JURNAL
Oleh :
ROMI HENDRA
NRP. 22016047
Disusun Oleh :
ROMI HENDRA
NRP. 22016047
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing Pada Tanggal Seperti Tertera Dibawah ini
Tim Pembimbing,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Retina Sri Sedjati, MM. Dr. Indra Surya Permana, MM.
Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kebijakan Deviden Sebagai
Variabel Intervening Di Perusahaan Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Abstract
This study aims to examine the effect of Profitability, Leverage and Managerial Ownership on Corporate Value through
the Dividend Policy as Intervening Variable. In addition, this study also aims to examine the effect of dependent and independent
variables either directly or indirectly to the decision of the Dividend Policy and the creation of Company Value in order to provide
Analysis for Stakeholders that which variables that influence significantly in decision making.
To test the variable, the researcher uses three independent namely profitability, leverage and managerial ownership and
two dependent that is dividend policy and firm value as research object. The research was conducted by secondary data retrieval
method of PT. Bursa Efek Indonesia through its official website at www.idx.co.id especially in the manufacturing sector as many as
136 companies.
The results showed that the results of Profitability and Leverage value significantly influence both directly and indirectly
to Dividend Policy decisions and the creation of Firm Value on companies listed on the Bursa Efek Indonesia, especially in the
Manufacturing sector used in this study. But the decision in Managerial Ownership of the company has no significant effect either
directly or indirectly to the decision of the Dividend Policy and the creation of Firm Values used in this study.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai
Perusahaan melalui Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening. Disamping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel dependent dan independent baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan Kebijakan
Deviden dan terciptanya Nilai Perusahaan agar bisa memberikan Analisa bagi Stakeholder bahwa variabel-variabel mana yang
mempengaruhi secara signifikan dalam pengambilan keputusan.
Untuk menguji varabel tersebut, peneliti menggunakan tiga independent yaitu profitabilitas, leverage dan kepemilikan
manajerial serta dua dependent yaitu kebijakan deviden dan nilai perusahaan sebagai obyek penelitian. Penelitian dilakukan
dengan metode pengambilan data secondary perusahaan yang terdaftar PT. Bursa Efek Indonesia melalui website resminya di
www.idx.co.id khususnya di sektor manufaktur sebanyak 136 perusahaan.
Hasil penelitian menujukkan bahwa hasil profitabilitas dan nilai leverage berpengaruh signifikan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap keputusan kebijakan deviden dan terciptanya nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia khususnya di sektor Manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini. Tetapi keputusan dalam Kepemilikan
Manajerial pada perusahaan tidak berpengaruh signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan
Kebijakan Deviden dan terciptanya Nilai Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci: Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Nilai Perusahaan.
Ada beberapa tujuan dari pendirian perusahaan, memakmurkan para stake holder atau pemilik saham, dan
pertama, perusahaan ingin mencari laba yang maksimal yang ketiga, perusahaan yang dapat tercermin melalui
harga sahamnya. Menurut (Harjito & Martono, 2005, hal. konflik anara pemegang saham dan manajemen. Dengan
2) tujuan dari pendirian perusahaan sebenarnya sama melakukan cara insider ownership dapat merubah
tetapi ada penekanan yang berbeda. kepemilikan manajerial dari perusahaan. kepemilikan
manajerial dipercaya sebagai salah satu yang
Salah satu tujuan dari didirikannya perusahaan
mempengaruhi kinerja perusahaan yang berdampak
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dari pemilik
langsung terhadap nilai dari perusahaan. (Soliha &
saham. Kesejahteraan dari pemilik saham dapat tercermin
Taswan, 2002) dalam penelitiannya melakukan hubunga
dari harga saham. Kesejahteraan para pemilik saham dapat
yang signifikan positif antara kepemilikan manajerial dan
tercermin dari harga saham yang beredar. Mekanisme dari
nilai perusahaan. Penelitian ini dipertegas oleh (Fuerst &
harga saham dikarenakan adanya supply dan demand
Kang, 2000) menyebutkan bahwa adanya hubungan positif
terhadap saham. Untuk memancing demand yang tinggi
dan signifikan antara kepemilikan manajerial dan nilai
maka dibutuhkan strategi keuangan, salah satu strategi
perusahaan. (Faccio & Lasfer, 1999) mempunyai hasil
tersebut adalah kebijakan dividen dan leverage.
penelitian yang berbeda, disebutkan bahwa kepemilikan
Kebijakan dividen diwujudkan berupa pembagian manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan kepada pemilik saham. Menurut (Lintner, nilai perusahaan. Hasil penelitian terdahulu yang tidak
1956) dalam teori bird in the hand, dijelaskan bahwa rasio konsisten memberikan motivasi bagi penulis untuk
pembayaran dividen dapat dimaksimumkan nilai meneliti kembali dan dapat memberikan model baru
perusahaan. Disebutkan bahwa investor lebih menyukai apakah kepemilikan manajerial merupakan salah satu
rasio pembayaran dividen yang tinggi, resiko modal faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
dianggap mempunyai resiko yang lebih tinggi
Penelitian yang dilakukan oleh (Jensen, et al.
dibandingkan dengan dividen. Sehingga keuntungan
1992) menyebutkan bahwa struktur kepemilikan
berupa dividen lebih disukai investor dibandingkan dengan
mempuyai pengaruh positif kepada nilai perusahaan, tetapi
kenaikan nilai modal. Penelitian yang dilakukan oleh
kebijakan keuangan (dividen dan leverage) berpengaruh
(Analisa, 2011) menunjukan bahwa kebijakan dividen
negatif terhadap nilai perusahaan. Bertolak belakang
mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
dengan hasil penelitian dari (Wahyudi & Pawestri, 2006)
perusahaan. Bertolak belakang dengan (Hardiningsih,
dan (Sofyaningsih & Hardiningsih, 2011) yang
2009) yang mendapatkan hasil kebijakan dividen dapat
menyebutkan bahwa kebijakan dividen dan leverage
mempengaruhi besar kecilnya dari nilai perusahaan.
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Dengan peningkatan dividen diharapkan dapat
menurunkan biaya keagenan yang diakibatkan adanya Profitabilitas atau singkat keuntungan secara teori
konflik antara pemegang saham dengan manajemen. berpengaruh terhadap dividen yang dibagikan terhadap
pemegang saham. Kemampuan perusahaan dalam
Para peneliti mempercayai bahwa konflik
menghasilkan laba berbanding lurus dengan kemampuan
keagenan yang kecil dapat mencerminkan nilai perusahaan
perusahaan dalam membagikan dividen, laba yang tinggi
yang tinggi. Konflik keagenan merupakan konflik antara
maka dividen yang dihasilkan cenderung tinggi juga.
pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent)
Menurut (Putra, 2014) menyatakan bahwa profitabilitas
sebagai pelaksana. Menurut (Jensen & Meckling, 1976)
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai
para pemegang saham berusaha mengawasi manager agar
perusahaan. Berbeda dengan hasil yang dipengaruhi oleh
perusahaan berjalan seperti keinginan mereka. Konflik
(Mahendra, 2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas
keagenan dapat diminimukan dengan cara kepemilikan
dan kebijakan dividen berpengaruh secara positif terhadap
insider (insider ownership), hal ini dapat mensejajarkan
nilai perusahaan. Dalam hubungannya kebijakan dividen
maka variabel profitabilitas juga menjadi faktor dapat menjadi perantara dalam menentukan faktor-faktor
mempengaruhi nilai dari perusahaan. yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Menutut agency theory dan dipertegas lagi oleh Penelitian yang dilakukan oleh Afriani et al.
mekanisme bonding dan monitoring (Jensen & Meckling, (2014) menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan
1976) menjelaskan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi deviden. Jika profitabilitas meningkat, maka kebijakan
oleh profitabilitas, leverage, kepemilikan manajerial dan deviden juga meningkat. Namun, hasil penelitian bertolak
kebijakan dividen. Adanya ketidak konsistenan dari belakang dengan (Hutomo, 2012) profitabilitas tidak
penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor memberikan kontribusi terhadap kebijakan deviden hal ini
yang mempengaruhi nilai perusahaan, menjadi salah satu menunjukan bahwa perusahaan dalam kondisi yang profit,
motivasi penulis uintuk melakukan pengujian kembali. pihak manajemen tidak selalu membagikan dividen karena
Adapun beberapa faktor determinan yang tidak konsisten berbagai macam alasan, diantaranya untuk reinvestasi
dalam mempengaruhi nilai perusahaan adalah dengan harapan untuk memperoleh laba yang lebih besar
profitabilitas, leverage, kepemilikan manajerial dan dari sebelumnya.
kebijakan dividen.
(Pradana & Sanjaya, 2014) menguji pengaruh
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai leverage terhadap dividend payout ratio. Semakin tinggi
perusahaan adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen leverage, semakin besar pula dividen yang akan dibagi.
pada dasarnya adalah penentuan besarnya porsi Sedangkan dalam penelitian (Herwidodo, 2012) leverage
keuntungan yang akan diberikan kepada pemegang saham. tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dengan
Kebijakan pembayaran dividen merupakan hal yang modal yang dimilikinya. Ketika perusahaan harus
penting yang menyangkut apakah arus kas akan di memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tidak akan
bayarkan kepada investor atau akan di tahan untuk membagikan dividennya. Dalam hal ini, konflik
diinvestasikan kembali oleh perusahaan (Brigham & kepentingan mungkin terjadi antara debtholders dan
Houston, 2001 : 39). Return merupakan salah satu faktor pemegang saham. Perusahaan mempunyai kepentingan
yang memotivasi investor dalam berinvestasi dan juga untuk membayar hutang kepada debtholders dan
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung membayar dividen kepada pemegang saham. Perusahaan
resiko atas investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2001). dengan tingkat yang tinggi akan berusaha untuk
Salah satu return yang dapat diperoleh investor adalah mengurangi agency cost of debt dengan mengurangi
dividen, dividen merupakan hak pemegang saham hutang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan
terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan atas pendanaan dari aliran kas internal. Variabel eksogen dalam
kegiatan bisnisnya. penelitian ini adalah profitabilitas, leverage dan
kepemilikan manajerial. Sedangkan variabel endogen dari
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti
penelitian ini adalah nilai perusahaan.
terdahulu terletak pada penambahan variabel dividen
sebagai variabel intervening yang didasarkan pada agency Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur
theory dan mekanisme bonding monitoring (Jensen & yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2012-2015. Salah
Meckling, 1976) yang menyatakan bahwa deviden satu motivasi penulis mengambil perusahaan manufaktur
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sebagai sampel penelitian dikarenakan perusahaan
nilai perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti mencoba manufaktur merupakan industri yang memiliki persaingan
untuk merubah model dari penelitia terdahulu. Hal ini cukup ketat dan jenis perusahaan yang beragam.
dimaksudkan untuk menguji apakah kebijakan dividen
Pengambilan periode penelitian berada diantara periode a. Profitabilitas (ROE) X1
tahun 2012 sampai tahun 2015. b. Leverage (Debt Equity Ratio/DER) X2
c. Kepemilikan Manajerial (MOWN) X3
2. Metode Penelitian, Populasi & Sample
B. Variabel endogen:
a. Metode penelitian
Nilai Perusahaan (Price Book Value/PBV) Y2
Penelitian ini termasuk dalam jenis eksplanatori,
C. Variabel Intervening:
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio/DPR)
hubungan kausal antar variabel melalui pengujian
Y1
hipotesis. Variabel eksogen yang digunakan dalam
4. Teknik Analisis Data
penelitian ini adalah profitabilitas, leverage dan
Penelitian ini menggunakan metode analisis data
kepemilikan manajerial. Variabel endogen dalam
dengan menggunakan software SmartPLS versi 3.0 PLS
penelitian ini adalah nilai perusahaan. Sedangkan
(Partial Least Square) dan XLSTAT yang mana
kebijakan Dividen digunakan sebagai variabel intervening.
merupakan analisis persamaan struktural (SEM) berbasis
b. Populasi & Sampel
varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
model pengukuran sekaligus pengujian model struktural.
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada
Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan
tahun 2012-2015 yang memenuhi syarat sebagai berikut:
reabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi).
Efek Indonesia pada periode tahun 2012 sampai
Lebih lanjut, Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS
dengan tahun 2015.
adalah metode analisis yang bersifat soft modeling karena
2. Laporan keuangan perusahaan tersedia di
tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala
www.idx.co.id dan website resmi perusahaan serta
tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (dibawah
berturut-turut memberikan Deviden, sehingga
100 sampel). Perbedaan mendasar PLS yang merupakan
jumlah sampel ada 136 perusahaan manufaktur.
SEM berbasis varian dengan LISREL atau AMOS yang
No Keterangan 2012 2013 2014 2015 berbasis kovarian adalah tujuan penggunaannya.
1 Perusahaan 159 161 165 162 Dibandingkan dengan covariance basedSEM (yang
manufaktur yang
terdaftar di BEI diwakili oleh software AMOS, LISREL dan EQS)
2 Laporan (17) (22) (25) (26) component based PLS mampu menghindarkan dua
keuangan tidak
tersedia di masalah besar yang dihadapi oleh covariance basedSEM
www.idx.co.id yaitu inadmissible solution dan faktor indeterminacy
dan tidak ada
Deviden (Tenenhaus et al.,2005).
Total Populasi 142 139 140 136
Perusahaan Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab
digunakan PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
ini alasan-alasan tersebut yaitu: pertama, PLS (Partial
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
Least Square) merupakan metode analisis data yang
penelusuran data laporan keuangan tahunan perusahaan
didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah
manufaktur. Penelusuran dilakukan secara manual maupun
sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis, dan
menggunakan komputer melalui website Bursa Efek
residual distribution. Kedua, PLS (Partial Least Square)
Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan 2015.
dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih
Variable penelitian sebagai berikut:
dikatakan lemah, karena PLS (Partial Least Square) dapat
A. Variabel eksogen:
digunakan untuk prediksi. Ketiga, PLS (Partial Least Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki
Square) memungkinkan algoritma dengan menggunakan masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka
analisis series ordinary least square (OLS) sehingga perasamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak
diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma (Ghozali, layak dipakai prediksi. Ukuaran dalam menentukan
2006).Keempat, pada pendekatan PLS diasumsikan bahwa ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji
semua ukuran variance dapat digunakan untuk Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai
menjelaskan. berikut:
Metode analisis data dalam penelitian ini terbagi Terjadi autokorelasi positif jika DW di bawah -2
menjadi tiga yaitu: (DW < -2).
a. Statistik Deskriptif Tidak terjadi autokorelasi jika DW berada di
Analisis deskriptif yaitu analisis empiris secara antara -2 dan +2 atau -2 < DW +2.
deskripsi tentang informasi yang diperoleh untuk 3. Uji Heteroskedastisitas
memberikan gambaran/menguraikan tentang suatu Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji
kejadian (siapa/apa, kapan, dimana, bagaimana, berapa mengenai sama atau tidak varians dari residual dari
banyak) yang dikumpulkan dalam penelitian (Supranto, observasi yang satu dengan observasi lainnya. Jika
2002). Data tersebut berasal dari jawaban yang diberikan residual mempunyai varians yang sama, disebut
oleh responden atas item-item yang terdapat dalam homoskedastisitas. dan jika variansnya tidak sama
kuesioner. Selanjutnya peneliti akan mengolah data-data disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi
yang ada dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
kemudian diberi penjelasan. Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output
SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction
b. Uji Asumsi Klasik
(ZPRED) untuk variabel bebas (sumbu X=Y hasil
Uji asumsi klasik bertujuan melihat apakah
prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan
asumsi-asumsi yang mendasari formula OLS (Ordinary
variabel terikat (sumbu Y=Y prediksi – Y rill).
Least Square) tes terpenuhi atau tidak dengan kriteria uji
Homoskedastisitas terjadi jika titik-titik hasil
yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID
1. Uji Normalitas
menyebar di bawah ataupun di atas titik origin
Teknik analisis regresi memerlukan data yang
(angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
mempunyai distribusi (sebaran) normal. Oleh karena
yang tertentu. Dengan cara lain, heteroskedastisitas
itu, sebelum dilakukan analisis tersebut, data yang
terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai
akan diolah harus diuji normalitasnya. Pengujian
pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun
terhadap normalitas data menggunakan N-ilai
bergelombang-gelombang.
Skewnes. Perhitungan statistik dilakukan dengan
c. Analisis Statistik Inferensial
bantuan komputer program SPSS versi 23 for
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang
Windows. Data yang baik adalah data yang memiliki
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
distribusi secara normal. Data yang terdistribusi
diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2009).Sesuai
mendekati normal akan memiliki nilai skewness yang
dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam
mendekati angka 0 yang bersifat mutlak (+/-),
penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur
sehingga memiliki kemiringan yang cenderung
dengan menggunakan software SmartPLS (Partial Least
seimbang.
Square) mulai dari pengukuran model (outer model),
2. Uji Autokorelasi
struktur model (inner model) dan pengujian hipotesis. PLS
(Partial Least Square) menggunakan metoda principle indikator pembentuk konstruk laten dan composite
component analiysis dalam model pengukuran, yaitu blok reliability serta cronbach alpha untuk blok indikatornya.
ekstraksi varian untuk melihat hubungan indikator dengan Outermodel sering juga disebut (outer relation
konstruk latennya dengan menghitung total varian yang atau measurement model) yang mendefinisikan bagaimana
terdiri atas varian umum (common variance), varian setiap blokindikator berhubungan dengan variabel
spesifik (specific variance) dan varian error (error latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis
variance). Sehingga total varian menjadi tinggi. Metode persamaannya sebagai berikut.
ini merupakan salah satu dari metode dalam Confirmatory x= ᶓ + εx ......................(3.1)
Factor Analysis (CFA). Menurut Hair et.al. (2006) metoda
y= + ......................(3.2)
ini tepat digunakan untuk reduksi data, yaitu menentukan
Dimana x dan y adalah indikator variabel untuk
jumlah faktor minimum yang dibutuhkan untuk
variabel laten exogen (ᶓ) dan endogen (), sedangkan
menghitung porsi maksimum total varian yang
direpresentasi dalam seperangkat variabel asalnya. Metoda dan merupakan matrix loading yangmenggambarkan
ini digunakan dengan asumsi peneliti mengetahui bahwa koefisien regresi sedehana yang menghubungkan variabel
jumlah varian unik dan varian error dalam total varian laten dengan indikatornya. Dan Residual yang diukur
adalah sedikit. Metoda ini lebih unggul karena dapat dengan εx dan dapat diinterpretasikan sebagai
mengatasi masalah indeterminacy, yaitu skor faktor yang kesalahan pengukuran (measurement error). Model
berbeda dihitung dari model faktor tunggal yang pengukuran (outer model) digunakan untuk menguji
dihasilkan dan admissible data, yaitu ambiguitas data validitas konstruk dan reliabilitas instrument. Uji validitas
karena adanya varian unik dan varian error. dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen
penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper
Penelitian ini menggunakan variabel undimensional
& Schindler, 2014). Sedangkan uji reliabilitas digunakan
dengan model indikator reflektif. Variabel undimensional
untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur
adalah variabel yang dibentuk dari indikator-indikator baik
suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur
secara reflektif maupun secara formatif (Abdilah &
konsistensi responden dalam menjawab item pernyataan
Jogiyanto, 2009). Sedangkan model indikator reflektif
dalam kuesioner atau instrument penelitian. Convergent
adalah model yang mengansumsikan bahwa kovarian
validity dari measurement model dapat dilihat dari korelasi
diantara pengukuran dijelaskan oleh varian yang
antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator
merupakan manifestasi dari konstruk latennya dimana
dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau
indikatornya merupakannya indikator efek (effect
memperlihatkan seluruh outer loading dimensi variabel
indicator). Menurut Ghozali (2009) Model reflektif sering
memiliki nilai loading> 0,7 sehingga dapat disimpulkan
disebut juga principal factor model dimana covariance
bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas
pengukuran indikator dipengaruhi oleh konstruk laten.
konvergen (Chin, 1995). Rumus AVE (average varians
Model refleksif menghipotesiskan bahwa perubahan pada
extracted) dapat dirumuskan sebagai berikut:
konstruk laten akan mempengaruhi perubahan pada
indikator dan menghilangkan satu indikator dari model AVE= .......................(3.3)
pengukuran tidak akan merubah makna atau arti konstruk Keterangan:
(Bollen dan Lennox, 1991). AVE adalah rerata persentase skor varian yang
diektrasi dari seperangkat variabel laten yang diestimasi
4.1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
melalui loading standarlize indikatornya dalam proses
Outer Model dengan indikator refleksif dievaluasi
iterasi algoritma dalam PLS.
melalui validitas convergent dan discriminant dari
λ= Melambangkan standarlize loading factor dan i η = + + ....................(3.6)
adalah jumlah indikator.
dan adalah koefisien jalur yang
Selanjutnya uji reliablitas dapat dilihat dari nilai
menghubungkan predictor endogen dan variabel laten
Crombach’s alpha dan nilai composite reliability (ρc).
exogen ξ dan η sepanjang range indeks dan, dan ζ adalah
Untuk dapat dikatakan suatu item pernyataan reliabel,
inner residual variabel. Jika hasil menghasilkan nilai
maka nilai Cronbach’s alpha harus > 0,7 dan nilai
lebih besar dari 0,2 maka dapat diinterpretasikan
composite reliability harus > 0,7 untuk confirmatory
bahwa prediktor laten memiliki pengaruh besar pada level
research. Dengan menggunakan output yang dihasilkan
struktural.
SmartPLS maka composite reliability dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut: 4.3. Predictive Relevance
bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebagai bukti dari Path coefficient 0,2119 0,2134 0,1997 0,2349