asuhan keperawatan klien diobservasi kembali dan hasi yang diperoleh
sangat banyak peningkatannya.

Dapat disimpulkan bahwa hasil informasi atau komunikasi akan lebih baik
jika isi pesan besar manfaatnya bagi kepentingan sasaran, pesan yang disampaikan
oleh peneliti harusnya dapat memenuhi kebutuhan klien atau dapat memecahkan
masalah klien. Isi pesan yang memenuhi kebutuhan klien sangat berpengaruh
terhadap hasil statistik tingkat kemandirian, dimana ketika perawat bisa memenuhi
atau memecahkan masalah yang dihadapi klien, maka klien akan menerima dengan
baik dan mengurangi masalah yang dihadapi.

47
BAB 5

PENUTUP

.1 Kesimpulan
Klien dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri hendaknya diberikan
perhatian yang lebih dalam perawatan diri sehingga peningkatan kebersihan klien
dapat lebih meningkat lebih baik. Klien yang sering menyendiri merupakan resiko
menjadi isolasi sosial maka komunikasi terapeutik yang digunakan sebagai
landasan untuk membina saling percaya sehingga dapat menggali semua
permasalahan.
Klien dengan gangguan jiwa yaitu defist perawatan diri harus selalu dilibatkan
dalam kegiatan dan di temani setiap tindakan yang lebih. Identfikasi diri
mengenai penyebab awal terjadinya gangguan tersebut menjadi focus perhatian
pemberian pelayanan kesehatan. Klien dengan gangguan jiwa yaitu defisit
perawatan diri membutuhkan dukungan dari keluarganya sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan.
.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun sangat di butuhkan untuk perbaikan
makalah ini kedepannya semoga dengan adanya mkalah ini dapat menunjang
pembelajaran dan diskusi di dalam kelas.

48
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, D dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka


Kerja Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Keliat B. A, dkk, 2011 keperawatan kesehatan jiwa komunitas : CMHN


(Basic course). Yogyakarta EGC.

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Damaiyanti, mukhriah dan iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa
Bandung : Refika Aditama

49
Naskah Roleplay Kelompok DPD (defisit perawatan diri ) Keperawatan Jiwa

Pasien : Noviyanto Eka Putra


Sp. P1 : Francy Devy O
Sp. P2 : Hanna Nabillah Nur S

Pada suatu hari di Ruang Mawar RSJ Radjiman Widyodiningrat terdapat


seorang pasien bernama Tn. H dengan keluhan malas untuk mandi dan berdandan,
pasien merasa lebih nyaman dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Pasien
mengatakan bila mandi rasanya dingin dan badan terasa kaku semua. Rambut pasien
tampak acak-acakan, kuku panjang dan hitam, kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dan ganti baju, pasien mau ganti baju jika di suruh petugas.

SP 1 Pasien : Mendiskusikan dan melatih pentingnya kebersihan diri

Francy : “selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Perawat Francy dan rekan saya
Perawat Hana. Saya perawat Rumah Sakit ini dan saya kebetulan akan merawat
bapak pada shift pagi ini , nama nya siapa pak?

Pasien : (dengan wajah kebingungan sambil menjawab) Herry (sambil meringis).

Hana : Daritadi saya lihat mas herry garuk-garuk badannya? Gatal ya?

Pasien : Enggak i aku lo wes adus, sampeyan paling sing gorong adus.

Francy : gimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri, mau ?

Pasien : lha opo o ?

Hana : biar badannya bersih, mau ya? 20 menit aja. Mau dimana? Disini aja ya.

Pasien : heem (sambil meringis)

Farncy : hari ini sudah mandi mas ?

pasien : kepo ya kepo ya hayo (sambil tertawa)

Hana : hayo udah mandi apa belum ?

Pasien : yowes ta mbak, wes ganteng koyok ngene mosok gorong adus

50
Francy : mas herry berapa kali mandi dalam sehari ?

Pasien : bolak-balik lo sampek banyu ndek njeding entek

Hana : loh tapi rambutnya kok masih berantakan, bajunya juga belum ganti. Hayo
apa alasannya nggak mandi ?

Pasien : mosok se? Adem lo sampe awakku kaku kabeh

Francy : tanda-tanda orang gapernah mandi gatal-gatal, bau, badan gak kerawat. Lha
biar mas e gatel, wangi, gak bau ya harus mandi.

Pasien : lho kudu ta adus ?

Hana : ya mas ben badan e bersih, gak bau. Kira-kira sekarang mau nggak mandi
nanti saya kasih hadiah boleh milih lauk sesuka mas, mau ? tapi harus mandi lo ya,
pakai sabun, shampoo, sikat gigi dan bajunya juga harus ganti

Pasien : temen yo mbak, aku engko njupuk iwak cecek, iwak kadal, soto wedos , sate
pedet. Yowes aku gelem gelem mbak, ayo saiki ae wes mbak ndang an adusono aku

Francy : yowes ayo mas.

(Perawat Francy dan Hana mempersiapkan peralatan mandi dan baju pasien)

Hana : gimana mas perasaannya kalau udah mandi an ganti pakaian

Pasien : enak e mbak hehehe tapi ojo lali lo yo hadiah e maeng.

Francy : coba sebutkan lagi cara mandi yang baik yang udah dilakukan tadi

Pasien : (pasien menjelaskan)

Hana : emang kalau sudah mandi badannya kerasa seger, bersih, wangi. Hayoo
sekarang coba mbak ulangi tanda-tanda bersih dan rapi

Pasien : (pasien menjelaskan)

Francy : benar, bagus sekali mas mau berapa kali mandi dan sikat gigi dalam sehari.

Pasien : 2X ae ojo akeh-akeh, isuk mbek sore

Hana : Yasudah besok lagi kita latian dandan. Pagi-pagi sehabis makan. Mari mass,
kami permisi dulu yaa.

51
SP P 2 = PERCAKAPAN MELATIH PASIEN

Hana : selamat pagi mas, bagaimana perasaan mbak hari ini ?

Pasien : B aja si mbak.

Hana : bagaimana hayooo sudah mandi atau belum ? jadwalnya sudah ditandai apa
belum ?

Pasien : udah dong mbak, kan mandinya sama mbak tadi.

Hana : beneran udah mandii ? Hayo sekarang coba disebutkan peralatan mandi?
Trus langkah langkah mandi gimana hayo...kalo udah mandi sekarang coba latian
dandan sama saya, mau ?

Pasien : iya mbak, mau banget dong

Hana : ya udah, dimana latiannya ? Gimana kalau diruang tamu aja ?

Pasien : terserah mbak aja, uyang penting nyaman dong mbak. Ojok suwe-suwe tapi
om yooo.

Hana : ndak kok masss cuman ½ jam aja.

Pasien : siappp berngkat mbak.

(Perawat dan pasien menuju ke ruang tamu untuk melatih berdandan.)

Hana : udah ganti baju atau belum tadi setelah mandi ?

Pasien : yo dorong ta mbak yo gantikno ageeee talahhh plissssss.

Hana : lohh kobisa belum masss , kenapa ?

Pasien : lupa mbak.

Hana : ya lain kali kalo sudah mandi langsung ganti pakaian yang baruu, biar
bersihhh , wangiii, rapiii, ayo mas sekarang ganti dulu yaa

Pasien : iyo wes ganti bajuuuu aku

Hana : iya baguss mass seperti itu yaa. Sekarang coba liat rambutnyaa, belum disisir
ya mass, ini coba disisir rambutnya

Pasien : (pasien menyisir rambutnya)

52
Hana : nahhhh baguss masss, kalo ginikan lebih rapi rambutnya, bagaimana
perasaan mas setelah belajar dandan sama saya hari ini ?

Pasien : luwihhh seger mbak, aku kok maleh ganteng yo mbak?

Hana : lahhh mangkane mass tiap hari dipakek yaa sisirnyaa. Sekarang coba
diulangi dandannya.

Pasien : (mengulangi latian berdandannya)

Hana : di inget- inget ya mass, jangan sampe lupa lagi, besok mbak belajar makan
sendiri yaaa sama perawat lainnya. Saya permisi dulu mbak yaaa.

SP. PASIEN 3 : melatih makan secara mandiri

Francy : selamat pagiii mass, perkenalkan saya perawat Francy saya yang akan
membantu mas bagaimana caranya makan yang baik…mas mau yaaa?

Pasien : ayoo ayo pokok e iwak e kudu iwak cecek.

Francy : y awes wenak iki laukk e, ayo kita langsung latihan di ruang makan yaa.

Pasien : iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

Francy : ayo kalo mau makan apa dulu yang disiapkan hayoo.

Pasien : loh yo iwak e seng penting iku.

Francy : lho gak dikasih wadah ta.

Pasien : oh iyo yo mbak.

Francy : jadi pertama yang harus disiapkan itu ada piring, sendok, gelas, baru kita
ambil nasi sama lauknya. Ayo cobak disiapkan dulu.

Pasien : (pasien langsung mempersiapkan peralatan makan dan mengambil nasi dan
lauk)

Francy : sebelum makan, kita cuci tangan dulu yaaa.

Pasien : loh gak usah wes mbak males aku, adoh kran e.

Fancy : lho jangan gitu, kalo belum cuci tangan nanti banyak kumanya. Ayok cobak
sama saya cuci tangan memakai sabun, ayuk dipraktekan

53
Pasien : iyawes ayo selak luwe akuu.

Francy : (mencontohkan cuci tangan). Kalau sudah, ayo kita duduk lagi sebelum
makan kita harus berdoa dulu yaa silahkan berdoa dulu mas.

Pasien : (pasien berdoa).

Francy : kalau sudah berdoa mari kita makan bersama, makannya pelan pelan ya mas.
Dikunyah dulu ya jangan langsung ditelan nanti tersedak.

Pasien : nyam nyamm nyamm wenak e iwak cecek iki hmmmmm

Francy : lho sudah habis ya, kalau sudah habis piringnya jangan lupa diberekan.
Ditaruh di tempat cuci piring itu ( sambil menunjuk ).

Pasien : (pasien langsung menaruh piring kotor di tempat cuci piring)

Francy : ya kita akhiri dengan cuci tangan ya, kalau sudah jangan lupa minum obat.
Bagaimana perasaan setelah kita makan bersama sama ?

Pasien : saya merasa kenyang mbak

Francy : ayo coba diulangi apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan.

Pasien : (pasien menyebutkan apa saja yang harus dilakukan pada saat makan)

Francy : iya terima kasih mas ya, Saya permisi dulu ya.

54

Anda mungkin juga menyukai