BUNGA
Riska Aprillianty
Rusniati
Dian Pratama
Arsad
Hengki Ferdiyansyah
Risky Kurniawan
Agustian
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat perubahan suku
bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh pada
perusahaan. Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan
terhadap pegerakan suku bunga yang merugikan.
Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang normal, dan dapat
merupakan bagian yang penting dalam menciptakan keuntungan dan
peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat
berubahnya pendapatan bunga bersih dan tingkat pendapatan dan biaya
operasional yang sensitif terhadap perubahan suku bunga .
Karakteristik Perubahan Risiko Suku Bunga
Perubahan tingkat bunga dapat menyebabkan sedikitnya perubahan pendapatan. Ada 2 jenis risiko
perubahan pendapatan yang dihadapi oleh perusahaan :
1. Risiko Penginvestasian kembali
Misal aset seperti berikut ini :
Aset Kewajiban (Pasiva)
Keterangan :
•Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan( spreads ) 2% = 12% - 10%
•Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
•Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan tahun pertama
•Bila bunga 8%, rugi 2%
2. Risiko Pendanaan Kembali
Aset Pasiva
Keterangan :
•Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
•Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
•Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh keuntungan 2%
•Jika bunga 14% rugi 2%
Risiko Perubahan harga Pasar
Aset Pasiva
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset dan
obligasi kewajiban adalah :
Identifikasi asset sensitive terhadap perubahan tingkat bunga dalam waktu 1 tahun. Berikut
hasil identifikasi tersebut :
Meminjam dipinjaman pasar antar bank 1 hari Rp 2 M
Commercial Paper 3 bulan Rp 3 M
Surat Hutang 6 bulan Rp 5 M
Pinjaman 1 tahun Rp 6 M
Bagian Obligasi 3 tahun yang jatuh tempo tahun ini Rp2 M
Obligasi 3 tahun tingkat bunga mengambang Rp 5 M +
GAP atau disebut juga sebagai Kumulatif GAP (KGAP) satu tahun RSA
dengan RSL bisa dihitung sebagai berikut ini:
KGAP = RSA – RSL
= Rp 23 miliar – Rp 26 miliar = - Rp 3 miliar
Bank tersebut mempunyai kumulatif gap sebesar negatif Rp 3 miliar.
Semakin besar gap (baik atau negatif maupun positif), semakin besar
eksposur bank atau suatu perusahaan terhadap risiko peubahan tingkat
bunga. Jika gap suatu bank negatif, maka kenaikan bunga akan merugikan
bank tersebut. Sebaliknya, jika gap suatu bank positif, maka kenaikan
bunga akan menguntungkan bank.
Gap ratio bisa dihitung sebagai gap dibagi total aset. Dalam contoh di atas,
gap ratio adalah:
GAP RATIO = - Rp 3 miliar / Rp 41 miliar = - 0,073 atau -7,3%
Gap ratio bermanfaat karena memberikan informasi besarnya gap relatif
terhadap total aset. Sebagai contoh, misal ada dua bank dengan informasi gap
berikut ini.
Bank A Bank B