Anda di halaman 1dari 2

Siklus tidur-bangun serta berbagai tahapan tidur disebabkan adanya hubungan

timbal balik antara tiga sistem saraf : (1) sistem keterjagaan yaitu bagian dari reticular
activating system (RAS) yang berasal dari batang otak; (2) pusat tidur gelombang lambat
di hipotalamus yang mengandung neuron tidur yang menginduksi tidur, dan (3) pusat
tidur paradoksal di batang otak yang mengandung neuron tidur REM, yang menjadi
sangat aktif sewaktu tidur REM (Sherwood, 2012).
Formasio retikularis merupakan inti retikular otak yang terletak pada bagian sentral
medula dan otak tengah (midbrain), mengelilingi ventrikel keempat dan aqueduktus
serebri. Bagian ini mengandung badan sel dan serat dari banyak sistem serotonergik,
noradrenergik, dan kolinergik. Formasio retikularis juga mengandung banyak area yang
berperan dalam mengatur frekuensi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, dan
berperan penting dalam menentukan tingkat kesadaran sehingga disebut Ascending
Reticular activating system (ARAS). RAS adalah suatu jaras polisinaps yang kompleks
yang berasal dari formasio retikularis batang otak dan hipotalamus dengan proyeksi ke
nukleus intralaminaris dan retikularis talamis yang sebaliknya, berproyeksi secara difus
dan non spesifik ke berbagai bagian korteks termasuk korteks frontal, parietal, temporal,
dan oksipital (Ganong, 2016).
Jam biologis induk yang berfungsi sebagai pemacu untuk irama sirkardian tubuh
adalah suprachiasmatic nucleus (SCN). Nukleus ini terdiri dari sekelompok badan sel
saraf di hipotalamus di atas kiasma optik, titik dimana bagian dari serat saraf masing-
masing menyilang ke belahan otak yang berlawanan. Nukleus bertugas
mensinkronisasikan antara siklus terang (periode aktivitas) dan gelap (periode istirahat).
SCN bekerja sama dengan kelenjar pineal dan produk hormonnya melatonin untuk
mensinkronisasikan berbagai irama sirkardian dengan siklus siang malam selama 24 jam
(Sherwood, 2012). Pelepasan serotonin dari glandula pinealis yang kaya pembuluh darah
juga berperan penting dalam mekanisme tidur. Melatonin dan enzim yang berperan untuk
sintesis dari serotonin melalui proses N-asetilasi dan O-metilasi terdapat di pinealosit
pineal, dan hormone ini disekresikan oleh sel ini kedalam darah dan cairan
serebrospinal. Dua reseptor melatonin MT1 dan MT2 dapat ditemukan di neuron-neouron
di SCN. Keduanya adalah reseptor terkait protein G, dengan reseptor MT1 menghambat
adenilil siklase dan menyebabkan rasa kantuk. Reseptor MT2 merangsang hidrolisi
fosfoinositid dan mungkin berfungsi dalam sinkronisasi siklus terang-gelap (Ganong,
2016).
Seperti dijelaskan di atas, RAS batang otak terdiri dari beberapa kelompok neuron
yang melepaskan norepineprin, serotonin, atau asetilkolin. Sedangkan neuron pada otak
depan, neuron praoptik di hipotalamus melepaskan GABA dan neuron hipotalamus
posterior melepaskan histamin. Neuron-neuron di hipotalamus juga juga menghasilkan
oreksin yang berperan dalam pergantian antara tidur dan terjaga. Keadaan terjaga
dantidur REM adalah dua ujung yang bertentangan. Ketika aktivitas neuron-neuron yang
mengandung norepineprin dan serotonin (lokus seruleus dan nukleus rafe) dominan,
maka terjadi penurunan tingkat aktivitas di neuron-neuron yang mengandung asetilkolin
di formasio retikularis pons, pola aktivitas ini menyebabkan keadaan terjaga.
Kebalikannya dari pola ini menyebabkan tidur REM. Jika terjadi keseimbangan antara
aktivitas aminergik dan kolinergik, yang terjadi adalah tidur NREM. Oreksin yang
dikeluarkan oleh neuron hipotalamus mungkin mengatur perubahan aktivitas di neuron-
neuron batang otak. Selain itu peningkatan pelepasan GABA dan berkurangnya
pelepasan histamin meningkatkan kemungkinan tidur NREM melalui deaktivasi talamus
dan korteks. Sebaliknya keadaan terjaga terjadi karena berkurangnya pelepasan GABA
dan peningkatan pelepasan histamin (Ganong, 2016).

Anda mungkin juga menyukai