Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN PALIATIF PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


KECEMASAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliaatif

Oleh :

KELOMPOK 5
Lina Rismayanti (701180032)
Dede yunus (701180033)
Fridayanti Nurvitria (701180034)
Leni Septiani (70180035)
Dendi Subagja (701180036)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALE BANDUNG
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Robbil 'alami, Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta
alam. Atas segala nikmat karunia Nya sehingga kami telah menyelesaikan
makalah ini dengan sebagaimana makalah mestinya. Makalah yang berjudul "
Asuhan Paliatif Pada Klien Dengan Gangguan Kecemasan " ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah yang diajarkan oleh Bapak Tri Nugroho Wismadi,
S.Kp.MPH.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna. Untuk itu segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.

Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan – rekan yang


telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan adanya tugas
kelompok ini akan dapat memberikan manfaat besar bagi penulis khususnya, dan
bagi pembaca semua pada umumnya.

Bandung, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................3

A. Definisi Perrawatan Paliatif ............................................................3


B. Definisi Gangguan Kecemasan........................................................4
C. Penyebab Gangguan Kecemasan.....................................................4
D. Tanda Dan Gejala Gangguan Kecemasaan......................................7
E. Tingkatan Gangguan Kecemasan.....................................................7
F. Gangguan Terkait Kecemasan ........................................................9
G. Pengobatan Gangguan Kecemasan..................................................11
H. Klompikasi Gangguan Kecemasan .................................................12
I. Pencegahan Gangguan Kecemasan..................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................14

A. Kesimpulan .....................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................iv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Takut dan Cemas merupakan suatu perasaan yang bisa dialami oleh setiap
orang dalamkehidupannya setiap hari. Setiap orang akan mengalaminya pada
waktu yang berbeda-beda.Takut dan cemas sering berhubungan erat. Saat orang
merasa takut akan sesuatu, orang tersebutsering merasa cemas juga. Walaupun
perasaan cemas dan takut keduanya berhubungan erat,keduanya berbeda.

Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejalasomatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan
Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-
spesifik yang sering merupakan satu fungsiemosi.

Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak tenteram, panik dan sebagainya
merupakan gejala umum akibat cemas. Namun sampai sebatas mana situasi jiwa
berupa cemas itu dapat ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan
utuh. Karena seringkali “cemas” menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-
debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam
lainnya.

Begitu banyak manifestasi gejala akibat cemas. Begitu banyak pula


penderita yang terkecoh, menganggap fisiknya yang sakit, sehingga mereka
gonta-ganti dokter sampai minta dilakukanoperasi dan bahkan ada yang minta
bantuan dukun. Dengan begitu, bahwa “cemas” menjadikan seseorang tidak
rasional lagi. %arena itu, selagi Anda masih dapat berpikir rasional, kenalilah
gejala “cemas yang sakit” (anxietas) itu. Kecemasan pada umumnya
berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau membahayakan.
Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat teratasi
sendiri.

1
2

B. Rumusan Maslah
1) Apa yang dimaksud dengan paliatif ?
2) Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan ?
3) Apa yang menyebabkan gangguan kecemasan ?
4) Apa saja tanda dan gejala dari gaangguan kecemasan ?
5) Apa saja tingkatan gangguan kecemasan ?
6) Apa saja gangguan yang terkait dengan kecemasan ?
7) Bagaimana pengobatan gangguan kecemasan ?
8) Apa saja komplikasi gangguan kecemasan ?
9) Bagaimana pencegahan gangguan kecemasan ?

C. Tujuan
1) Mengetahui definisi paliatif.
2) Mengetahui definisi gangguan kecemasan.
3) Mengetahui penyebab gangguan kecemasan.
4) Mengetahui tanda dan gejala dari gangguan kecemasan.
5) Mengetahui tingkatan gangguan kecemasan.
6) Mengetahui gangguan yang terkait dengan kecemasan.
7) Mengetahui pengobatan gangguan kecemasan.
8) Mengetahui komplikasi gangguan kecemasan.
9) Mengetahui pencegahan gangguan kecemasan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Peerawatan Paliatif


Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu
meringankan penderitaan, identifikasi diri dan penilaian yang tertib serta
penangan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spritual (WHO
2011).
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban
penderita kanker terutama yang tidak mungkin disembuhkan tetapi juga pada
penderita yang mempunyai harapan untuk sembuh bersama –sama dengan
tindatakan kuratif ( menghilangkan nyeri dan keluhan lain serta perbaikan dalam
bidang psikologis, sosial dan spritual). (Depkes Pedoman Kanker Terpadu
Paripurna 1997).
Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya.
Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia
sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stress menghadapi penyakit
yang dideritanya.
Perawatan paliatif meliputi :
1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya.
2. Menegaskan hidup dan mempercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek –aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien.
4. Tidak mempercepat atau memperlamat kematian.
5. Merdakan nyeri dan gejala fisik lain yang menganggu.
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga mengahadapi
penyakit pasien dan kehilangan mereka.

3
4

B. Definisi gangguan kecemasan


Cemas (Ansietas) adalah perasaan was – was, khawatir atau tidak
nyaman yang tidak jelas dan tidak mendukung oleh situasi. Ketika merasa
cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan
ditimpa malpetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengacam emosi tersebut.(Videbeck,2008). Berbeda dengan takut, takut
adlah penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya sedangkan
ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut.
Gangguan kecemasan berlebihan adalah kekhawatiran umum dan
menetap mengenai masa lalu dan masa depan dan keterpakuan pada
kemampuan kinerja; dapat menyebabkan kesadaran diri yang nyata,
keluhan sistomatik, dan ketidakmampuan untuk santai.
Menurut Caperniti (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau
kelompok mengalami perasaan gelisah ( penilaian atau opini ) dan
aktivitas sistem saraf autonom dalam berenpons terhadap ancaman yang
tidak jelas, non spesifik

C. Penyebab Kecemasan (Ansietas)


Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab
multifaktorial, baik dari diri sendiri, faktor biologi, faktor sosial,
psikologis, penyalahgunaan obat tertentu secara berlebihan, mampu gejala
yang timbul dari suatu penyakit lain.(Fracchione,2004).
1. Faktor predisposisi
a. Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego Id
5

b. mewakili dorongan insting dan implus primitif seseorang.


Sedangkan superego yang berfungsi memperingatkan ego tentang
sesuatu bahaya yang perlu diatasi.
c. Menurrut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan
takut terdapat tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan individu tak berdaya.
Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami ansietas yang
berat.
d. Menurut pandangan prilaku ansietas merupakan hasil frustasi dari
segala sesuatu yang menganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Ansietas dapat disebabkan karena
frustasi, konflik, tekanan, krisis, ketakutan terus menerus yang
disebabkan oleh kesusahan dan kegagalan yang bertubu – tubi,
adanya kecenderungan – kecenderungan harga yang terhalang,
respressi terdapat macam –macam masalah emosional sehingga
mengakibatkan banyak konflik batin.
e. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan
hal yang biasa ditemi dalam suatu keluarga. Ada tumpang tidih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi. Ansietas juga dapat disebabkan karena ada pengaruh faktor
genetik dari keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa dua
pertiga sampai tiga perempat pasien yang tertekan ansietas memiliki
sekurang – kurangnya satu anak saudara derajat pertam dengan
ansietas speesifik tipe spesifik yang sama ( Brust,2007 ).
f. Kajian biologis, gangguan fisik yang akan menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatass stresor. Hal ini dibuktikan
keseimbangan rseptor otak yaitu benzodiazepines dan aminobutirat
gama neuroregulator (GABA).
6

g. Penyalahgunaan atau penggunaan oabat atau zat tertentu yang


berlebihan merupakan salah satu penyabab ansietas. Seperti
alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan
feokromositoma harus disingkirkan gejala ansoetas gejala ini karena
sebagai besar orang akan berlari ke hal – hal untuk menghadapi
ansietas yang timbul pada dirinya.
2. Menurut teori neurobiology
a. Kimia otak dan faktor perkembangan penelitian menunjukkan
bahwa sistem saraf otonom atau noradrenergic yeng menyebabkan
seseorang mengalami kecemasan lebih besar tingkatnya dari orang
lain.
b. Abnomalitas regulasi substansia kimia otak seperti serotonin dan
GABA (gamma aminobutyric acid) berperan dalam perkembangan
ansietas.
c. Amygdala sebagai pusat komunikasi antara bagian otak yang
memproses input sensori dan bagian otak yang menginterpretasikan
input (amydala mengidentigfikasi informasi sensori yang masuk
sebagai ancaman dan kemudian menimbulkan perasaan cemas
takut). Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordinasikan rasa
takut, memory dan emosi, dan ssemua respon fisik terhadap situasi
yang penuh dengan stressor.
d. Locus ceruleus addalah sutu area otak yang mengawali respon
terhadap suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlbihan pada
beberapa individu sehingga menyebabakan seseorang mudah
mengalami cemas khususnya PTSD (post traumatic sindrom
disorder).
7

D. Tanda dan Gejala


1. Gejala spikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati ,takut ”gila”,
takut kehilangan kontrol dan sebagainya.
2. Gejala fisik
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing,
ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasagatal,
gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan yang dikemukakan pasien
dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada;kadang-
kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yangmenekan dada;
jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tanganmerasa kesemutan;
kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus
menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret; kadang-
kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk
penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat
pada pasien dengan gangguan anxietas kronik, melainkanseseorang dapat
saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan saja.Tetapi pengalaman
penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan
cukup gawat.
3. Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik danagorafobia,
pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama
dengan gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh
diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi
dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.

E. Tingkatan Ansietas
Empat level tingkat kecemasan antara lain * kecemasan ringan, kecemasan
sedang, kecemasan berat, dan panic ( stuart & laraia, 2005) :
1. Mild anxiety (kecemasan ringan)
8

Merupakan kecemasan yang terjadi akibat kejadian sehari – hari selama


hidup. Pada level ini, seseorang akan merasa waspada dan pandangan
perseptual orang tersebut meningkat. Seseorang itu lebih peka dalam
melihat, mendengar dan merasakan. Level kecemasan ini dapat memotivasi
diri untuk belajar dan membuat seseorang menjadi dewasa dan kreatif.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah sesekali nafas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, ketengan otot ringan, gelisah, tidak
dapat duduk tenang, tremor pada tangan, dan tidak sabaran.
2. Moderate anxiety (kecemasan sedang)
Pada level ini seseorang hanya focus pada urusan yang akan dilakukan
dengan segera termasuk mempersempit pandangan perseptual sehingga apa
yang dilihat, didengar dan diraskaan menjadi lebih sempit. Pada level ini
seseorang akan focus pada sumber kecemasan yang dihadapi mulai membuat
perencanaan tetapi dia masih dapat melakukan hal lain jika menginginkan
untuk melakukan hal lain tersebut.
Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu denyut jantung dan
pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan
volume tinggi, kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak
sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
3. Severe exiety (kecemasan berat)
Ditandai dengan pengurangan signifikan pada pandangan konseptual.
Seseorang yang dia rasakan dan tidak berpikir lagi tentang hal lain. Semua
perilaku yang muncul kemudian bertujuan untuk mengurangi kecemasan.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing,
sakit kepala, mual, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, berkeringat,
mondar – mandir dan berteriak, sulit berfikir, bingung, dan tidak mampu
mempertimbangkan informasi.
4. Panik
Panik ditandai dengan perasaan ketakutan dan terror luar biasa karena
mengalami kehilangan kendali terhadap dirinya. Orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu meskipun diberi pengarahan. Tanda
9

dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi
pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat
berespon, terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, megalami
halusinasi dan delusi.

F. Gangguan Terkait Kecemasan


Ciri utama sindrom ansietas terdiri atas meningkatnya keterjagaan
(Hyperarousal), meningkatnya aktivitas simpatetik dan perasaan subjektif
ketakutan kecemasan
1. Gangguan ansietas fobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda,
binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan
timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami indi$idu. Fobia juga
merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap bendaatau situasi yang
dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa
ketakutan itu tidak ada dasarnya. Fobia simpel : sumber binatang,
ketinggian, tempat tertutup, darah.
2. Gangguan Panik
Gangguan panik ditandai dengan serangan ansietas atau teror yang
berkala (serangan panik) setiap episode berlangsung sekitar 15 – 30 menit,
meskipun efek sisa dapat berlangsung lebih lama. Selama serangan panik,
penderita merasakan sangat ketakutan atau tidak nyaman yangdisertai oleh
jantung berdebar, nyeri dada, perasaan tercekik, berkeringat, gemetar, mual,
pusing, perasaan yang tidak riil, dan takut mati atau takut menjadi
gila.Serangan panik dapat terjadi secara spontan ataupun sebagai respon
terhadap situasi tertentu. Frekuensi serangan sangan bervariasi, ada yang
sering (setiap minggu), tetapi berlangsung berbulan-bulan. Ada juga yang
mengalami serangkaian serangan tetapi diikuti periode tenangselama
berminggu-minggu. Serangan panik juga dapt terjadi pada gangguan
ansietas lain seperti pada fobia dan gangguan stres pascatrauma. Kerena itu
10

diperlukan ketelitian dalam membedakan cirri-ciri gangguan tersebut


dengan gangguan panik.
3. Gangguan campuran ansietas dan depresif
Gangguan ini merupakan penyakit tersendiri dan dinamakan demikian
karena secara bersamaan didapati gejala-gejala depresi dan ansietas pada
penderita. Perlu diperhatikan bahwa baik gejala-gejala depresi maupun
gejala-gejala ansietas yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk
periode depresi dan gangguan an+ietas. Apabila gejala-gejala yang
adamemenuhi kriteria untuk episode depresi dan gangguan ansietas, maka
hal itu adalahkomordibitas antara keduanya.
4. Gangguan stress pascatrauma ( post-traumatic stress disorder (PTSD))
Ciri penting dari gangguan ini adalah pikiran dan perasaan yang
terjadi berulang-ulang berkaitan dengan trauma tertentu yang buruk (missal
pengalaman berperang, perkosaan,kecelakaan yang serius, deprivasi atau
penyiksaan yang buruk).
Karakteristik gangguan Stres pascatrauma yaitu dapat berupa respons
akut atau lambat,dapat juga menjadi kronik, gejala-gejalanya meliputi
respons terkejut yang berlebihan,gangguan tidur, rasa bersalah (rasa
bersalah dari orang yang berhasil bertahan hidup), mimpi buruk dan kilasan-
kilasan ingatan, rasa merah dengan penumpulan emosi-emosi lain selain itu
penderita sering menggunakan obat-obatan, alcohol, atau keduanya untuk
mengobati sendirigejala yang mereka rasakan.
5. Gangguan obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea atau bayangan mental yang
mendesak ke dalam pikiran secara berulang. pikiran atau bayangan obsesif
dapat berupa kekhawatiran yang bisatentang apakah pintu sudah di kunci
atau belum, sampai fantasi yang aneh dan menakutkantentang bertindak
kejam terhadap orang yang disayangi.
Istilah kompulsif menunjukkan pada dorongan atau impuls yang tidak
dapat ditahan untuk melakukan sesuatu. Sering suatu pikiran obsesif
mengakibatkan suatu tindakan kompulsif.Tindakan kompulsif dapat berupa
11

berulang kali memeriksa pintu yang sudah terkunci. Kompor yang sudah
mati atau menelpon orang yang dicintai untuk memastikan keselamatannya.
Sebagian orang sangat terdorong untuk berulang kali mencuci tangan setiap
beberapa manit atau menghabiskan sangat banyak untuk membersihkan
sekelilingnya dengan tujuan untuk mengurangi rasa takut akan
terkontaminasi.
Lebih dari separuh pasien gangguan obsesif konpulsif (GOK)
mempunyai pemikiran obsesif tanpa perilaku kompulsif yang ritualistik.
GOK sering menyertai depresi atau gangguana ansietas lain. Ada bukti-
bukti yang menunjukkan bahwa gejala akan membaik dengan waktu dan
hampir separuhnya akan pulih atau hanya menderita gejala yang ringan.

G. Pengobatan Gangguan Kecemasan


Pengobatan untuk gangguan kecemasan umum meliputi 2 langkah, yaitu :
1. Terapi prilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif (CBT) dilakukan agar penderita mengenali dan
mengubah pola pemikiran dan perilaku yang membuatnya merasa cemas.
Terapi ini membantu pasien agar tidak mengubah suatu pikiran biasa
menjadi pikiran yang negatif dan mampu melihatnya secara lebih realistis.
Pasien perlu meluangkan 1 jam setiap minggu untuk menjalani 1 sesi terapi
CBT selama 3-4 bulan. Pada saat sesi terapi CBT, psikiater atau psikolog
juga akan mengajarkan teknik relaksasi agar pasien mampu lebih tenang
saat menghadapi situasi yang bisa memicu munculnya rasa cemas.
2. Penggunaan obat-obatan
Selain terapi prilaku kognitif, dokter akan memberikan beberapa jenis obat-
obatan untuk mengurangi keluhan. Beberapa jenis obat yang biasanya
diberikan untuk menangani gangguan kecemasan umum antara lain:
a. Antidepresan
Obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor
(SSRI) digunakan untuk meningkatkan serotonin di otak, sedangkan
12

serotonin and noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI) digunakan untuk


meningkatkan serotonin dan noradrenaline di otak.
b. Pregabalin
Walalupun lebih dikenal sebagai obat untuk mengatasi kejang pada
epilepsi dan nyeri neuropati, pregabalin juga bisa digunakan untuk
mengatasi gangguan kecemasan.
c. Benzodiazepine
d. Benzodiazepine merupakan golongan obat penenang ini diberikan
kepada penderita gangguan kecemasan umum yang parah. Tujuan
pemberian obat ini adalah meredakan gejala dan keluhan gangguan
kecemasan umum dalam waktu singkat.
Perlu diketahui, pasien perlu secara rutin memeriksakan diri ke dokter
ketika menjalani pengobatan gangguan kecemasan umum. Tujuannya adalah
agar dokter dapat mengetahui perkembangan kondisi pasien.

H. Komplikasi gangguan kecemasan


Jika gangguan kecemasan umum tidak segera ditangani, rasa cemas dan
khawatir yang berlebihan akan membuat penderitanya tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Gangguan cemas umum juga bisa menyebabkan gangguan
tidur. Jika dibiarkan berlarut-larut gangguan tidur ini akan mengganggu
kesehatan.
Selain itu, gangguan kecemasan umum bisa membuat penderitanya depresi
hingga lebih rentan menyalahgunakan obat-obatan atau minuman keras.

I. Pencegahan Gangguan Kecemasan


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan kecemasan umum, antara lain:
1. Berolahraga secara teratur.
2. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang.
3. Ikuti latihan untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, dan membuat
jurnal harian.
13

4. Jauhi alkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok.


5. Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein,
seperti cokelat, kopi, dan teh.
6. Periksakan diri ke psikiater jika mengalami hal traumatis yang
mengganggu pikiran dan aktivitas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Cemas (Ansietas) adalah perasaan was – was, khawatir atau tidak nyaman
yang tidak jelas dan tidak mendukung oleh situasi. Ketika merasa cemas
individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan ditimpa
malpetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengacam emosi
tersebut

Gangguan kecemasan berlebihan adalah kekhawatiran umum dan menetap


mengenai masa lalu dan masa depan dan keterpakuan pada kemampuan kinerja;
dapat menyebabkan kesadaran diri yang nyata, keluhan sistomatik, dan
ketidakmampuan untuk santai.

B. Saran
Makalah ini disusun dengan menggunakan pedoman dari berbagai sumber
denagan harapan makalh ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Makalah
dapat bermanfaat lebih baik apabila pembaca juga menggunakan referensi yang
lain sehingga pembaca mengetahui kelemahan dan kelebihan dari makalah ini
dan makalah tersebut dapat menjadi salah satu acuan untuk mengetahui
tenantang asuahan keperawatan pada klien krisis dan kecemasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Videbeck, S.L.(2008). Psychiatric Mental Healt Nursingin Buku ajar keperawatan


jiwa, dakam Eko, K.P (Eds), Ansietas & Gangguan terkait sters (hal.307-325)
jakarta : EGC.

Stuart, G.W & Laraia,M.T.2005. Princiles and Practice of Phschiatric Nursing 8th
edition.Missouri : Mosby.INC.

https://id.scribd.com/doc/315247750/makalah-ansietas

Maramis, Willy F. and Maramis Albert A.2009.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.


Airlangga University Press.Surabaya.

https://id.scribd.com /document/255812551/Makalah-Ansietas

https://id.scribd.com/doc/54670815/makalah-kecemasan

http://tamoy.com/list/kasus-askep-kecemasan-pada-pasien-jiwa

http://mausehatdong.blogspot.com/2009/10/askep-cemas-dan-gangguan-
kecemasan.html

Doyle,Hanks and macdonald,2003.Oxford Texbook of Palliative Medicine.


Oxford Medical Publication (OUP) 3rd edn 2003.

https://www.academia.edu/35340932/MAKALAH_konsep_kep_paliatif

iii

Anda mungkin juga menyukai