PEMBAHASAN
19
20
2. Visi.
Menjadikan perusahaan transportasi laut nasional kelas satu yang melayani
pengiriman curah kering domestic dan internasional.
3.1.3 Struktur Organisasi MV. LUMOSO PERMAI.
Ditempat penulis melaksanakan praktik laut terdapat struktur organisasi guna
mempermudah penulis akan memaparkannya sebagai berikut ini.
MASTER
Capt. Khairil Anwar
Boatswain
Alimuddin la Oding
1. Ship Particular.
NAME OF VESSEL : MV. LUMOSO PERMAI
NATIONAL : INDONESIA
PORT OF REGISTER :JAKARTA
CALL SIGN :JZJV
IMO NUMBER :9106728
MMSI :525013032
CLASSIFICATION :BIRO KLASIFIKASI INDONESIA
OWNER :PT. LUMOSO PRATAMA LINE
PLACE BUILD :TOKYO JAPAN
DATE OF BUILD :JUNI 1994
TYPE OF SHIP :BULK CARRIER
LOA : 188.33 M
BREADTH : 31.00 M
DEPTH : 16.30 M
FULL LOAD DRAFT : TROPICAL : 11.609 M
SUMMER : 11.373 M
WINTER : 11.137 M
TONNAGE : GROSS : 26.040 T
NETTO : 14.870 T
D.W.T : 45.216 T
MAIN ENGINE : KOBE DESIEL Co.Ltd 6UEC52LS 10,800PS
(7,943kw) x 120 RPM. B520 x S1850 mm
AVERANGE SPEED : 13,5 Kts
HATCH COVER SIZE : NO.1 : 17,4 x 18,0 M
NO.2 : 20,30 x 18,0 M
NO.3 : 20,30 x 18,0 M
NO.4 : 20,30 x 18,0 M
NO.5 : 20,30 x 18,0 M
22
2. Crew List.
Dikapal tempat penulisan praktik terdapat 24 crew untuk mempermudah
pembaca memahaminya maka penulis akan membuat table sebagai berikut ini.
Tabel 3.1 Crew List.
24
tangan Master atau Nahkoda selaku pimpinan di atas kapal. Sesuai dengan
berlakunya Amandemen STCW ( Standart Of Training Certification and
Watchkeeping ) maka Mentri Perhubungan menetapkan peraturan dalam
bentuk Keputusan Mentri Perhubungan No.70 Tahun 1998 Tanggal, 21
Oktober 1998 Tentang Pengawakan Kapal Niaga.
Pada BAB II Pasal 2 ayat (1) dan (2) bahwa pada setiap kapal niaga yang
berlayar harus di awaki dengan susunan terdiri dari : Seorang Nahkoda,
sejumlah perwira, sejumlah rating. Susunan awak kapal didasarkan pada :
daerah pelayaran, tonase kotor kapal ( Gross Tonnage / GT ) dan ukuran
tenaga penggerak kapal ( kilowatt / KW ). Pada pasal 8 menetapkan dan
memperjels bahwa awak kapal yang mengawaki kapal niaga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
1. Bagi Nahkoda, Mualim atau Masinis harus memiliki sertifikat
keahlian pelaut yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai dengan
daerah pelayaran, tonase kotor dan ukuran tenaga penggerak kapal dan
memiliki sertifikat keterampilan pelaut.
2. Bagi radio operator harusnya memiliki sertifikat keahlian pelaut
bidang radio yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai dengen
peralatan radio yang ada di kapal dan memiliki sertifikat keterampilan
pelaut.
3. Bagi rating harus memiliki sertifikat keahlian pelaut dan sertifikat
keterampilan pelaut yang jenis sertifikatnya sesuai dengan jenis tugas
ukuran dan jenis kapal serta tata susunan kapal.
Dari peraturan STCW ( Standart Of Training Certification and Watchkeeping)
dan Mentri Perhubungan sudah di jelaskan seluruh crew yang ada di dek
maupun di mesin wajib sebelum bekerja di atas kapal wajib mengikuti diklat
keterampilan ISM ( International Safety Management ) Code dan memahami
isinya agar SMS ( Safety Manajement System ) diatas kapal berjalan dengan
baik dan meminimalkan angka kecelakaan kerja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN.
Setelah penulis menguraikan analisa – analisa dan pemecahan masalah pada bab
sebelumnya tentang “ Optimalisasi Peranan Aplikasi Sistem Manajemen Keselamatan
Sesuai Standar ISM ( International Safety Management ) Code dikapal MV. LUMOSO
PERMAI ” , penulis ingin memberikan kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat
memberikan suatu gambaran umum dari penulisan karya tulis ini. Adapun kesimpulan –
kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
4.1.1 Masih terdapat crew kapal yang tidak ataupun belum mengikuti diklat ISM
( International Safety Management ) Code.
4.1.2 Kurangnya kesadaran seluruh crew diatas kapal guna meningkatkan sistem
manajemen keselamatan yang sesuai dengan ISM ( International Safety
Management ) Code dan tertanam dalam kesadaran diri sehingga tidak terjadi
keterpaksaan dalam menjaga keselamatan kerja bahkan menjadi kebutuhan dalam
menjaga keselamatan kerja.
4.1.3 Kurangnya kedisiplinan Crew Deck guna sistem manajemen keselamatan yang
sesuai dengan ISM ( International Safety Management ) Code dengan diadakannya
safety meeting disetiap bulannya.
4.2 SARAN
Sebagai masukkan dalam penulisan karya tulis ini, penulis akan mencoba memberikan
saran – saran untuk berbagai pihak yang berkaitan langsung maupun tidak langsung
didalam rangka penerapan sistem manajemen keselamatan yang sesuai dengan ISM (
International Safety Management ) Code diatas kapal MV. LUMOSO PERMAI
diperusahaan PT. LUMOSO PRATAMA LINE.
4.2.1 Keselamatan diatas kapal merupakan tanggung jawab seluruh crew diatas kapal,
untuk itu sebagai perwira selain melaksanakan tugasnya, juga berperan aktif
mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan prosedur yang ada
4.2.2 Sebaiknya Manajemen dari PT. LUMOSO PRATAMA LINE wajib diberikan
perhatian khusus terhadap kepahaman dan pelaksanaan tentang sistem manajemen
keselamatan yang sesuai dengan ISM ( International Safety Management ) Code
sehingga crew kapal dapat menyadari pentingnya keselamatan saat bekerja.
4.2.3 Sebaiknya sebagai perwira hendaknya melaksanakan safety meeting atau brefing
kepada crew tentang sistem manajemen keselamatan yang sesuai dengan ISM (
International Safety Management ) Code setiap satu bulan sekali
.
20
21
22
23
24
25