Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PROGRAM CORPORATE SOSCIAL RESPONSIBILITY ( CSR )


DI PT. TELKOM

Oleh :
Kelompok 5

Muhammad Irwansyah Barkhati Setiawan


NIM. G171600380
Fahma Febriadi Nabila
NIM. G171600373
Muhammad Alamsyah
NIM. G171600 386
Jamiatun Nisa
NIM. G171600377

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah

dan Lagi Maha Penyayang, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga kami

mampu menyelesaikan Laporan Program Corporate Sosical Responsibility Di PT.

Telkom guna memenuhi dan melengkapi tugas. Pada makalah ini saya akan

membahas masalah studi kasus Corporate social responsibility program kemitraan PT

Telkom Samarinda.

Penyusunan sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari

banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun

tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami

dalam rangka menyelesaikan Laporan ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam

Laporan ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa

serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluas-

luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya

demi penyempurnaan Laporan ini.

Samarinda Febuari 2020

Muhammad Irwansyah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Rumusan Masalah 3

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian CSR 4
B. Modal Pelaksanaan CSR Di Indonesia 6
C. Tujuan CSR 8

III. PEMBAHASAN

A. Studi Kasus Program Kemitraan PT Telkom 10

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan 20
B. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu perusahaan tak terlepas dari hubungan eratnya dengan

konsumen, dan keadaan lingkungan baik dari segi daerah dan di Negara mana

perusahaan tersebut berdiri, oleh karenanya semakin baik pelayanan atau hubungan

suatu perusahaan terhadap konsumen maka akan semakin besar pula kesempatan

perusahaan tersebut untuk terus berkembang menjadi sebuah perusahaan besar.

Ketika banyak konsumen ataupun mitra kerjasama yang mempercayai suatu

perusahaan tertentu maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan terhadap

konsumen dan tanggung jawab untuk membantu mensejahterakan

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan baik beasar

maupun kecil adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,

dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat

dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya

tidak semata berdasarkan faktor keuangan, melainkan juga harus berdasarkan

konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Berdasarkan konsep Triple Bottom Line (John Elkington,1997) atau tiga faktor utama

operasi dalam kaitannya dengan lingkungan dan manusia (People, Profit, and Planet),

program tanggung jawab sosial penting untuk diterapkan oleh perusahaan karena

keuntungan perusahaan tergantung pada masyarakat dan lingkungan. Perusahaan

tidak bisa begitu saja mengabaikan peranan stakeholders dan shareholders dengan

1
2

hanya mengejar profit semata. Jadi, ada atau tidaknya sebuah peraturan yang

mewajibkan sebuah perusahaan yang menjalankan program CSR atau tidak

sebenarnya tidak akan terlalu membawa perubahan karena jika perusahaan tidak

menjaga keseimbangan antara people, profit, dan planet maka cepat atau lambat pasti

akan timbul reaksi dari pihak yang dirugikan kepada perusahaan.

Melaksanakan program tanggung jawab sosial sangat penting dilakukan khususnya

bagi perusahaan kecil atau startup (perusahaan yang baru berdiri) yang masih

memulai langkahnya dalam pengembangan usahanya, karena dari program tanggung

jawab sosial ini secara tidak langsung perusahaan tersebut memperkenalkan diri

kepada masyarakat dan konsumen sehingga nantinya konsumen mengetahui dan

mengenal perusahaan tersebut.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk Mengetahui tentang konsep Corporate Social Responsibility(CSR) yang

inovatif dari sebuah perusahaan berdasarkan evaluasi program CSR yang

selama ini dilakukan perusahaan. Konsep CSR harus berfokus

pada bidang kesehatan,pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan ?

2. Untuk Mengetahui analisislah keuntungan/dampak positif yang didapatkan dari

penerapan CSR pada perusahaan manufaktur tersebut ?


3

C. Rumusuan Masalah

Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana tentang konsep Corporate Social Responsibility (CSR) yang inovatif

dari sebuah perusahaan berdasarkan evaluasi program CSR yang selama ini

dilakukan perusahaan. Konsep CSR harus berfokus pada bidang kesehatan,

pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan ?

2. Bagaimana analisislah keuntungan/dampak positif yang didapatkan dari

penerapan CSR pada perusahaan manufaktur tersebut ?


II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility merupakan suatu elemen penting dalam

kerangka keberlanjutan usaha suatu industri dan perkembangan bisnis.CSR

merupakan sebuah konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek ekonomi,

lingkungan dan sosial dengan selaras.Definisi secara luas mengenai CSR

diungkapkan oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCD)

dalam publikasinya Making Good Business Sense. CSR diartikan sebagai suatu

komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi

dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan

taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga.

Kotler dan Lee menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen

perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas secara sukarela melalui

kebijaksanaan praktek bisnis dan kontribusi dari sumberdaya perusahaan.

Pengertian CSR menurut Lingkar Studi CSR adalah upaya manajemen yang

dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar

keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan meminimumkan dampak

negatif dan memaksimumkan dampak positif tiap pilar. Wibisono mendefinisikan CSR

sebagai tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk

berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang

4
5

mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka

mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Definisi CSR juga dikemukakan oleh World Bank. Menurut World Bank,CSR

adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi

berkelanjutan, memperhatikan karyawan dan masyarakat lokal, dan masyarakat luas

untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejumlah pendapat mengenai pengertian

CSR tersebut memiliki kesamaan mengenai definisi CSR yakni CSR merupakan

komitmen sebuah perusahaan untuk mengembangkan taraf kehidupan masyarakat

sekitar, masyarakat luas, dan karyawan, serta komitmen perusahaan untuk peduli

terhadap lingkungan melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah

disahkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun isi

Undang-Undang tersebut yang berkaitan dengan CSR, yaitu:

Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukandengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.


6

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

B. Model Pelaksanaan CSR di Indonesia

Sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh

perusahaan di Indonesia, yaitu:

1. Keterlibatan langsung.

Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung

dengan menyelenggarak sendiri kegiatan sosial atau

menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.Untuk menjalankan

tugas ini,sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu

pejabat seniornya,seperti corporate secretary atau public affair

manager atau menjadi bagian dari tugas pejabatpublic relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan

atau groupnya.Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan

di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan

menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan

secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan


7

perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio

Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan

Sahabat Aqua, GE Fund.

3. Bermitra dengan pihak lain.

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan

lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/ LSM), instansi pemerintah,

universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam

melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang

bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah

Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia

(YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB, IPB); media

massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu

lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.Dibandingkan

dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah

perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.Pihak konsorsium atau

lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang

mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan

lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang

disepakati bersama.
8

C. Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)

Tujuan CSR adalah untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang

harmonis dengan lingkungan sekitar lokasi produksi dan bekerjasama

denganstakeholder untuk memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat

sekitar.Perusahaanharus memiliki komitmen melaksanakan tanggung jawab

perusahaan di bidang sosialserta lingkungan sesuai dengan prinsip pengembangan

lingkungan yang berkelanjutanbaik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan.

Pemerintah dalam hal ini juga mempunyai peranan penting dalam mengatur

dan mengontrol kegiatan produksi perusahaan, selain mendapatkan pajak dari

perusahaantersebut.Perusahaan berperan dalam melakukan kegiatan produksi dan

peduli pada lingkungan sedangkan masyarakat berperan dalam pemberdayaan dan

pengembangan masyarakat. Dengan kata lain CSR merupakan bentuk mata rantai

yang tidak bisa dipisahkan antara kegiatan industri, lingkungan dan masyarakat.

Setiap perusahaan memiliki bentuk CSR yang berbeda-beda dan tergantung

dari kompetensi perusahaan serta kebutuhan masyarakat di sekitarnya.Sebaiknya

sebelum melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan melakukan survei terlebih dahulu

untuk menampung aspirasi masyarakat sehingga CSR yang dilakukan tepat guna dan

tepat sasaran. Dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar

sekitar,ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan

memberdayakan masyarakat dalam bidang :

1. Pengembangan Ekonomi
9

misalnya kegiatan di bidan pertanian, peternakan,koperasi dan Usaha

Kecil Menengah(UKM).

2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat

misalnya penyuluhan, pengobatan, pemberian gizibagi balita,

programsanitasi masyarakat dan sebagainya.

3. Pengelolaan Lingkungan

misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah rumahtangga,

reklamasi dan penanganan dampak lingkungan lainnya.

4. Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan

misalnya pemberian beasiswa bagi siswaberprestasi dan siswa tidak

mampu,magang atau job training, studi banding,peningkatan ketrampilan,

pelatihan dan pemberian sarana pendidikan.

5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur

misalnya kegiatan bakti sosial, budayadan keagamaan serta

perbaikan infrastruktur di wilayah masyarakat setempat.


10

III. PEMBAHASAN

A. Studi Kasus Program Kemitraan PT Telkom Samarinda

PT Telekomunikasi Indonesia melakukan kegiatan CSR-nya dengan

memberikan kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat.Pemberdayaan

masyarakat ini dilakukan dengan memberikan pinjaman modal usaha dan melakukan

pelatihan & pendampingan wirausaha. Program pemberdayaan masyarakat ini

direalisasikan dengan program “Kemitraan”.

Menurut Kurniati kemitraan adalah kerja sama yang dilakukan perusahaan

dengan pihak lain yang dipercaya untuk melaksanakan program CSR perusahaan.

Hal ini terjadi dikarenakan keterbatasan masyarakat baik dalam aspek dana, sumber

daya manusia (SDM) maupun keterampilan. Sasaran dari pelaksanaan program

kemitraan adalah para pelaku UKM.Adapun sektor kegiatan usaha mereka meliputi

industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa dan sektor

lainnya.

Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa program kemitraan sudah diatur

oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74,

CSR merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh industri atau koperasi-

koperasi.

Melalui kebijakan ini, BUMN diwajibkan untuk turut serta dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan cara menyisihkan

sebagain laba dari perusahaan.Tetapi banyak perusahaan yang menganggap CSR

sebagai sebuah keterpaksaan, karena anggaran perusahaan terserap untuk kegiatan


11

yang tidak mendatangkan keuntungan. Jika menurut pemahaman peneliti, praktek

CSR yang terjadi sekarang ini adalah praktik Public Relations yang mendahulukan

program-program yang bisa dilihat oleh publik atau sebagai bentuk pencitraan

dibandingkan bentuk kepedulian terhadap masyarakat.

Terkait dengan tujuan CSR hanya sebagai bentuk pencitraan semata, maka

PT Telekomunikasi Indonesia, khususnya PT Telkom Samarinda tidak ingin hanya

membuang biaya percuma tanpa benar-benar memberikan bantuan pada

masyarakat. PT.Telkom Samarinda ingin memberikan kontribusi maksimal kepada

masyarakat dengan tujuan awal yaitu meningkatkan potensi perekonomian

masyarakat.PT.Telkom Samarinda menganggap CSR tidak lagi sebagai paksaan

yang telah diatur oleh undang-undang tetapi merupakan tanggung jawab bagi

lingkungan di sekitarnya dan bentuk terima kasih pada publik atas loyalitas kepada

perusahaan.

Menurut Phillip Kotler dan Nancy Lee, kegiatan kemitraan PT Telkom termasuk

dalam Cause-Related Marketing yaitu bentuk kontribusi perusahaan dengan

menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial

tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat terlihat bahwa Corporate

Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT. Telkom Samarinda termasuk

kedalam kelompok hijau.Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah

menempatkan CSR sebagai strategi inti dan jantung bisnisnya, CSR tidak hanya

dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal usaha .

Terkait dengan kelompok hijau maka PT.Telekomunikasi Indonesia wajib


12

menjalankan CSR yang sesuai dengan permasalahan yan dihadapi oleh masyarakat

saat ini.

Perusahaan tidak hanya dengan menjalankan CSR yang hanya bersifat

sementara dan tidak memberikan solusi pada akar permasalahan, yaitu

perekonomian masyarakat yang semakin terpuruk.Salah satu faktor keterpurukan

perekonomian dinegara indonesia adalah pertumbuhan penduduk yang tidak

diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang rendah. Permasalahan tersebut

semakin rumit saat didukung permasalahan seperti sumber daya manusia yang tidak

memiliki pendidikan formal, tidak memiliki keterampilan, keterbatasan modal usaha

yang dimiliki oleh pengusaha kecil tetapi mempunyai potensi usaha yang bagus dan

ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah.

Dalam hal pemberdayaan masyarakat ini peran Public Relations dan tim CDC

sangat penting dalam upaya untuk memformulasikan berbagai program dan kegiatan

dalam CSR PT Telekomunikasi Indonesia. Public relations mengimplementasikan

program kemitraan dengan membentuk manajemen dengan empat tahap yaitu :

1. Langkah awal yang harus dilakukan adalah tahap riset

Public Relations PT Telkom Samarinda melaksanakan kegiatan riset

dengan menggunakan tiga teknik riset yaitu riset eksperimental, riset survei

dan analisis isi.Riset eksperimental dilakukan dengan metode Perticipacy

Rular Apprasial dengan mengadakan rapat dengan beberapa perwakilan

tokoh masyarakat yang mewakili kepentingan masyarakat sekitar

perusahaan.Chambers menjelaskan bahwa Perticipacy Rular Apprasial


13

adalah metode untuk pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan

bersama masyarakat.

Analisis isi adalah metode riset yang memungkinkan untuk melihat

verbal content dari pesan tertulis atau pesan lisan yang sudah ditranskripsikan.

Analisis isi digunakan untuk membuat analisis dari pesan-pesan dalam

dokumen. Analisis isi yang dilakukan Public Relations PT Telkom Samarinda

adalah dengan analisa data persyaratan seperti fotokopi KTP, formulir mitra

binaan dan laporan keuangan.Setelah analisa data persyaratan dianggap

cukup dan memenuhi syarat kemudian dilakukan teknik yang ketiga yaitu

survei lokasi ke tempat usaha mitra binaan.

2. Setelah melakukan tahap riset, tahap selanjutnya adalah perencanaan

dan pemograman.

• Tahap pertama Public Relations melakukan pertemuan untuk membahas

program dengan mitra binaan. Kesepakatan dengan setiap mitra binaan

berbeda karena banyaknya mitra binaan dengan kondisi usaha yang beragam.

Dalam tahap ini, PR menjelaskan tentang program kemitraan terkait dengan

hak dan kewajiban yang dimiliki oleh mitra binaan.

• Langkah kedua dilakukan dengan melakukan perencanaan keuangan

Untuk meminimalisasi resiko dan pengeluaran yang tidak terencana selama

program kemitraan berlangsung. Perencanaan keuangan setiap mitra binaan

juga berbeda tergantung pada kondisi usaha dan pelaporan keuangan

sebelum mendapatkan bantuan dari program kemitraan.


14

• Langkah ketiga adalah membentuk management program. Managemen

program dilakukan dengan menetapkan peran dan tanggung jawab karena

dalam pelaksanaan program kemitraan PT Telekomunikasi Indonesia tidak

hanya memberikan pinjaman dan pelatihan kewirausahaan tetapi tetap pada

tujuan awal yaitu pemberdayaan masyarakat.

• Langkah keempat adalah mengadakan pertemuan kembali dengan mitra

binaan untuk melakukan persetujuan dan perjanjian terkait dengan program

yang telah dibuat dan kontrak yang harus disepakati. Dalam langkah yang ini,

mitra binaan akan memperoleh pencairan dana sesuai dengan kesepakatan.

3. Tahap ketiga adalah Aksi dan Komunikasi

Public Relations dalam divisi CDC adalah sebagai fasilitator antara

perusahaan dengan publik agar program berjalan sesuai dengan tujuan dalam

prinsip-prinsip community development PT.Telkomunikasi Indonesia. Selain

itu dalam tahap aksi, PR melakukan banyak hal terkait dengan program

kemitraan. PR melakukan kegiatan dalam program kemitraan sesuai dengan

perencanaan dan pemograman yang telah dirancang.

Public Relations PT Telkom Samarinda melaksanakan aksinya dengan

kegiatan yang sudah terencana kepada setiap mitra binaan.Upaya yang

dilakukan adalah tetap memantau keadaan tempat usaha dan kondisi

keuangan setelah mendapatkan bantuan dari program

kemitraan.Mengadakan pelatihan & pembinaan kewirausahaan dan

mengadakan pameran secara berkala. Tahap ini dianggap sebagai tahap yang

paling krusial dalam pelaksanaan program kemitraan, karena perencanaan


15

program yang telah disusun sebaik mungkin dapat menyimpang bila ada

sesuatu yang berubah, terlebih jika tidak adanya kerja sama yang baik antara

management dan mitra binaan.

Selanjutnya tahap komunikasi ini berkenaan dengan langkah-langkah

Public Relations dalam membentuk pola komunikasi sehingga dapat efektif

dalam menyampaikan maksud dan tujuan perusahaan.Dalam aksi

komunikasi, PR tidak terlalu berhasil dalam melakukan publikasi dan

penyampaian informasi pada public eksternal. Hal ini dikarenakan PR tidak

terlalu penting melihat peran media dalam melakukan publikasi, yang

terpenting adalah kedekatan dengan masyarakat dan memperoleh hasil yang

maksima dalam pemberdayaan masyarakat sehingga peneliti menyimpulkan

bahwa Public Relations tidak melihat pencapaian citra sebagai tujuan utama

dalam program kemitraan.

4. Evaluasi

Evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana program

kemitraan mencapai tujuan dari proses perencanaan awal dan juga sebagai

pertangung jawaban atas dana yang telah dikeluarkan perusahaan dalam

program yang telah dilakukan. Evaluasi mencakup 3 hal yaitu:

a. Melakukan analisis mengenai berlangsungnya kegiatan secara

periodik apakah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

atau tidak. Dalam tahap evaluasi yang pertama, Public Relations

mewujudkan dengan melihat atau mengontrol langsung ke tempat


16

usaha mitra binaan dan juga melihat beberapa kriteria keberhasilan

program kemitraan sebagai berikut:

 Tepat waktu menganggsur

 Sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati antara

pihak Telkom

 Bisa diikutkan tahapan berikutnya

 Dilibatkan dalam seminar

 Mendapatkan award/antar BUMN maupun antar mitra binaan.

Dengan kriteria diatas, apabila semua sesuai maka program ini dapat

dikatakan efektif. Seperti halnya award yang telah diberikan PT Telkom

Samarinda terhadap mitra binaannya yaitu Sari Apel Brosem Batu.

Dengan menjalankan pelatihan dan pembinaan maka sampai

sekarang Brosem masih tetap bisa produksi Sari Apel hingga PT

Telkom Samarinda memberikan beberapa seperangkat komputer

untuk karyawan Brosem agar tetap bisa belajar marketing melalui

internet.

b. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan dan relevansi program

terhadap kondisi masyarakat pada saat dan

setelah berlangsungnya program.

Tahap evaluasi kedua dilakukan Public Relations dengan melihat

rancangan kegiatan yang telah dibuat dengan proses pelaksanaan

nya. Hal ini untuk melihat kecocokan program yang telah dibuat dengan

pelaksanaan, terkadang ada kesalahan dari pihak mitra binaan seperti


17

tunggakan pembayaran dan keuangan yang terus menurun. Menurut

hasil wawancara yang dilakukan peneliti, jika terjadi hal yang tidak

diinginkan seperti tunggakan pembayaran dan keuangan yang terus

menurun maka akan terus dilakukan monitoring dan penyesuaian

program ulang.

c. Menganalisis hasil-hasil yang dicapai untuk digunakan dalam

perencanaan,strategi dan penyusunan kebijakan untuk program

selanjutnya.

Tahap evaluasi yang ketiga dilakukan public relations dengan

menganalisis hasil program yang telah dicapai, yaitu peningkatan

jumlah produksi, peningkatan keuangan dan juga award yang telah

dicapai. Setelah tahap ketiga tahap evaluasi dilalui maka akan terlihat

keberhasilan program kemitraan yang telah dilakukan. Dalam

melakukan program kemitraan pasti ada beberapa faktor penghambat.

Faktor-faktor penghambat ini dapat berasal dari mitra binaan dan juga

berasal dari PT.Telkom Samarinda.

Faktor- faktor penghambat tersebut adalah:

 Mitra binaan yang kurang disiplin dalam membayar angsuran

biaya. Faktor penghambat ini dapat merugikan PT. Telkom karena

jika cicilan tidak dibayar tepat waktu maka program kemitraan tidak

dapat berjalan dengan lancar karena dana tersebut nantinya dapat

dipergunakan untuk mitra binaan lainnya.


18

 Kurangnya keinginan dan kemauan belajar mitra binaan untuk

mempunyai usaha yang lebih maju dan berkembang. Hal ini sangat

menghambat karena dalam berwirausaha memerlukan

pengetahuan untuk bisa bertahan dan berkembang dalam

perekonomian modern seperti pengetahuan mengenai

permodalan, marketing online dan manajemen pegawai.

 Tingkat pengetahuan mitra binaan mengenai program kemitraan.

Jika faktor penghambat ini terjadi maka sangat merugikan kedua

belah pihak yaitu PT.Telkom dan mitra binaan karena menghambat

kegiatan program kemitraan. Mitra binaan juga tidak mengerti hak

dan kewajiban yang harus didapatkan dan dilaksanakan.

 Pergantian direksi yang baru. Pergantian direksi menjadi salah satu

faktor penghambat karena akan membutuhkan waktu untuk

mempelajari program kemitraan dan akan memperlambat

pencairan dana.

Menurut analisis penulis, hambatan-hambatan yang tersebut di atas

dapat terjadi karena ada beberapa kesulitan teknis. Adapun kesulitan

teknis tersebut adalah sebagai berikut :

1.Keterbatasan informasi kerena Public Relations tidak memanfaatkan

media masaa dalam penyebaran informasi

2.Kurangnya pengetahuan mitra binaan terhadap teknologi

sehingga menghambat penyaluran informasi


19

3.UKM masih menghadapi penyesuaian dengan program kemitraan

dan juga tuntutan PT.Telkom

4.Direksi baru harus mempelajari program kemitraan sehingga

dibutuhkan waktu dalam pencairan dana


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Manajemen Public Relations dalam

pemberdayaan masyarakat studi tentang corporate social responsibility (CSR)

“Program Kemitraan PT Telkom Samarinda”, maka kesimpulan yang diperoleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Public Relations yang digunakan untuk

mengimplementasikan program kemitraan melalui 4 tahap yaitu

a. Riset:

Riset yang dilakukan oleh PR PT.Telkom Samarinda adalah rapat dengan

tokoh masyarakat, survei lokasi dan analisa data persyaratan.

b. Perencanaan dan pemograman:

Perencanaan dan pemograman mengacu pada penentuan prioritas

perencanaan program Community Development,Budgeting perencanaan

program Community Development, Management program Community

Development dan revisi & penyesuaian program community development

dari mitra binaan.

c. Aksi dan komunikasi:

Tahap aksi dan Tahap komunikasi program kemitraan dilakukan dengan

pelaporan keuangan triwulan dari mitra binaan, monitoring kondisi usaha,

pelatihan kewirausahaan dan pameran.

20
21

d. Evaluasi:

Tahap evaluasi yang dilakukan adalah pengecekan implementasi program

kemitraan, pemantauan pelaksanaan program dengan perencanaan dan

evaluasi hasil dari program kemitraan.

2. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) program Kemitraan

dalam keberhasilan pembentukan pemberdayaan masyarakat

a. Hasil dari program Kemitraan dalam pembentukan

pemberdayaan masyarakat

 PT.Telkomunikasi Indonesia sebagai salah satu BUMN memiliki

image yang baik dan dinilai peduli terhadap masyarakat dengan

berkomitment untuk melaksanakan CSR untuk memberdayakan

masyarakat, bukan sebagai paksaan dari pemerintah.

 Program kemitraan ini dinilai bisa membantu peningkatan kualitas

perekonomian masyarakat di lingkungan sekitar PT.Telkom

Samarinda.

 Dengan adanya CSR program kemitraan di PT.Telekomunikasi

Samarinda, mampu mengurangi pengangguran di kota Samarinda.

b. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi PT Telkom Samarinda

dalam implementasi CSR program kemitraan adalah sebagai berikut

 Beberapa mitra binaan yang kurang disiplin

dalam membayar angsuran.

 Kurangnya keinginan dan kemauan untuk belajar dari mitra binaan.


22

 Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai program

kemitraan belum menyeluruh

 Pergantian direksi baru

e. Saran

Saran dari penulis terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT

Telkom Samarinda adalah :

1. Public Relations lebih selektif dalam memilih calon mitra untuk

program kemitraan. Hal tersebut dimaksudkan agar mitra yang

dipilih mempunyai keinginan yang kuat untuk maju dan berkembang

sehingga tidak mengalami kegagalan dalam menjalanlan usahanya.

2. Sosialisasi mengenai CSR sebaiknya ditingkatkan sehingga masyarakat

mengetahui mengenai CSR tersebut, karena masih banyak pemilik

UKM yang tidak tahu manfaat dan program kerja yang di

berikanoleh CSR PT. Telekomunikasi Indonesia.Lebih jauh peneliti

mencoba memberikan saran untuk menjalin hubungan baik

dengan media untuk publikasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk

peningkatan citra dan reputasi PT.Telkomunikasi Indonesia,

khususnya PT.Telkom Samarinda .


DAFTAR PUSTAKA

Siagia, Matias dan Agus Suriadi. 2010. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial.Medan:

FISIP USU Press

Rudito, Bambang san melia famiola. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan di Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains.

Hadi, Nor.2009.Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu.

23

Anda mungkin juga menyukai