Anda di halaman 1dari 3

Global Reporting Initiative (GRI)

Global Reporting Initiative (GRI) adalah organisasi internasional independen yang


mengembangkan standar pelaporan keberlanjutan (Sustainability Report). Standar
pelaporan dalam sustainability report ini akan membantu bisnis maupun organisasi dalam
mengkomunikasikan dampak yang ditimbulkan oleh proses bisnis perusahaan.
GRI juga dapat memberikan informasi bagi sektor pemerintah dalam memahami terkait
dampak yang terjadi pada status quo saat ini. Seperti misalnya perubahan iklim, hak asasi
manusia, tata kelola, dan kesejahteraan sosial. Hal ini akan memudahkan dalam upaya
menciptakan suatu tindakan nyata pada pengelolaan dan pembentukan manfaat bagi aspek
sosial, lingkungan, dan ekonomi.
Penggunaan Global Reporting Initiative (GRI)
Standar yang paling banyak digunakan untuk pelaporan keberlanjutan adalah standar GRI.
Sustainability Report berdasarkan Standar GRI dapat digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi terkait undang-undang, norma, kode, dan standar kinerja. Laporan dibuat untuk
menunjukkan komitmen organisasi dalam upaya pembangunan berkelanjutan, serta untuk
membandingkan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.
Dilakukan pendekatan pada berbagai stakeholder mulai dari bisnis, investor, pembuat
kebijakan, masyarakat sipil, organisasi buruh, dan pakar untuk mempromosikan penggunaan
GRI. Sehingga dengan ribuan laporan di lebih dari 100 negara, standar GRI memiliki tingkat
kredibilitas yang tinggi. Dengan demikian, dapat digunakan untuk membantu perusahaan
dalam menentukan keputusan dan menciptakan manfaat pada sektor ekonomi, lingkungan,
dan sosial.
Struktur Global Reporting Initiative (GRI)
GRI merupakan sistem modular yang terdiri tadi 3 standar, meliputi: GRI Universal
Standards, the GRI Sector Standards, dan the GRI Topic Standards.
GRI Universal Standards
Ini merupakan standar yang dapat diaplikasikan pada seluruh organisasi dengan ketentuan
sebagai berikut:
GRI 1: Foundation 201, menjelaskan terkait konsep, tujuan, dan penjelasan tentang
bagaimana caranya menggunakan standar GRI. Di sini juga ditentukan syarat yang perlu
dipenuhi oleh perusahaan.
GRI 2: General Disclosures 2021, meliputi keterangan detail tentang identitas perusahaan
seperti struktur organisasi dan praktik pelaporan, aktivitas dan pekerja, tata kelola, strategi,
peraturan, praktik bisnis, dan stakeholder engagement. Di sini akan terlihat profil dari
perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran terkait dampak yang diberikan oleh
perusahaan.
GRI 3: Material Topics , menguraikan tentang langkah apa saja yang sekiranya dapat relevan
untuk dilakukan dan bagaimana manajemen yang seharusnya dilakukan.
GRI Sector Standards
Standar ini berfokus pada peningkatan kualitas, kelengkapan, dan konsistensi pada
pelaporan yang dibuat oleh organisasi. Standar ini dikembangkan untuk 40 sektor yang
dimulai dari sektor dengan dampak tertinggi, seperti minyak dan gas, agrikultur, akuakultur,
dan perikanan.
GRI Topics Standards
Standar ini berisi informasi terkait dengan topik. Misalnya terkait dengan standar
pengelolaan limbah, kesehatan dan keselamatan kerja, serta pajak. Setiap perusahaan sesuai
akan memilih standar topik yang sesuai untuk digunakan dalam pelaporan.
Manfaat Pelaporan GRI bagi Internal
Pelaporan GRI dapat berguna bagi keberlanjutan perusahaan, karena perusahaan akan
memiliki pendekatan yang lebih sistematis terhadap pelaporannya.

- Meningkatkan visi dan strategi perusahaan.


- Memperkuat sistem manajemen perusahaan.
- Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari program dan aktivitas bisnis
perusahaan.
- Memotivasi karyawan sehingga memiliki semangat dan loyalitas terhadap
perusahaan.
- Membangun reputasi dan kepercayaan terhadap perusahaan.
- Memicu daya tarik investor.
- Memperkuat keterlibatan pemangku kepentingan (multi stakeholder).
- Mengidentifikasi keunggulan kompetitif antara perusahaan dengan kompetitor.

Pelaporan dengan standar GRI ini merupakan suatu pedoman yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan. Sehingga, proses
pengambilan keputusan akan lebih terorganisir serta proses mitigasi dampak akan lebih
maksimal.
Integrated Reporting (IR)
IIRC mendefinisikan IR sebagai berikut (IIRC, 2011): “integrated reporing brings together the material
information about organization’s strategy, governance, performance and prospects in a way that
reflects the commercial, social and environmental context within which it operates. It provides a
clear and concise representation of how an organization demonstates stewardship and how it creates
value, now and in the future.” IR merupakan pelaporan mengenai informasi material yang disajikan
secara jelas dan ringkas dalam rangka penciptaan nilai secara berkelanjutan. Informasi material
melibatkan informasi keuangan dan non-keungan dan mencakup strategi, tata kelola, kinerja dan
prospek perusahaan. Keseluruhan informasi tersebut memiliki konektivitas dan menunjukkan upaya
perusahaan dalam penciptaan nilai secara berkelanjutan, yaitu jangka pendek, menengah dan
panjang.

Krzus (2011) menyatakan bahwa IR adalah suatu pelaporan yang memuat konektivitas informasi
keuangan dan nonkeuangan di dalam suatu laporan tunggal (tidak terpisah). Pendapat yang serupa
dikemukakan oleh (Churet et al. [2014], serta Dragu dan Tudor-Tiron [2013]) bahwa IR dapat
diartikan sebagai suatu upaya untuk mengintegrasikan laporan berkelanjutan dan laporan keuangan
menjadi suatu laporan tunggal, sehingga tercipta konektivitas informasi di dalam laporan tersebut.

IR melibatkan pemikiran terintegrasi (integrated thinking) dari perusahaan dalam rangka penciptaan
nilai secara berkelanjutan. Perusahaan perlu menelaah aktivitas operasionalnya dan menyajikan
informasi tersebut kepada para pemangku kepentingan. Output dari IR adalah suatu laporan yang
disebut “integrated report.” IIRC mengemukakan definisi integrated report di dalam Framework
sebagai berikut (IIRC, 2013): “an integrated report is a concise communication about how an
organization’s strategy, governance, performance and prospects, in the context of its external
environment, lead to the creation of value in the short, medium and long term.”

Definisi tersebut mengandung makna bahwa integrated report adalah suatu wadah untuk
menyampaikan informasi dari manajemen kepada para pemangku kepentingan mengenai bagaimana
suatu entitas dijalankan dan dikelola dalam rangka penciptaan nilai jangka pendek, menengah dan
panjang. Informasi yang disampaikan tidak hanya mengenai kinerja entitas di periode tertentu,
namun juga terkait target kinerja yang akan dicapai pada masa mendatang serta strategi untuk
mencapainya. IIRC menekankan pentingnya IR sebagai pelaporan perusahaan. Kualitas informasi
dapat ditingkatkan melalui IR sehingga bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, khususnya
pemilik modal (IIRC, 2013). Perusahaan dapat meninjau ulang keseluruhan aktivitas bisnisnya dalam
upaya penciptaan nilai secara berkelanjutan. Hal ini melibatkan evaluasi atas alokasi modal, output
yang dihasilkan serta dampaknya terhadap perusahaan dan publik (Berndt et al., 2014). Framework
memuat prinsipprinsip yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam penyusunan dan penyajian IR.

Prinsip IR terdiri dari fokus stratejik dan orientasi kedepan, konektivitas informasi, hubungan dengan
para pemangku kepentingan, materialitas, ringkas, kehandalan dan kelengkapan, serta konsistensi
dan keterbandingan.

Anda mungkin juga menyukai