Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah untuk memenuhi tugas
Bisnis Internasional.

Dalam pembuatan makalah ini akan dibahas mengenai “Etika Dan Tanggung
Jawab Sosial Dalam Bisnis Internasional”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunannya, makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun,Kami
sangat harapkan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada supaya tidak
terulang kembali. Atas perhatiannya, Kami mengucapkan terima kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sifat Etika Dan Tanggung Jawab Sosial Dalam Bisnis Internasional ..........
2.2 Etika Dalam Konteks Lintas Budaya Dan Internasional ..............................
2.3 Mengelola Perilaku Etis Lintas Perbatasan ..................................................
2.4 Tanggung jawab sosial perusahaan dalam lintas Budaya dan Internasional
2.5 Mengelola Tanggung Jawab Sosial Lintas Perbatasan .................................
2.6 Kesulitan Mengelola Csr Lintas Perbatasan .................................................
2.7 Meregulasi Etika Dan Tanggungjawab Internasional ...................................
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi menawarkan banyak kesempatan bagi bisnis, pemberi kerja, dan


wiraswasta untuk mencari pasar baru, memperluas lini produk mereka, serta
menurunkan biaya produksi mereka, Seperti yang terlihat pada pertumbuhan cepat
dan tersebarnya kompleks-kompleks pabrik milik. Pengenalan produk baru dan
cara baru untuk melakukan bisnis dapat membawa perbaikan besar pada kehidupan
orang-orang termiskin di dunia. Namun, globalisasi juga menghadirkan tantangan.
tantangan baru bagi bisnis internasional, seperti kebutuhan untuk mendefinisikan
standar etika yang sesuai dan untuk bemperasi dengan cara yang bertanggung
jawab secara sosial di semua pasar dan negara di mana perusahaan tersebut
melakukan bisnisnya.

Salah satu isu penting adalah tanggung jawab perusahaan untuk


memberikan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya dan perlindungan
yang terus-menerus terhadap lingkungan. Isu lainnya adalah respons yang tepat
terhadap tekanan biaya yang dihadapi perusahaan sebagai akibat dari globalisasi.
Sudah menjadi hal yang lazim bagi perusahaan untuk memindahkan produksi dan
pekerjaan berketerampilan rendah dari negara asal mereka ke negara lain, di mana
biasanya memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Namun demikian,
praktik ini terkadang menghasilkan publisitas yang tidak menguntungkan dan
bahkan mengekspos masalah mendasar yang berkaitan dengan potensi pelanggaran
hak asasi manusia. Misalnya, selama bertahun-tahun distributor jus buah besar
seperti Minute Maid, Tropicana, dan Nestle membeli jus buah dari pemasok di
Amerika Selatan. Banyak di antara para pemasok ini sangat tergantung pada tenaga
kerja anak untuk memanen jeruk, lemon, dan buah-buah lainnya. Anak-anak dari
usia sembilan tahun biasanya diberhentikan dari sekolah oleh orang tua mereka
yang miskin dan dipekerjakan di perkebunan jeruk. Para orang tua ini sering tidak
melihat adanya masalah dengan perilaku ini karena mereka sendiri juga memetik
buah tersebut sejak mereka masih anakanak. Serangkaian isu serupa ditujukan pada
pembelian kakao oleh Nestle, Cargill, dan Archer Daniels Midland dari peikebunan
di Afrika Barat yang mempekerjakan 280.000 anak-anak, yang sebagian dari
mereka diperkirakan diperlakukan layaknya budak?

Namun demikian sekarang banyak orang dari negara maju akan sependapat
bahwa tidak etis bagi sebuah bisnis untuk melakukan outsourcing terhadap
produksinya ke pabrik di luar negeri yang mengandalkan tenaga kerja anak atau
yang mempunyai kondisi kerja yang tidak aman.

3
Bab ini menjelajahi isu-isu ini dan isu lainnya dari perspektif bisnis
internasional. Pertama-tama kita akan memeriksa sifat etika dan tanggung jawab
sosial dalam bisnis internasional. Kita kemudian akan mendiskusikan etika dalam
konteks lintas budaya dan internasional. Selanjutnya. kita akan mendeskripsikan
bagaimana perusahaan berusaha untuk mengelola perilaku etis lintas perbatasan.
Tanggung jawab sosial dalam konteks lintas budaya dan internasional. Setelah itu
bagaimana perusahaan mengelola tanggung jawab sosial lintas perbatasan.
Terakhir, kita akan menyimpulkan dengan rangkuman terhadap beberapa hukum
utama yang berusaha untuk meregulasi etika dan tanggung jawab sosial
internasional.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat etika dan tanggung jawab sosial dalam bisnis internasional ?
2. Seperti Apa etika dalam konteks lintas budaya dan internasional?
3. Bagaimana perusahaan berusaha untuk mengelola perilaku etis lintas
perbatasan?
4. Bagaiamana Tanggung jawab sosial dalam konteks lintas budaya dan
internasional?
5. Bagaimana perusahaan mengelola tanggung jawab sosial lintas perbatasan ?
6. Jj
7. Bagaimana Neagara atau organisasi meregulasi etika dan tanggung jawab sosial
internasional?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui sifat etika dan tanggungjawab sosial dalam bisnis


internasional.
2. Untuk mengetahui etika dalam konteks lintas budaya dan internasional.
3. Untuk mengetahui mengelola perilaku etis lintas perbatasan.
4. Untuk mengetahui tanggung jawab sosial perusahaan dalam lintas budaya dan
internasional.
5. Untuk mengetahui mengelola tanggung jawab sosial lintas perbatasan.
6. Untuk mengetahui kesulitan mengelola CSR lintas perbatasan.
7. Untuk mengetahui Meregulasi Etika Dan Tanggungjawab Internasional.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Sifat Etika Dan Tanggungjawab Sosial Dalam Bisnis Internasional

5
2.2.Etika Dalam Konteks Lintas Budaya Dan Internasional

6
2.3.Mengelola Perilaku Etis Lintas Perbatasan

7
2.4.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Lintas Budaya Dan Internasional

Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR) adalah


serangkaian tanggung jawab yang dilakukan pelusahaan untuk melindungi dan
mengangkat masyarakat di mana mereka berfungsi. kerangka yang paling umum
digunakan untuk mendefmisikan CSR adalah triple bottom line, yaitu gagasan bahwa
perusahaan harus memerhatikan dan menyeimbangkan tiga tujuan dalam merumuskan
dan menerapkan strategi dan keputusan mereka:

 Memenuhi misi ekonomi mereka, menghasilkan laba bagi pemegang saham


mereka serta menciptakan nilai untuk pemangku kepentingan mereka;
 Melindungi lingkungan
 Mengangkat kesejahteraan umum masyarakat.

8
2.5.Mengelola Tanggung Jawab Sosial Lintas Perbatasan

9
2.6.Kesulitan Mengelola CSR Lintas Perbatasan

10
2.7.Meregulasi Etika Dan Tanggungjawab Internasional

11
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Etika adalah keyakinan individu secara pribadi mengenai apakah suatu


keputusan, perilaku, atau tindakan adalah benar atau salah. Hal yang dianggap
sebagai perilaku etis bervariasi dari satu orang ke orang lain. Namun. meskipun
tergantung dari sudut pandang orang yang melihatnya, perilaku etis biasanya
merujuk pada perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang umumnya
diterima. Perbedaan budaya sering kali menciptakan komplikasi etis. Perilaku yang
diterima dalam satu budaya dapat dipandang sebagai sesuatu yang tidak bermoral
dalam budaya lainnya.

Salah satu area penting dari etika lintas budaya dan internasional adalah
perlakuan karyawan oleh organisasi. Dalam praktik, area yang paling rentan
terhadap variasi dan kondisi kerja, serta privasi dan rasa hormat terhadap
karyawan. Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi. Isu paling penting
dalam hubungan ini meliputi konflik kepentingan, kerahasiaan, dan kejujuran.
Perspektif utama ketiga untuk memandang etika melibatkan hubungan antara
perusahaan dan karyawannya dengan agen ekonomi lainnya. Agen utama yang
berkepentingan di sini meliputi pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok,
diler, dan serikat.

Meskipun etika terdapat di dalam individu, banyak bisnis tetap berusaha


untuk mengelola perilaku etis dari manajer dan karyawan mereka. Mereka ingin
menetapkan dengan jelas fakta bahwa mereka mengharapkan manajer dan
karyawan mereka untuk berperilaku etis. Mereka juga ingin mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk .

Organisasi perlu mendefinisikan kebijakan mereka terhadap tanggung


jawab sosial perusahaan-serangkaian tanggungJawab yang dimiliki organisasi
untuk melindungi dan mengangkat masvarakat di mana mereka berfungsi.
12
Organisasi dapat menjalankan tanggung jawab sosial terhadap para pemangku
kepentingan mereka, terhadap lingkungan, dan terhadap kesejahteraan sosial secara
umum.

Telah terdapat banyak usaha untuk meregulasi perilaku bisnis internasional


yang etis dan bertanggung jawab secara sosial. Lima contoh ilustratifnya adalah
Foreign Corrupt Practices Act, Undang-Undang Penyuapan (BriberyAcr), Alien
Tort Claims Act, Konvensi Anti-Suap dari Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Anti-Bribery Convention of the Organizationjbr
Economic Cooperation and Developmen), dan Organisasi Buruh Internasional
(International Labor Organization).

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai