Anda di halaman 1dari 17

PAPER MANAJEMEN STRATEGIC

Corporate Ethics, Social Responsibility, Enviromental


Sustainability & Strategy

Oleh : Ryan Aviantara / 023P16151

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI (PPAK) UNIVERSITAS TRISAKTI


KELAS GROGOL, ANGKATAN 29
2016

A. Business Ethics & Strategy


Etika Bisnis adalah Penerapan prinsip-prinsip umum atas tindakan serta keputusan bisnis
perusahaan, serta bagaimana para karyawan perusahaan tersebut berperilaku. Tindakan serta
keputusan bisnis tersebut selayaknya diukur dalam konteks benar dan salah yang berlaku di
masyarakat dimana perusahaan tersebut berada.
3 Standar etika :
1. Standar Universal yang berlaku seluruh dunia
2. Standar Lokal yang berlaku setempat
3. Integrasi antara universal dan local
Dari ketiga jenis standar etika diatas, kesemuanya berdampak pada proses pembuatan dan
pengimplementasian strategi perusahaan, jangan sampai etika tersebut hanya pencitraaan saja,
dan tidak diterapkan dalam praktek bisnis, karena bentuk dari etika tersebut disampaikan serta
hasilnya dirasakan oleh publik, yang artinya publik dapat menilai.
3 Faktor pendorong strategi tidak etis :
1. Kelalaian membiarkan tujuan demi keuntungan / kepentingan pribadi dan penumpukan
kekayaan
2. Tekanan untuk mencapai target kinerja
3. Budaya perusahaan yang meletakkan keuntungan / laba perusahaan sebagai prioritas dan
mengesampingkan perilaku etis
Ketiga faktor diatas itulah yang identik dengan praktek fraud yang menyebabkan banyak
perusahaan collapse, sebut saja beberapa kasus besar yang menggemparkan dunia seperti Arthur
Andersen, Enron, Worldcom, Tyco, Sunbeam, Infosys, Satyam, Lehman Brothers, dan masih
banyak lagi, termasuk yang mencuat di tahun 2016 ini yakni kasus Wells Fargo.
Diantara bentuk kerugian akibat yang ditanggung perusahaan jika tidak menjalankan
etika bisnis dengan benar adalah :

I.

Visible Costs
1. Sanksi / denda dari pemerintah
2. Biaya yang timbul dari masyarakat atas aksi demo / unjuk rasa
3. Kerugian pemegang saham karena harga saham yang turun dan kemungkinan dividen
lebih kecil atau tidak ada dividen sama sekali

II.

Internal Administrative Costs


1. Biaya legal dan investigasi
2. Biaya training dan pendidikan ulang
3. Biaya corrective actions lainnya

III.

Intangible Costs
1. Ditinggalkan customer
2. Kehilangan reputasi
3. Moral karyawan drop, produktivitas menurun
4. Kenaikan turnover pegawai
5. Kesulitan mendapatkan dan menarik minat talent baru
Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus memiliki etika dalam menjalankan bisnis nya,

diantara pondasi dasar bisnis beretika adalah :


1. Pondasi Moral : Proses pengembangan strategi bisnis yang beretika dimulai dari para
manajer yang secara personal dan karakter memiliki moral yang kuat.
2. Pondasi Bisnis : Menaruh perhatian khusus atas biaya besar yang ditimbulkan dan
hancurnya reputasi sebuah nama baik akibat perilaku bisnis yang tidak beretika.
Dan alternative strategi pendekatan yang bisa diterapkan perusahaan dalam persaingan
global adalah :
1. Multidomestic Strategy Berpikir & bertindak secara lokal
2. Global Strategy Berpikir & bertindak secara global
3. Transnational Strategy Berpikir global, bertindak lokal
Sehingga etika berbisnis yang baik dan benar adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari strategi perusahaan, dapat dikatakan bahwa strategi bisnis yang tidak etis merefleksikan
betapa buruknya karekter perusahaan tersebut, sebaliknya strategi bisnis yang beretika mampu

menciptakan bisnis yang sehat dan pada akhirnya mewujudkan harapan stakeholders secara luas
dana pemegang saham pada khususnya.

B. Social Responsibility
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004).
Sementara menurut Wikipedia Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi khususnya atau perusahaan memiliki
berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya
adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
5 Komponen Strategi CSR Perusahaan :
1. Memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan moral dan etika yang baik
2. Mempromosikan keragaman tenaga kerja
3. Peningkatan kesejahteraan karyawan dan menjadikan perusahaan sebagai tempat bekerja
yang menyenangkan
4. Perlindungan dan keberlangsungan lingkungan hidup
5. Dukungan dana dan partisipasi kepada program better quality of life worldwide
3 tujuan dasar dalam mengukur excellence of corporate performance:
1. Economic sector = Profit
2. Environmental sector = Planet
3. Social sector = People
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat

keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang
timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi
dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

C. Enviromental Sustainability
Indikator keberlanjutan dalam praktek bisnis ,minimal mampu menjawab 2 pertanyaan
utama, yakni :
1. Apakah hubungan perusahaan dengan lingkungannya serta hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam?
2. Apakah praktek dari suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan?
Lingkungan strategi berkelanjutan terdiri dari tindakan yang disengaja perusahaan untuk :
1. Melindungi lingkungan
2. Menyediakan sumber daya alam untuk umur yang panjang
3. Menjaga system pendukung ekologi untuk generasi mendatang
4. Menjaga terhadap terancamnya akhir dari planet ini
Diantara tujuan dari Sustainability CSR adalah :
1. Sisi Moral untuk kepentingan stakeholders
a. Beroperasi dengan etika dan taat pada hukum yang berlaku
b. Lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan
c. Pelayanan terbaik
d. Demonstrasi yang baik atas sikap kewarganegaraan didalam perusahaan
2. Sisi Bisnis untuk kepentingan persaingan usaha
a. Peningkatan reputasi
b. Mengurangi resiko insiden reputasi yang merusak

c. Biaya rendah untuk merekrut karyawan dan retensi tenaga kerja


d. Peluang untuk peningkatan pendapatan inovasi karena mendukung program
keberlanjutan dan CSR
e. Dukungan jangka panjang dari pemegang saham

D. Sustainability Report
Pelaporan keberlanjutan (sustainability report) adalah pelaporan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi
perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan
kinerja perusahaan menuju pembangunan keberlanjutan, dimana di dalam pelaporan ini terdapat
prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan
terkait dengan aspek ekonomi, lingkungan dan social.
Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur
kinerja dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih keberlanjutan.
Sebuah laporan keberlanjutan menyampaikan pengungkapan tentang dampak organisasi, baik itu
positif ataupun negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
Dalam upaya mewujudkannya, pelaporan keberlanjutan membuat yang abstrak menjadi
nyata dan konkret, sehingga membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari
pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi. Melalui penerapan
Sustainability Report diharapkan perusahaan dapat berkembang secara keberlanjutan
(sustainable growth) yang didasarkan atas etika bisnis (business ethics).

1.

Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan

a.

Pelibatan Pemangku Kepentingan


Dalam prinsip ini, organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan

menjelaskan bagaimana organisasi telah menggapai harapan dan kepentingan wajar dari mereka.
Pemangku kepentingan dapat mencakup mereka yang berinvestasi di organisasi serta mereka
yang memiliki hubungan dalam bentuk lain dengan organisasi. Harapan dan kepentingan wajar
dari pemangku kepentingan merupakan acuan utama dalam banyak pengambilan keputusan
dalam menyiapkan laporan.
b.

Konteks berkelanjutan
Dalam prinsip ini, laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks

keberlanjutan yang lebih luas. Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks.
Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaiamana sebuah organisasi
berkontribusi, atau bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap
peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan, dan tren ekonomi, lingkungan, serta sosial
di tingkat lokal, regional, atau global. Hanya melaporkan tentang kecenderungan dalam kinerja
individual (atau efisiensi organisasi) tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar ini. Oleh karena
itu, laporan harus berupaya untuk menyajikan kinerja dalam kaitannya dengan konsep
keberlanjuyan yang lebih luas. Hal ini termasuk mengenai pembahasan kinerja organisasi dalam
konteks keterbatasan-keterbatasan dan permintaan yang terletak pada sumber daya lingkungan
atau sosial di tingkat sektor lokal, regional, maupun global.
c.

Materialitas
Dalam prinsip ini, sebuah laporan harus mencakup dua aspek. Aspek yang pertama

adalah sebuah laporan harus mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang
signifikan dari organisasi, sedangkan aspek yang kedua adalah laporan harus secara substansial
memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan.
d.

Kelengkapan
Dalam prinsip ini, laporan harus berisi cakupan aspek material dan boundary, kupu untuk

mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk
memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode
pelaporan. Kelengkapan terutama mencakup dimensi cakupan, batasan, dan waktu. Konsep

kelengkapan juga dapat digunakan untuk merujuk pada praktik pengumpulan informasi dan
apakah penyajian informasi tersebut wajar dan sesuai.
Langkah-langkah menentukan konten laporan adalah sebagai berikut:
1.

Identifikasi

Pertimbangkan daftar aspek GRI (Global Reporting Initiative).

Identifikasi aspek dan topik relevan lainnya beserta dampak yang relevan terhadap

ekonomi, lingkungan, dan sosial.


2.
-

Identifikasi tempat terjadinya dampak (di dalam atau di luar organisasi).


Prioritas
Nilai setiap aspek dan topik yang dianggap relevan pada signifikansi dampak ekonomi,

lingkungan, dan sosial.


-

Untuk setiap aspek material yang teridentifikasi, putuskan cakupan, jumlah data, dan

penjelasan naratif yang akan diungkapkan.


3.
-

Validasi
Lakukan penilaian pada daftar aspek material dan aspek boundary untuk memastikan

bahwa laporan tersebut memberikan representasi yang wajar dan seimbang dari dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial.
4.

Review
Tinjau asppek yang penting dari pelaporan periode sebelumnya.

Gunakan hasil review untuk menjelaskan identifikasi untuk siklus pelaporan berikutnya.

2.

Prinsip-Prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan


Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku

kepentingan dapat membuat penilaian kinerja yang logis dan masuk akal, serta mengambil
tindakan yang tepat. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip untuk menentukan kualitas laporan.
a. Keseimbangan
Dalam prinsip ini, laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari
kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian yang beralasan atas kinerja
organisasi secara keseluruhan. Keseluruhan penyajian konten laporan harus memberikan
gambaran yang objektif tentang kinerja organisasi. Lapran harus menghindari format, pemilihan,

penghilangan, atau penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam mempengaruhi
keputusan atau penilaian dari pembaca laporan.
b. Komparabilitas
Dalam prinsip ini, organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi
secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara memungkinkan para
pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan
yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain. Komparabilitas diperlukan untuk
mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat
membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial
terhadpa kinerja organisasi di masa lalu, terhadap tujuab organisasi, dan pada tingkat yang
memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain.
c. Akurasi
Dalam prinsip ini, informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para
oemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi.
d. Ketepatan Waktu
Dalam prinsip ini, organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur
sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat
keputusan yang tepat.
e. Kejelasan
Dalam prinsip ini, organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat
dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan tersebut.
informasi harus disajikan dengan cara yang dapat dipahami oleh para pemanhku kepentingan
yang memiliki pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan sekitarnya.
f. Keandalan
Dalam prinsip ini, organisasi harus mengumpulkan, mencatat, meyusun, menganalisis,
dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar
dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi. Para pemangku
kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan
kebenaran isinya dan sejauh mana prinsip-prinsip pelaporan telah diterapkan dengan benar.

3.

Pengungkapan Standar
Terdapat dua jenis pengungkapan standar yang berbeda, yaitu pengungkapan standar

umum dan pengungkapan standar khusus.


I.

Pengungkapan Standar Umum


Pengungkapan Standar Umum berlaku untuk semua organisasi yang menyiapkan laporan

keberlanjutan. Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi tujuh bagian, antara lain:
1.

Strategi dan Analisis


Pengungkapan standar ini memberikan gambaran umum tentang keberlanjutan

organisasi, untuk memberikan konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detail
dibandingkan bagian-bagian dalam pedoman. Strategi dan analisis dapat diambil dari informasi
yang ada pada bagian lain dalam laporan, namun sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan
wawasan tentang topik strategis bukan sekedar ringkasan konten laporan.
2.

Profil organisasi
Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik

organisasi, untuk memberikan konteks bagi rincian-rincian dalam laporan dibandingkan dengan
bagian-bagian yang ada dalam pedoman. Pada hal ini dilaporkan mengenai nama organisasi,
merek/produk/ layanan utama , lokasi kantor pusat organisasi, skala organisasi (total karyawan,
kuantitas produk atau jasa yang diberikan) dan lain sebagainya.
3.

Aspek Material dan Boundary teridentifikasi


Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang proses yang telah

diikuti oleh organisasi untuk menentukan konten laporan, aspek material dan boundary
teridentifikasi, serta penyertaan ulang. Pada pengungkapan ini, berisi daftar semua entitas yang
disertakan dalam laporan keuangan konsolidasi atau dokumen yang setara ataupun penjelasan
terkait bagaimana organisasi tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip pelaporan untuk
menentukan konten laporan, melaporkan setiap aspek material dan aspek boundary dalam
organisasi, dan lain sebagainya.
4.

Hubungan dengan pemangku kepentingan


Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan tentang hubungna dengan

pemangku kepentingan organisasi selama periode pelaporan. Pengungkapan ini berisi daftar
siapa saja pemangku kepentingan dalam organisasi dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan pemangku kepentingan dalam organsiasi.

5.

Profil laporan
Pengungkapan standar ini menyajikan gambaran keseluruhan tentang informasi dasar

mengenai laporan ataupun pendekatan untuk memperoleh assurance eksternal, misalnya peride
pelaporan (tahun fiskal atau tahun kalender), siklus pelaporannya (tahunan, atau kuartal) dan lain
sebagainya.

6.

Tata Kelola
Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang :

Struktur tata kelola dan komposisinya

Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan, nilai, dan strategi organisasi

Kompetensi dan evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi

Peran badan tata kelola tertinggi dalam manajemen risiko

Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan keberlanjutan

Peran badan tata kelola tertinggi dalam mengevaluasi kinerja ekonomi, lingkungan dan
sosial.

7.

Etika dan Integritas


Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan tentang :

Nilai, prinsip, dan norma di organisasi

Mekanisme internal dan eksternal untuk memperoleh masukan mengenai perilaku etis
dan taat hukum

Mekanisme internal dan eksternal untuk melaporkan permasalahan tentang perilaku yang
tidak etis atau melanggar hukum dan masalah integritas.

II.

Pengungkapan Standar Khusus


Laporan keberlanjutan organisasi menyajikan informasi terkait dengan aspek material,

yaitu aspek yang dampaknya diidentifikasi sebagai penting bagi organisasi. Aspek material
adalah aspek yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang
signifikan; atau yang secara nyata memengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan para
pemangku kepentingan. Pengungkapan standar khusus ini meliputi pengungkapan pendekatan
manajemen dan indikator.

Pengungkapan pendekatan manajemen / Disclosure on Management Approach (DMA)


dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi organsasi untuk menerangkan bagaimana
pengelolaan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkaitan dengan aspek material.
DMA merupakan informasi naratif tentang bagaimana organisasi mengidentifikasi, menganalisis,
dan merespon dampak aktual maupun potensial dari ekonomi, lingkungan dan sosial.
Panduan untuk DMA dibagi menjadi dua jenis, yaitu panduan generik dan spesifik aspek.
Panduan generik dirancang untuk digunakan dengan aspek manapun, sedangkan panduan DMA
spesifik-aspek dirancang untuk memberikan rincian tambahan tentang informasi yang akan
dilaporkan untuk aspek tersebut. saat melaporkan pendekatan manajemen, organisasi memulai
dengan membahas panduan DMA generik.
-

Pada pengungkapan DMA generik, DMA harus berisi informasi yang memadai untuk
menjelaskan tanggapan organisasi terhadap aspek material. DMA generik meliputi
pengungkapan standar berikut: alasan mengapa aspek yang telah disebutkan dalam
pelaporan tersebut bersifat material serta apa dampaknya, bagaimana cara organisasi
mengatur aspek material dan dampak dari aspek tersebut, dan lain sebagainya.

Pada panduan spesifik aspek tersedia, organisasi akan menggunakannya untuk


melaporkan pendektana manajemen mereka untuk aspek-aspek tersebut secara lebih rinci.
Setiap aspek dalam panduan ini, meliputi beberapa indikator. Indikator memberikan
informasi tentang kinerja atau dampak di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial dari
suatu organisasi terkait dengan asek materialnya. Panduan spesifik-aspek tersedia untuk
aspek-aspek dan indikator-indikator berikut:

1.

Kategori ekonomi
Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan dengan dampak organisasi terhadap ekonomi

bagi pemangku kepentingannya dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan
global. Aspek-aspek yang termasuk dalam kategori ekonomi adalah sebagai berikut:
a.

Kinerja ekonomi

Laporan ini terkait dengan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan.

Implikasi finansial dan risiko serta peluang kepada kegiatan organisasi karena perubahan
iklim.Laporan ini berisi mengenai uraian risiko serta peluang yang akan dihadapi oleh
organisasi tersebut, implikasi finansial dari risiko atau peluang, dan lain sebagainya.

Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah. Laporan ini berisi mengenai adanya
subsidi atau tidak dari pemerintah, pembebasan pembayaran royalti, bantuan investasi,
ataupun yang lainnya.

b.

Keberadaan di pasar
Pada aspek ini, laporan memuat terkait upah standar pegawai pemula dibandingkan
dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional.

c.

Dampak ekonomi tidak langsung


Hal-hal yang dapat dilaporkan pada aspek dampak ekonomi tidak langsung ini dapat
berupa dampak ekonomi dari perubahan lokasi operasional atau kegiatan perusahaan,
dampak ekonomi dari penggunaan produk dan jasa, dan lain sebagainya.

d.

Praktik pengadaan
Hal-hal yang dilaporkan pada aspek ini misalnya mengenai persentase anggaran
pengadaan yang digunakan di lokasi operasi dan lain sebagainya.

2. Kategori lingkungan
Dimensi keberlanjutan lingkungan berkaitan dengan dampak organisasi pada sistem alam
yang hidup dan tidak hidup, termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Aspek-aspek yang
termuat dari kategori lingkungan ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan
Pada aspek ini, laporan berisi tentang jumlah bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi ataupun presentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur
ulang.
b. Energi
Pada aspek ini, laporan berisi tentang jumlah energi (bahan bakar) yang digunakan dalam
proses produksi ataupun terdapat pengurangan ataupun penambahan konsumsi energi.
c. Air
Pada aspek ini, laporan berisi mengenai total volume pengambilan air dari sumbersumber tertentu.
d. Keanekaragaman hayati
Pada aspek ini, laporan berisi terkait lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, atau
berdekatan dengan kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati

yang tinggi ataupun habitat yang dilindungi dan dipulihkan serta uraian dampak
signifikan kegiatan/produk/jasa terhadap kawasan-kawasan tersebut.
e. Emisi
Pada aspek ini, laporan berisi mengenai indikator-indikator emisi gas rumah kaca ataupun
bahan-bahan perusak ozon atau emisi udara penting lainnya, misalnya bahan-bahan apa
saja yang digunakan dalam operasional perusahaan yang dapat menimbulkan kerusakan
ozon dan jumlahnya.
f. Limbah
Pada aspek ini, laporan berisi terkait jenis, jumlah dan metode pembuangan limbah oleh
perusahaan.
g. Produk dan jasa
Pada aspek ini, laporan berisi terkait dengan dampak apa saja yang dapat ditimbulkan
oleh produk dan jasa perusahaan terhadap lingkungan.
h. Kepatuhan
Pada aspek ini, laporan berisi tentang jumlah total sanksi yang diterima oleh perusahaan
karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lingkungan.
i. Transportasi
Pada aspek ini, laporan berisi tentang dampak lingkungan apa saja yang dapat
ditimbulkan dari pengangkutan produk atau jasa oleh perusahaan.
j. Mekanisme pengaduan masalah lingkungan
Pada aspek ini, laporan berisi terkait tentang jumlah pengaduan tentang dampak
lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan.

3. Kategori Sosial
Dimensi keberlanjutan sosial membahas mengenai dampak yang dimiliki organisasi
terhadap sistem sosial dimana organisasi beroperasi. Kategori sosial ini berisi sub-kategori,
antara lain:
a. Praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja
Terdapat beberapa aspek dalam sub-kategori ini, antara lain:
-

Kepegawaian

Pada aspek ini, laporan berisi tentang perekrutan karyawan baru menurut usia, gender,
dan wilayah atuapun tunjangan yang diberikan bagi karyawan.
-

Hubungan industrial
Pada aspek ini, laporan berisi tentang jangka waktu minimum yang biasanya diberikan
mengenai perubahan operasional kepada karyawan sebelum perubahan tersebut
diterapkan.

Kesehatan dan keselamatan kerja


Pada aspek ini, laporan berisi terkait dengan jenis dan tingkat cidera / penyakit akibat
kerja / jumlah kematian akibat kerja pada perusahaan tersebutserta laporan terkait dengan
apakah ada perjanjian dengan serikat kerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

Pelatihan dan pendidikan


Pada aspek ini, laporan berisi mengenai program-program apa saja terkait pelatihan
keterampilan ataupun pendidikan yang diberikan kepada karyawan pada perusahaan
tersebut.

b. Hak asasi manusia


Sub kategori manusia mambahas sejauh mana proses telah diterapkan, insiden pelanggran
hak asasi manusia, dan perubahan kemampuan pemangku kepentingan untuk mendapatkan dan
menggunakan hak asasi mereka. Aspek-aspek pada sub kategori ini adalah sebagai berikut:
-

Non-diskriminasi
Pada aspek ini membahas tentang jumlah total serta jenis insiden diskriminasi dan
tindakan perbaikan yang diambil.

Pekerja anak
Pada aspek ini, laporan berisi terkait dengan operasi dan pemasok yang diidentifikasi
beresiko tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk
berkontribusi dala penghapusan pekerja anak yang efektif.

Pekerja paksa atau wajib kerja


Pada aspek ini, laporan membahas tentang operasi dan pemasok yang diidentifikasi
beresiko tinggi melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan apa yang
dilakukan dalam penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja tersebut.

Praktik pengamanan

Pada aspek ini, laporan membahas mengenai presentase petugas pengamanan yang dilatih
dalam kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan
operasi.
-

Hak adat
Pada aspek ini, laporan berisi tentang jumlah insiden pelanggaran yang melibatkan hakhak masyarakat adat dan tindakan apa yang diambil untuk menangani hal tersebut.

Makenisme pengaduan masalah hak asasi manusia


Pada aspek ini, laporan membahas tentang jumlah pengaduan tentang dampak terhadap
hak asasi manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan formal.

c. Masyarakat
Sub-kategori ini membahas dampak yang dimiliki organisasi terhadap masyarakat dan
masyarakat lokal. Aspek-aspek yang dilaporkan dalam sub-kategori ini adalah sebagai berikut:
-

Masyarakat lokal
Pada aspek ini, laporan membahas tentang persentase operasi dengan pelibatan masyrakat
lokal, penilaian terhdapa dampak, dan program pengembangan yang diterapkan oleh
perusahaan terhadap masyarakat lokal.

Anti korupsi
Pada aspek ini, laporan mambahas mengenai jumlah dan presentase operasi yang dinilai
terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi, pelatihan
mengenai kebijakan dan prosedur anti korupsi serta insiden korupsi yang terbukti dan
tindakan yang diambil untuk menangani hal tersebut.

Anti persaingan
Pada aspek ini, laporan berisi tentang jumlah tindakan hukum terkait anti persaingan, anti
trust, serta praktik monopoli dan hasil penyelesaiannya.

d. Tanggung jawab atas produk


Aspek dalam sub-kategori tanggung jawab atas produk berhubungan dengan produk dan
jasa yang secara langsung memengaruhi pemangku kepentingan, dan secara khusus kepada para
pelanggan. Aspek-aspek yang dilaporkan pada sub-kategori ini adalah sebagai berikut:

Keselamatan dan keselamatan kerja


Pada aspek ini, laporan membahas mengenai dampak penggunaan produk atau jasa
terhadap kesehatan dan keselamatan para pelanggan serta jumlah insiden kepatuhan
terhadap peraturan terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa yang
diberikan.

Pelabelan produk dan jasa


Pada aspek ini, laporan berisi tentang jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan
oleh prosedur organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa serta
melaporkan hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan.

Komunikasi pemasaran
Pada aspek ini, laporan membahas terkait dengan penjualan produk, khususnya apakah
organisasi menjual produk yang dilarang di suatu pasar tertentu serta insiden
ketidakpatuhan terhadap peraturan tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan,
promosi, dan sponsornya.

Privasi pelanggan
Pada aspek ini, laporan membahas tentang keluhan yang terbukti terakait dengan
pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai