Anda di halaman 1dari 43

MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


PADA KASUS SEMU

Dosen Pengampu :
Dr. Rindayanti, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh Kelompok B_GR 3A :


1. Ogis Septana Rizkiyanto (005221003)
2. Rayyida Azzaidiyah (005221004)
3. Annisa Dea Puspita (005221025)
4. Candra Firda Rismanda (005221026)
5. Mutiara Cahya Ramadhani (005221045)
6. Elza Putri Ayu Ramadhani (005221046)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah mata kuliah keperawatan jiwa yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA KASUS SEMU” dapat kami
selesaikan dengan baik. Kami berharap laporan pendahuluan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pengertian, macam-macam gangguan
dan penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi (pathway sampai muncul masalah
keperawatan), pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis, serta konsep asuhan
keperawatan defisit perawatan diri. Begitu pula atas limpahan Kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Tentunya
kepada dosen pengampu kami, Dr. Rindayanti, S.Kep., Ns., M.Kep. Harapan kami, informasi
dan materi yang terdapat dalam laporan ini dapat berfungsi bagi pembaca. Tiada sempurna di
dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik
dan saran yang dapat membantu bagi perbaikan makalah kami selanjutnya. Apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
laporan pendahuluan ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya
dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Gresik, 23 September 2023

Kelompok B

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
KONSEP DASAR.................................................................................................................2
2.1 Pengertian.........................................................................................................................3
2.2 Penyebab..........................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi......................................................................................................................4
2.4 Klasifikasi.........................................................................................................................4
2.5 Tanda dan Gejala..............................................................................................................5
2.6 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................................5
2.7 Penatalaksanaan................................................................................................................6
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................................7
2.8 Pengkajian........................................................................................................................7
2.9 Analisis Data..................................................................................................................16
2.10 Intervensi Keperawatan................................................................................................18
2.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.....................................................................22
BAB III PENUTUP............................................................................................................38
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................38
3.2 Saran...............................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................39

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan dimana
setiap individu menyadari potensinya, dapat mengatasi stress yang normal dalam kehidupan
sehari-hari, dapat bekerja dengan produktif dan bermanfaat, sebagai keadaan sehat fisik,
mental, dan sosial, bukan semata mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Kemampuan
individu dalam kelompok dan lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain dengan
cara untuk mencapai kesejahteraan, perkembangan yang optimal, dengan menggunakan
kemampuan mentalnya memiliki prestasi individu serta kelompoknya konsisten dengan
hukum yang berlaku (Yosep & Sutini, 2014). Kesehatan jiwa didefinisikan sebagai kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU Nomor 18 Tahun
2014, tentang kesehatan jiwa). Dalam kesehatan jiwa seseorang bisa mengalami gangguan
jiwa.
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang
berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu atau
lebih fungsi kehidupan manusia. Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan
yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun mental yang meliputi
gangguan jiwa (Keliat, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien
dengan gangguan jiwa (Thomas, 2012). Dari seluruh skizofrenia, 70% diantaranya
mengalami defisit perawatan diri (Hardiyah, 2010). Masalah kurangnya perawatan diri pada
gangguan jiwa tidak boleh dianggap remeh karena keadaan fisiknya akan terganggu seperti
integritas kulitnya, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
gangguan fisik pada kuku. Peran perawat untuk penderita defisit perawatan diri yaitu dengan
mengajarkan dan memberikan pengetahuan pentingnya keperawatan diri pada penderita
secara bertahap. Penderita akan dijelaskan mengenai tata cara melakukan kegiatan perawatan
diri seperti mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, mengganti pakaian, memotong kuku,
berdandan, makan dan minum dengan benar serta cara buang air kecil dan besar dengan
benar (Keliat & Pawirowiyono, 2015).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi dari defisit perawatan diri
2. Penyebab/etiologi dari defisit perawatan diri
3. Menganalisis Proses patofisiologi dari defisit perawatan diri
4. Apa saja klasifikasi dari defisit perawatan diri
5. Menyebutkan apa saja tanda dan gejala defisit perawatan diri
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang defisit perawatan diri
7. Bagaimana penatalaksanaan defisit perawatan diri

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dan asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dan penyebab defisit perawatan diri
2. Untuk mengetahui patofisiologi defisit perawatan diri
3. Untuk mengetahui klasifikasi defisit perawatan diri
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang defisit perawatan diri
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan defisit perawatan diri
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosis devisit
perawatan diri
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
1. Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kompetensi penulis
tentang defisit perawatan diri.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang defisit
perawatan diri.

2
BAB II
PEMBASAHAN
KONSEP DASAR
2.1 Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari
hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur (hygiene), tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi,
BAB/BAK (toileting). Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul
pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak
pedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun.
2.2 Penyebab
Penyebab/etiologi dari defisit perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan
kesadaran.
Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungan. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
Faktor Presipitasi

3
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

2.3 Patofisiologi
Masalah yang ditemukan pada : Defisit Perawatan Diri
a. Data Subjektif :
Pasien merasa lemah, malas untuk beraktivitas, dan merasa tidak berdaya
b. Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan, badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi bau,
kulit kusam dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat.
c. Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi sosial menarik diri, intelektualisasi.

2.4 Klasifikasi
Jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan

4
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara
mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.
2.5 Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah sebagai berikut :
a. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, mengambil
pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, serta mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mengevaluasi defisit dalam perawatan diri dapat
mencakup berbagai metode evaluasi yang digunakan untuk menilai kemampuan
seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri,
a. Tes Penilaian Fungsi Kognitif
Tes ini membantu mengidentifikasi gangguan kognitif dan menilai kemampuan
seseorang dalam memahami, memproses informasi, dan melakukan tugas-tugas
sehari-hari.
b. Indeks Barthel

5
Indeks ini digunakan untuk menilai kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
dasar sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, makan, dan kontrol buang air kecil dan
besar.

c. Tes Tinjauan Fungsi Otot


Tes ini digunakan untuk menilai kekuatan otot dan kemampuan pasien untuk
melakukan aktivitas fisik dan perawatan diri yang memerlukan kekuatan otot.
d. Skala Pengukuran Depresi
Pemeriksaan ini membantu menilai tingkat depresi pasien, karena depresi dapat
mempengaruhi kemampuan untuk melakukan perawatan diri dengan baik.
e. Evaluasi Fungsi Sensori
Pemeriksaan ini mencakup penilaian fungsi sensori seperti penglihatan, pendengaran,
dan perabaan untuk menilai apakah defisit sensori berperan dalam keterbatasan
perawatan diri.
f. Tes Evaluasi Kemandirian
Tes ini digunakan untuk menilai tingkat kemandirian dalam melakukan aktivitas
sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian, berjalan, dan menggunakan toilet.
g. Skala Evaluasi Risiko Jatuh
Skala ini membantu menilai risiko pasien untuk jatuh, yang dapat mempengaruhi
kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
h. Pemeriksaan Kesehatan Mental
Tes ini digunakan untuk menilai tingkat kecemasan pasien, karena kecemasan dapat
mempengaruhi kemampuan untuk melakukan perawatan diri dengan efektif.
2.7 Penatalaksanaan
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis,
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapi kejiwaan
melalui komunikasi terapeutik,
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung

6
ASUHAN KEPERAWATAN
2.8 Pengkajian

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. A (L) Tanggal Pengkajian :23 Februari 2022


Umur : 31 Tahun RM No. : 03.58.77
Informan : Rekam medik dan klien

II. ALASAN MASUK


Klien memiliki riwayat pemakaian sabu, merasa gelisah, susah tidur, sering
mendengar suara-suara bisikan dan berbicara sendiri, marah-marah dan klien tampak
tidak rapi dan kotor.
Faktor Predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku / Usia Korban / Usia Sanksi / Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : Klien sebelumnya sudah pernah di rawat di RSJ 14 tahun


yang lalu, kembali lagi karena tidak rutin kontrol dan
tidak patuh minum obat. Klien mendengar suara-suara

7
tanpa wujud, suara tersebut adalah suara yang tidak
dikenal yang menyuruhnya untuk memukul ibunya. Klien
merasa kesal karena suara tersebut selalu datang dan
terkadang tidak mampu menahan amarahnya akhirnya
keluarga membawanya kembali ke RSJ pada 18 Oktober
2021.

Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran, Defisit


perawatan diri, Defisit spiritual, Gangguan interaksi sosial

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa YA TIDAK

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

i. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Keluarga klien mengatakan


dahulu klien seorang pengguna sabu, sehingga ketika tidak ada uang klien
sering mengamuk, marah tanpa sebab, memukul ibunya.

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

IV. FISIK

1. Tanda Vital : TD :130/80 mmHg N : 80 x/menit S :36,1 *C P : 21x/menit

2. Ukur : TB :163 CM BB : 62 KG

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : Pemeriksaan fisik yang didapatkan meliputi tanda-tanda vital klien, dengan
tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,1* C, Pernapasan 21
kali/menit, Tinggi badan 163 cm, berat badan 62 kg,. Dan hasil pengkajian keluhan
fisiknya tidak ada masalah yang dialami klien

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Psikososial

8
1. Genogram

Jelaskan : Klien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, Klien sebelumnya


tinggal bersama orang tuanya

Masalah keperawatan :

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah
seluruh anggota tubuhnya tidak ada anggota tubuhnya yang disukai, klien
juga tidak mengalami kelainan fisik.
b. Identitas : Klien belum menikah dan merupakan anak ke 3 dari 4
bersaudara
c. Peran : Klien berperan sebagai anak
d. Ideal Diri : Klien ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga
e. Harga Diri : Klien merasa malu berada di RSJ

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : keluarga


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien tidak berperan
dalam kegiatan kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : penyakit klien

Masalah keperawatan : Gangguan Interaksi Sosial

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan yakin dengan


kepercayaan yang dianutnya.
b. Kegiatan ibadah : klien jarang melakukan kegiatan ibadah

Masalah keperawatan : Defisit Spiritual

9
6.. Status mental

1. Penampilan

Tidak Rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak


tidak sesuai seperti biasanya

Jelaskan : Klien berpakaian tidak rapi, bau dan kotor ganti baju jika ingin, malas mandi
dan berhias

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak


mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien berbicara dengan jelas

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah


Agitasi

Tik Grimasen Tremor

Jelaskan : klien selalu gelisah jika akan di datangi suara - suara bisikan tanpa wujud

Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran

4. Alam perasaan

10
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir

Jelaskan : klien ketakutan jika mendengar suara - suara bisikan tanpa wujud

Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai


Jelaskan :
6. Interaksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

kontak mata (-) Defensif Curiga


Jelaskan: klien kooperatif selama wawancara
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan

penghidu
Jelaskan : klien
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran
8. Proses Pikir

Sirkumstansial tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of idea blocking Pengulangan pembicara


jelaskan : klien dapat mencari jawaban jika diberi masalah sederhana

11
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran nangis


Waham

Agama Somatik kebesaran curiga

Nihilistic Sisip pikir kontrol pikir


Jelaskan : klien dapat mengontrol isi pikirannya, tidak mengalami gangguan isi pikir dan
tidak ada waham.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat kesadaran

Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi

Waktu Tempat Orang


Jelaskan : Klien sadar penuh
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan : Klien mampu menceritakan kejadian dimasa lalu dan yang baru terjadi
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

12
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah letih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana


Jelaskan : Klien mampu menjawab namun kurang berkonsentrasi
Masalah Keperawatan :

13. Kemampuan Penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna


Jelaskan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan buruk
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya Titik Diri

Mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal - hal diluar dirinya


Jelaskan : Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VII. Kebutuhan persiapan pulang


1. makan

Bantuan minimal Bantuan total


2. BAB/ BAK

bantuan minimal bantuan total


3. Mandi

Bantuan minimal bantuan total


4. Berpakaian . berhias

Bantuan minimal bantuan total


5. istirahat dan tidur

Bantuan minimal bantuan total

13
6. penggunaan obat

Bantuan minimal Bantuan total


7. Pemeliharaan kesehatan

perawatan lanjutan YA Tidak

perawat pendukung YA Tidak


8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan YA Tidak

Menjaga Kepribadian Rumah Ya Tidak

Mencuci Pakaian Ya Tidak

Pengaturan keuangan Ya Tidak


9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya Tidak

Transportasi Ya Tidak

Lain- lain Ya Tidak


Jelaskan :
Masalah keperawatan :

VIII. Mekanisme koping


Adaptif Maladaptif

Berbicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan Masalah Reaksi lambat berlebih

Teknik relaksasi Bekerja Berlebihan

Aktivitas Konstruktif Menghindar

Olahraga Mencederai Diri

14
Lainya Lainya
Masalah keperawatan :

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pendidikan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainya, spesifik

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

X. Aspek Medik
Diagnosa : Skizofrenia paranoid
Terapi medik : Pemberian / minum obat kepada klien secara teratur
a. Risperidon (RSP) tablet 2 mg 2x1
b. Clozapine 25 mg 1x1
c. Haloperidol 1 mg
d. Trihexyphenidyl 2x1

Perawat

(........................)

15
2.9 Analisis Data

No Data Masalah Keperawatan

1. Ds : Defisit Perawatan Diri


- Klien mengatakan malas mandi
karena suara tersebut sangat
mengganggunya
- Klien mengatakan malas
berhias karena sibuk dengan
suara yang ia dengar
- Keluarga klien mengatakan
bahwa klien hanya mengganti
baju jika merasa ingin, jika
tidak maka pakainya akan terus
dipakai
- Keluarga klien mengatakan
bahwa klien tidak pernah
mencuci tangan saat makan
dan ketika selesai maka klien
hanya melap dipakainya saja
- Keluarga klien mengatakan
jika klien setelah BAB/BAK
hanya menyiramnya begitu
saja tanpa cebok
Do :
- Klien tampak tidak rapi dan
kotor
- Klien sering memakai pakaian
yang sama tiap harinya dan
berbau
- Kuku klien tampak sangat

16
kotor dan panjang
- Mulut klien tampak kotor dan
giginya kuning

Daftar Masalah Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri


2. Halusinasi Pendengaran
3. Harga Diri Rendah

Pohon Masalah

Defisist Perawatan Diri

Halusinasi

Harga diri rendah

Prioritas Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

17
2.10 Intervensi Keperawatan

Tgl No Dx Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1 Defisit Perawatan Diri Klien dapat membina Ketika dievaluasi klien Membina hubungan saling percaya
hubungan saling percaya mau membalas salam, dengan cara (menjelaskan maksud dan
berjabat tangan, tujuan interaksi, jelaskan tentang kontrak
menyebutkan nama, yang akan dibuat, beri rasa aman dan
tersenyum, ada kontak sikap empati)
mata, serta menyediakan
waktu untuk kunjungan
berikutnya

TUM : Setelah dilakukan 1x SP 1


Klien dapat melakukan interaksi klien 1. Membina hubungan saling percaya
perawatan diri secara menunjukkan tanda-tanda dengan cara :
mandiri. percaya pada perawat dan 1. Menjelaskan maksud dan tujuan
klien menyetujui untuk interaksi
TUK 1 : mempraktekan perawatan 2. Jelaskan tentang kontrak yang akan
Klien dapat membina diri dimulai dari mandi. dibuat
hubungan saling percaya 3. Beri rasa aman, dan sikap empati.
dan klien mengetahui cara 2. Mengidentifikasi tanda, gejala,
perawatan diri mandi penyebab dan akibat defisit perawatan

18
diri.
3. Diskusikan frekuensi menjaga
perawatan diri selama ini
4. Mulai melatih klien melakukan
perawatan diri mandi.
5. Bantu klien saat melakukan perawatan
diri hingga selesai
6. Berikan pujian untuk setiap respon
klien yang positif.

TUK 2 : Setelah dilakukan 2x SP 2 :


Klien mengetahui cara interaksi, klien mampu 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
perawatan diri dengan mengetahui perawatan diri pasien.
berdandan sehingga selanjutnya yaitu dengan 2. Mengidentifikasi kegiatan perawatan
nantinya klien mampu berdandan diri
melakukan perawatan diri 3. Menjelaskan dan melatih klien
tersebut. perawatan kebersihan diri:
berdandan/berhias (peralatan, cara,
waktu, manfaat dan kerugian tidak
berdandan)
4. Bantu klien saat melakukan perawatan

19
diri hingga selesai
5. Berikan pujian untuk setiap respon
klien yang positif.

TUK 3 : Setelah dilakukan 3x SP 3 :


Klien mengetahui pola interaksi, klien semakin 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
makan/minum yang tepat mampu melakukan pasien.
sehingga nantinya klien perawatan diri, dalam 2. Membina hubungan saling percaya
mampu melakukan pertemuan ini klien mulai antara pasien dengan perawat
perawatan diri tersebut. mengetahui pola makan 3. Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri
dan minum yang tepat. dan berdandan
4. Melatih cara melakukan perawatan
diri: makan/minum (peralatan, cara,
waktu, manfaat dan kerugian tidak
makan minum).
5. Bantu klien saat melakukan perawatan
diri hingga selesai
6. Berikan pujian untuk setiap respon
klien yang positif.

TUK 4 : Setelah dilakukan 4x SP 4 :

20
Klien mengetahui interaksi, klien telah 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
perawatan diri BAK/BAB mengetahui mengenai dan pasien.
sehingga nantinya klien belajar untuk melakukan 2. Melatih cara melakukan perawatan
mampu melakukan perawatan diri BAK/BAB diri: BAK/BAB (peralatan, cara,
perawatan diri tersebut. waktu, manfaat dan kerugian tidak
BAK/BAB)
3. Bantu klien saat melakukan perawatan
diri hingga selesai
4. Berikan pujian untuk setiap respon
klien yang positif.

21
2.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnosis Hari/Tgl Implementasi/Tindakan Evaluasi

Defisit Perawatan Diri Selasa 1. Data S:


01 Maret 2022 Ds : - Klien mau menjawab salam dan
- Klien mengatakan malas mandi karena suara mengatakan selamat pagi, serta
tersebut sangat mengganggunya nama lengkap
- Klien mengatakan malas berhias karena sibuk - Klien mengatakan lebih segar
dengan suara yang ia dengar setelah mandi
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien - Klien mengatakan bahwa dirinya
hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika harum
tidak maka pakainya akan terus dipakai O:
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak - Klien mau berjabat tangan dengan
pernah mencuci tangan saat makan dan ketika perawat
selesai maka klien hanya melap dipakainya - Klien mampu melakukan cara
saja perawatan diri : mandi secara
- Keluarga klien mengatakan jika klien setelah mandiri
BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja - Klien terlihat lebih bersih dengan
tanpa cebok kulit yang bersih juga
Do : A:
- Klien tampak tidak rapi dan kotor SP 1 Pasien defisit perawatan diri : mandi
- Klien sering memakai pakaian yang sama tiap tercapai
harinya dan berbau P:
- Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang - Latihan perawatan diri mandi 2 x
- Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning 1 hari
2. Diagnosa Keperawatan - Latihan perawatan diri sikat gigi 2
Defisit Perawatan Diri x 1 hari

22
3. Tindakan Keperawatan - Lanjutkan SP 2 Pasien defisiy
Sp 1 : perawatan diri : Berhias
- Membina hubungan saling percaya
dengan cara :
a. Menjelaskan maksud dan tujuan
interaksi
b. Jelaskan tentang kontrak yang akan
dibuat
c. Beri rasa aman, dan sikap empati.
- Mengidentifikasi tanda, gejala, penyebab
dan akibat defisit perawatan diri.
- Diskusikan frekuensi menjaga perawatan
diri selama ini
- Mulai melatih klien melakukan perawatan
diri mandi.
- Bantu klien saat melakukan perawatan
diri hingga selesai
- Berikan pujian untuk setiap respon klien
yang positif.
4. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum…Selamat Pagi Pak, apa
kabar pagi ini?...perkenalkan nama saya Ogis
saya selaku perawat yang akan menemani
bapak pada pagi hari ini”.
b. Evaluasi

23
“Bagaimana perasaan bapak pagi hari ini?
Apakah bapak sudah mandi & menggosok
gigi?”.
c. Kontrak
- Topik :
“Baiklah pak, bagaimana kalau kita diskusi
tentang kebersihan diri…?
- Waktu :
“Berapa lama Bapak mau ngobrolnya?
Bagaimana kalau 15 menit..?”
- Tempat :
“Bapak maunya kita ngobrol dimana?...,
Bagaimana kalau di ruang tamu?”
Fase Kerja
“Berapa kali ibu mandi dalam sehari?...., Menurut
bapak, apa sih kegunaan mandi..?, Apa alasan
bapak sehingga tidak mau mandi..?, Menurut
bapak, apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri kita…? kira-kira tanda tanda orang
yang merawat diri dengan baik, seperti apa ya…?,
kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri,
masalah apa menurut bapak yang bisa timbul..?,
sekarang coba bapak sebutkan alat apa saja yang
digunakan untuk menjaga kebersihan diri, seperti
kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi? apa saja
yang disiapkan..?, Benar sekali... ,bapak perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun, sikat

24
gigi, sampo dan odol serta sisir. Waahhhh….bagus
sekali….bapak bisa menyebutkan dengan
benar…”.
Fase Terminasi
- Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah, kita
membicarakan tentang cara merawat
kebersihan diri?”
“Baguss sekali pak… nah, sekarang coba
bapak sebutkan, cara perawatan diri yang
telah kita pelajari dan latih tadi…? Bagus
sekali…”
- RTL
“Baiklah bu, tadi bapak sudah menyebutkan
manfaat bagi kita. Jika, kita menjaga
kebersihan diri, dan kita juga sudah
melakukan latihan, cara merawat diri,
masukan kedalam jadwal yaa… Selanjutnya
jangan lupa untuk melakukan sesuai Jadwal
ya pak... mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari
dan juga, keramas 2x seminggu. Bagaimana
pak?... Bapak bisa melakukanya…? Baguss
sekali, bapak mau mencoba
melakukannya…!”.
- Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baiklah pak, cukup untuk hari ini,

25
besok kita akan bertemu lagi,dan
membicarakan tentang perawatan
kebersihan diri dan berdandan/berhias
yang baik dan benar, apakah bapak
bersedia?”
b. Waktu
“Bapak mau jam berapa dan berapa
lama?...bagaimana kalau jam 8? Baik
pak kita akan berbicara selama 15
menit ya”.
c. Tempat
“Bapak mau berbincang
dimana?...bagaimana kalau di raung
makan?”
“Baiklah pak, sampai jumpa besok,
Assalamualaikum wr wb”.
Rabu S:
02 Maret 2022 - Klien merasa senang dan antusias
- Klien dapat menyebutkan manfaat
1. Data berpakain dan berdandan
Ds : O:
- Klien mengatakan malas mandi karena suara - Klien mampu melakukan cara
tersebut sangat mengganggunya perawatan diri : mandi secara
- Klien mengatakan malas berhias karena sibuk mandiri
dengan suara yang ia dengar - Klien mampu melakukan cara
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien perawatan diri : berhias secara
hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika mandiri

26
tidak maka pakainya akan terus dipakai - Klien terlihat memakai pakaian
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak sendiri
pernah mencuci tangan saat makan dan ketika
selesai maka klien hanya melap dipakainya A :
saja SP 2 Pasien defisit perawatan diri :
- Keluarga klien mengatakan jika klien setelah berhias teratasi
BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja P :
tanpa cebok - Latihan perawatan diri berhias :
Do : sisir rambut 2 x 1 hari
- Klien tampak tidak rapi dan kotor - Lanjutkan SP 3 pasien defisit
- Klien sering memakai pakaian yang sama tiap perawatan diri : makan dan
harinya dan berbau minum
- Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
- Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tindakan Keperawatan
Sp 2 :
- Mengidentifikasi kegiatan perawatan diri
- Menjelaskan dan melatih klien perawatan
kebersihan diri: berdandan/berhias
(peralatan, cara, waktu, manfaat dan
kerugian tidak berdandan)
- Bantu klien saat melakukan perawatan
diri hingga selesai
- Berikan pujian untuk setiap respon klien
yang positif.

27
4. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi
a. Salam terpeutik
“Assalamualaikum…selamat pagi pak , apa
kabar?”
b. Evaluasi
“Apakah bapak sudah mandi dan gosok gigi
sendiri?....bagaimana perasaan bapak setelah
mandi dan menggosok gigi?”
c. Kontrak
- Topik
“ Baiklah pak, sesuai dengan janji kita
kemarin hari ini kita akan
membicarakan tentang berhias
(berpakaian dan berdandan)”
- Waktu
“Sesuai janji kita kemarin, kita akan
berbincang selama 15 menit ya pak?”
- Tempat
“ Bagaimana kalau kita berbincang di
ruang makan saja?”
Fase Kerja
“Menurut bapak apa itu berhias?...apa manfaan
berpakaian dan berdandan untuk bapak?...bagus
sekali, bapak bisa menyebutkan manfaat berhias
dan berpakaian. Sekarang coba bapak tunjukan
cara berpakain dan berdandan yang baik… Bagus

28
sekali bapak sudah dapat menunjukan cara berhias
dan berpakain yang baik, mulai besok coba bapak
masukkan berhias dan berpakain kedalam kegiatan
harian…”
Fase Terminasi
- Evaluasi Subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
membicarakan tentang manfaat dan tata cara
berhias dan berpakaian yang baik….? Bagus
Sekali pak, bapak sudah bisa menyebutkan
dengan baik tentang manfaat dan cara berhias
dan berpakaian yang baik”.
- RTL
“Baiklah bu, tadi bapak sudah menyebutkan
manfaat bagi bapak tentang cara berhias dan
berpakaian yang baik dan benar, mulai besok
coba bapak masukan ke jadwal kegiatan
harian bapak”.
- Kontrak yang akan datang
a. Topik :
“Baiklah pak, cukup untuk hari ini,
besok kita akan bertemu lagi untuk
membicarakan tentang kebutuhan
makan dan minum serta mengevaluasi
tentang kebutuhan dan latihan cara
berhias diri(berpakaian dan
berdandan)”

29
b. Waktu ;
“Bapak mau jam berapa? bagaimana
kalau jam 8?...”
c. Tempat :
“Bapak maunya kita berbincang
dimana?...bagaimana kalau di ruang
makan?...baiklah pak, besok saya akan
kesini jam 8 pagi ya..sampai jumpa
besok ya pak, saya permisi.
Kamis assalamualaikum..Wr. Wb”.
03 Maret 2022 S:
- Klien mau menyebutkan manfaat
1. Data makan dan minum
Ds : O:
- Klien mengatakan malas mandi karena suara - Klien mampu melakukan cara
tersebut sangat mengganggunya perawatan diri : makan minum
- Klien mengatakan malas berhias karena sibuk secara mandiri
dengan suara yang ia dengar - Klien terlihat makan dengan
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien piring di meja makan dan minum
hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika dengan gelas
tidak maka pakainya akan terus dipakai - klien terlihat mencuci tanganya
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak sebelum dan sesudah makan
pernah mencuci tangan saat makan dan ketika A:
selesai maka klien hanya melap dipakainya SP 3 Pasien defisit perawatan diri :
saja makan dan minum tercapai
- Keluarga klien mengatakan jika klien setelah P:
BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja - Latihan perawatan diri : makan

30
tanpa cebok dan minum 3 x 1 hari
Do : - Lanjutkan SP 4 Pasien defisit
- Klien tampak tidak rapi dan kotor perawatan diri : Toileting (BAB
- Klien sering memakai pakaian yang sama tiap dan BAK).
harinya dan berbau
- Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
- Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tindakan Keperawatan
Sp 3 :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien.
- Membina hubungan saling percaya antara
pasien dengan perawat
- Mengevaluasi kegiatan kebersihan diri
dan berdandan
- Melatih cara melakukan perawatan diri:
makan/minum (peralatan, cara, waktu,
manfaat dan kerugian tidak makan
minum).
- Bantu klien saat melakukan perawatan
diri hingga selesai
- Berikan pujian untuk setiap respon klien
yang positif.
4. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi

31
a. Salam terpeutik
“Assalamualaikum…selamat pagi pak , apa
kabar?”
b. Evaluasi
“Apakah bapak sudah mandi dan gosok
gigi sendiri?....bagaimana perasaan bapak
setelah mandi dan menggosok gigi?”
c. Kontrak
- Topik
“ Baiklah pak, sesuai dengan janji kita
kemarin hari ini kita akan
membicarakan tentang kebutuhan diri
makan dan minum
- Waktu
“Sesuai janji kita kemarin, kita akan
berbincang selama 15 menit ya pak?”
- Tempat
“ Bagaimana kalau kita berbincang di
ruang makan saja?”
Fase Kerja
“Berapa kali bapak makan sehari?...iyaa bagus,
bapak makan 3x sehari…kalau minum, sehari
berapa gelas pak?...betul, minum 10 gelas sehari
apa saja yang disiapkan untuk makan? apa yang
dilakukan sebelum makan?... apa pula yang
dilakukan setelah makan?”.
Fase Terminasi

32
- Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah, kita
membicarakan tentang cara makan dan
minum yang baik?... Baik sekali pak, bapak
sudah bisa menyebutkan manfaat makan dan
minum dengan baik”.
- RTL
Baiklah pak, tadi bapak sudah menyebutkan
manfaat bagi kita jika kita menjaga kebersihan
diri, dan kita juga sudah melakukan latihan,
selanjutnya jangan lupa untuk melakukan
sesuai jadwal ya pak.. makan 3x sehari, dan
minum 8-10 gelas sehari”.
- Kontrak yang akan datang
a. Topik :
“Baiklah pak, cukup untuk hari ini, besok
kita akan bertemu lagi,dan membicarakan
tentang kebutuhan dan latihan cara
Toileting Yang baik dan benar (BAB dan
BAK) besok…”
b. Waktu :
“Bapak mau jam berapa? bagaimana
kalau jam 8?”
c. Tempat :
“Bapak maunya kita berbincang
dimana?...bagaimana kalau di ruang
makan?...baiklah pak, besok saya akan

33
kesini jam 8 pagi ya..sampai jumpa besok
ya pak, saya permisi.
Minggu assalamualaikum..Wr. Wb”. S:
27 Februari 2022 - Klien dapat menyebutkan manfaat
1. Data BAB dan BAK di toilet
Ds : - Klien menyebutkan tata cara BAB
- Klien mengatakan malas mandi karena suara dan BAK yang baik dan benar
tersebut sangat mengganggunya O:
- Klien mengatakan malas berhias karena sibuk - Klien terlihat BAB dan BAK di
dengan suara yang ia dengar toilet
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien - Klien membersihkan diri/cebok
hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika setelaH BAB/BAK
tidak maka pakainya akan terus dipakai A:
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak SP 1 Pasien defisit perawatan diri : BAB
pernah mencuci tangan saat makan dan ketika dan BAK teratasi
selesai maka klien hanya melap dipakainya P:
saja Lanjutkan SP 1 Pasien defisit perawatan
- Keluarga klien mengatakan jika klien setelah diri : mandi
BAB/BAK hanya menyiramnya begitu saja
tanpa cebok
Do :
- Klien tampak tidak rapi dan kotor
- Klien sering memakai pakaian yang sama tiap
harinya dan berbau
- Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
- Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning
2. Diagnosa Keperawatan

34
Defisit Perawatan Diri
3. Tindakan Keperawatan
Sp 4 :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
- Melatih cara melakukan perawatan diri:
BAK/BAB (peralatan, cara, waktu, manfaat
dan kerugian tidak BAK/BAB)
- Bantu klien saat melakukan perawatan diri
hingga selesai
- Berikan pujian untuk setiap respon klien yang
positif.
4. Strategi Komunikasi
Fase Orientasi
d. Salam terpeutik
“Assalamualaikum…selamat pagi pak , apa
kabar?”
e. Evaluasi
“Apakah bapak sudah mandi dan gosok gigi
sendiri?....bagaimana perasaan bapak setelah
mandi dan menggosok gigi?”
f. Kontrak
- Topik
“ Baiklah pak, sesuai dengan janji kita
kemarin hari ini kita akan
membicarakan tentang tata cara BAK
dan BAB dengan baik”.
- Waktu

35
“Sesuai janji kita kemarin, kita akan
berbincang selama 15 menit ya pak?”
- Tempat
“ Bagaimana kalau kita berbincang di
ruang tamu saja?”
Fase Kerja
“Berapa kali bapak BAB sehari..? atau BAK
berapa kali sehari..?, kalau bapak BAB dan BAK
dimana biasanya..? , Setelah BAB dan BAK
biasanya apa yang bapak lakukan..? Menurut
bapak apa manfaatnya jika menjaga kebersihan
setelah BAB dan BAK…?”
Fase Terminasi
- Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
membicarakan tentang cara BAB dan BAK
yang baik…? Bagaimana perasaan bapak
setelah membersihkan diri setelah BAB dan
BAK..? Bagus sekali pak, bapak sudah bisa
menyebutkan dengan baik cara BAK dan
BAB yang benar..”
- RTL
“Baiklah pak, tadi bapak sudah menyebutkan
manfaat bagi kita jika kita menjaga kebersihan
diri setelah BAB dan BAK. Sekarang, coba
bapak masukan kedalam jadwal kegiatan
harian bapak, BAB 1x di toilet dan BAK 1 x

36
dai toilet?”.
- Kontrak yang akan datang
a. Topik :
“Baiklah pak, cukup untuk hari ini,
besok kita akan bertemu lagi,dan
mengevaluasi tentang kebutuhan dan
cara BAK dan BAB yang baik.”
b. Waktu :
“Bapak mau jam berapa? bagaimana
kalau jam 8?
c. Tempat :
“Bapak maunya kita berbincang
dimana?...bagaimana kalau di ruang
makan?...baiklah pak, besok saya
akan kesini jam 8 pagi ya..sampai
jumpa besok ya pak, saya permisi.
assalamualaikum..Wr. Wb”

37
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa didefinisikan sebagai kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Seseorang yang memiliki gangguan
jiwa akan timbul masalah- masalh lain seperti halusinasi, harga diri rendah, perilaku
kekerasan dan defisit perawatan diri. Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan
seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari secara mandiri. Tidak ada keinginan
untuk mandi secara teratur (hygiene), tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau
badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi, BAB/BAK (toileting). Penyebabnya sendiri
ada predisposisi dam presipitasi, Predisposisi seperti perkembangan, biologis, sosial dan
lainya sedangkan presipitasi adalah karena kurang motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
3.2 Saran
1. Disarankan kepada pembaca dapat memanfaatkan makalah ini dengan baik sehingga
dapat digunakan sebagai media pendukung untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai konsep dasar dan asuhan keperawatan defisit perawatan diri.
2. Disarankan khususnya kepada mahasiswa kesehatan untuk terus meningkatkan dan
menguasai ilmu mengenai asuhan keperawatan dengan menggunakan Buku SDKI,
SLKI, dan SIKI sebagai penunjang pembelajaran.
3. Disarankan kepada institusi untuk dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian
sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Lela Aruma Syahni. "Penerapan Latihan Mandi Defisist Perawatan Diri." Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP, 2018: 8-20.

Mardhianti. "Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny W Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
Di Ruang Mawar." 2018: 17-41.

Yolanda Wulandari1, Veronika Anita Sari Laia, Refortinus Zega , Saleha, Sri Lestari Siregar,
Jek Amidos Pardede. "Peningkatan Kemampuan dan Penurunan Gejala Pasien
Skizofrenia Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri: Studi Kasus." 2020: 19-38.

39

Anda mungkin juga menyukai