Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM

PENERAPAN KEBIJAKAN WORK FROM HOME (WFH)

Oleh Puspita, SE., M.Pd

Berbagai instansi pemerintahan dan perusahaan di Indonesia mulai


memberlakukan sistem bekerja di rumah (Work From Home/WFH) demi meminimalisir
dampak dan penyebaran virus corona. Sistem ini sudah dijalankan mulai dari level
kementerian sampai perusahaan berbasis teknologi terkemuka seperti Gojek dan
Tokopedia.

Pakar Human Resources (HR) Priyantono Rudito (detikcom, Rabu (18/3/2020)


mengatakan sistem bekerja di rumah merupakan kebijakan yang sudah tepat diambil
dan diimplementasikan di tengah maraknya penyebaran virus corona. Kebijakan
tersebut dinilai menjadi upaya bersama dan sebagai kontribusi perusahaan dalam
rangka menekan kemungkinan risiko menularnya virus corona. Menurut Rudito,
sebelum terjadinya situasi seperti sekarang ini, WFH sebetulnya sudah merupakan
bagian dari tren & outlook HR Practices yang tengah berlangsung saat ini. Ada 15 tren
besar HR practices (praktik manajemen HR) yang saat ini sedang berlangsung. WFH
juga dinilai sebagai salah satu tren yang semakin mengarah menjadi the "New Normal"
dalam praktik HR di era digital ini. WFH dipercaya memberi benefit baik bagi karyawan
maupun bagi perusahaan.

Bagi karyawan, khususnya segmen karyawan millennial, WFH bisa menjadi


solusi untuk mendapatkan Work-Life Balance, fleksibilitas tempat dan waktu bekerja,
dan bahkan untuk meningkatkan produktivitas. Sedangkan bagi perusahaan, WFH
sudah banyak dipraktikkan karena mendukung terjadinya cara kerja secara kolaboratif
untuk menghasilkan lebih banyak hal positif. Antara lain co-creation antar unit,
membangun budaya dan pola pikir dengan lebih cepat, dan juga mengembangkan
kompetensi digital dengan memanfaatkan teknologi dan Collaboration Platform yang
berkembang. Di banyak perusahaan hal ini justru menjadi program strategis yang
dikenal dengan program Transformasi Digital.
Saat ini WFH dijalankan pemerintah seperti terjadi di Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, Kementerian
Koordinator Perekonomian, dan lainnya. Rapat kabinet bahkan dilakukan secara digital
melalui video conference.

Kebijakan yang sama juga dilakukan penyedia aplikasi online Gojek di kantor
perwakilan di Indonesia dan beberapa negara lain dalam sepekan ini. Co-CEO Gojek,
Andre Soelistyo, dalam keterangan yang diposting dalam akun resmi LinkedIn pribadi
mengatakan bahwa Gojek telah memperkenalkan kebijakan WFH di kantor pusat yang
ada di Indonesia, India, Singapura, dan Filipina. Menurutnya setiap orang dapat
memainkan peran dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 (virus Corona) dan
semua orang harus melakukan sebanyak yang bisa dilakukan untuk menjauhkan diri
dari potensi penularan salah satunya dengan tetap di rumah dan bekerja dari rumah.

Di berbagai Negara, kebijakan WFH ini pun telah dilakukan oleh banyak
perusahaan ternama seperti Google, Microsoft, Twitter, Hitachi, Apple, Amazon,
Chevron, maupun Spotify.

Kebijakan ini pada sektor pemerintahan maupun swasta di berbagai belahan


dunia ini wajar dilakukan, karena lembaga kesehatan dunia, World Health Organization
(WHO) secara resmi telah mengumumkan dan menjadikan wabah Virus Corona
(COVID-19) sebagai penyakit pandemik.

WFH adalah kegiatan melaksanakan tugas kedinasan, menyelesaikan output,


koordinasi, meeting, dan tugas lainnya dari tempat tinggal pegawai. Ketentuan bagi
pegawai/karyawan yang bekerja di rumah adalah :

1. Pegawai yang mendapat penugasan WFH wajib melaksanakan tugas sesuai


jam kerja yang berlaku.
2. Pada`saat ada penugasan WFH, diwajibkan juga tetap berada di tempat
tinggal. Jika ada kepentingan mendesak untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
atau pangannya, pegawai diharuskan melapor kepada atasan langsungnya.
3. Pegawai juga wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja
yang disepakati oleh atasan langsung. Di mana hasil kerja setiap akhir periode
harus tetap dilaporkan.
4. Atasan langsung pegawai yang mendapat penugasan WFH bertanggung jawab
penuh atas pelaksanaan kebijakan bekerja dari rumah atau Working From
Home ini.
5. Selain itu, bagi instansi pemerintahan pimpinan unit eselon II atau satuan kerja
wajib melapor secara berkala setiap akhir pekan.

Kondisi yang ideal dari WFH yang diterapkan suatu instansi/kantor adalah,
kemampuan menghubungkan orang secara elektronik dan membuat situasi terbaik
dimana pekerjaan kantor tidak perlu dikerjakan di kantor. Sebaliknya pekerjaan
tersebut dapat dilakukan di manapun saat itu pegawai berada termasuk di rumah.

Istilah yang diberikan untuk kemampuan ini adalah Office Virtual, yang berarti
bahwa pekerjaan kantor dapat dilakukan di lokasi geografis manapun selama tempat
kerja tersebut terhubung dengan lokasi tetap perusahaan melalui sistem komunikasi
elektronik yang berbasis IT (Information and Technology).

Sedangkan bagi perusahaan, WFH sudah banyak dipraktikkan karena


mendukung terjadinya cara kerja secara kolaboratif untuk menghasilkan lebih banyak
hal positif. Antara lain co-creation antar unit, membangun budaya dan pola pikir
dengan lebih cepat, dan juga mengembangkan kompetensi digital dengan
memanfaatkan teknologi dan Collaboration Platform yang berkembang.

Kebijakan WFH ini membawa konsekuensi pada kondisi yang berkaitan dengan
kesiapan perangkat kerja dan tersedianya peralatan tekhnologi informasi yang
memadai. Jika hanya sekedar bekerja manual, misalnya hanya menyiapkan
kelengkapan berkas dan lain sebagainya, atau hanya berkaitan dengan pekerjaan
administrasi sederhana, tidak terlalu menjadi persoalan.

Tetapi jika berkaitan dengan penyiapan dokumen secara komputerisasi,


termasuk melakukan proses pengolahan data yang di dalamnya terdapat proses
upload, download dan pemutakhiran data juga pengiriman data secara online dengan
intensitas yang tinggi, apalagi harus melakukan teleconference, maka peralatan
perangkat teknologi informasi menjadi sangat dibutuhkan.

Pada umumnya perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung kebijakan


konsep WFH dari suatu kantor adalah : Word processing, Electronic and voice mail,
Computer calendaring, Audio conferencing, Video conferencing, Computer
conferencing, FAX, Video text Imaging, termasuk Desktop publishing.

Dengan kesiapan perangkat komputerisasi ini dan ditambah dengan


penyempurnaan sistem dan media dalam komunikasi data, memungkinkan pegawai
tertentu dapat melakukan sebagian atau seluruh pekerjaannya di mana saja, termasuk
di rumah masing-masing. Sistem informasi berbasis komputer ini lebih dikenal sebagai
„computer-based information system’ atau CBIS.

Semakin banyak pegawai yang bekerja di rumah dan berkomunikasi dengan


kantor mereka melalui media komunikasi, seperti surat elektronik (e-mail) dan transmisi
faksimil (fax), maka tidak lagi diperlukan kantor yang secara fisik memerlukan space
yang luas dan sarana yang komplit.

Aplikasi otomatisasi kantor yang maksimal ini dapat membuat informasi yang
lengkap tersedia bagi “pembuat keputusan” dalam bentuk salinan kertas, tampilan
layar, audio dan video. Informasi ini dapat menghubungkan manajer/pimpinan dengan
orang lain yang berlokasi di mana pun, pada tingkat hierarki organisasi yang lebih
tinggi (atasan), pada tingkat yang lebih rendah (bawahan), pada tingkat yang sama
(sejawat), dan pada lingkungan dimana kantor mereka berada.

Kebijakan WFH atau bekerja dari rumah ini adalah kebijakan pemerintah yang
sifatnya temporer untuk meminimalisir penyebaran Virus Corona. Harapan besar
dengan diberlakukan work from home ini agar wabah global ini cepat berakhir paling
tidak meminimalisir penyebaran virus corona. Sebisa mungkin menahan diri untuk tidak
menyebarluaskan informasi-informasi terkait Virus Corona yang belum bisa diklarifikasi
kebenarannya. Meskipun bertujuan baik, untuk menginformasikan kepada orang
banyak, namun bisa saja yang terjadi malah kepanikan.

Inilah salah satu tindakan sederhana yang dapat dilakukan untuk menolong
membuat keadaan lebih baik. Dan, tidak lupa pula untuk menerapkan pola hidup sehat,
sebagaimana dikatakan oleh Menteri Kesehatan RI. Tubuh dan pola hidup yang sehat
dapat menolong meminimalisir potensi terinfeksi Virus Corona (COVID-19) ini.

Anda mungkin juga menyukai