Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

SUSTAINABILITY ACCOUNTING

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

KETUT TANTI KUSTINA SE, MM, Ak, CA, CSRA, ACPA

OLEH:

NI GUSTI AYU PITRIA

1.17.2.10548

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR

2020
1. Jelaskan apa yang mendasari perusahaan melakukan CSR dan pelaporan CSR

Jawab :

Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya tanggung jawab sosial dan


lingkungan bagi suatu perusahaan yang terbukti dengan telah dikeluarkannya Undang-
Undang (UU) Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007, khususnya pada pasal 74 yang
menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Hal ini semakin diperkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
pada pasal 6 dinyatakan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dimuat
dalam laporan tahunan Perseroan dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS)Setiap perusahaan Program CSR sudah mulai bermunculan di
Indonesia seiring telah disahkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas. Namun pada ketiga peraturan tersebut memang sampai pada saat ini
belum mengatur secara detail mengenai CSR, misalnya tentang anggaran dana untuk CSR
yang diwajibkan.
Mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan sekitarnya melalui
program-program sosial seperti program pendidikan dan lain sebagainya. Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis
dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dan komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan debgan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya.
Sebenarnya, perusahaan melakukan kegiatan CSR bukan semata - mata hanya karena
adanya peraturan tersebut saja, namun ada motif lainnya. Program CSR bagi perusahaan dapat
dikatakan merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability)
perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih
keuntungan (profit centre). Melalui CSR perusahaan juga dapat membangun reputasinya, seperti
meningkatkan citra perusahaan
Salah satu media pelaporan yang digunakan untuk melaporkan CSR yaitu sustainability
report. Sustainability report adalah praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari
kinerja organisasi dalam mencapai tujuan sustainable development kepada para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal Sustainability report dapat dikatakan sebagai suatu
bentuk voluntary disclosure yang dibuat organisasi disamping pelaporan keuangan.
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka
perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam
hal:
a. Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu
laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL).
b. Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang
paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
c. Verite, acuan pemantauan
d. Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000
e. Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000
Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh
kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial.
Sementara aspek lingkungan, apalagi aspek ekonomi memang jauh lebih mudah diukur. Banyak
perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan
perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi
nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan (sustainability report). Akan tetapi laporan tersebut
sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu
industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekadar "pemanis bibir"
(suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga
perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode
verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan.
Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan upaya
untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.

2. Jelaskan hubungan keberadaan CSR dengan kontinuitas usaha

Jawab :

Sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat


keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama
antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program
pengembangan masyarakat sekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk
dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya,
baik lokal, nasional, maupun global. Karenanya pengembangan CSR ke depan seyogianya
mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (Sustainability development).
Dalam perspektif perusahaan, di mana keberlanjutan dimaksud merupakan suatu
program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis, berdasarkan konsep kemitraan
dan rekanan dari masing-masing stakeholder. Ada lima elemen sehingga konsep keberlanjutan
menjadi penting, di antaranya adalah ;
(1) ketersediaan dana,
(2) misi lingkungan
(3) tanggung jawab sosial,
(4) terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah)
(5) Mempunyai nilai keuntungan.
Prinsip keberlanjutan ini mengedepankan pertumbuhan, khususnya bagi masyarakat
miskin dalam mengelola lingkungannya dan kemampuan institusinya dalam mengelola
pembangunan, serta strateginya adalah kemampuan untuk mengintegrasikan dimensi
ekonomi, ekologi, dan sosial yang menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya.
Kemudian dalam proses pengembangannya tiga stakeholder inti diharapkan mendukung
penuh, di antaranya adalah; perusahaan, pemerintah dan masyarakat.Corporate Social
Responsibility (CSR) itu sendiri adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan.Keberadaan CSR ini tentunya akan
membantu perusahaan dalam berubungan baik dengan pihak-pihak yang terlibat dengan
perusahaan, hal itu akan membantu perusahaan dalam mendapat citra, kepercayaan juga
pandangan baik oleh konsumen maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada perusahaan untuk berkembang dan
melanjutkan usahanya.
3. Jelaskan hubungan keberadaan perlakuan CSR dengan kepentingan stakeholders

Jawab :

Saat ini dapat dilihat bahwa kesadaran perusahaan - perusahaan di Indonesia akan tanggung
jawab sosial dan lingkungan meningkat. Semakin banyak perusahaan yang melakukan kegiatan
corporate social responsibility (CSR) yang berarti perusahaan telah menekankan bahwa perusahaan
harus mengembangkan praktik bisnis yang etis dan berkesinambungan (sustainable) secara ekonomi,
sosial dan lingkungan. Selain itu, penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi
dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance).
Setiap perusahaan Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah disahkannya
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Namun pada ketiga peraturan tersebut
memang sampai pada saat ini belum mengatur secara detail mengenai CSR, misalnya tentang anggaran
dana untuk CSR yang diwajibkan.

Mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan sekitarnya melalui program-


program sosial seperti program pendidikan dan lain sebagainya. Corporate Social Responsibility
(CSR) merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dan komunitas setempat ataupun masyarakat
luas, bersamaan debgan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya.
Sebenarnya, perusahaan melakukan kegiatan CSR bukan semata - mata hanya karena adanya
peraturan tersebut saja, namun ada motif lainnya. Program CSR bagi perusahaan dapat dikatakan
merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan
dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan
(profit centre). Melalui CSR perusahaan juga dapat membangun reputasinya, seperti meningkatkan
citra perusahaan
Salah satu media pelaporan yang digunakan untuk melaporkan CSR yaitu sustainability report.
Sustainability report adalah praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari kinerja
organisasi dalam mencapai tujuan sustainable development kepada para pemangku kepentingan baik
internal maupun eksternal Sustainability report dapat dikatakan sebagai suatu bentuk voluntary
disclosure yang dibuat organisasi disamping pelaporan keuangan.
Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan
dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:
f. Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu
laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL).
g. Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang
paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.
h. Verite, acuan pemantauan
i. Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000
j. Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000
Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh
kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial.
Sementara aspek lingkungan, apalagi aspek ekonomi memang jauh lebih mudah diukur. Banyak
perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan
perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi
nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan (sustainability report). Akan tetapi laporan tersebut
sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu
industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekadar "pemanis bibir"
(suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga
perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode
verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan.
Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan upaya untuk
meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.

Hubungan keberadaan CSR dengan kontinuitas usaha ialah Corporate Social Responsibility
(CSR) itu sendiri adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas
dan lingkungan. Keberadaan CSR ini tentunya akan membantu perusahaan dalam berhubungan baik
dengan pihak-pihak yang terlibat dengan perusahaan, hal itu akan membantu perusahaan dalam
mendapatkan citra, kepercayaan juga pandangan baik oleh konsumen maupun pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada perusahaan untuk
berkembang dan melanjutkan usahanya
Hubungan keberadaan csr dengan kepentingan stakeholder sangat erat dan saling melengapi
karena Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) adalah pendekatan
bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan
manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan. Dengan menerapkan csr
di suatu perusahaan dapat memberikan manfaat seperti dapat mempertahankan atau mendongkrak
reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko
bisnis perusahaa, mendapatkan sumberdaya manusia terbaik, produktivitas pekerja di perusahaan
bereputasi baik dicatat lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang bereputasi lebih rendah selain juga
jauh lebih loyal, mendapatkan kesempatan investasi yang lebih tinggi di masa depan. Sedangakan
stakeholder merupakan kelompok atau individu yang dukungannya di perlukan demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan
4. Analisis hubungan pelaporan CSR dengan tanggung jawab ekonomi perusahaan

Jawab :

CSR merupakan tindakan pelaku usaha untuk mewujudkan tanggung jawabnya secara
berbeda. Selama ini tanggung jawab perusahaan yang umum dilakukan adalah kepada
pemegang saham ( stockholder ) dalam lingkup kecil maupun kepada konsumen dan
pemerintah serta pihak -- pihak terkait lainnya dalam lingkup yang lebih luas ( stakeholders ).
Yang berkaitan dengan tanggung jawab Ekonomi mislanya berkaitan dengan menyediakan
ROI kepada pemegang saham, menciptakan pekerjaan dan pengupahan yang adil,
menemukan sumberdaya baru, mempromosikan penggunaan teknologi lanjutan, inovasi, dan
menciptakan barang dan jasa yang baru.

5. Analisis hubungan pelaporan CSR dengan tanggung jawab lingkungan perushaan

Jawab :

Isu lingkungan telah menjadi perbincangan masyarakat pada berbagai lapisan,


memengaruhi masyarakat pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Isu lingkungan
selalu mendapat perhatian yang luas di kalangan masyarakat. Permasalahan lingkungan juga
semakin menjadi perhatian serius bagi para pemangku kepentingan, baik konsumen, investor
maupun pemerintah sekarang ini. Investor asing memiliki kecenderungan mempersoalkan
masalah pengadaan bahan baku dan proses produksi yang terhindar dari munculnya
permasalahan lingkungan, seperti: kerusakan tanah, rusaknya ekosistem, maupun polusi
udara dan air (Hadi, 2011).

Definisi mengenai Corporate Social Responsibility sekarang ini sangatlah beragam.


Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate
Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen
bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja
sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat
maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Berbagai definisi tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa CSR pada dasarnya
adalah komitmen perusahaan terhadap tiga (3) elemen yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan didalam laporan baik dalam annual
report maupun sustainibility reporting. Berdasarkan UU No.40 pasal 66 ayat 2 tahun 2007,
pengungkapan pertanggungjawaban sosial wajib 8 dimuat dalam annual report. Sedangkan
sustainibility reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan
sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Selain itu, dalam UU No.40 pasal 66 ayat 2 tahun
2007 telah dijelaskan bahwa perusahaan wajib memuat pelaporan tentang
pertanggungjawaban social dan lingkungan. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh
perusahaan sejak di keluarkannya UU No.40 pasal 74 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Undangundang tersebut menjadi landasan bahwa pengungkapan pertanggungjawaban


sosial merupakan mandatory disclosure untuk setiap perusahaan di Indonesia bukan lagi
voluntary disclosure. Pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak
dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Zuhroh dan Putu (2003) menyebutkan tema-tema yang
termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial adalah:

1. Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya
aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas
kemasyarakatan lainnya.
2. Ketenagakerjaan
Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan
tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan,
mutasi dan promosi dan lainnya.
3. Produk dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain pelayanan, kepuasan
pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.
4. Lingkungan Hidup
Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi
dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat
pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam

Anda mungkin juga menyukai