Anda di halaman 1dari 29

SUSTAINABLE REPORTING

Materi Minggu 1
FOTO/VIDEO
Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility/CSR)
Dosen :
Dr. Eneng Sugihyanty S.E., M.Ak.
Dr. Zumratul Meini, S.E., M.S.E., M.S.Ak.
Dr. Padri Achyarsyah, SE., Ak., MM., CPA.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Sustainable Reporting

Definisi :

Pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk


mengukur, mengungkapkan (disclose), serta
upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan
yang akuntabel bagi seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja
perusahaan menuju pembangunan yang
berkelanjutan.
Latar Belakang
 Adanya Perubahan dari sudut pandang dunia bisnis
bahwa tujuan akhir organisasi berubah bukan hanya
berorientasi pada keuntungan belaka menyadarkan
sektor bisnis akan pentingnya tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan sekitar.
 Dengan menerapkan program tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan, hal ini dapat membawa
perubahan dalam bentuk rencana strategis bagi
perusahaan guna mempertahankan kelangsungan
bisnisnya sampai dimasa yang akan datang.
Latar Belakang
 Terdapat pergeseran dalam berbisnis yang beretika melalui
konsep Sustainable development sebagai paradigma baru.
 Pada awalnya bisnis hanya dibangun dengan paradigma lama
berupa single P alias Profit saja.
 Konsep Sustainable development merupakan suatu konsep
pembangunan dimana untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia saat ini (current) tidak boleh mengganggu
kemampuan generasi berikutnya (next generation) dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka yang akan datang.
 Berdasarkan konsep tersebut , maka muncul konsep
sustainability management
Latar Belakang
 Pada bulan September 2004 tim International
Organization for Standarization (ISO) sebagai induk
dari organisasi standar internasional mengundang
berbagai pihak untuk melahirkan panduan
(guedelines) dan standarisasi untuk tanggung jawab
sosial yang diberi nama ISO 26000 : Guidance
Standard on Social Responsibilty
Sustainability Management
 Manfaat perusahaan mengimplementasikan sustainability
management, yaitu:
• Perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar dalam pembangunan komunitas (community
development) atau Corporate Social Responsibility (CSR).
• Perusahaan bukan hanya mengejar keuntungan bagi pemilik
semata, namun juga harus menjaga dan memberi nilai
tambah (value added) pada masyarakat dan lingkungannya.
• Meningkatkan nama baik / reputasi perusahaan, sehingga
terjaga citra (image) yang positif.
Sustainability Management
 Manfaat perusahaan mengimplementasikan
sustainability management, yaitu:
• Mengurangi dampak risiko yang merugikan perusahaan.
• Meningkatkan daya saing perusahaan (competitive
advantage).
• Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham dan
pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.
• Bahan Analisis investasi bagi para investor (Socially
Responsible Invesment/SRI).
Sustainability Management
 Manfaat perusahaan mengimplementasikan sustainability
management, yaitu:
• Perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar dalam pembangunan komunitas (community
development) atau Corporate Social Responsibility (CSR).
• Perusahaan bukan hanya mengejar keuntungan bagi pemilik
semata, namun juga harus menjaga dan memberi nilai
tambah (value added) pada masyarakat dan lingkungannya.
• Meningkatkan nama baik / reputasi perusahaan, sehingga
terjaga citra (image) yang positif.
Corporate Social Responsibility (CSR)

 Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu


tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai
kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar di
mana perusahaan itu berada.
 Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena
strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan
kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana
kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang
adalah lebih penting daripada sekedar profitability.
Ruang Lingkup CSR
 Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan – kegiatan sosial
yang berguna bagi masyarakat luas.
 Mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu
masyarakat baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis
maupun kegiatan sosial pada umumnya.
 Hormat pada hak dan kepentingan stakeholders yang
mempunyai kepentingan langsung ataupun tidak langsung
terhadap kepentingan bisnis.
Strategi Pengelolaan
Corporate Social Responsibility

 Strategi Reaktif Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam


tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari
tanggung jawab sosial
 Strategi Defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk
menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
 Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar akan hal tersebut
 Strategi Proaktif Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah
bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders
terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
 Manfaat Corporate Social Responsibility

 Manfaat bagi Perusahaan


Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah

 Manfaat bagi Masyarakat


Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat
dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.

 Manfaat bagi Pemerintah


Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam
hal tanggung jawab sosial.
ISO 26000 sebagai Standar Global dalam
Pelaksanaan CSR
Terjadi perkembangan dari CSR atau Corporate Social
Responsibility  menjadi SR atau Social Responsibility saja.
Perubahan ini disebabkan karena pedoman ISO 26000
diperuntukan bukan hanya bagi korporasi tetapi bagi semua
bentuk organisasi, baik swasta maupun publik. ISO 26000
menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela
mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang
mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat
baik di negara berkembang maupun negara maju.
ISO 26000 sebagai Standar Global dalam
Pelaksanaan CSR
Dengan ISO 26000 ini, organisasi akan memberikan tambahan
nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang
berkembang saat ini dengan cara:
1) Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian
tanggung jawab sosial dan isunya.
2) Menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-
prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif.
3) Memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang
dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau
masyarakat internasional.
ISO 26000 Guidance Standard on Social Responsibility yang secara
konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah
Social Responsibility akan mencakup 7 (tujuh) isu pokok yaitu :

 Pengembangan Masyarakat
 Konsumen
 Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
 Lingkungan
 Ketenagakerjaan
 Hak asasi manusia
 Organisasi Pemerintahan (Organizational Governance)
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung
jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan
aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui
perilaku yang transparan dan etis, yang:

 Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan


kesejahteraan masyarakat;
 Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder
 Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma
internasional;
 Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini
meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial
responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas
organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan
demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu
tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli
terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut
masih mengiklankan penerimaan pegawai dengan
menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai
dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep
ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum
melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh.
Contoh lain, misalnya suatu perusahaan memberikan
kepedulian terhadap pemasok perusahaan yang tergolong
industri kecil dengan mengeluarkan kebijakan
pembayaran transaksi yang lebih cepat kepada pemasok
UKM. Secara logika produk atau jasa tertentu yang
dihasilkan UKM pada skala ekonomi tertentu akan lebih
efisien jika dilaksanakan oleh UKM. Namun UKM biasanya
tidak memiliki arus kas yang kuat dan jaminan yang
memadai dalam melakukan pinjaman ke bank, sehingga
jika perusahaan membantu pemasok UKM tersebut, maka
bisa dikatakan perusahaan tersebut telah melaksanakan
bagian dari tanggung jawab sosialnya.
Dimensi CSR
•Ekonomi, sosial, lingkungan
Perusahaan dalam menjalankan CSR harus memperhitungkan
keseimbangan ketiganya, tidak boleh ada trade of dalam jangka
panjang di antara ketiganya, dan ketiganya harus mengalami
kemajuan.
•Pemangku kepentingan
Perusahaan dalam menjalankan CSR harus memperhatikan seluruh
pemangku kepentingan internal dan eksternalnya, dan mencari
keseimbangan terbaik bagi pemuasan seluruh kepentingan mereka.
•Voluntari
Perusahaan dalam menjalankan CSR harus mematuhi seluruh regulasi
yang berlaku kemudian berusaha melampauinya sejauh mungkin.
Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar
bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam
pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut
ISO 26000 meliputi :
 Kepatuhan kepada hukum
 Menghormati instrumen/badan-badan internasional
 Menghormati stakeholders dan kepentingannya
 Akuntabilitas
 Transparansi
 Perilaku yang beretika
 Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia
Kepatuhan Kepada Hukum
• Sebuah organisasi harus menerima bahwa kepatuhan kepada
hukum adalah suatu kewajiban.

• Yang harus dilakukan adalah :


1. Patuh pada semua regulasi
2. Memastikan bahwa seluruh aktivitasnya sesuai dengan kerangka
hukum yang relevan
3. Patuh pada seluruh aturan yang dibuatnya sendiri secara adil dan
imparsial,
4. Mengetahui perubahan-perubahan dalam regulasi
Menghormati Instrumen/Badan-
Badan Internasional
 Dinegara-negara dimana hukum nasionalnya atau
implementasinya tidak mencukupi untuk melindungi
kondisi lingkungan dan sosialnya, sebuah organisasi
harus berusaha untuk mengacu kepada norma perilaku
Menghormati Stakeholders dan Kepentingannya

 Dinegara-negara dimana hukum nasionalnya atau


implementasinya tidak mencukupi untuk melindungi
kondisi lingkungan dan sosialnya, sebuah organisasi
harus berusaha untuk mengacu kepada norma perilaku
Akuntabilitas

• Akuntabilitas : membuktikan bahwa organisasi yang


bersangkutan melakukan segala sesuatu dengan benar.

•Akuntabilitas yang diminta dalah terhadap seluruh pemangku


kepentinan, dalam hal dampak organisasi atas masyarakat dan
lingkungan. Termasuk dampak yang tidak disengaja atau tidak
diperkirakan.

•Organisasi seharusnya menerima bahkan mendorong


penyelidikan mendalam atas dampak tersebut.
Transparansi

• Sebuah organisasi seharusnya menyatakan dengan


transparan seluruh keputusan dan aktivitas yang
memiliki dampak atas masyarakat dan lingkungan.

•Karenanya yang dituntut adalah keterbukaan yang


clear, accurate and complete atas seluruh kebijakan,
kepu!usan dan aktivitas.
Perilaku yang Beretika

•Sebuah organisasi harus berperilaku etis sepanjang


waktu, dengan menegakan kejujuran, kesetaraan dan
integritas.

•Promosi perilaku etis dilaksanakan melalui :


 Pengembangan struktur tata kelola yang mendorong
perilaku etis
 Membuat dan mengaplikasikan standar perilaku etis.
Menghormati Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia

• Setiap organisasi harus menghormati HAM, serta mengakui betapa


pentingnya HAM serta sufatnya yang universal.

• Yang harus dilakukan:


 Manakala
ditemukan situasi HAM tidak terlindungi dan tidak
mengambil kesempatan dari situasi itu.
 Apabilatidak ada regulasi HAM ditingkat nasional maka organisasi
harus mengacu pada standar HAM internasional.
Adanya ketidakseragaman dalam penerapan CSR diberbagai negara
menimbulkan adanya kecenderungan yang berbeda dalam proses
pelaksanaan CSR itu sendiri di masyarakat. Oleh karena itu
diperlukan suatu pedoman umum dalam penerapan CSR di manca
negara. Dengan disusunnya ISO 26000 sebagai panduan (guideline)
atau dijadikan rujukan utama dalam pembuatan pedoman SR yang
berlaku umum, sekaligus menjawab tantangan kebutuhan
masyarakat global termasuk Indonesia.

ISO 26000 memuat panduan (guidelines) bukan pemenuhan


terhadap persyaratan, karena ISO 26000 ini memang tidak
dirancang sebagai standar sistem manajemen dan tidak digunakan
sebagai standar sertifikasi sebagaimana ISO – ISO lainnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai