Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA

DIRI RENDAH DI RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI KLATEN

Disusun untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan jiwa


Dosen Pembimbing : Giri Susilo Adi, S.Kep,.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

ANGGUN PUTRI ZULKARNAEN


3220213859

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan pada pasien jiwa dengan Harga Diri Rendah. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas individu Praktik Klinik Keperawatan Jiwa pada
semester V, pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat :

Praktikan

(…………………………………)

Pembimbing Lahan (CI) Pembimbing Akademik

(…………………………………) (…………………………………)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penyusunan Asuhan Keperawatan Jiwa pada
pasien Harga Diri Rendah di ruang Helikonia RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Asuhan Keperawatan ini disusun
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas selama menjalani Praktik Klinik
Keperawatan Jiwa pada semester V.
Asuhan Keperawatan ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak terutama Pembimbing Lahan (CI), Pembimbang
Akademik, dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi.
Tidak terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya Asuhan Keperawatan yang lebih baik lagi.

iii
DAFTAR ISI

Cover.........................................................................................................................i
Halaman Persetujuan................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II. KONSEP DASAR MASALAH


A. Pengertian.....................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Jenis/Klasifikasi............................................................................................3
D. Tanda Gejala.................................................................................................4
E. Rentang Respon............................................................................................5
F. Pohon Masalah.............................................................................................6
G. Pengkajian....................................................................................................6
H. Diagnosa Keperawatan...............................................................................11
I. Rencana Tindakan Keperawatan................................................................11

BAB III. REFERENSI.........................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, merasa
gagal mencapai keinginan. Menurut klasifikasi diagnostic and statisyical
manual of mental disorder text revision harga diri rendah merupakan salah
satu jenis gangguan jiwa ketegori gangguan kepribadian. Harga diri rendah
adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri menyebabkan kehilangan
rasa percaya diri, pesimis dan tidak berharga dikehidupan.
Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri disertai kurangnya perawatan diri tidak berani menatap
lawan bicara lebih banyak menunduk, berbicara lambat dan suara lemah.
Prevalensi gangguan jiwa di Amerika Serikat sekitar 50% dari penduduk
yang berusia lebih dari 18 tahun ke atas pernah memiliki masalah kejiwaan
dan penyalahgunaan zat dalam rentang hidupnya. tahun 1995 DALY’s
(Disability Adjusted Life Years) akibat gangguan 8,1% lebih tinggi di
banding TBC (7,2%), kanker (5,8), penyakit jantung (4,4%) maupun
malaria 2,6. DALY’s akibat gangguan jiwa menjadi 12,3% pada tahun
2000 dan diproyeksikan menjadi 15% pada tahun 2020. Gangguan jiwa di
Indonesia sebesar 26 juta penduduk. Gangguan jiwa yang berlangsung 6
(enam) bulan dan mengalami kemunduran secara progresi 60-80% akan
menjadi kronik dan gangguan jiwa berat. Prevalensi gangguan jiwa cukup
tinggi dan membutuhkan penanganan yang serius serta berkesinambungan
agar tidak masuk dalam gangguan jiwa berat.
Keperawatan jiwa adalah suatu proses interpersonal dengan tujuan
untuk meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung
terwujudnya suatu kesatuan yang harmonis (integrated). Klienya dapat
berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau masyarakat. Adapun
peran perawat jiwa yang harus dilakukan meliputi : peran promotif adalah
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau menurunkan angka

1
kesakitan dengan cara memberikan penyuluhan tentang kesehatan, peran
preventif adalah mengidentifikasi prilaku khusus dan menghindari
kegagalan peran, peran kuratif adalah menyediakan lingkungan yang
kondusif, memecahkan masalah, merawat kesehatan fisik atau mencegah
usaha bunuh diri melalui terapi psikoterapi dan terapi medik, peran
perawat rehabilitatif adalah dengan mengikut sertakan klien dalam
kelompok, mendorong tanggung jawab klien terhadap lingkungan dan
melatih keterampilan klien sehingga Harga Diri Rendah dapat ditangani
dengan baik.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan jiwa pada pasien
dengan harga diri rendah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian harga diri rendah.
b. Untuk mengetahui etiologi harga diri rendah.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis harga diri rendah.
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala pasien harga diri rendah.
e. Untuk mengetahui rentang respon pasien harga diri rendah.
f. Untuk mengetahui pohon masalah harga diri rendah
g. Untuk mengetahui pengkajian terkait harga diri rendah
h. Untuk mengetahui diagnose keperawatan harga diri rendah
i. Untuk mengetahui intervensi pada pasien harga diri rendah.

2
BAB II
KONSEP DASAR MASALAH

A. PENGERTIAN
Menurut Depkes RI (2000) dalam (Nurarif & Hardhi, 2015) Harga
diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.

B. ETIOLOGI
Menurut Fitria (2014) faktor penyebab harga diri rendah yaitu :
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah yaitu adanya
penolakan orang tua, kegagalan berulang kali, ideal diri tidak realistik,
ketergantungan pada orang lain.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah yaitu gangguan citra
tubuh seperti hilangnya sebagian anggota tubuh dan perubahan
penampilan atau bentuk tubuh.

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional
Harga diri rendah situasional adalah harga diri yang terjadi secara
tiba-tiba, misalnya harus menjalani operasi, kecelakaan, diceraikan
oleh pasangan, dan perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
2. Kronik
Harga diri rendah kronik adalah harga diri yang terjadi akibat
persepsi individu yang negatif terhadap diri yang telah berlangsung
lama seperti pemikiran negatif sebelum sakit atau sebelum dirawat di

3
rumah sakit. Kejadian sakit dan akan dirawat akan menambah persepsi
negatif terhadap dirinya. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa.

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Fitria (2014) tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri
rendah adalah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimistis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memprihatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi Selera makan kurang
9. Tidak berani menatap lawan bicara
10. Lebih banyak menunduk
11. Bicara lambat dengan nada suara lemah

Sementara menurut Fajariyah (2012) tanda dan gejala harga diri rendah
adalah :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri
(mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.

4
E. RENTANG RESPON

Keterangan :
1. Respon Adaptif Respon adaptif adalah respon atau kemampuan
individu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
a. Aktualisasi diri merupakan persepsi diri terhadap dirinya yang
dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
b. Konsep diri positif merupakan persepsi individu dalam menilai
dirinya secara positif dan dapat menerima apa yang ada pada
dirinya.
2. Respon Maladaptif Respon maladaptif adalah respon individu ketika
tidak mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapinya.
a. Harga diri rendah merupakan individu yang cenderung menilai
dirinya secara negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Keracunan identitas merupakan suatu kegagalan individu dalam
mengintegrasikan masa tumbuh kembangnya.
c. Depersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis terhadap
diri sendiri yang tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
lain.

5
F. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori

Isolasi Sosial

Core Problem Gangguan konsep diri: Harga Diri


Rendah

Ketidakefektifan mekanisme
Causa koping

G. PENGKAJIAN
Menurut (Dwi,2020) isi pengkajian keperawatan jiwa:
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, NO MR, tanggal masuk RS dan tanggal
pengkajian.
2. Alasan Masuk
Tanyakan kepada pasien dan keluarga apa alasan pasien di bawa ke
rumah sakit, Keluhan utama pasien dengan harga diri rendah kronis
biasanya merenung atau menyendiri serta mengkritik atau
menyalahkan diri sendiri.
3. Faktor Predisposisi
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Adanya riwayat gangguan pasien atau keluarga
2) Adanya gangguan fisik atau penyakit termasuk gangguan
pertumbuhan dan perkembangan

6
b. Riwayat Psikososial
1) Pada pasien harga diri rendah riwayat psikososial yang perlu
diketahui adalah pernah atau tidak melakukan atau mengalami
dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan
dari lingkungan, kekerasan dalam rumah tangga, aniaya dan
tindakan kriminal.
2) Merasakan pengalaman masa lalu lain yang tidak
menyenangkan baik bio, psiko, sosio, kultural maupun
spiritual.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Harga diri rendah kronis dapat disebabkan oleh keturunan.
Oleh karena itu, pada riwayat penyakit keluarga harus dikaji
apakah ada keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa.
4. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang harga diri rendah kronis disebabkan oleh
setiap situasi yang dihadapi individu dan ia tak mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Situasi atas stressor ini dapat mempengaruhi
terjadinya harga diri rendah kronis.
5. Pemeriksaan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan pasien.
6. Psikososial
a. Genogram
Pembuatan Genogram minimal 3 generasi yang
menggambarkan hubungan pasien dengan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan, pola asuh,
pertumbuhan individu dan keluarga.
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri

7
Tanyakan persepsi pasien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai.
2) Identitas Diri
Kaji kepuasan pasien terhadap jenis kelaminnya, status
sebelum dirawat di rumah sakit. Pasien merasa tidak berdaya
dan rendah diri sehingga tidak mempunyai status yang
dibanggakan atau di harapkan di keluarga ataupun masyarakat.
3) Fungsi peran
Biasanya pasien mengalami penurunan produktifitas dan
merasa tidak mampu dalam melaksanakan tugas.
4) Ideal diri
Tanyakan harapan, peran tubuh, posisi, peran. Harapan
pasien terhadap lingkungan dan harapan pasien terhadap
penyakitnya.

5) Harga Diri
Pasien mengejek dan mengkritik dirinya sendiri,
menurunkan martabat, menolak kemampuan yang dimiliki.
c. Hubungan Sosial
1) Tanyakan siapa orang terdekat pasien
2) Pasien tidak mempunyai orang yang dianggap sebagai tempat
mengadu dan meminta dukungan.
3) Pasien merasa berada dilingkungan yang mengancam.
4) Keluarga kurang memberikan penghargaan kepada pasien.
5) Pasien sulit berinteraksi.
d. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah menjalankan
keyakinan, kepuasaan dalam menjalankan keyakinan.
1) Falsafah hidup

8
Pasien merasa perjalanan hidupnya penuh dengan ancaman,
tujuan hidupnya biasanya jelas.
2) Konsep kebutuan dan praktek keagaamaan
Pasien mengakui adanya tuhan tapi tidak yakin terhadap
tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan sesuai apa
yang dia inginkan dan tidak mau menjalankan agama.
7. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan tidak rapi pasien kurang minat untuk perawatan
diri. Kemunduran dalam tingkat kebersihan dan kerapian, bau
badan karena tidak mandi salah satu tanda dengan harga diri
rendah kronis.
b. Pembicaraan
Pasien dengan frekuensi lambat, tertatah, volume suara
rendah, sedikit berbicara, inkoheren dan bloking.
c. Aktivitas Motorik
Tegang, lambat, gelisah, dan terjadi penurunan aktivitas
interaksi.
d. Alam Perasaan
Pasien biasanya merasakan tidak mampu dan pandangan
hidupnya selalu pesimis.
e. Alek emosi
Terkadang afek pasien tampak tumpul, emosi klien
berubah-ubah, kesepian, apatis, depresi atau sedih dan cemas.
f. Interaksi selama wawancara
1) Tidak kooperatif, atau mudah tersinggung.
2) Kontak mata kurang; tidak mau menatap lawan bicara.
3) Defensif; selalu mempertahankan pendapat dan kebenaran
dirinya.

9
g. Persepsi-sensori
Pasien mengalami halusinasi pendengaran/penglihatan
yang mengancam atau memberi perintah.
h. Proses berpikir
1) Arus Pikir
a) Koheren : pembicaraan dapat dipahami dengan baik.
b) Inkoheren : kalimat tidak berbentuk, kata-kata sulit
dipahami.
c) Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak
sampai pada tujuan.
d) Flight of ideas: pembicaraan yang melompat dari satu
topik ke topik lainnya masih ada hubungan yang tidak
logis dan tidak sampai pada tujuan.
e) Bloking: pembicaraan terhenti tiba-tiba kemudian
dilanjutkan kembali.
f) Neologisme: membentuk kata-kata baru yang tidak
budipahami ole umum.
g) Sosial Bunyi: mengucapkan kata yang mempunyai
persamaan bunyi.
2) Isi Pikir
Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri.
i. Tingkat kesadaran
Biasanya pasien tampak bingung dan kacau, stupor adalah
gangguan motorik seperti kelakuan, gerakan berulang-ulang,
anggota tubuh pasien dalam sikap canggung yang dipertahankan
dalam waktu lama tetapi pasien menyadari semua yang terjadi
dilingkungannya, sedasi yaitu pasien mengatakan bahwa ia merasa
melayang-layang antara sadar atau tidak sadar.
j. Memori

10
1) Daya ingat jangka panjang, mengingat kejadian masa lalu lebih
dari satu bulan
2) Daya ingat jangan menengah, mengingat kejadian yang terjadi
1 minggu terakhir
3) Daya ingat jangka pendek: dapat mengingat kejadian saat ini.
k. Tingkat konsentasi dan berhitung
1) Perhatian pasien mudah berganti dari satu objek ke objek lain
atau tidak.
2) Tidak mampu berkonsentrasi.
3) Tidak mampu berhitung.
l. Kemampuan penilaian mengambil keputusan
1) Ringan dapat mengambil suatu keputusan yang sederhana
dengan dibantu.
2) Bermakna: tidak mampu mengambil suatu keputusan walaupun
sudah dibantu.
m. Daya tilik diri
Pasien tidak menyadari bahwa dia mengalami gangguan jiwa

H. DIAGNOSA
Harga diri rendah merupakan masalah utama kemudian dapan
menyebabkan isolasi social. Penyebab harga diri rendah adalah
dikarenakan pasien memiliki mekanisme koping tidak efektif. Diagnosa
Keperawatannya adalah : Harga Diri Rendah.

I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. SP I
a. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan)
b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
daftar kegiatan: buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini)

11
c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini untuk dilatih
d. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
e. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari
2. SP 2
a. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
c. Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan
masing- masing dua kali per hari
3. SP 3
a. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih (SP I,
SP II), beri pujian
b. Bantu klien memilihkegiatan ketiga yang akan dilatih
c. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
4. SP 4
a. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih,
beri pujian
b. Bantu klien memilihkegiatan keempat yang akan dilatih
c. Latih kegiatan keempat(alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan

12
BAB III
REFERENSI

Fajariyah N. 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Harga Diri Rendah.


Jakarta: Trans Info Media.

Fitria, N. 2014.Pelatihan Keperwatan Jiwa Terkini.Jakarta Selatan : Salemba


Medika

Nurarif, A.H. & Hardhi, K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai