Anda di halaman 1dari 15

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MANAJERIAL
Pengambilan Keputusan

04
Modul ke:

dengan Tujuan Jamak


Matsani,SE,MM

Fakultas
EKONOMI
BISNIS
Program Studi

MANAJEMEN
Pengambilan keputusan dengan tujuan jamak

Dalam pengambilan keputusan bertujuan tunggal,


pengambil keputusan mefocuskan dirinya pada satu
tujuan dan berusaha memaksimalkan nilai hasil
keputusannya. Akan tetapi dalam pengambilan
keputusan dengan tujuan jamak, pengambil
keputusan dihadapkan pada berbagai tujuan
keputusan yang sering kali bersifat antagonis satu
sama lain.
Misalkan: keputusan membeli rumah bukan Cuma
didasarkan pada harga dan angsuran yang murah,
tetapi juga melibatkan lokasi, desain, akses
transportasi dan keamanan lingkungan.
Pengambilan keputusan dengan tujuan jamak

Persoalan pengambilan keputusan dengan tujuan jamak


menjadi lebih mudah apabila pengambil keputusan
mampu untuk membuat rangking (peringkat)
kepentingan dari berbagai atribut yang relevan dan
menyatukannya secara integral.
Yoon dan hwang (1982) merumuskan pengambilan
keputusan dengan atribut jamak sebagai pemilihan
berbagai alternatif yang di sifati” dengan adanya
berbagai atribut.
Hwang dan Masud (1979) memasukkan tujuan jamak ke
dalam persyaratan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dengan tujuan jamak

Hal lain yang secara intuitif bisa langsung dirasakan sebagai


kesukaran dalam pengambilan keputusan semacam ini
adalah kesulitan yang ada dalam menentukan berbagai
atribut yang relevan untuk digunakan saat memilih
berbagai alternatif yang tersedia.
Menentukan atribut yang penting dalam
mempertimbangkan lokasi pembangunan sebuah pabrik,
mungkin lebih mudah daripada menentukan atribut
yang penting dalam memilih lokasi pembangkit listrik
tenaga nuklir. Sehingga disarankan untuk mengumpulkan
sejumlah pakai/ahli.
Super goal
Super goal (sasaran super) merupakan atribut yang
normatif, bersifat lengkap dan ekshaustik
(menyeluruh). Pardee (1969) mengusulkan supergoal
sebagai atribut acuan dalam masalah pengambilan
keputusan dengan tujuan jamak.
Super goal disyaratkan bersifat mutually exclusive, dapat
diterjemahkan secara koheren dan logis ke dalam
atribut atribut yang lebih rendah tanpa terjadi konflik,
serta maksimum berjumlah tujuh hal.
Pembandingan atribut
• Rangking atribut
• Pembandingan atribut dilakukan dalam rangka memberikan
bobot di antara atribut atribut yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Secara natural apabila tidak
terdapat preferensi diantara atribut, bobot setiap atribut
adalah 1/n dimana n adalah jumlah atribut. Namun dalam
sebuah situasi pengambilan keputusan, manajer sering kali
memiliki kepentingan yang berbeda relatif terhadap atribut
atribut yang digunakan.
Pembandingan atribut
Rangking atribut merupakan metode paling sederhana dalam
menentukan prioritas antar atribut. Metode ini dimulai
dengan membandingkan preferensi dua atribut, misalnya
X1>X2, X3>X2, X3>X1. simbol P untuk Xi>Xj

X1 X2 X3 X4 X5 ∑C Rangking
X1 - p p p p 4 1
X2 X - X p X 1 4
X3 X P - P X 2 3
X4 X X X - X 0 5
X5 X p p p - 3 2
Pembobotan atribut
• Seaver dan edward (1981) menyarankan rangkin atas
atribut bisa dibuat secara subjekti, namun yg terpenting
adalah bagaimana memberikan bobot pada atribut
atribut tersebut. Ada dua pendekatan, 1) metode
kebalikan rank, 2) bobot penjumlahan rank.
• Formula Metode kebalikan rank:
• wj = 1/r
• ∑1/rk
• Formula metode bobot penjumlahan rank:
• Wj = (n – rj + 1)
• ∑ (n – rk + 1)
Pembobotan atribut
•Dasar pembuatan ranking dilakukan dengan
menggunakan subjektif, dimana kedua cara tersebut
hanya mampu membedakan preferensi satu atribut
dibanding atribut lainnya namun tidak mampu
membedakan seberapa besar preferensi tersebut
dibandingkan dengan atribut lainnya
Radio pemberian bobot
• Rasio pemberian bobot menggunakan skala 1-7 dengan penjabaran: 1
(dua atribut sama penting), 3 (atribut pertama sedikit lebih penting), 5
(atribut pertama jauh lebih penting) dan 7 (atribut pertama secara
ekstrim lebih penting).
• Dengan cara ini pengambil keputusan tidak saja mampu membedakan
ranking preferensi sebuah atribut, namun jugajarak preferensi kedua
atribut yang dibandingkan.

X1 X2 X3
X1 1 1/3 1/3
X2 3 1 3

• Padax3metode saaty,
2 1/3 1
pengambil keputusan cukup memberi nilai
preferensi antar atribut sebanyak (n2 – n)/2 + n sel (cell)
Pemilihan alternatif
• Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan pemilihan sebuah
alternatif dari sejumlah alternatif yang tersedia. Dalam pengambil
keputusan dengan tujuan tunggal, seperti dalam hal pemilihan
alternatif dengan metode Net Present Value (NPV), tujuan pemilihan
adalah mencari alternatif yang menghasilkan NPV paling besar.
Persoalan menjadi tidak sederhana pada saat tujuan kedua (atribut
kedua) dimasukkan ke dalam persoalan. Misalnya selain NPV, harus
pula mempertimbangkan dampak sosial yang ditimbulkan oleh
investasi yg dilakukan.

• Bagaimana jika sebuah laternatif investasi yang diberikan nilai NPV


paling besar ternyata juga memberikan dampak polusi yang paling
besar?
Metode pemilihan alternatif
• Dua metode pemilihan alternatif dalam situasi
keputusan dengan tujuan jamak ada dua:
• 1. metode pembobotan sederhana
• 2. metode eliminasi sekual
Metode pembobotan sederhana
• Metode pembobotan sederhana dalam praktek
• Persaingan merk sepatu Nike dengan adidas memaksa nike untuk
memikirkan langkah-langkah strategis yang harus dilakukannya. Ada
tga langkah yang menjadi alternatif pilihan:
• 1. nike memainkan peran lebih biak dalam meningkatkan kondisi
kerja
• 2. Nike mengembangkan lebih banyak lagi produk produk yang
inovatif dan melestarikan lingkungan
• 3. nike mengeluarkan produk produk untuk konsumen / pasar yang
berusia lebih muda.
• 4 kriteria yang relevan dalam pemilihan alternatif ini adalah
konsumen, pemegang saham, rekanan bisnis dan masyarakat.
Metode pembobotan sederhana
• Metode eliminasi sekual
• Terkadang dalam sebuah situasi keputusan, terdapat atribut tertentu
yang mutlak harus dipenui sehingga metode sederhana yang
mengandung konsekuensi menerima nilai atribut yang tidak
memenuhi syarat dalam proses perata – rataan tidak bisa digunakan.
Contonya dalam persoalan pemilihan kontraktor pembangunan
sebuah gedung. Sering kali ada persyaratan biaya yang tidak boleh
melebihi angka tertentu dengan pengalaman kontraktor yang
minimal harus dipenuhi dalam pengerjaan pembangunan gedung
seperti itu.
• Metode ini dimulai dengan proses eliminasi alternatid yang tidak
memenuhi atribut terpenting. Kemudian metode ini diteruskan
dengan proses eliminasi alternatif untuk atribut berikutnya. Proses
ini baru berakhir setelah tidak ada lagi alternaif yang bisa dieliminasi.
Terima Kasih
Matsani,SE,MM

Anda mungkin juga menyukai