Apa itu Laporan Keberlanjutan? Laporan keberlanjutan adalah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan secara berkala, biasanya setiap tahun, dengan tujuan untuk berbagi informasi tentang tindakan dan tanggung jawab sosial perusahaan mereka. Laporan keberlanjutan ini mencakup informasi mengenai kebijakan lingkungan, praktik kerja yang adil, inisiatif keberagaman, pengelolaan risiko sosial, dampak produk terhadap lingkungan, serta kontribusi perusahaan terhadap masyarakat dan komunitas sekitar. Dengan menerbitkan laporan keberlanjutan, perusahaan memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, investor, dan masyarakat umum, untuk memahami bagaimana perusahaan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kegiatan operasional sehari-hari mereka. Banyak perusahaan di seluruh dunia menerapkan laporan keberlanjutan, dan salah satu kerangka kerja yang paling banyak digunakan adalah Global Reporting Initiative (GRI). GRI dianggap sebagai standar umum untuk pelaporan non-keuangan, yang juga dikenal dengan istilah pelaporan triple bottom line dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Membangun dan menjaga kepercayaan dalam bisnis dan pemerintahan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai ekonomi dan dunia yang berkelanjutan. Catatan: Perusahaan (CSR) adalah perusahaan yang menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) sebagai bagian integral dari operasional mereka. Manfaat Laporan Keberlanjutan?- Internal 1. Meningkatkan pemahaman tentang risiko dan peluang yang terkait dengan isu-isu keberlanjutan. 2. Menekankan hubungan antara kinerja keuangan dan non-keuangan 3. Mempengaruhi strategi dan kebijakan manajemen jangka panjang, dan rencana bisnis 4. Merampingkan proses, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi 5. Menggunakan tolok ukur dan penilaian kinerja keberlanjutan terkait dengan hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela 6. Menghindari terlibat dalam insiden atau kegagalan yang dapat membahayakan lingkungan, masyarakat, atau tata kelola yang dapat diperoleh oleh publik. Manfaat Laporan Keberlanjutan?-External 1. Mengurangi dampak negatif lingkungan, sosial, dan tata kelola 2. Meningkatkan reputasi dan loyalitas merek 3. Memungkinkan pemangku kepentingan eksternal untuk memahami nilai sebenarnya dari organisasi, serta aset berwujud dan tidak berwujud 4. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi, dan dipengaruhi oleh, harapan tentang pembangunan berkelanjutan Komponen Laporan Keberlanjutan 1. Pernyataan CEO yang secara singkat memperkenalkan visi dan motivasi di balik laporan keberlanjutan. 2. Penyajian struktur tata kelola organisasi dan model bisnis dalam bentuk presentasi. 3. Konteks keberlanjutan yang mencakup analisis SWOT untuk menggambarkan situasi pasar dan industri. 4. Penilaian dampak yang terinspirasi oleh analisis SWOT untuk mengidentifikasi dampak negatif utama dan risiko bisnis organisasi, serta menentukan indikator untuk mengukur kemajuan. 5. Identifikasi pemangku kepentingan utama organisasi dan fokus isu-isu yang paling relevan bagi mereka. 6. Analisis materialitas yang menyoroti perhatian utama organisasi dan pemangku kepentingan sebagai prioritas. 7. Tinjauan kinerja dari waktu ke waktu yang membagikan kemajuan melalui indikator dan metrik utama. 8. Inklusi beberapa cerita dan gambar menarik yang menggambarkan bagaimana strategi keberlanjutan memotivasi karyawan, mendapatkan dukungan investor, atau berkolaborasi dengan LSM dalam proyek strategis. Pelaporan Keberlanjutan di Indonesia Di Indonesia, jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Pada tahun 2009, hanya terdapat 6 laporan keberlanjutan yang diterbitkan, namun angka tersebut meningkat menjadi 37 pada tahun 2014. Hal ini mencerminkan kesadaran yang semakin tinggi di kalangan perusahaan di Indonesia akan pentingnya pelaporan keberlanjutan dan integrasi keberlanjutan ke dalam strategi mereka. Laporan keberlanjutan telah bertransformasi dari sesuatu yang "baik untuk dimiliki" menjadi sesuatu yang "harus dimiliki". Penggerak regulasi utama di Indonesia Peraturan No.KEP-431/BL/2012 dan Peraturan Pemerintah no. 47/2012 mewajibkan perusahaan terbuka untuk melaporkan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan mereka. Pelaporan ini mencakup kebijakan perusahaan, program- program yang dilakukan, dan pengeluaran yang terkait dengan kinerja lingkungan, praktik ketenagakerjaan, pemberdayaan sosial dan masyarakat, serta tanggung jawab terhadap produk. Prinsip Pelaporan: Konten dan Kualitas Prinsip Pelaporan digunakan untuk memastikan kualitas dan keandalan laporan keberlanjutan. Prinsip-prinsip ini meliputi: 1. Ketepatan: Laporan harus akurat, andal, dan didasarkan pada data dan informasi yang valid dan terverifikasi. 2. Keseimbangan: Laporan harus mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial secara seimbang, memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja keberlanjutan perusahaan. 3. Inklusivitas Pemangku Kepentingan: Laporan harus mencakup perspektif dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan yang relevan, memberikan gambaran yang komprehensif tentang dampak organisasi. 4. Konteks Keberlanjutan: Laporan harus menggambarkan konteks keberlanjutan, termasuk analisis SWOT dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam aspek keberlanjutan. 5. Kelengkapan Materialitas: Laporan harus mencakup informasi yang materiil dan relevan, yaitu isu-isu yang paling signifikan dan memiliki dampak substansial terhadap keberlanjutan organisasi. 6. Kejelasan Perbandingan: Laporan harus memungkinkan perbandingan kinerja keberlanjutan dari waktu ke waktu, serta perbandingan dengan perusahaan lain atau sektor industri yang serupa. 7. Keandalan Ketepatan Waktu: Laporan harus disusun secara teratur dan tepat waktu, memastikan konsistensi dan keandalan dalam penyampaian informasi keberlanjutan kepada pemangku kepentingan.
Aspek Lingkungan Praktek Bisnis Keberlanjutan (Sesi 11)
Aspek lingkungan GRI 301 – Material GRI 301 - Bahan adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan kinerja dan dampak lingkungan terkait pengelolaan bahan suatu organisasi. Standar ini berfokus pada pengungkapan informasi terkait penggunaan bahan baku, siklus hidup produk, limbah, dan pemulihan bahan. Selain itu, organisasi juga diharapkan melaporkan upaya mereka dalam mengurangi penggunaan bahan yang terbatas atau berpotensi berbahaya serta mengadopsi strategi pengelolaan bahan yang berkelanjutan. Untuk menghitung persentase bahan input daur ulang yang digunakan, organisasi pelapor harus menggunakan rumus berikut:
1. Saat menyusun informasi yang diminta dalam Pengungkapan 301-3, organisasi
pelapor harus: a. Mengkecualikan penolakan dan penarikan produk. b. Menghitung persentase produk yang direklamasi dan persentase bahan kemasannya untuk setiap kategori produk menggunakan rumus berikut:
GRI 302 – Energy
GRI 302 - Energi adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang membantu organisasi melaporkan kinerja energi dan dampaknya. Standar ini fokus pada pengelolaan dan pengungkapan konsumsi energi, intensitas energi, dan emisi energi. GRI adalah kerangka pelaporan keberlanjutan yang digunakan untuk mengukur dan komunikasikan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola organisasi. Standar ini membantu organisasi menunjukkan komitmen mereka terhadap penggunaan energi yang berkelanjutan dan memberikan informasi berharga kepada pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan berdasarkan kinerja lingkungan organisasi. GRI 303 – Air dan Efluen GRI 303 - Air dan Efluen adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan untuk pelaporan kinerja dan dampak terkait pengelolaan air dan efluen (limbah cair) suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi untuk mengukur, melaporkan, dan mengelola penggunaan air serta dampak efluen mereka terhadap lingkungan. Hal ini mencakup jumlah air yang dikonsumsi, sumber air yang digunakan, dan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. GRI 304 – Keanekaragaman Hayati GRI 304 - Keanekaragaman Hayati adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan untuk pelaporan kinerja dan dampak terkait pelestarian dan pengelolaan keanekaragaman hayati suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola dampak mereka terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem. GRI 305 – Emisi GRI 305 - Emisi adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan untuk pelaporan kinerja dan dampak terkait emisi gas rumah kaca (GRK) suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi untuk mengukur, melaporkan, dan mengelola emisi GRK mereka untuk mengatasi perubahan iklim. GRI 305 mendorong organisasi untuk melaporkan data dan informasi terkait emisi GRK mereka. Catatan : Emisi GRK (gas rumah kaca) adalah emisi gas-gas yang menyebabkan efek rumah kaca di atmosfer. Gas-gas ini, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O), dapat menangkap panas di atmosfer dan berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. GRI 306 – Efluen dan Limbah GRI 306 - Efluen dan Limbah merupakan standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan kinerja dan dampak terkait pengelolaan efluen (limbah cair) dan limbah mereka. Tujuan dari standar ini adalah mendorong organisasi untuk secara tanggung jawab mengukur, melaporkan, dan mengelola efluen dan limbah yang dihasilkan. GRI 307 – Kepatuhan Lingkungan GRI 307 - Kepatuhan Lingkungan merupakan sebuah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan kinerja dan dampak terkait kepatuhan mereka terhadap regulasi dan persyaratan lingkungan. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola kepatuhan mereka terhadap peraturan lingkungan yang berlaku dan mempengaruhi kegiatan operasional mereka GRI 308 – Penilaian Lingkungan Pemasok GRI 308 - Penilaian Lingkungan Pemasok adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman bagi organisasi dalam melaporkan penilaian kinerja lingkungan terkait pemasok mereka. Tujuannya adalah mendorong organisasi untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memantau dampak lingkungan dari kegiatan yang dilakukan oleh pemasok mereka.
Aspek Ekonomi Keberlanjutan Praktek Bisnis (Sesi 12)
GRI 201 – Kinerja Ekonomi GRI 201 - Kinerja Ekonomi merupakan sebuah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan kinerja ekonomi mereka. Tujuannya adalah mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola aspek ekonomi yang terkait dengan kegiatan operasional mereka. GRI 202 – Keberadaan Pasar GRI 202 - Keberadaan Pasar adalah sebuah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan mengenai kehadiran mereka di pasar. Tujuannya adalah mendorong organisasi untuk dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola hubungan mereka dengan pasar dan pelanggan. GRI 203 – Dampak Ekonomi Tidak Langsung GRI 203 - Dampak Ekonomi Tidak Langsung adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan tentang dampak ekonomi yang tidak langsung dihasilkan oleh kegiatan mereka. Tujuannya adalah mendorong organisasi untuk mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan dampak ekonomi yang tidak langsung tersebut. GRI 204 – Praktik Pengadaan GRI 204 - Praktik Pengadaan adalah sebuah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan praktik pengadaan mereka. Tujuannya adalah mendorong organisasi untuk dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola praktik pengadaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab GRI 205 – Antikorupsi GRI 205 - Antikorupsi merupakan sebuah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan upaya mereka dalam mencegah dan mengatasi korupsi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola risiko korupsi serta mempromosikan integritas dalam praktik bisnis mereka. GRI 206 – Perilaku Anti Persaingan GRI 206 - Perilaku Anti Persaingan adalah sebuah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan bagi organisasi dalam melaporkan perilaku mereka terkait dengan persaingan. Tujuannya adalah mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola kepatuhan mereka terhadap prinsip-prinsip persaingan yang sehat dan fair. GRI 207 – Pajak GRI 207 - Pajak adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan kinerja dan dampak terkait pajak suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola praktik pajak mereka secara transparan dan bertanggung jawab. Hal ini mencakup pelaporan tentang jumlah pajak yang dibayarkan, keterlibatan dalam praktik pajak agresif, pemenuhan kewajiban perpajakan, dan kontribusi kepada pembangunan masyarakat melalui pembayaran pajak.
Aspek Sosial dari Praktek Bisnis Keberlanjutan (Sesi 13)
GRI 401 – Ketenagakerjaan GRI 401 - Ketenagakerjaan adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan kinerja dan dampak terkait ketenagakerjaan suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola aspek-aspek yang terkait dengan tenaga kerja mereka secara komprehensif. GRI 402 – Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen GRI 402 - Hubungan Tenaga Kerja/Manajemen adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan hubungan antara tenaga kerja dan manajemen suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola hubungan yang sehat, berkelanjutan, dan saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen. GRI 403: Kesehatan dan Keselamatan Kerja GRI 403 - Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan kinerja dan dampak terkait kesehatan dan keselamatan kerja di suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola aspek-aspek yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja secara efektif. GRI 404: Pelatihan dan Pendidikan GRI 404 - Pelatihan dan Pendidikan adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan kinerja dan dampak terkait pelatihan dan pendidikan di suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola aspek- aspek terkait pengembangan karyawan dan upaya pendidikan di lingkungan kerja. GRI 405: Keragaman Dan Peluang Yang Setara GRI 405 - Keragaman dan Peluang yang Setara adalah standar dalam kerangka kerja Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan pedoman untuk melaporkan kinerja dan dampak terkait keragaman dan kesetaraan peluang di suatu organisasi. Standar ini bertujuan untuk mendorong organisasi agar dapat mengukur, melaporkan, dan mengelola aspek-aspek terkait keragaman, inklusi, dan kesetaraan dalam lingkungan kerja. GRI 406: Non-Diskriminasi GRI 406 Non- Diskriminasi adalah salah satu standar yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI), yang merupakan kerangka kerja pemberi laporan keberlanjutan terkemuka di dunia. GRI 406 membahas tentang non-diskriminasi, yaitu komitmen perusahaan atau organisasi dalam memastikan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua individu, tanpa memandang ras, agama, gender, orientasi seksual, usia, disabilitas, atau faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan diskriminasi. GRI 407: Kebebasan Berserikat Dan Perundingan Bersama GRI 407: Kebebasan Berserikat dan Perundingan Bersama adalah standar yang baru dari Global Reporting Initiative (GRI) yang dirilis setelah pengetahuan terakhir saya pada September 2021. GRI 407 memberikan pedoman kepada perusahaan dalam melaporkan praktik mereka terkait kebebasan berserikat dan perundingan bersama. Beberapa poin yang mungkin dicakup dalam laporan GRI 407 antara lain:1. Kebijakan dan praktik perusahaan, 2. Kebebasan berserikat, 3. Perundingan bersama, 4. Pelibatan pekerja, 5. Solusi sengketa. GRI 408: Pekerja Anak GRI 408: Pekerja Anak berisi pengungkapan bagi organisasi untuk melaporkan informasi tentang dampak mereka terkait pekerja anak, dan cara mereka mengelola dampak-dampak ini. Dalam laporan keberlanjutan, perusahaan dapat mencakup informasi tentang kebijakan dan praktik mereka untuk mencegah dan mengatasi pekerja anak, serta upaya mereka dalam memastikan pemenuhan standar internasional terkait isu tersebut. GRI 409: Kerja Paksa Atau Wajib GRI 409: Kerja Paksa atau Wajib adalah salah satu standar dari Global Reporting Initiative (GRI) yang mengarahkan perusahaan dalam melaporkan informasi terkait praktik dan kebijakan mereka terkait kerja paksa atau wajib. GRI 410: Praktik Keamanan GRI 410 membahas topik praktik keamanan. Topik ini berfokus pada perilaku petugas keamanan terhadap pihak ketiga, dan potensi risiko adanya penggunaan kekuatan berlebihan atau pelanggaran hak asasi manusia lain. Petugas keamanan dapat mengacu pada karyawan dari organisasi pelapor atau karyawan dari organisasi pihak ketiga yang menyediakan pasukan keamanan. Penting bagi perusahaan untuk memastikan keamanan di tempat kerja, termasuk melindungi karyawan dan pemangku kepentingan dari risiko dan ancaman serta mempromosikan budaya kerja yang aman. GRI 411: Hak Masyarakat Adat GRI 411: Hak Masyarakat Adat menetapkan persyaratan pelaporan mengenai topik hak-hak masyarakat adat. Standar ini dapat digunakan oleh organisasi dari berbagai ukuran, jenis, sektor, atau lokasi geografis yang ingin melaporkan dampaknya terkait dengan topik ini. Penting bagi perusahaan untuk menghormati dan bekerja sama dengan masyarakat adat untuk memastikan dampak positif, penghindaran konflik, dan pemenuhan hak-hak mereka. GRI 412: Penilaian Hak Asasi Manusia GRI 412: Penilaian Hak Asasi Manusia adalah standar yang dirilis oleh Global Reporting Initiative (GRI) untuk memberikan panduan kepada perusahaan dalam melaporkan praktik mereka terkait penilaian risiko dan dampak terhadap hak asasi manusia. Standar ini bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk memahami dan mengelola dampak mereka terhadap hak asasi manusia serta menerapkan tindakan yang relevan untuk mengurangi risiko negatif dan meningkatkan dampak positif. GRI 413: Masyarakat Lokal GRI 413: Masyarakat Lokal adalah standar dari Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan kepada perusahaan dalam melaporkan praktik mereka terkait interaksi dengan masyarakat lokal di lokasi operasional mereka. Standar ini bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat lokal, memahami kebutuhan dan kepentingan mereka, serta berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan di tingkat lokal. GRI 414: Penilaian Sosial Pemasok GRI 414: Penilaian Sosial Pemasok adalah salah satu standar dari Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan kepada perusahaan dalam melaporkan praktik mereka terkait penilaian sosial terhadap pemasok mereka. Standar ini bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk memahami dan mengelola dampak sosial yang timbul dari rantai pasokan mereka, serta mendorong praktek bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di antara pemasok mereka. GRI 415: Kebijakan Publik GRI 415 membahas mengenai topik kebijakan publik. Hal ini mencakup partisipasi organisasi dalam pengembangan kebijakan publik, melalui kegiatan seperti melobi dan membuat kontribusi keuangan atau sejenisnya kepada partai-partai politik, politisi, atau alasan- alasan politik. GRI 416: Kesehatan Dan Keselamatan Pelanggan GRI 416 membahas topik kesehatan dan keselamatan pelanggan, termasuk upaya sistematis sebuah organisasi untuk menangani kesehatan dan keselamatan di seluruh siklus kehidupan dari sebuah produk atau jasa, dan kepatuhannya terhadap regulasi dan peraturan sukarela tentang kesehatan dan keselamatan pelanggan. GRI 417: Pemasaran Dan Pelabelan GRI 417: Pemasaran dan Pelabelan adalah salah satu standar dari Global Reporting Initiative (GRI) yang memberikan panduan kepada perusahaan dalam melaporkan praktik mereka terkait pemasaran dan pelabelan produk mereka. Standar ini bertujuan untuk mendorong perusahaan untuk berkomunikasi secara transparan, jujur, dan akurat kepada pelanggan dan pemangku kepentingan terkait mengenai produk yang mereka tawarkan. GRI 418: Privasi Pelanggan GRI 418: Privasi Pelanggan menetapkan persyaratan pelaporan mengenai topik kepatuhan sosial ekonomi. Standar ini dapat digunakan oleh organisasi dari berbagai ukuran, jenis, sektor, atau lokasi geografis yang ingin melaporkan dampaknya terkait dengan topik ini. Agar privasi pelanggan terlindungi, sebuah organisasi diharapkan untuk membatasi pengumpulan data pribadi, mengumpulkan data sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, dan memberikan transparansi mengenai cara pengumpulan, penggunaan, dan keamanan data tersebut.