DANONE AQUA
Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
ITB AHAMAD DAHLAN
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penulis melakukan dari kajian
pustaka dari berbagai sumber. Data tersebut dikumpulkan dan disusun sehingga
membentuk kesatuan isi yang utuh sesuai dengan masalah yang dibahas.
BAB II
LANDASAN TEORI
Versi lain mengenai definisi CSR juga dikemukakan oleh World Bank. Menurut
World Bank, CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi terhadap
perkembangan ekonomi berkelanjutan, memperhatikan karyawan dan masyarakat
lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Sejumlah
pendapat mengenai pengertian CSR tersebut memiliki kesamaan mengenai definisi
CSR yakni CSR merupakan komitmen sebuah perusahaan untuk mengembangkan
taraf kehidupan masyarakat sekitar, masyarakat luas, dan karyawan, serta komitmen
perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan melalui praktik bisnis yang bertanggung
jawab.
Program CSR sudah mulai bermunculan di Indonesia seiring telah disahkannya
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, adapun isi Undang-
Undang tersebut yang berkaitan dengan CSR, yaitu:
Pada pasal 74 di Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, berbunyi:
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan.
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban
Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Sedangkan pada pasal 25 (b) Undang – Undang Penanaman Modal menyatakan
kepada setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dari kedua pasal diatas dapat kita lihat bagaimana pemerintah Indonesia
berusaha untuk mengatur kewajiban pelaksanaan CSR oleh perusahaan atau penanam
modal.
Sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh
perusahaan di Indonesia, yaitu:
1) Keterlibatan langsung.
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke
masyarakat tanpa perantara.Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan
biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya,seperti corporate secretary
atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabatpublic relation.
2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya.
Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-
perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana
rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca
Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma
Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.
3) Bermitra dengan pihak lain.
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga
sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas
atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan
kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia
(PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi
pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes,
Depsos); universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli
Indosiar).
4) Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga
sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model
lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang
bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu
yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro
aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama (Saidi, 2004:64-65).
Tujuan CSR adalah untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis
dengan lingkungan sekitar lokasi produksi dan bekerjasama denganstakeholder untuk
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar. Perusahaanharus memiliki
komitmen melaksanakan tanggung jawab perusahaan di bidang sosialserta lingkungan
sesuai dengan prinsip pengembangan lingkungan yang berkelanjutanbaik secara
ekonomi, sosial maupun lingkungan.
Pemerintah dalam hal ini juga mempunyai peranan penting dalam mengatur dan
mengontrol kegiatan produksi perusahaan, selain mendapatkan pajak dari
perusahaantersebut. Perusahaan berperan dalam melakukan kegiatan produksi dan
peduli pada lingkungan sedangkan masyarakat berperan dalam pemberdayaan dan
pengembangan masyarakat. Dengan kata lain CSR merupakan bentuk mata rantai
yang tidak bisa dipisahkan antara kegiatan industri, lingkungan dan masyarakat.
Setiap perusahaan memiliki bentuk CSR yang berbeda-beda dan tergantung dari
kompetensi perusahaan serta kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Sebaiknya sebelum
melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan melakukan survei terlebih dahulu
untuk menampung aspirasi masyarakat sehingga CSR yang dilakukan tepat guna dan
tepat sasaran. Dalam upaya meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar
sekitar,ada berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan
memberdayakan masyarakat dalam bidang :
1) Pengembangan Ekonomi
misalnya kegiatan di bidan pertanian, peternakan,koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM).
2) Kesehatan dan Gizi Masyarakat
misalnya penyuluhan, pengobatan, pemberian gizibagi balita, program sanitasi
masyarakat dan sebagainya.
3) Pengelolaan Lingkungan
misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah rumahtangga, reklamasi dan
penanganan dampak lingkungan lainnya.
4) Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan
misalnya pemberian beasiswa bagi siswaberprestasi dan siswa tidak mampu,
magang atau job training, studi banding,peningkatan ketrampilan, pelatihan dan
pemberian sarana pendidikan.
5) Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur
misalnya kegiatan bakti sosial, budayadan keagamaan serta perbaikan
infrastruktur di wilayah masyarakat setempat.
BAB III
PEMBAHASAN
Aqua adalah sebuah air merek dalam kemasan (AMDK) yang lahir atas gagasan
almarhum Tirto Utomo (1990-1994),dan diproduksi oleh PT Aqua Golden
Mississipi. PT Danone Aqua Tbk adalah pelopor industri air minum dalam kemasan
(AMDK) di Asia tenggara, salah satunya Indonesia. Berdiri pada tanggal 23 februari
1973 dan mulai mematenkan kemudian memasarkan produknya dengan merek Aqua
pada oktober 1974. Sejak tahun 1987 Aqua telah memasuki pasar regional
(Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Maladewa, Australia, New Zealand, Hong
Kong, Filipina, Vietnam). Di Indonesia sendiri Aqua telah memiliki 3 pabrik yang
masing masing berlokasi di Bekasi, Citeureup Bogor dan Mekarsari Sukabumi.
Aqua memiliki standart operasional yang tinggi yakni bahan baku air digunakan
berasal dari sumber mata air pegunungan yang mengandung mineral mineral penting
dan seimbang. Setiap tetes Aqua melalui proses 27 langkah tepat sistem Hydro pro
untuk menjamin kemurniannya. Selain itu Aqua juga memperhatikan dalam aspek
teknologi kemasan dan tentunya pelayanan konsumen.
Aqua adalah perusahaan yang mengutamakan kesterilan dan kehigienisan,
terbukti ia memiliki laboratorium modern untuk menguji produknya dan staf peneliti
yang tinggal didalam perusahaan, ahli mikrobiologi dan ahli kimia. Selain itu untuk
memenuhi standart air kemasan, Aqua telah diakui oleh PBB, badan pengawas
makanan dan obat obatan Amerika, agen perlindungan lingkungan amerika dan
asosiasi air kemasan internasional.
3.2. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) AQUA
3.3. Analisis Dampak Positif yang didapat dari penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada AQUA
Dari kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh Aqua tersebut, dapat dikatakan
bahwa Aqua cukup sukses dalam menjalankan program CSR-nya. Terbukti dari
beberapa penghargaan yang telah diraih Aqua melalui program CSR yang telah
dilaksanakan, yaitu:
1) Aqua mendapat penghargaan Gold pada KSN (Kesetiakawanan Sosial Nasional)
Awards 2010 yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial dan CFCD
(Corporate For Community Development Program)
2) Program penanaman kembali hutan Gunung Klabat, Minahasa Utara dimana
DANONE AQUA Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Wana Lestari dari
Departemen Kehutanan Republik Indonesia
3) DANONE AQUA berhasil meraih penghargaan MDGs (Millenium Development
Goals) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
4) Metro TV dalam kategori pelestarian lingkungan (environmental sustainability)
atas program WASH (water access, sanitation and hygiene).
Tentunya Aqua menyadari bahwa produk yang mereka produksi adalah air
mineral yang merupakan sumber daya alam, sehingga program CSR yang mereka
buat sebagian besar berorientasi pada pelestarian alam. Dengan melestarikan alam,
disamping mereka membantu masyarakat dan Negara dengan menciptakan
lingkungan alam yang baik, tentunya program pelestarian alam tersebut dapat
menjaga produksi air mineral yang baik pula. Mengingat air menieral merupakan
komoditi yang mereka perjualkan.
Selain melestarikan alam, Aqua juga mengadakan program-program CSR dalam
bidang pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Program tersebut
dilakukan diseluruh golongan terkait baik itu di sekitar lingkungan pabrik, kemudian
yang berskala nasional, maupun yang berskala internasional dengan mendukung
program Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna
memerangi kemiskinan dan kelaparan di berbagai belahan dunia.
Didalam menjalankan program-program CSR nya, Aqua pun bekerjasama dengan
berbagai lapisan masyarakat, LSM, dan oraganisasi pemerintah sehingga proses
pelaksanaan program CSR tersebut dapat terpantau oleh seluruh golongan.
Tidak hanya sampai disitu, Aqua pun didalam melaksanakan program-program
CSR nya selalu mengutamakan aspek yang berkelanjutan. Dimana setiap program
CSR yang telah dilaksanakan dipantau perkembangan dan tingkat keberhasilannya,
kemudian program tersebut dilakukan secara continue dan berkesinambungan
sehingga tidak hanya sekedar membahagiakan masyarakat secara instant dan sekejap.
Keseluruh hal tersebut menimbulkan pencitraan yang baik bagi Aqua selaku
perusahaan air mineral terkemuka di Indonesia.
Jika ditinjau berdasarkan salah satu prinsip CSR yaitu “Triple Bottom Lines”, dimana
perusahaan harus memperhatikan tiga unsur penting diantaranya:
Profit (Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi
yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang)
People (Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia)
Planet (Perusahaan peduli terhadap lingkungan hayati. Beberapa program CSR
yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan hidup lingkungan
hidup)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Siagia, Matias dan Agus Suriadi. 2010. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan:
FISIP USU Press
Rudito, Bambang san melia famiola. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan di Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains.
Hadi, Nor.2009.Corporate Social Responsibility.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Susanto, A.B.2009.Reputation-Driven Corporate Sosial Responsibility.
Jakarta:Erlangga.
------------Aqua House Service Peluang Usaha Buat Kaum Ibu Rumah Tangga, (
http://swa.co.id, di unduh pada tanggal 04 Oktober 2014).
------------Aqua Lestari, (http://www.aqua.com, di unduh pada tanggal 04 Oktober
2014).