Anda di halaman 1dari 30

SUSTAINABLE REPORTING

Materi Minggu 3
Laporan Keberlanjutan FOTO/VIDEO

Dosen :
Dr. Eneng Sugihyanty S.E., M.Ak.
Dr. Zumratul Meini, S.E., M.S.E., M.S.Ak.
Dr. Padri Achyarsyah, SE., Ak., MM., CPA.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Sustainable Reporting

Global Reporting Inititative (GRI) telah


mengeluarkan panduan / pedoman yang dapat
digunakan untuk mengukur praktik sustanaibility
management berupa GRI Sustainability Reporting
Guidelines dengan menunjukkan beberapa elemen
penting yang berhubungan dengan 3 aspek yaitu
ekonomi, lingkungan dan manusia atau triple
bottom line (Profit, Planet & People).
Sustainable Reporting
 Perusahaan yang telah go public memiliki
kewajiban membuat laporan keberlanjutan
(sustainability report) sesuai dengan amanat
Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
Sustainable Reporting

Melalui penerapan Sustainability Reporting


diharapkan perusahaan dapat berkembang
secara berkelanjutan (sustainable growth) yang
didasarkan atas etika bisnis (business ethics).
Bentuk Sustainable Reporting
 Laporan keberlanjutan perusahaan harus
mencakup adalah kinerja ekonomi, kinerja sosial,
dan kinerja lingkungan (triple bottom lines)
dengan begitu laporan keberlanjutan dapat
menyediakan data dan informasi yang valid yang
tidak tercantum pada laporan keuangan bagi
pemangku kepentingan dan investor untuk
menghitung dan menganalisa terkait pembuatan
keputusan ekonomi.
Bentuk Sustainable Reporting
Konsep tripple bottom line (TBL) menitikberatkan pada seluruh aspek yang turut
serta terlibat dalam perusahaan tidak hanya keuntungan tetapi juga
pengembangan sosial dan lingkungan. Penjabaran triple bottom line terdiri atas:
1. People. Menitikberatkan pada sumber daya manusia dengan melindungi hak
dan kewajiban tenaga kerja dan mengikuti peraturan yang berlaku tentang
ketenagakerjaan. Perusahaan harus mampu memberikan upah yang wajar,
jam kerja yang wajar, menyediakan sarana kesehatan dan pendidikan
kepada tenaga kerja.
2. Planet. Menitikberatkan pada penggunaaan energi dan sumber daya alam
secara efisien dan efektif. Juga meminimalisir limbah dengan mengolah
imbah terlebih dahulu agar tidak merusak lingkungan sdan ekosistem yang
dapat mempengaruhi menurunnya kualitas hidup manusia dan flora fauna.
3. Profit. Menitikberatkan bahwa perusahaan tidak boleh hanya sekedar
mencari keuntungan tetapi juga menciptakan fair tradedan ethical
trade dalam berbisnis
Sustainability Reporting dan Kaitannya
dengan Akuntansi Lingkungan
 Akuntansi lingkungan dapat didefinisikan sebagai proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pengalokasian biaya-
biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian biaya-biaya
ke dalam pengambilan keputusan usaha serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada para stockholders
perusahaan (Sri Hastuti dan Ikhsan:2002)
 Dimana biaya lingkungan merupakan dampak baik
moneter maupun non-moneter yang harus diakui sebagai
akibat dari dilakukannya kegiatan yang mempengaruhi
kualitas lingkungan.
Sustainability Reporting dan Kaitannya
dengan Akuntansi Lingkungan
 Pada akuntansi lingkungan terdapat perhitungan
atas Polusi (baik air, tanah, dan udara), Pengelolaan
sampah, limbah dan lain-lainya yang secara
langsung ataupun tidak dapat terkena akibat dari
kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi
Sustainability Reporting dan Kaitannya
dengan Akuntansi Lingkungan
 Halini mengindikasikan bahwa bisnis yang dibangun
haruslah menguntungkan tidak hanya bagi perusahaan
tetapi  bermanfaat juga bagi manusia/pekerja, dan
lingkungannya.
 Pandangan ini didasarkan pada konsep Sustainable
development, yaitu konsep pembangunan dimana untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia sekarang tidak boleh
mengganggu kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka dimasa
yang akan datang
Sustainability Reporting dan Kaitannya
dengan Akuntansi Lingkungan
 Cara yang mudah untuk mengimplementasikan
pengukuran dan penganalisisan sustainability
development yakni dengan menggunakan sustainability
reporting dalam praktiknya.
 Dimana sustainability reporting dapat
menginformasikan segala bentuk kegiatan perusahaan
melalui pos-pos pembiayaan perusahaan guna
lingkungan sosialnya yang tentunya berbeda seperi
pengungkapan pada laporan keuangan seperti biasanya.
Faktor-Faktor yang Mendorong Implementasi
Strategi  Keberlanjutan Perusahaan
1. Kepatuhan terhadap regulasi dan 7. Pengawasan publik terhadap
hukum praktik ketenagakerjaan, dan
praktik bisnis lainnya
2. Pengelolaan risiko terhadap merk
atau reputasi  perusahaan 8. Faktor-faktor yang mendorong
karyawan bergabung dan
3. Mencapai keunggulan bersaing
bertahan   
dan profitabilitas jangka panjang
9. Persyaratan dari vendor
4. Efisiensi dan penghematan biaya
10. Bantuan pemerintah, atau insentif
5. Nilai-nilai perusahaan
lainnya, seperti keringanan pajak
6. Permintaan pelanggan akan atau bunga pinjaman
produk yang ‘hijau’ alias peduli
lingkungan  

( Survei AICPA,CICA dan CIMA).


Penyajian Sustainability Reporting
Proses penyajian Sustainability Reporting dilakukan melalui 5 (lima)
mekanisme, yaitu :
1. Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan
yang berkaitan dengan sustainability development, kemudian mempublikasikan
kebijakan tersebut beserta dampaknya.
2. Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan
untuk memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan
pada perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting
kepada para pemasok dan mata rantainya.
3. Keterlibatan stakeholders
4. Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk
mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk
membuat laporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum
melaksanakan, maka perusahaan harus memberikan penjelasan.
5. Mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan subsidi, ijin-ijin yang
dapat diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.
Penyajian Sustainability Reporting

 Sustainability
Report dapat diterbitkan secara terpisah
maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report).
 Beberapa alasan perusahaan menyajikan Sustainability
Report terpisah dari annual report, antara lain :
a. Sustainability Report sebagai alat komunikasi bagi
manajemen dengan para stakeholder untuk menyampaikan
pesan bahwa perusahaan telah menjalankan sustainable
development.
b. Memperoleh image baik (citra positif) dari stakeholder.
c. Pencarian legitimasi dari stakeholder
Komponen Sustainability Reporting

1. Pernyataan CEO yang secara singkat memperkenalkan visi dan


pendorong di balik sustainability report.
2. Presentasi struktur tata kelola organisasi dan model bisnis.
3. Konteks keberlanjutan, yaitu jenis analisis SWOT yang menjelaskan
apa yang terjadi di tingkat pasar dan industri.
4. Terinspirasi oleh analisis SWOT, penilaian dampak dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi dampak negatif utama organisasi dan risiko
bisnis (di mana indikator untuk mengukur kemajuan juga
diidentifikasi).
5. Identifikasi pemangku kepentingan utama organisasi dan masalah
yang paling mengkhawatirkan mereka.
Komponen Sustainability Reporting

6. Analisis materialitas di mana kekhawatiran utama organisasi


(4) dan pemangku kepentingan (5) diidentifikasi sebagai
prioritas.
7. Tinjauan kinerja dari waktu ke waktu di mana kemajuan
dari waktu ke waktu dibagikan – melalui indikator dan metrik
utama.
8. Beberapa cerita dan gambar menarik tentang bagaimana
strategi keberlanjutan membuat karyawan lebih termotivasi
untuk bekerja, investor lebih bersedia untuk berinvestasi
atau LSM berkolaborasi dalam proyek strategis.
Manfaat Sustainability Reporting
Manfaat laporan keberlanjutan bagi pihak internal adalah:
1. Peningkatan pemahaman tentang risiko dan peluang
2. Menekankan keterkaitan antara kinerja keuangan dan non keuangan
3. Mempengaruhi strategi dan kebijakan manajemen jangka panjang, dan
rencana bisnis
4. Memperlancar proses, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi
5. Tolok ukur dan penilaian kinerja keberlanjutan sehubungan dengan hukum,
norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela
6. Menghindari terlibat dalam kegagalan lingkungan, sosial dan tata kelola
yang dipublikasikan
7. Membandingkan kinerja secara internal, dan antara organisasi dan sektor
Manfaat Sustainability Reporting
Manfaat laporan keberlanjutan bagi pihak eksternal adalah:
1. Mengurangi dampak lingkungan, sosial dan tata kelola yang negatif
2. Meningkatkan reputasi dan loyalitas merek
3. Memungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk memahami nilai
sebenarnya organisasi, serta aset berwujud dan tidak berwujud
4. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi, dan dipengaruhi oleh,
ekspektasi tentang pembangunan berkelanjutan
Prinsip – Prinsip Sustainable Reporting

 Terdapat Prinsip-prinsip dalam penyusunan


sustainability reporting, sehingga membuat
informasi yang tertuang di dalam  sustainability
reporting menjadi informasi yang berkualitas dan
memadai
Prinsip – Prinsip Sustainable Reporting

Keseimbangan
 Laporan harus menggambarkan aspek positif dan negatif
dari kinerja perusahaan untuk dapat memungkinkan
penilaian yang masuk akal terhadap keseluruhan kinerja.
Keseluruhan penyajian isi laporan harus menyajikan
gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi.
Laporan harus menghindari pemilihan, penghilangan,
atau penyajian format yang memungkinkan kesalahan
penilaian oleh pembaca laporan.
Prinsip – Prinsip Sustainable Reporting

Dapat diperbandingkan
 Isu-isu dan informasi harus dipilih, dikumpulkan, dan dilaporkan secara
konsisten.
 Informasi yang dilaporkan harus disajikan dalam sebuah cara yang
memungkinkan pemangku kepentingan dapat menganalisis perubahan
kinerja organisasi dari waktu ke waktu dan dapat mendukung analisis relatif
terhadap organisasi lainnya.
 Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat
membandingkan informasi kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
dilaporkan dengan kinerja organisasi sebelumnya, sasarannya, dan apabila
memungkinkan dengan kinerja organisasi lainnya.
 Konsistensi dalam melaporkan memungkinkan pihak-pihak internal dan
eksternal untuk melakukan perbandingan.
Prinsip – Prinsip Sustainable Reporting
Kecermatan
 Informasi yang dilaporkan harus cukup cermat dan detail bagi
pemangku kepentingan dalam menilai kinerja organisasi.
Ketepatan waktu
 Laporan dilakukan berdasarkan jadwal reguler serta informasi
kepada pemangku kepentingan tersedia tepat waktu ketika
dibutuhkan dalam mengambil kebijakan. Kegunaan informasi
akan sangat terkait dengan apakah waktu pengungkapannya
kepada pemangku kepentingan dapat memungkinkan mereka
untuk mengintegrasikannya secara efektif dalam pembuatan
kebijakan yang mereka lakukan.
Prinsip – Prinsip Sustainable Reporting
Kejelasan
 Informasi harus disediakan dalam cara yang dapat dimengerti dan
diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan.
 Laporan harus menyajikan informasi dalam cara yang dapat
dimengerti, dapat diakses, dan dapat digunakan oleh para
pemangku kepentingan organisasi (baik dalam bentuk cetak maupun
saluran lainnya). Pemangku kepentingan harus dapat menemukan
informasi yang dibutuhkannya tanpa harus bekerja keras.
 Informasi harus disajikan dalam cara yang komprehensif kepada
pemangku kepentingan yang telah memiliki pemahaman akan
organisasi dan aktivitasnya.
 Grafik dan tabel data terkonsolidasi dapat membantu dalam
memahami dan mengakses informasi yang ada dalam laporan.
Prinsip – Prinsip Sustainable Reporting
Keterandalan
 Informasi dan proses yang digunakan dalam penyiapan
laporan harus dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis,
dan diungkapkan dalam sebuah cara yang dapat diuji dan
dapat membentuk kualitas dan materialitas dari laporan.
 Pemangku kepentingan harus yakin bahwa sebuah laporan
dapat dicek ketepatan dan ketelitian isinya serta tingkatan
Prinsip Pelaporan yang digunakan.
 Informasi dan data yang termasuk dalam laporan harus
didukung oleh pengendalian internal atau dokumentasi yang
dapat di-review oleh individu di luar mereka yang terlibat
dalam pembuatan laporan.
Penyajian Sustainability Reporting
 Item Sustainability Reporting Versi GRI
Indikator beserta aspek yang dilaporkan dalam Sustainability Reporting
Versi GRI :

ECONOMIC PERFORMANCE INDICATORS


1. Economic Performance Aspect (Kinerja Ekonomi)
2. Market Aspect (Keberadaan di Pasar)
3. Indirect Ecomonic Effect Aspect (Dampak Ekonomi Tidak
Langsung)
Penyajian Sustainability Reporting
ENVIRONTMENT PERFORMANCE INDICATORS
1.Raw Material Aspect (Bahan)
2.Energy Aspect (Energi)
3.Water Aspect (Air)
4.Biodiversity Aspect (Keanekaragaman hayati)
5.Emissions, Effluents & Waste Aspect (Emisi Efluen dan Limbah)
6.Compliance Aspect (Kepatuhan)
7.Transport Aspect (Transportasi)
8.Overall Aspect (Lain-lain)
Penyajian Sustainability Reporting
LABOR PERFORMANCE INDICATOR
1. Employment Aspect (Kepegawaian)
2. Labor / Management Relations Aspect (Hubungan Industrial)
3. Occupational, Health & Safety Aspect (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja)
4. Training & Educations Aspect (Pelatihan dan Pendidikan)
Penyajian Sustainability Reporting
HUMAN RIGHTS PERFORMANCE INDICATORS
1. Investment & Procurement Practices Aspect (Investasi &
Pengadaan)
2. Non-discrimination Aspect (Non-diskriminasi)

3. Freedom of Association & Collective Bargaining Aspect


(Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
4. Child Labor Aspect (Pekerja Anak)
5. Forced & Compulsory Labor Aspect (Pekerja Paksa atau
Wajib Kerja)
6. Security Practices Aspect (Praktik Pengamanan)
7. Indigenous Righats Aspect (Hak Adat)
Penyajian Sustainability Reporting
SOCIETY PERFORMANCE INDICATORS

1. Community Aspect (Masyarakat Lokal)


2. Corruption Aspect (Anti-korupsi)
3. Public Policy Aspect (Kebijakan Publik)
4. Anti-Competitive Behavior Aspect (Anti-persaingan)
5. Compliance Aspect (Kepatuhan)
Penyajian Sustainability Reporting
PRODUCT RESPONSIBILITY PERFORMANCE INDICATORS

1. Costumer Health & Safety Aspect


2. Product & Service Labelling
3. Marketing Communication Aspect
4. Customer Privacy Aspect
5. Compliance Aspect
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai