Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Sunstainbility reporting standards secara utuh dalam kasus rill

sustainability reporting suatu perusahaan

Penerapan
Penerapan pengembangan yang berkelanjutan atau sustainable development dari
prespektif dunia usaha di sebut sebagai corporate sustainability atau corporate social
responsibility (CSR). CSR pertama kali di kembangkan di inggris sejak 34 tahun
yang lalu dan mulai di populerkan di Indonesia sejak tahun 2001. CSR adalah
kesadaran organisasi bisnis untuk perduli terhadap kepentingan di luar stakeholder
internal (share holder,manajemen,dll) dengan menerpkan kebijakan yang ramah
terhadap alam dan social atau seimbang antara kepentingan organisasi bisnis dengan
lingkungan di luar organisasi meskipun tidak di atur dengan legal formal atau UU
bersifat sukarela. Lebih jauh menurut daniri(2008) CSR dapat di maknai sebagai
komitmen dalam menjalankan bisnis dengan memperhatikan aspek social,norma dan
etika bukan saja pada lingkungan sekitar tetapi juga pada lingkup internal dan
eksternal yang lebih luas. Keuntungan tidak saja di definisikan sebagai revenue minus
cost melainkan lebih luas lagi bahwa keuntungan mencakup keseimbangan
alam,peningkatan kesejahteraan social dan harmonisasi antara organisasi bisnis
dengan masyarakat. Beberpa alasan kuat mengapa CSR di rasakan semakin perlu
untuk di implementasikan secara konkrit khususnya perusahaan yang memiliki
dampak besar terhadap alam dan social adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjukan kepedulian organisasi bisnis terhadap masyarakat dan
lingkungan.
2. Stakeholder eksternal semakin kaya pemikiran dalam mnentapkan
kepercayaan kepada perusahaan baik dalam produk maupun kinerja secara
keseluruhan serta kekuatan komunikasi yang di bangun oleh perusahaan
dengan stakeholder eksternal sangat di pengaruhi oleh kepedulian perusahaan
untuk mengakomodasi kepentingan mereka.
3. Repotasi atau nama baik perusahaan tidak hanya berdasarkan kemampuan
dalam menghasilkan laba dan produk yang berkualitas melainkan juga
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan alam dan social bahkam investor
untuk mengambil keputusan investasi tidak lagi terpusat pada analisis yang
bersifat tekhikal melainkan juga fundamental secara luas yaitu kepedulian
perusahaan untuk menerapkan CSR.
4. Dengan menerpakan CSR,perusahaan mrmiliki kemampuan bersaing lebih
tinggi karena memiliki kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan
teknologi ramah lingkungan serta menguatkan pasar melalui hubungan yang
solid dengan pelanggan,supplier,masyarakat,LSM,dan lembaga-lembaga
keuangan penunjang.
Manfaat CSR bagi perusahaan di kemukakan pula oleh Suharto (2008) yaitu
memperkuat kinerja dan keuntungan ekonomi yang lebih efesien,meningkatkan
komitmen para perkerja,memantapkan akuntabilitas perusahaan terkait investasi
social dan kemasyarakatan,mengurangi kerentanan dan instabilitas operasi
perusahaan terkait menguatkan hubungan dengan masyarakat dan terakhir citra dan
reputasi perusahaan.
Suistainability Reporting Perkembangan sepeti yang telah di uraikan di atas mempengaruhi
eksistensi pelaporan keuangann atau yang selama ini di kenal sebagai Accounting
Management Report untuk kepentingan pihak internal dan Financial Accounting Report
untuk kalangan eksternal. Kuantitative approach yang lebih di pergunakan pada laporan
keungan tidak bisa menampung informasi CSR yang lebih banyak membutuhkan.

Definisi Sustainability reporting dan kaitannya dengan Akuntansi Lingkungan


Akuntansi lingkungan dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian,
pengukuran dan pengaokasian biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian
biay-biaya ke dalam pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada para stockholders perusahaan (Sri Hastuti dan Ikhsan:2002)
Sedangkan menurut Djogo (2002) mendefinisikannya sebagai suatu istilah yang
berkaitan dengan memasukkan biaya lingkungan ke dalam praktik akuntansi
perusahaan atau lembaga pemerintah. Dimana biaya lingkungan merupakan dampak
baik moneter maupun non-moneter yang haris diakui sebagai akibat dari
dilakukannya kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi lingkungan dapat memuat
kaitan komponen-komponen didalam lingkungan social dimana dapat menjelaskan
hubungan sebab akibat dari pos-pos biaya yang dikeluarkan yang akan berdampak
pada kualitas lingkungan disekitarnya. Pada akuntansi lingkungan terdapat
perhitungan atas Polusi (baik air, tanah, dan udara), Pengelolaan sampah, limbah dan
lain-lainyayang secara langsung ataupun tidak dapat terkena akibat dari kegiatan
usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi.
Akuntansi lingkungan ini merupakan salah satu dampak dari adanya perubahan
pandangan seiring dengan munculnya berbagai kasus yang merugikan lingkungan.
Dimana memunculkan paradigma bisnis yang tidak lagi mengacu pada single P,
tetapi berubah menjadi Triple P (Profit, People dan Planet). 
hal ini mengindikasikan bahwa bisnis yang dibangun haruslah menguntungkan tidak
hanya bagi perusahaan tetapi  bermanfaat juga bagi manusia/pekerja, dan
lingkungannya. Pandangan ini didasarkan pada konsep Sustainable development,
yaitu konsep pembangunan dimana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
sekarang tidak boleh mengganggu kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan hidup mereka dimasa yang akan datang. Cara yang mudah
untuk mengimplementasikan pengukuran dan penganalisisan sustainability
development yakni dengan menggunakan sustainability reporting dalam praktinya.
Dimana sustainability reporting dapat menginformasikan segala bentuk kegiatan
perusahaan melalui pos-pos pembiayaan perusahaan guna lingkungan sosialnya yang
tentunya berbeda seperi pengungkapan pada laporan keuangan seperti biasanya.
Berikut ini merupakan berbagai definisi yang dapat mendefinisikan sustainability
report yakni diantaranya adalah:
  Laporan keberlanjutan adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan atas usaha
yang berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun
eksternal. Laporan keberlanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap
sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan social.
  sustainability report  merupakan suatu bentuk informasi dimana di dalamnya
terdapat prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat
aktivitas perusahaan secara menyeluruh dan tentu saja berbeda dengan yang
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Sustainability Business
Dari pengertiannya sendiri ialah bentuk gabungan dari berbagai disiplin ilmu yang
bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu mengacu pada
efek lingkunga, sosial, dan ekonomi dari sebuah bisnis atau proyek secara
keseluruhan.
Faktor Pendorong untuk mengimplementasikan Sustainability Business
Secara internasional, kesadaran akan pentingnya komitmen bersama untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca dan menyelamatkan dunia dari kerusakan yang
lebih parah dimulai dari Protokol Kyoto. Kesepakatan yang ditandatangani 11
Desember 1997 dan diberlakukan sejak 16 Februari 2005 ini diratifikasi oleh 181
negara di dunia. Setiap negara, terutama negara-negara industri yang menjadi
penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, mempunyai target penurunan emisi. Dan
target-target tersebut diturunkan pada setiap perusahaan di negara-negara tersebut.
AICPA, CICA dan CIMA-ketiganya adalah asosiasi akuntan di Amerika Serikat,
Kanada dan asosiasi akuntan manajemen secara berurutan - melakukan survei
mengenai faktor apakah yang paling utama dalam mendorong perusahaan untuk
mengimplementasikan bisnis yang berkelanjutan, dan diperoleh hasil sebagai
berikut: 
1.       Kepatuhan terhadap regulasi
2.      Pengelolaan  risiko atas reputasi internasional
3.      Pengurangan biaya dan efisiensi
Di Indonesia, regulasi terkait dengan penerapan dan pengungkapan bisnis yang
berkelanjutan antara lain:
1.       Regulasi Bappepam yang mewajibkan pengungkapan aktivitas CSR dalam laporan
tahunan sejak tahun 2005
2.      UU PT no 40 tahun 2007
3.      Semua BUMN diwajibkan mengalokasikan 1-3% dari laba bersih  untuk membiayai
program pengembangan masyarakat dan menyerahkan laporan terpisah yang sudah
diaudit.
Setiap perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam mengimplementasikan bisnis
yang berkelanjutan.   Berikut adalah  faktor-faktor yang mendorong implementasi
strategi  keberlanjutan perusahaan ( Survei AICPA,CICA dan CIMA).
1.      Kepatuhan terhadap regulasi dan hokum
2.      Pengelolaan risiko terhadap merk atau reputasi  perusahaan
3.      Mencapai keunggulan bersaing dan profitabilitas jangka panjang
4.      Efisiensi dan penghematan biaya
5.      Nilai-nilai perusahaan
6.      Permintaan pelanggan akan produk yang ‘hijau’ alias peduli lingkungan  
7.      Pengawasan publik terhadap praktik ketenagakerjaan, dan praktik bisnis lainnya
8.      Faktor-faktor yang mendorong karyawan bergabung dan bertahan   
9.      Persyaratan dari vendor
10.  Bantuan pemerintah, atau insentif lainnya, seperti keringanan pajak atau bunga
pinjaman.
Cara Menjadi Sustainability Business
Berikut ini ada 10 langkah yang di bagi dalam 3 kelompok besar yang bisa di jadikan
pedoman untuk menjadi bisnis yang berkelanjutan :

Dari sisi Strategy dan Pengawasan berarti menuntut adanya


1      komitmen dari Dewan Direksi dan manajemen senior,
2    memahami dan menganalisis key sustainability drivers organisasi dan
3     mengintegrasikan key sustainability drivers kedalam strategi organisasi.
Dari sisi Eksekusi dan Asosiasi berarti
4     memastikan bahwa keberlanjutan adalah tanggungjawab setiap orang dalam organisasi
(jadi, bukan hanya departemen tertentu),
5   menjabarkan target dan tujuan keberlanjutan organisasi menjadi target dan tujuan yang
bermakna untuk divisi, departemen atau anak perusahaan,
6      melakukan proses yang memastikan bahwa isu keberlanjutan ini dipertimbangkan
secara tegas dan konsisten dalam pengambilan keputusan sehari-hari,
7      mengikuti pelatihan terkait dengan effective dan extensive sustainability, sehingga
implementasinya bisa lebih terarah, bukan hanya common sense.
Dari sisi Kinerja dan Pelaporan membutuhkan perusahaan untuk
8       memasukkan target dan tujuan keberlanjutan dalam penilaian kinerja,
9     menjadi yang terdepan dalam mempromosikan keberlanjutan dan merayakan setiap
keberhasilan dan
10  memonitor dan melaporkan kinerja keberlanjutan.
Sustainability Reporting
Dewasa ini perusahaan dituntut oleh stakeholder kunci seperti karyawan, pemegang
saham dan konsumen untuk transparan atas visi/misi, prinsip, tujuan dan kinerjanya
dalam segala dimensi pembangunan berkelanjutan.  Sustainability reporting adalah
jawaban yang sesuai dengan prinsip-prinsip KPB.  Sustainability reporting adalah
usaha dari suatu organisasi (perusahaan) dalam memproduksi dan
mempublikasikan  sustainability report (SR). SR – menurut World Business Council
for Sustainable Development – bisa didefinisikan sebagai laporan publik dimana
perusahaan memberikan gambaran posisi dan aktivitas perusahaan pada aspek
ekonomi, lingkungan dan sosial kepada stakeholder internal dan eksternalnya
(WBCSD 2002:7). Dengan demikian, SR, idealnya, mengintegrasikan tiga bentuk
laporan sebelumnya (keuangan, sosial dan lingkungan). Bagaimanapun juga,
memproduksi SR merupakan proses yang menantang. SR hanyalah puncak dari
gunung es. Perusahaan akan sulit membuat laporan yang akurat dan dapat dipercaya
tanpa sebelumnya memiliki dan menerapkan sistem informasi dan manajemen 9
internal yang handal. Memproduksi SR membutuhkan komitmen kuat dari pimpinan
perusahaan, alur tanggung jawab yang jelas dan sumber daya yang memadai. SR
bukanlah hasil dari proses  instant, melainkan merupakan hasil dari pengalaman
perusahaan selama bertahun-tahun dalam melakukan aktivitas sesuai dengan konsep
pembangunan berkelanjutan.
Peranan dan Tujuan Sustainability Reporting
Laporan keberlanjutan adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.
‘Laporan Keberlanjutan’ merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim
dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi,
lingkungan, dan sosial (misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban
perusahaan, dan lain sebagainya).
Sebuah laporan keberlanjutan harus menyediakan gambaran yang berimbang dan
masuk akal dari kinerja keberlanjutan sebuah organisasi –baik kontribusi yang positif
maupun negatif.
Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI
mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu
dalam konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya.
Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, di antaranya:
1.          Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan yang menghormati hukum,
norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela;
2.        Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan; dan
3.    Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara berbagai organisasi
dalam waktu tertentu.

Prinsip-prinsip Sustainability Reporting


       

Laporan Keberlanjutan digunakan  untuk menggambarkan laporan mengenai dampak


ekonomi, lingkungan, dan sosial suatu perusahaan. Terdapat Prinsip-prinsip dalam
penyusunan sustainability reporting, sehingga membuat informasi yang tertuang di
dalam  sustainability reporting menjadi informasi yang berkualitas dan memadai.
Prinsip-prinsip ini sangat fundamental bagi terwujudnya transparansi yang efektif.
Kualitas informasi akan memungkinkan pemangku kepentingan untuk membuat
penilaian yang masuk akal serta tindakan yang memadai terkait kinerja organisasi.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
         Keseimbangan
Laporan harus menggambarkan aspek positif dan negatif dari kinerja perusahaan untuk dapat
memungkinkan penilaian yang masuk akal terhadap keseluruhan kinerja. Keseluruhan penyajian isi
laporan harus menyajikan gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi. Laporan harus
menghindari pemilihan, penghilangan, atau penyajian format yang memungkinkan kesalahan penilaian
oleh pembaca laporan.
Dapat diperbandingkan
Isu-isu dan informasi harus dipilih, dikumpulkan, dan dilaporkan secara konsisten. Informasi
yang dilaporkan harus disajikan dalam sebuah cara yang memungkinkan pemangku kepentingan dapat
menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu dan dapat mendukung analisis relatif
terhadap organisasi lainnya. Perbandingan sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi kinerja. Pemangku
kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat membandingkan informasi kinerja ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang dilaporkan dengan kinerja organisasi sebelumnya, sasarannya, dan apabila
memungkinkan dengan kinerja organisasi lainnya. Konsistensi dalam melaporkan memungkinkan
pihak-pihak internal dan eksternal untuk melakukan perbandingan.
         Kecermatan
Informasi yang dilaporkan harus cukup cermat dan detail bagi pemangku kepentingan dalam
menilai kinerja organisasi.
         Ketepatan waktu
Laporan dilakukan berdasarkan jadwal reguler serta informasi kepada pemangku kepentingan
tersedia tepat waktu ketika dibutuhkan dalam mengambil kebijakan. Kegunaan informasi akan sangat
terkait dengan apakah waktu pengungkapannya kepada pemangku kepentingan dapat memungkinkan
mereka untuk mengintegrasikannya secara efektif dalam pembuatan kebijakan yang mereka lakukan.
         Kejelasan
Informasi harus disediakan dalam cara yang dapat dimengerti dan diakses oleh pemangku
kepentingan yang menggunakan laporan. Laporan harus menyajikan informasi dalam cara yang dapat
dimengerti, dapat diakses, dan dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan organisasi (baik
dalam bentuk cetak maupun saluran lainnya). Pemangku kepentingan harus dapat menemukan
informasi yang dibutuhkannya tanpa harus bekerja keras. Informasi harus disajikan dalam cara yang
komprehensif kepada pemangku kepentingan yang telah memiliki pemahaman akan organisasi dan
aktivitasnya. Grafik dan tabel data terkonsolidasi dapat membantu dalam memahami dan mengakses
informasi yang ada dalam laporan.
         Keterandalan
Informasi dan proses yang digunakan dalam penyiapan laporan harus dikumpulkan, direkam,
dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dalam sebuah cara yang dapat diuji dan dapat membentuk
kualitas dan materialitas dari laporan. Pemangku kepentingan harus yakin bahwa sebuah laporan dapat
dicek ketepatan dan ketelitian isinya serta tingkatan Prinsip Pelaporan yang digunakan. Informasi dan
data yang termasuk dalam laporan harus didukung oleh pengendalian internal atau dokumentasi yang
dapat di-review oleh individu di luar mereka yang terlibat dalam pembuatan laporan.

Teknik Pelaporan CSR


CSR diartikan sebagai suatu tindakan etis atau tanggung jawab perusahaan terhadap
stakeholders. Tindakan etis atau tanggung jawab tersebut dimaksudkan agar
mendapat penerimaan dari masyarakat luas. Tanggung jawab sosial meliputi aspek
sosial dan lingkungan, dalam hal ini aspek ekonomi telah  tercakup dalam aspek
sosial. Stakeholders terdiri dari pihak dalam dan luar perusahaan. Tujuan utama dari
tanggung jawab sosial adalah untuk meningkatkan  standar hidup, tanpa
mengesampingkan pencapaian keuntungan untuk semua  pihak baik yang berada di
dalam ataupun di luar perusahaan.
     Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu
diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial
kepada masyarakat. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan dalam dua
bentuk yaitu :
       Di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability
Reportingadalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial,
pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Sustainabitity report harus menjadi
dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan
peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core
business dan sektor industrinya.
      Laporan tanggung jawab sosial perusahaan di ungkapkan dan disajikan dalam Annual
Report.
Standar Sustainability Reporting
Salah satu standar Sustainability Reporting adalah standar yang dibuat oleh GRI. GRI
membuat kerangka pelaporan, yang ditujukan sebagai sebuah kerangka yang dapat
diterima umum dalam melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari
organisasi. Kerangka ini didesain untuk digunakan oleh berbagai organisasi yang
berbeda ukuran, sektor, dan lokasinya. Kerangka ini juga memperhatikan
pertimbangan praktis yang dihadapi oleh berbagai macam organisasi –dari
perusahaan kecil sampai kepada perusahaan yang memiliki operasi ekstensif dan
tersebar di berbagai lokasi.

Contoh perusahaan dan bentuk Sustainability reporting


Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang befikir bahwa tanggung jawab
terhadap sosial dan lingkungan merupakan hal yang penting di dalam menjalankan
suatu organisasi, untuk mempertahankan kelangsungan atau keberlanjutan kegiatan
suatu organisasi, maka banyak perusahaan yang melaporkannya salah satu nya dalam
Sustainability Reporting.

Anda mungkin juga menyukai