Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

PANDUAN-PANDUAN PENGUNGKAPAN CSR

Dosen Pengampu :
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

A. A. Sri Pramita 2007531077/11


I Gede Candra Ari Astawa 2007531100/13
Ida Ayu Febryana Delarthana Sari 2007531109/15
Dewa Made Dwi Sujatmika 2007531229/29
Ni Putu Eka Olipyantari 2007531276/39

SARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Panduan-Panduan Pengungkapan CSR

1. ISO 26000
International Organization for Standardization (ISO) adalah organisasi atau
lembaga nirlaba yang membuat dan memperkenalkan standar dan standardisasi
internasional. ISO membuat berbagai macam standar dan standardisasi internasional
untuk berbagai tujuan dan bagi berbagai macam bidang. Salah satunya adalah publikasi
ISO 2600 pada tahun 2010 tentang “Guidance on social responsibility”. ISO 26000
merupakan standar internasioanl atau pedoman bagi perusahaan dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring, dan evaluasi program Corporate Social Responsibility
(CSR). Dalam waktu yang tidak akan lama, produk-produk ISO akan menjadi referansi
utama oleh banyak stakeholders oerusahaan, demikian juga sama halnya dengan ISO
26000 tentang CSR ini. Perlu diketahui pula bahwa ISO 26000 ini hanya memuat
panduan (guidelines) saja dan bukan pemenuhan terhadap persyaratan, karena standar
ini tidak dirancang sebagai standar sistem manajemen dan tidak digunakan sebagai
standar sertifikasi sebagaimana standar ISO lainnya.
Standar Internasional ini dimaksudkan untuk berguna bagi semua jenis organisasi
di sektor swasta, publik dan nirlaba, baik besar maupun kecil, dan apakah beroperasi
dinegara-negara yang developed atau berkembang. Meskipun tidak semua bagian dari
Standar Internasional ini akan sama-sama berguna untuk semua jenis organisasi, semua
mata pelajaran inti relevan dengan setiap organisasi. Semua mata pelajaran inti terdiri
dari sejumlah masalah, dan merupakan tanggung jawab individual organisasi untuk
mengidentifikasi masalah mana yang relevan dan signifikan untuk ditangani oleh
organisasi, melalui pertimbangannya sendiri dan melalui dialog dengan pemangku
kepentingan.
1) Prinsip Dasar Social Responsibility
Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi
pelaksanaan atau menjadi informasi dalam keputusan dan kegiatan
tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 yaitu:
a. Kepatuhan kepada hukum
b. Menghormati instrumen/badan-badan internasional
c. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
d. AkuntabilitasTransparansi
e. Perilaku yang beretika
f. Melakukan tindakan pencegahan
g. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
2) Subyek Inti ISO 26000
Didalam panduan ISO 26000, penerapan CSR lebih luas dari
pemahaman dan penerapan CSR yang umum diterapkan oleh banyak
perusahaan sekarang. Hal ini dijelaskan lebih detil dalam 7 Subyek Inti
ISO 26000, yaitu:
a. Tata kelola perusahaan (Organizational Governance)
b. Hak asasi manusia (Human Rights)
c. Praktek ketenagakerjaan (Labour Practices)
d. Lingkungan hidup (The Environment)
e. Praktek operasi yang fair (Fair Operating Practices)
f. Isu-isu konsumen (Consumer Issues)
g. Keterlibatan dan pengembangan masyarakat (Community
Involvement and Development)
Penerapan 7 Subyek Inti ISO 26000 dalam program CSR perusahaan
dapat dilakukan secara bertahap, sesuai dengan prioritas, kemampuan
dan sumber daya yang dimiliki. Penerapan sosial responsibility
hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7
isu pokok tersebut, tidak boleh jika hanya satu atau beberapa isu pokok
yang dipenuhi. Sebagai contoh misalkan perusahaan sudah melakukan
kegiatan peduli dengan isu lingkungan namun tidak memenuhi hak asasi
karyawannya, ini berarti bahwa perusahaan belum melaksanakan sosial
responsibility seutuhnya.
ISO 26000 membantu menerjemahkan tanggung jawab sosial dari
suatu organisasi sebagai efek dari berbagai keputusan dan aktivitas yang
dilakukannya terhadap masyarakat dan lingkungan melalui perilaku yang
transparan dan etis sebagaimana berikut.
a. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat.
b. Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder.
c. Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-
norma internasional.
d. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian
ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.
3) Manfaat Penerapan ISO 26000
Manfaat penerapan panduan ISO 26000 bagi perusahaan antara lain.
a. Peningkatan hubungan perusahaan dengan masyarakat,
pemerintah, investor, supplier, konsumen dan stakeholders
lainnya.
b. Peningkatan daya saing dan reputasi.
c. Peningkatan moral, komitmen dan produktivitas karyawan.
4) Pelatihan CSR Berdasarkan ISO 26000
Tujuan atau objective pelatihan bagi peserta menurut ISO 26000 adalah
sebagai berikut.
a. Memahami secara komprehensif panduan ISO 26000:2010
Guidance on Social Responsibility
b. Mampu mengidentifikasi dan mengelola stakeholders dan
melakukan integrasi prinsip dan subyek inti ISO 26000
kedalam penerapan program CSR perusahaan.
c. Mampu menyusun Program CSR perusahaan langkah demi
langkah berdasarkan standar ISO 26000.
d. Memahami prinsip dasar tanggung jawab sosial.
e. Memahami arti penting tanggung jawab sosial dan pelibatan
stakeholders, core subjects dan isu-isu yang terkait dengan
tanggung jawab sosial.
f. Memahami berbagai isu potensial yang akan dihadapi oleh
organisasi dan keterkaitannya dengan berbagai konevensi,
spesifikasi industri atau teknikal, kode perilaku dan inisiatif
lainnya.
g. Memahami tujuan dasar ISO 26000:2010 dan keterkaitan
tujuan, isi dan relevansinya dengan berbagai framework atau
standar industri maupun berbagai praktek industrial lainnya.
h. Memahami metoda untuk mengintegrasikan perilaku tanggung
jawab sosial di dalam organisasi.
i. Memahami hasil dan perbaikan kinerja organisasi di bidang
tanggung jawab sosial.
j. Mampu mengelola dan membangun Sistem CSR perusahaan
sesuai ISO 26000.
k. Memahami konsep Sustanable Development.
l. Memahami regulasi dan persyaratan terkait dengan
lingkungan.
m. Pemilihan program CSR yang tepat bagi perusahaan
5) Dukungan untuk Menerapkan ISO 26000
ISO 26000 dikembangkan oleh kelompok kerja sekitar 500 ahli. Pada
penerbitan standar ini, kelompok kerja dibubarkan. Dokumen untuk
mendukung penerapan ISO 26000 yaitu:
a. Protokol komunikasi, menjelaskan susunan kata yang tepat
yang dapat digunakan organisasi untuk berkomunikasi tentang
penggunaan ISO 26000.
b. Materi pelatihan dasar ISO 26000 dalam bentuk PowerPoint
dan panduan protokol pelatihan.
c. Dokumen yang menghubungkan ISO 26000 dengan Pedoman
OECD untuk Perusahaan Multinasional dan Agenda
Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 (Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan).
2. OECD
Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) adalah
organisasi internasional di mana pemerintah bekerja sama untuk menemukan solusi
bagi tantangan umum, mengembangkan standar global, berbagi pengalaman, dan
mengidentifikasi praktik terbaik untuk mempromosikan kebijakan yang lebih baik
untuk kehidupan yang lebih baik. Misi Organization of Economic Cooperation and
Development (OECD) adalah untuk mempromosikan kebijakan yang akan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat di seluruh dunia OECD
menyediakan forum di mana pemerintah dapat bekerja sama untuk berbagi pengalaman
dan mencari solusi untuk masalah uman. OECD bekerja dengan pemerintah untuk
memahami apa yang mendorong perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan. OECD
secara teratur meninjau alat, analisis kebijakan, dan standarnya untuk memastikan
bahwa mereka sesuai dengan tujuan dan menjaga relevansi serta dampaknya. Dengan
mengumpulkan Negara-negara dan para pakar, mendorong dialog teknis, dan berbagi
Keahlian dalam masalah sosial, ekonomi dan lingkungan, OECD membantu
mengidentifikasi solusi kebijakan yang inovatif dan efektif dengan cara:
1) Menginformasikan dan Memberi Nasehat Melalui Pengetahuan dan Bukti
a. OECD memantau tren mengumpulkan data menganalisis dan
memperkirakan perkembangan ekonomi, dan menyelidiki pola
yang berkembang di berbagai bidang kebijakan publik.
b. OECD adalah salah satu sumber data statistik, ekonomi dan sosial
yang terpercaya dan terbesar di dunia.
c. OECD menginformasikan pengambilan keputusan tentang
kebijakan dan penetapan standar yang lebih baik melalui
pengetahuan dan bukti.
d. OECD menyediakan data dasar teratur pada wilayah yang lebih
luas Contohnya akun nasional triwulanan dan tahunan, statistik
bisnis, harga konsumen, produktivitas, statistik perdagangan.
e. Strategi Data Cerdas OECD mengejar pengembangan kemampuan
teknis, organisasi, hukum dan munusia, bekerja sama erat dengan
negara-negara anggota OECD dan ekosistem data yang lebih luas,
untuk memenuhi permintaan kebijakan dengan inovasi data.
2) Terlibat dan Mempengaruhi Dalam Pengaturan Multilateral
a. OECD mendukung G20/G7
Dengan analisis, keahlian dan standar untuk mencapai tujuan
pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif, serta untuk
menyamakan bidang permainan ekonomi global.
b. Kolaborasi OECD dengan PBB dan Forum Global
Sebagai Pengamat di Sidang Umum PBB dan Dewan Ekonomi
dan Sosial, OECD berkontribusi pada pekerjaan badan-badan PBB
pada isu-isu seperti pembangunan berkelanjutan, lingkungan,
gender, statistik dan urusan sosial. OECD juga mempromosikan
kerjasama multilateral yang efektif dan kuat, bermitra dengan
Organisasi dan forum Internasional lainnya, serta aktor regional,
dalam isu-isu seperti SDGs, iklim, keadilan pekerja, gender dan
south-south co-operation.
c. OECD Global Leaders Program
Sebuah platform untuk ide dan proyek Pemimpin Global. Sejak
2007, OECD telah menerima kunjungan lebih dari 160 Kepala
Negara dan Pemerintahan.
3) Menetapkan Standar dan Memberikan Dukungan Kebijakan
a. Standar OECD dikembangkan oleh komite ahli yang
dikembangkan melalui proses berbasis bukti yang ketat yang
dibangun di atas kebijakan dan praktik terbaik dan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan.
b. Standar OECD membantu menyamakan kedudukan global,
memperdalam kerja sama teknis internasional, dan menerapkan
tujuan kebijakan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan
warga negara. Standar menciptakan penghematan efisiensi bagi
pemerintah dan memastikan bahwa kebijakan menguntungkan
warga negara.
c. Standar OECD benar-benar memiliki jangkauan global. Misalnya,
Forum Global tentang Transparansi dan Pertukaran Informasi
untuk Keperluan Pajak memiliki 161 anggota (termasuk 88 negara
berkembang) yang bekerja sama dalam menerapkan standar
transparansi pajak.
d. Berdasarkan standar dan analisis berbasis bukti, OECD
mendukung masing-masing negara dalam tujuan reformasi
kebijakan mereka.
Panduan Pengungkapan OECD untuk Perusahaan Multinasional
1) Perusahaan harus memastikan bahwa informasi diungkapkan tepat waktu dan
akurat tentang semua hal material mengenai aktivitas, struktur, situasi keuangan,
kinerja, kepemilikan, dan tata kelola mereka. Informasi ini harus diungkapkan
untuk perusahaan secara keseluruhan, dan, jika sesuai, di sepanjang garis bisnis
atau wilayah geografis. Kebijakan pengungkapan perusahaan harus disesuaikan
dengan sifat, ukuran dan lokasi perusahaan, dengan memperhatikan biaya,
kerahasiaan bisnis dan masalah persaingan lainnya.
2) Kebijakan pengungkapan perusahaan harus mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, informasi material tentang:
a. Hasil keuangan dan operasi perusahaan.
b. Tujuan perusahaan.
c. Kepemilikan saham utama dan hak suara, termasuk struktur grup
perusahaan dan hubungan intra-grup, serta mekanisme
peningkatan kontrol.
d. Kebijakan remunerasi untuk anggota dewan dan eksekutif kunci,
dan informasi tentang anggota dewan, termasuk kualifikasi, proses
seleksi, jabatan direktur perusahaan lainnya dan apakah setiap
anggota dewan dianggap independen oleh dewan.
e. Transaksi pihak terkait.
f. Faktor risiko yang dapat diperkirakan.
g. Masalah terkait pekerja dan pemangku kepentingan lainnya.
h. Struktur dan kebijakan tata kelola perusahaan serta proses
implementasinya.
3) Perusahaan didorong untuk mengkomunikasikan informasi tambahan yang
dapat mencakup:
a. Pernyataan nilai atau pernyataan perilaku bisnis yang
dimaksudkan untuk pengungkapan publik termasuk, tergantung
pada relevansinya dengan aktivitas perusahaan, informasi tentang
kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan hal-hal yang tercakup
dalam panduan.
b. Kebijakan dan kode etik lain yang diikuti perusahaan, tanggal
penerapannya, dan negara serta entitas yang menerapkan
pernyataan tersebut.
c. Informasi tentang audit internal, manajemen risiko dan sistem
kepatuhan hukum.
d. Informasi tentang hubungan dengan pekerja dan pemangku
kepentingan lainnya.
4) Perusahaan harus menerapkan standar kualitas tinggi untuk akuntansi dan
pengungkapan keuangan serta non-keuangan, termasuk pelaporan lingkungan
dan sosial jika ada. Standar atau kebijakan di mana informasi dikumpulkan dan
dipublikasikan harus dilaporkan. Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor
yang independen, kompeten dan berkualitas untuk memberikan jaminan
eksternal dan obyektif kepada dewan dan pemegang saham bahwa laporan
keuangan secara wajar mewakili posisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam
semua hal yang material.
3. SA-8000
SA-8000 merupakan standar sertifikasi yang digunakan untuk mendorong
organisasi dalam mengembangkan, memelihara, dan menerapkan praktik yang dapat
diterima secara sosial di tempat kerja. Standar ini dikembangkan pada tahun 1997 oleh
Social Accountability International yang dimana sebelumnya dikembangkan oleh
Council on Economic Priorities yang terdiri dari serikat pekerja, organisasi masyarakat
dan perusahaan. SA8000 ini menyederhanakan pemahaman kompleksitas di dalam
industri dan perusahaan untuk menciptakan bahasa dan standar umum dalam mengukur
kepatuhan sosial. SA8000 merupakan suatu sistem yang berguna untuk mengukur,
membandingkan, dan memverifikasi pertanggungjawaban sosial di tempat kerja, karena
bersifat universal dan dapat diterapkan dimana saja.
SA-8000 adalah standar sistem manajemen seperti pada standar ISO. Kriteria
sistem manajemen ini tidak hanya mensyaratkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan sertifikasi harus memenuhi kepatuhan terhadap standar melainkan
juga mengintegrasikannya ke dalam sistem dan praktik manajemennya serta mampu
menunjukkan kesesuaian yang sesuai dengan standar tersebut. SA-8000 didasarkan
pada prinsip-prinsip norma hak asasi manusia seperti yang dijelaskan dalam konfrensi
Oranisasi Perburuhan Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang HAM. Ini
mengukur kinerja perusahaan di delapan elemen yang penting untuk akuntabilitas sosial
di tempat kerja, elemen tersebut diatas yaitu Pekerja anak-anak, Wajib Kerja,
Kesehatan dan keselamatan kerja, Kebebasan Berserikat dan Hak untuk Berunding
Bersama, Diskriminasi, Praktik Kedisiplinan, Jam kerja, Remunerasi dan Sistem
manajemen.
4. OJK
Otoritas Jasa Keuangan adalah suatu lembaga yang lahir pada tahun 2012
berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011 menggantikan Bapepam-LK dengan tujuan
sebagai penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan yang yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK telah
mengatur pengungkapan Corporate Social Responsiillity dan Sustainability Reporting.
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 / POJK. 03/ 2017 Pasal 10
menyatakan bahwa LJK, emiten, dan perusahaan publik wajib menyusun Laporan
Keberlanjutan yang disusun secara terpisah dari laporan tahunan atau sebagai
bagian yang tidak terpisah dari laporan tahunan. Laporan tersebut wajib
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap tahun paling lambat sesuai
dengan batas waktu penyampaian laporan tahunan yang berlaku untuk masing-masing
LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik. Dalam hal LJK, emiten, dan perusahaan publik
menyampaikan laporan keberlanjutan secara terpisah dari laporan tahunan, laporan
keberlanjutan wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap tahun paling
lambat pada tanggal 30 April tahun berikutnya. Laporan keberlanjutan wajib disusun
sesuai dengan format yang diatur oleh POJK 51. Pasal 12 POJK mengenai publikasi
laporan keberlanjutan menjelaskan bahwa LJK, emiten, dan perusahaan publik wajib
mempublikasikan laporan keberlanjutan. Publikasi laporan keberlanjutan wajib
dilakukan melalui situs web LJK, emiten, dan perusahaan publik paling lambat pada
tanggal 30 April tahun berikutnya. Bagi LJK yang belum memiliki situs web, laporan
keberlanjutan wajib dipublikasikan melalui media cetak atau media pengumuman lain
yang mudah terbaca oleh publik paling lambat pada tanggal 30 April tahun berikutnya.
5. Panduan-Panduan Pengungkapan CSR Lainnya
Prinsip Accountability untuk Pembangunan Berkelanjutan pertama kali muncul
pada AA1000. Accountability Framework Standard diterbitkan pada tahun 1999.
Selama konsultasi untuk pengembangan edisi pertama Standar Jaminan AA1000, yang
diterbitkan pada tahun 2003, prinsip-prinsip tersebut mengalami perdebatan dan revisi
yang signifikan. Kemudian juga terdapat konsultasi untuk revisi tahun 2008.
Akuntabilitas atas standar AA1000, diterbitkan pada tahun 2003 oleh Institute of Social
and Ethical Accountability (ISEA). Standar ini merupakan prinsip berbasis standar
untuk membantu organisasi menjadi lebih akuntabel, bertanggung jawab dan
berkelanjutan. Standar ini membahas isu-isu yang mempengaruhi model tata kelola
bisnis dan strategi organisasi, serta memberikan pedoman operasional pada
sustainability, assurance dan stakeholder engagement.
AA1000 adalah rangkaian standar, terdiri dari 3 dokumen: prinsip akuntabilitas
(Accountability Principles Standard), standar pembinaan hubungan dengan pemangku
kepentingan (Stakeholder Engagement Standard) dan standar assurance (Assurance
Standard), dimana ketiganya merupakan standar atas praktik terbaik yang diadopsi oleh
perusahaan-perusahaan berkinerja CSR terbaik. Di mana AA1000AS (Assurance
Standard) diterbitkan pada tahun 2003, AA1000 SES (Stakeholder Engagement
Standard) diterbitkan pada tahun 2005, kemudian AA1000 APS (Accountability
Principles Standard) diterbitkan pada tahun 2008. Terdapat tiga prinsip Accountability
AA1000, salah satunya adalah prinsip dasar:
1. Prinsip Inklusivitas.
2. Prinsip Materialitas.
3. Prinsip Responsiveness.
Prinsip dasar Inklusivitas diperlukan untuk pencapaian materialitas. Bersama tiga
prinsip mendukung realisasi akuntabilitas. Inklusivitas adalah titik awal untuk
menentukan 10 materialitas. Proses materialitasmenentukan masalah yang paling
relevan dan signifikan bagi suatu organisasi danpemangku kepentingan.
Responsiveness adalah keputusan, tindakan, dan kinerja yang terkait dengan masalah-
masalah material.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2019. Standar ISO 26000 CSR. Desember 31. Accessed September 29, 2022.
https://standarku.com/standar-iso-26000-csr/.
Agung Mardita. Panduan Pengungkapan CSR Menurut Iso 26000, Sa 8000 Dan Oecd.
Accesed September 29, 2022. https://id.scribd.com/document/499017756/PANDUAN-
PENGUNGKAPAN-CSR-MENURUT-ISO-26000-SA-8000-DAN-OECD
International Organization for Standardization. 2010. "Guidance on social responsibility."
ISO Web Site. November 1. Accessed September 29, 2022.
https://www.iso.org/files/live/sites/isoorg/files/store/en/PUB100258.pdf.

Anda mungkin juga menyukai