Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI ANALISIS KUANTITATIF

UJI SIGN, UJI MC NEMAR, DAN UJI MARGINAL HOMOGENITY

Dosen Pengampu :
I Wayan Gde Wahyu Purna Anggara, S.E.,M.Si.

Oleh :
A. A. Sri Pramita (2007531077)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Uji Tanda (Sign Test)
Uji tanda atau sign test digunakan untuk membandingkan dua sampel berpasangan
dengan skala ordinal. Prinsip dari uji tanda adalah menghitung selisih pasangan nilai data
dari sampel pertama dengan sampel kedua, kemudian dihitung jumlah selisih pasangan data
yang positif dan jumlah selisih pasangan data yang negatif. Jika hipotesis nol benar, maka
diharapkan jumlah selisih pasangan data yang positif kurang lebih akan sama dengan jumlah
selisih pasangan data yang negatif. Dengan kata lain, diharapkan jumlah selisih pasangan
data yang positif dan jumlah selisih pasangan data yang negatif adalah setengah dari total
sampel. Jika jumlah selisih pasangan data yang negatif atau jumlah selisih pasangan yang
positif berbeda jauh, maka hipotesis nol ditolak. Ada tiga bentuk hipotesis untuk uji tanda
di mana penggunaannya tergantung dari persoalan yang akan diuji, yaitu sebagai berikut.
1. Bentuk uji hipotesis dua sisi (two-sided atau two-tailed test) dengan hipotesis :
Ho : μ = 0,5 dan Ha : μ ≠ 0,5
2. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test) untuk sisi atas (upper
tailed) dengan hipotesis :
Ho : μ < 0,5 dan Ha : μ > 0,5
3. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test) untuk sisi bawah (lower
tailed) dengan hipotesis:
Ho : μ> 0,5 dan Ha : μ < 0,5
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho berdasarkan
Pvalue adalah sebagai berikut:
a. Jika P-value (Sig.) < α, maka Ho ditolak
b. Jika P-value (Sig.) > α, maka Ho diterima
Syarat uji tanda yaitu sebagai berikut.
1. Pasangan hasil pengamatan yang sedang dibandingkan bersifat independent.
2. Masing-masing pengamatan dari tiap pasang terjadi karena pengaruh kondisi yang
serupa.
3. Pasangan yang berlainan teerjadi karena kondisi yang berbeda.
Contoh :
Dalam menentukan persepsi mobil mana yang lebih nyaman dikendarai, 10 orang dipilih
secara acak dan masing-masing diminta duduk di bagian belakang mobil model Eropa dan
mobil model Jepang. Kemudian ke-10 orang tersebut masing-masing diminta memberi
penilaian dengan 5-point scale sebagai berikut: 1 = mobil sangat tidak nyaman, 2 = mobil
tidak nyaman, 3 = netral, 4 = mobil nyaman dan 5 = mobil sangat nyaman.
Kenyamanan
Responden
Mobil Eropa Mobil Jepang
1 4 5
2 2 1
3 5 4
4 3 2
5 2 1
6 5 3
7 1 3
8 4 2
9 4 2
10 2 2
Data diatas menunjukkan bahwa kita akan membandingkan dua populasi dengan skala
ordinal. Karena ke-10 orang yang sama memberi penilaian kepada kedua model mobil,
maka data-data yang diperoleh adalah data berpasangan. Karena akan membandingkan
apakah mobil model Eropa lebih nyaman dibandingkan mobil model Jepang, maka
digunakan uji hipotesis satu sisi (one-sided atau one-tailed test) yaitu sisi atas (upper tail)
dengan hipotesis:
Ho : Mobil Eropa sama nyamannya dengan Mobil Jepang.
Ha : Mobil Eropa lebih nyaman dari Mobil Jepang.
Hasil Output SPSS :

Dari output frequencies uji tanda (Sign Test) terlihat bahwa jumlah selisih pasangan data
Mobil Jepang – Mobil Eropa terdiri 7 pasang berselisih negatif, 2 pasang berselisih positif,
dan 1 pasang berselisih nol atau pasangan data berselisih sama (ties).
Nilai P-Value (Exact Sig.)untuk uji 2 pihak di atas adalah 0,180, karena pengujian tersebut
adalah uji 1 pihak (One Tail) Ha : n > 0,5 maka nilai P-Value (Exact Sig.) harus dibagi dua
= 0,09. Ternyata nilai P-Value (Exact Sig.) > α atau 0,09 > 0,05 sehingga merupakan bukti
kuat untuk menerima Ho. Hal tersebut berarti mobil Eropa sama nyamannya dengan mobil
Jepang.

2. Uji MC Nemar
Uji Mc Nemar merupakan salah satu alat statistik nonparametrik yang digunakan
untuk menguji perbedaan dua sampel berpasangan (anggota sampel yang sama), bentuk
skala data yang digunakan yaitu skala nominal atau dikotomi. Pada umumnya uji Mc Nemar
ini dIgunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah diberikan suatu perlakuan pada sampel
tersebut, bentuk isian data hanya ada dua pilihan yaitu "ya" atau "tidak", "suka" atau "tidak
suka", "berminat" atau "tidak berminat" dan lain sebagainya. Bentuk isiannya diberikan
pengkodean dari masing-masing pemilihan yaitu 1 atau 2, contoh: 1 = ya dan 2= tidak.
Secara umum terdapat 4 asumsi Uji McNemar, yaitu sebagai berikut.
1. Memiliki satu variabel dependen dengan sifat dikotomis dan satu variabel
independent kategoris dengan dua kelompok terkait. Contoh variabel dikotomis
seperti “aman dan tidak aman” atau “lulus dan gagal”.
2. Kedua kelompok variabel harus saling eksklusif atau tidak ada yang timpang
tindih. Sederhananya, data atau peserta pada satu kelompok hanya bosa berada di
salah satu dari dua kelompok dan tidak bisa berada di kelompok lain diwaktu yang
bersamaan.
3. Sampel bersifat acak dari populasi yang sesuai
4. Skala data yang digunakan adalah nominal atau ordinal
Hipotesis Uji Mc Nemar :
1. H0 : Tidak ada perbedaan antara nilai sebelum dan sesudah setelah
perlakuan/treatment.
2. H1 : Ada perbedaan antara nilai sebelum dan sesudah perlakuan/treatment.
Syarat Uji Mc Nemar :
1. Sampelnya merupakan sampel berpasangan misal “sebelum” dan “sesudah”
2. Skala ukur nominal
3. Data frekuensi disusun dalam tabel kontingensi berukuran 2×2
Contoh :
Mahasiswa program studi A ingin menilai kinerja terhadap ketua himpunan selama ketua
himpunannya masih menjabat sebagai ketua himpunan pada program studi tersebut. Sampel
diambil sebanyak 20 mahasiswa untuk menilai sebelum dan sesudah terpilihnya ketua
himpunan. Data yang digunakan berbentuk skala nominal yaitu : suka dan tidak suka,
dimana 1 = suka dan 2 = tidak suka. Berikut hasil survei dari 20 mahasiswa.
Penilai Sebelum Terpilih Sesudah Terpilih
Aini 2 1
Udin 2 2
Zara 1 2
Kai 2 1
Fajar 2 1
Loey 1 1
Luna 2 2
Marta 1 2
Lani 2 1
Mina 1 1
Budi 2 1
Dea 1 1
Ayu 2 1
Mita 1 2
Agra 1 1
Queen 2 2
Kristal 1 2
Johnny 2 2
Tiway 2 1
Juna 1 1
Hipotesis :
H0 : Tidak berbeda secara nyata sikap pemilih terhadap penilaian kinerja ketua himpunan
sebelum dipilih dan sesudah dipilih.
H1 : Berbeda secara nyata sikap pemilih terhadap penilaian kinerja ketua himpunan sebelum
dipilih dan sesudah dipilih.
Hasil Output SPSS :

Dari hasil output SPSS diperoleh nilai Exact. Sig. (2-tailed) sebesar 0.549 > α = .05 maka
H0 diterima dan H1 ditolak. Dari hipotesis yang telah dirumuskan dapat disimpulkan bahwa
tidak berbeda secara nyata sikap pemilih terhadap penilaian kinerja ketua himpunan
sebelum dipilih dan sesudah dipilih.

3. Uji Marginal Homogenity


Uji Marginal Homogenity ini sebenarnya masih dalam satu paket Uji Mc Nemar,
namun perbedaannya terdapat pada skala data yang digunakan. Artinya bila skala datanya
nominal (dikotomi), maka gunakanlah uji McNemar. Sedangkan untuk skala data ordinal
seperti ("suka", "kurang suka", "tidak suka") atau ("puas", "kurang puas", "tidak puas") atau
dengan kata lain yang lebih dari 2 pilihan, untuk itu kita menggunakan Uji Marginal
Homogenity. Itu semua termasuk kedalam statistik nonparametrik.
Contoh :
Mahasiswa program studi A ingin menilai kinerja terhadap ketua himpunan selama ketua
himpunannya masih menjabat sebagai ketua himpunan pada program studi tersebut. Sampel
diambil sebanyak 20 mahasiswa untuk menilai sebelum dan sesudah terpilihnya ketua
himpunan. Data yang digunakan berbentuk skala nominal yaitu : suka dan tidak suka,
dimana 1 = suka dan 2 = tidak suka. Berikut hasil survei dari 20 mahasiswa.
Penilai Sebelum Terpilih Sesudah Terpilih
Aini 2 1
Udin 2 2
Zara 1 2
Kai 2 1
Fajar 2 1
Loey 1 1
Luna 2 2
Marta 1 2
Lani 2 1
Mina 1 1
Budi 2 1
Dea 1 1
Ayu 2 1
Mita 1 2
Agra 1 1
Queen 2 2
Kristal 1 2
Johnny 2 2
Tiway 2 1
Juna 1 1
Hipotesis :
H0 : Tidak berbeda secara nyata sikap pemilih terhadap penilaian kinerja ketua himpunan
sebelum dipilih dan sesudah dipilih.
H1 : Berbeda secara nyata sikap pemilih terhadap penilaian kinerja ketua himpunan sebelum
dipilih dan sesudah dipilih.
Hasil Output SPSS :
Pada tabel Marginal Homogeneity test di atas bahwa pada nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
diperoleh nilai sebesar 0.366. (> 0,05) maka H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
tidak berbeda secara nyata sikap pemilih terhadap penilaian kinerja ketua himpunan
sebelum dipilih dan sesudah dipilih.

Anda mungkin juga menyukai