Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lina Marlina

NIM : 17061349

1. Apakah perbankan syariah seharusnya menjadi alternatif atau merupakan pilihan pokok
dalam perekonomian Indonesia ? Jelaskan beserta alasannya
Jawab : Sebelum kita melangkah lebih jauh kita harus paham dulu mengenai bank syariah
dan keunggulannya di banding bank konvensional. Dalam UU No.21 tahun 2008
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip
Syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS ( Bank Umum
Syariah), UUS ( Unit Usaha Syariah), dan BPRS ( Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Bank Syariah pertama yang berdiri di Indonesia adalah Bank Muamalat.
Bank Muamalat dapat membuktikan ketahanannya pada masa krisis tahun 1997-
1998, meski mengalami penurunan profit yang didapat. Bank Muamalat yang
pada dasarnya menggunakan prinsip bagi hasil, selamat dari krisis akibat produk-
produknya yang variatif, seperti contoh produk pembiayan Murabahahyang tidak
terpengaruh oleh fluktuasi BI rate, sehingga sektor rill yang menggunakan
pembiayaan ini juga selamat dari dampak buruk kenaikan BI rate. berbeda
dengan apa yang dialami oleh perbankan konvensional, yang pada saat itu
menyebabkan 16 bank ditutup (dilikuidasi), berikutnya 38 bank, Selanjutnya 55
buah bank masuk kategori BTO ( Bank Take Over ) dalam pengawasan Badan
Penyehatan Perbankan Nasional ( Agustianto, 2006).
Dari beberapa periode krisis ekonomi di Indonesia dapat dianalis secara
sederhana bahwa dalang dari semua itu adalah terjadinya spekulatif pada sektor
keuangan dan fluktuasi bunga yang tidak stabil.. Dalam islam uang hanyalah
sebagai alat tukar, bukan suatu komoditas yang bisa diperjualbelikan dan
diperlukan untuk dikonsumsi, ia tidak diperlukan untuk dirinya sendiri,
melainkan diperlukan untuk membeli barang lain sehingga kebutuhan manusia
dapat terpenuhi, islam sangat melarang adanya tindak berspekulasi dalam
keuangan dan juga dengan adanya bunga dalam sebuah transaksi perekonomian
karena mengakibatkan ketimpangan antara sector riil dan moneter.
Dalam dunia usaha menurut islam untuk mendapat profit perlu adanya sebuah
usaha yang dilakukan, hal ini sangat bertolak belakang dengan sistem bunga yang
mana profit bisa didapat tanpa usaha dan resiko. Jika, Indonesia masih berkibalat
pada bunga dalam sistem kapitalis, maka akan merefleksikan kembali terhadap
kelemahan-kelemahan yang ada. Selain itu Bank Syariah memiliki Keunggulan –
keunggulan lainya di bandingkan dengan konvensional:
1. Rahn yakni akad yang digunakan dalam proses gadai barang
2. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam
waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan aset itu sendiri
3. Stishna yang digunakan dalam transaksi jual beli dengan adanya pemesanan
barang dan pembayaran dilakukan dengan cara dicicil atau bertahap.
4. Kafalah yakni akad yang digunakan dengan adanya pemberian jaminan dalam
suatu transaksi.
5. Murabahah yakni akad ini juga diguankan untuk transaksi jual beli
6. Qardh yakni akad yang digunakan untuk peminjaman di mana pengembalian
dana yang dipinjam besarnya tetap sama atau tidak bertambah.
Dari keterangan diatas jelas bahwa Bank syariah memiliki keunggulan tersendiri
di bandingkan bank konvensional dan sebenarnya dapat menjadi pilihan pokok
perekonomian Indonesia meski bukan untuk saat ini karena menurut survey OJK
pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia meski telah naik dari 5% di tahun
2017 menjadi 8 % di tahun 2018 tetapi masih belum bias menggantikan
keberadaan Bank Konvensional, Jadi saya berpendapat untuk saat ini Bank
Syariah masih merupakan alternative bagi perekonomian Indonesia.

2. Salah satu alasan masyarakat berpindah dari transaksi konvensional ke transaksi syariah
adalah transaksi syariah dirasakan lebih aman. Setujukah anda dengan pernyataan di
atas ? Jelaskan
Jawab: Sistem ekonomi syariah semakin hari perkembangannya semakin dikenal di
masyarakat. Tak hanya untuk kalangan Islam semata, tetapi juga bagi mereka
yang non muslim. Ini ditandai dengan makin banyaknya nasabah-nasabah pada
bank yang menerapkan konsep syariah. karena dewasa ini perkembangan bank
syariah menunjukan kenaikan yang signifikan dari tahun - tahun sebelumnya
dengan pangsa pasarnya telah mencapai 8% menurut survey OJK. Ini
menunjukkan nilai-nilai Islam dapat diterima di berbagai kalangan karena sifatnya
yang universal, tidak eksklusif dan tentu saja memiliki hasil yang kompetitif
dengan perbankan konvensional. Satu persamaan antara bank syariah dan bank
konvensional adalah kedua-duanya berusaha mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya.Tentu saja dengan tujuan tersebut, bank syariah dituntut untuk
berkembang dan menjadi lembaga finansial yang bonafid dan professional Maka
bank syariah bukan sekedar menggunakan jalur emosional keagamaan untuk
menjaring nasabahnya. Bank Syariah juga mempunyai tugas dan kewajiban yang
harus diembannya, yaitu menjalankan pertumbuhan ekonomi berdasarkan
ketentuan syariah, dimana usaha mencari keuntungan yang sebesar-besarnya itu
harus didasarkan pada pedoman yang telah ditetapkan syariah Dewasa ini semakin
banyak bermunculan bank-bank yang menggunakan sistem syariah. Bahkan tak
sedikit bank-bank syariah yang merupakan konversi dari bank-bank konvesional
mapan yang mencoba sebuah alternative lain untuk menggaet nasabah sebanyak-
banyaknya. Ada sejumlah alasan mengapa perbankan konvensional yang ada
sekarang ini mulai melirik sistem syariah, di antaranya adalah pasar potensial
karena mayoritas penduduk Indonesia beragam Islam dan dengan semakin
tumbuhnya kesadaran mereka untuk berperilaku secara Islami termasuk
didalamnya yaitu aspek muamalah atau bisnis. Ini diperkuat dengan keluarnya
fatwa MUI tentang haramnya bunga bank. Sehingga nasabah muslim dengan
kesadarannya mencari alternatif yang sesuai dengan keyakinanmereka. Alasan
kedua, yaitu sistem bagi hasil terbukti lebih menguntungkan dan tangguh dalam
menghadapi goncangan krisis moneter. Belajar dari pengalaman ketika krisis
moneter melanda Indonesia pada 1997, sejumlah bank konvensional goncang dan
akhirnya dilikuidasi karena mengalami negative spread, yang akhirnya tidak
mampu menunaikan kewajibannya kepada masyarakat.
Kebijakan bunga tinggi yang diterapkan pemerintah selama krisis berlangsung
telah membuat bank-bank Konvensional (dengan sistem bunga) mengalami bunga
negatif (negative spread), Akibatnya dalam masa satu tahun saja, 64 bank
terlikuidasi dan 45 lainnya bermasalah yang masuk dalam Bank Beku Operasi
(BBO) yang berada di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan
Nasional(BPPN).
Hal ini terjadi karena bank harus membayar bunga simpanan nasabah yang jauh
lebih tinggi dari pada bunga kredit yang diterimanya dari debitur. Kondisi tersebut
tidak berpengaruh sama sekali terhadap perbankan syariah (yang memakai sistem
bagi hasil). Hal ini terjadi disebabkan bank syariah tidak dibebani kewajiban
untuk membayar bunga simpanan kepada para nasabahnya
Bank syariah hanya membayar bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan
margin keuntungan yang diperoleh bank, dengan sistem ini bank syariah tidak
akan mengalami negative spread sebagaimana dialami oleh perbankan
konvensional yang memakai sistem bunga. Bisa jadi hal inilah yang menjadi
pemicu suburnya perbankan syariah di negara-negara yang berpenduduk
muslimnya minoritas. Sebagai contoh, 60 persen nasabah Bank Islam di Singapura
adalah non muslim. Kalangan perbankan di Eropa pun sudah melirik potensi
perbankan syariah. BNP Paribas SA, bank terbesar di Peraneis telah membuka
layanan Syariahnya, yang diikuti oleh UBS group, sebuah kelompok perbankan
terbesar di Eropa yang berbasis di Swiss, telah mendirikan anak perusahaan yang
diberi nama Noriba Bank yang juga beroperasi penuh dengan sistem syariah.
Demikian halnya dengan HSBC dan Chase Manhattan Bank yang juga membuka
window Syariah. Bahkan kini di Inggris, tengah dikembangkan konsep
pembiayaan real estate dengan skema Syariah. Ini semua membuktikan bahwa
konsep ekonomi Islam diminati oleh semua kalangan lintas keyakinan. Jelas ini
sebuah peluang bisnis dan investasi yang menggoda.
Tujuan pengadaan perbankan syariah telah dituangkan dalam Undang-undang No
21tahun 2008pasal 3 tentang perbankan syariah yang menyatakan bahwa:
“Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan pemerataan kesejahteraan
rakyat (Penjelasan : Dalam mencapai tujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional, Perbankan Syariah tetap berpegang pada Prinsip Syariah
secara menyeluruh (kaffah) dan konsisten (istiqomah).
Apabila selama ini dikenal fungsi bank konvensional adalah sebagai penghubung
antara pihak yang kelebihan dana dan membutuhkan dana selain menjalankan
fungsi jasa keuangan, maka dalam Bank syariah mempunyai fungsi yang berbeda
dengan bank konvensional.
Menurut Undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 4 ayat (1), (2), (3) dan (4)
memberikan beberapa fungsi dalam bank syariah sebagai berikut :
a. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menjalankan fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
b. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat menjalankan fungsi sosial
dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya
kepada organisasi pengelola zakat (Penjelasan : yang dimaksud dengan
“dana sosial lainnya”, antara lain adalah penerimaan Bank yang berasal
dari pengenaan sanksi terhadap Nasabah (ta’zir).
c. Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
(nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
d. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(4)sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai