Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT BUMI SERPONG

DAMAI Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dan Pasar Modal

Dosen Pengampu: Ismawati Haribowo S.E., M.Si.

Disusun Oleh :

ANISA NUR JULIANA (11180820000080)


SITI KHOFIFAH (11180820000096)
ARDA SA’ADAH SEPTIANTI (11180820000116)
DWIKT TARUNA HAKIM (11180820000118)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Laporan
keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari
perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal
perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di
dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan, oleh
karena itu untuk mengetahui kinerja laporan keuangan tersebut kita memerlukan suatu
analisis, analisis-analisis inilah yang harus dipahami oleh kita baik sebagai
manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai
investor jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.

Laba atau keuntungan merupakan ukuran bagi keberhasilan dari suatu operasi
perusahaan. Perusahaan dikatakan sehat apabila mempunyai kemampuan yang cukup
besar dalam menghasilkan laba sepanjang hidupnya, serta hal yang tidak boleh
diabaikan yakni kemampuan yang cukup besar pula dalam memenuhi semua
kewajiban kuangannya. Jika faktor tersebut mampu dilaksanakan dengan baik oleh
manajemen perusahaan selama berlangsungnya kegiatan operasi, maka perjalanan
hidup perusahaan itu dapat dipertahankan dan dikembangkan secara optimal sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan keuangan adalah sumber
informasi yang dijadikan landasan pengambilan keputusan oleh para pemegang
saham, kreditur, pengamat ekonomi dan pemerintah ditinjau dari kepentingan masing-
masing, serta merupakan landasan bagi Analisa Rasio Keuangan untuk merinci
prestasi operasional perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan metode komparatif?
2. Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan metode common size?
3. Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan rasio-rasio keuangan?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANALISIS KOMPARATIF


Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang
berurutan. Dilakukan dengan cara menelaah perubahan saldo tiap akun pada neraca,
laporan laba-rugi atau laporan arus kas dari satu periode ke periode berikutnya. Tujuan
dari analisis ini adalah, mengetahui tren atau kecenderungan kinerja perusahaan, serta
mengetahui informasi lain seperti tentang arah, kecepatan dan tingkat kecenderungan
beberapa periode.
a. Year Over Year (YOY)
Teknik analisa komparatif yang membandingkan setiap akun keuangan antara dua
periode menggunakan angka absolut dalam mata uang dan presentase.
curret year balance
x 100
base yea r balance
1) Analisis komparatif pada laporan laba rugi (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

2019 2018 RP %
Penjualan dan
7,084864 6,628,782 456,082 6.9%
pendapatan usaha
Beban pokok
penjualan dan (2,018,798) (1,874,274) 144,524 7.7%
pendapatan
Jumlah laba bruto 5,066,066 4,754,508 311,558 6.6%
Beban penjualan (948,981) (1,014,991) (66,010) (6.5%)
Beban umum dan
(1,324,228) (1,301,676) 22,552 1.7%
administrasi
Pendapatan
461,953 386,665 75,288 19.5%
keuangan
Beban keuangan (1,043,353) (912,707) 130,646 14.3%
Keuntungan
(kerugian) selisih
(73,213) 1,671 (74,884) -4481.39%
kurs mata uang
asing
Bagian atas laba
(rugi) entitas
asosiasi yang
119,593 108,458 11,134 10.3%
dicatat
menggunakan
metode ekuitas
Bagian atas laba
(rugi) entitas
ventura bersama
43,969 45,593 -1,624 -3.6%
yang dicatat
menggunakan
metode ekuitas
Pendapatan
1,163,051 66,068 1,096,984 1660.4%
lainnya
Beban lainnya (299,761) (281,983) 17,778 6.3%
Jumlah laba (rugi)
sebelum pajak 3,165,098 1,760,421 1,404,677 79.8%
penghasilan
Pendapatan
(35,021) (58,603) (23,582) (40.2%)
(beban) pajak
Jumlah laba (rugi)
dari operasi yang 3,130,076 1,701,818 1,428,258 83.9%
dilanjutkan
Jumlah laba (rugi) 3,130,076 1,701,818 1,428,258 83.9%
Jumlah laba rugi
3,363,165 1,443,967 1919198 132.9%
komprehensif
Laba rugi
komprehensif
35,021 58,603 (23582 -40.2%
yang dapat
diatribusikan
Laba rugi
komprehensif
yang dapat 2,791,416 1,293,850 1497566 115.7%
diatribusikan ke
entitas induk
Laba rugi
komprehensif
yang dapat
338,660 407,967 -69307 -17.0%
diatribusikan ke
kepentingan non-
pengendali
Laba (rugi) per
saham dasar dari
147 67.43 79.57 118.0%
operasi yang
dilanjutkan

Hasil analisa (YOY)


 Penjualan naik 6,9%, namun COGS bertumbuh sebesar 7,7% mengharuskan
menajemen mengevaluasi produk agar menghemat beban dan biaya, kemudian
menaikan volume atau profit margin penjualan agar laba bruto lebih besar dan
peluang meraih laba bersih menjadi tinggi
 Beban penjualan yang mengalami penurunan sebesar 6,5 % kemungkinan
menjadi penyebab kinerja penjualan hanya bertumbuh sebesar 6,9% saja
 Walaupun mengalami kerugian nilai mata uang asing sebesar 4481.39%
namun masih bisa diringankan dengan pendapatan lainya yang naik sebesar
16440.4%
 Oleh karena beban operasional yang cenderung menurun menghasilkan
pendapatan sebelum pajak yang tumbuh sangat baik sebesar 79.8%
2) Analisis komparatif pada neraca

2019 2018 RP %
Aset 54,445 52,101 2,343 4.5%
Liabilitas 20,897 21,815 -917 (4.2%)
Jumlah ekuitas 33,548 30,287 3,261 10.8%

Hasil analisa YOY:


Pertumbuhan aset cukup baik sebesar 4,5%. Dengan pendapatan yang naik dan
liabilitas menurun sebesar 4,2% nampaknya perusahaan masih enggan melakukan
ekspansi dengan menginvestasikan laba pada aset, hal tersebut dibuktikan dengan
besarnya pertumbuhan ekuitas sebesar 10%.
b. Index Analysis Trend
Melakukan perbandingan trend dalam jangka lebih panjang. Pada metode ini, analis
perlu menentukan periode dasar (basis period) bagi seluruh item account yang
diperbandingkan dan menetapkan angka 100 sebagai dasar perhitungan.
curret year balance
x 100
base year balance
2016 2017 2018 2019
Pendapatan 100 157 100 107
HPP 100 147 100 107
Laba Usaha 100 161 101 107
Beban Usaha 100 111 114 112
Laba Bersih 100 207 88 103

Index Pendapatan PT BSDE Tbk.


250
Pendapatan
HPP 200
Laba Kotor 150
Beban Usaha
Laba Bersih 100

50

0
2016 2017 2018 2019

Hasil angka index:


Peningkatan seluruh elemen pendapatan kecuali beban usaha mengalami
kenaikan signifikan di tahun 2017, selain itu Laba kotor lebih besar dari
pendapatan, sementara HPP lebih rendah dari keduanya. seharusnya penurunan
HPP dimanfaatkan untuk menaikan penjualan.
Setelah tahun 2018 semua elemen pendapatan mengalami penurunan yang
puncaknya di tahun 2018 dimana laba bersih memiliki index paling rendah
diantara semua elemen. Dan cenderung stabil meningkat kembali untuk tahun
2019 walaupun, index laba bersih masih menjadi paling rendah.

2.2 ANALISIS COMMON SIZE


Pada common-size analysis, analis keuangan menyajikan data keuangan dengan cara
meringkasnya ke dalam satu ukuran dasar, biasanya angka 100. Variabel yang
umumnya digunakan sebagai basis pengukuran adalah total asset atau revenue. Secara
singkat, common-size analysis melibatkan perhitungan rasio antara setiap item dalam
laporan keuangan dengan basis ukuran tertentu, yaitu total asset atau pendapatan.
Analisis common size memudahkan pembaca laporan keuangan untuk melihat
perubahan-perubahan (naik atau turun) yang terjadi pada neraca.
2.1 Analisis common size pada lapora laba rugi

2019 2018
Penjualan dan pendapatan usaha 100 100
Beban pokok penjualan dan pendapatan (28,50) (28,27)
Jumlah laba bruto 71,50 71,73
Beban penjualan (13,39) (15,31)
Beban umum dan administrasi (18,69) (19,63)
Pendapatan keuangan 6,52 5,83
Beban keuangan (14,7) (13,8)
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing (1,03) 0,03
Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi yang dicatat dengan 1,69 1,64
menggunakan metode ekuitas
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura bersama yang dicatat 0,62 (0,69)
menggunakan metode ekuitas
Pendapatan lainnya 16,41 0,99
Beban lainnya (4,23) (4,25)
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 44,67 26,55
Pendapatan (beban) pajak (0,49) (0,88)
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan 44,17 25,67
Jumlah laba (rugi) 44,17 25,67
Pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan (0,31) 0.89
direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba
rugi, setelah pajak
Keuntungan (kerugian) selisih kurs penjabaran, setelah pajak 3,60 (4,81)
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai 0,03 0,05
wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual, setelah pajak
Penyesuaian lainnya atas pendapatan komprehensif lainnya yang (0,03) (0,03)
akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi 3,60 (4,78)
ke laba rugi, setelah pajak
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak 3,29 (3,89)
Jumlah laba rugi komprehensif 47,46 21,78
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk 42,71 15,58
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke kepentingan 4,75 6,20
non-pengendali
Laba (rugi) per saham
Laba per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan 147 67,43

Dari analisis Common size yang telah dilakukan pada tahun 2018 dan 2019, dapat
diketahui bahwa PT Bumi Serpong Damai Tbk mengalami penurunan laba bruto
sebesar 0,23% tetapi mengalami peningkatan laba bersih sebesar 25,68%. Hal ini
dikarenakan penurunan presentase beban-beban perusahaan yakni beban
penjualan turun 1,92%, beban umum dan administrasi turun 0,94%, beban lainnya
turun 0,02%, beban pajak turun 0,39%. Serta kenaikan pada pendapatan keuangan
naik 0,69%, pendapatan lainnya naik 15,42%, dan pendapatan komprehensif
lainnya naik 3,60% yang mana tahun sebelumnya mengalami kerugian.
2.2 Analisis common size pada laporan posisi keuangan

Aset 2019 2018


Aset lancar 12,60 15,62
Kas dan setara kas 1,00 1,37
Dana yang dibatasi penggunaannya lancar
Aset keuangan lancar
Aset keuangan lancar tersedia untuk dijual 4,36 0,42
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga 0,31 0,53
Piutang usaha pihak berelasi 0,02 0,03
Piutang sewa pembiayaan lancar 0,17
Piutang lainnya
Piutang lainnya pihak ketiga 0,14 0,10
Piutang lainnya pihak berelasi 0,44 0,31
Persediaan lancar
Persediaan aset real estat lancar 18,68 17,35
Persediaan lancar lainnya 0,01 0,01
Biaya dibayar dimuka lancar 0,02 0,04
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya 6,12 3,26
Pajak dibayar dimuka lancar 0,84 0,97
Aset non-keuangan lancar lainnya 0,01 0,01
Jumlah aset lancar 44,55 40,20
Aset tidak lancar
Piutang dari pihak berelasi 0,03 0,03
Piutang tidak lancar lainnya
Piutang tidak lancar lainnya pihak ketiga 0,04 0,00
Investasi pada entitas anak, ventura bersama, dan entitas
asosiasi
Investasi pada entitas asosiasi 10,94 11,61
Investasi pada entitas ventura bersama 2,00 2,71
Uang muka tidak lancar
Uang muka tidak lancar lainnya 3,08
Aset keuangan tidak lancar
Aset keuangan tidak lancar yang diukur pada nilai 0,81 2,59
wajar melalui laba rugi
Biaya dibayar dimuka tidak lancar 0,05 0,04
Persediaan tidak lancar
Aset real estat tidak lancar 22,16 22,87
Properti investasi 15,15 15,52
Aset tetap 1,16 1,30
Goodwill 0,02 0,02
Aset takberwujud selain goodwill 3,03
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya 0,03 0,03
Jumlah aset tidak lancar 55,45 59,80
Jumlah aset 100 100
Liabilitas dan ekuitas
Liabilitas
Liabilitas jangka pendek
Pinjaman jangka pendek 0,48
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga 1,28 1,06
Utang usaha pihak berelasi 1,17
Uang muka pelanggan jangka pendek
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak ketiga 6,65 5,63
Uang muka pelanggan jangka pendek pihak 0,87 0,69
berelasi
Beban akrual jangka pendek 0,36 0,44
Utang pajak 0,20 0,24
Uang jaminan jangka pendek 0,43 0,38
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Liabilitas jangka panjang yg jatuh tempo dlm 1 0,12 0,25
tahun atas utang bank
Liabilitas jangka panjang yg jatuh tempo dlm 1 0,01
tahun atas liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas jangka panjang yg jatuh tempo dalam 1 0,83
tahun atas utang obligasi
Liabilitas non-keuangan jangka pendek lainnya 0,34 0,77
Jumlah liabilitas jangka pendek 11,31 11,96
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas utang bank 7,88 6,23
Liabilitas jangka panjang atas utang obligasi 15,56 18,97
Uang jaminan jangka panjang 0,18 0,26
Uang muka pelanggan jangka panjang
Uang muka pelanggan jangka panjang pihak ketiga 2,52 3,57
Provisi jangka panjang
Provisi pembangunan prasarana, fasilitas umum, dan 0,11 0,14
sosial jangka panjang
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang 0,80 0,72
Jumlah liabilitas jangka panjang 27,07 29,91
Jumlah liabilitas 38,32 41,87
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Saham biasa 3,53 3,69
Tambahan modal disetor 11,77 12,36
Saham tresuri (0,53) (0,55)
Komponen ekuitas lainnya (0,34) (0,88)
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya 0,08 0,08
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya 39,02 35,47
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik 53,54 50,11
entitas induk
Kepentingan non-pengendali 8,08 8,02
Analisis Common Size laporan posisi keuangan BSDE yang merupakan
perusahaan properti, maka aset tetap meliputi 55% dari total asetnya dan masih
cukup stabil. Aset lancar mengalami penurunan dari 15,62% menjadi 12,60%.
Kas mengalami penurunan dari 1,37% ke 1,00%. Sumber pendanaan pada tahun
2019 total liabilitas turun sebesar 4% dan mengalami kenaikan ekuitas sebesar
4% juga dari tahun sebelumnya. Penurunan hutang jangka panjang dan jangka
pendek menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Hal
ini menyatakan bahwa perusahaan likuid dan memiliki kinerja yang baik.

2.3 ANALISIS RASIO


1. Likuiditas
Analisis likuiditas, merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendeknya.
a) Rasio lancar (current ratio)
aset lancar 24.256 . 712.740 .291
= =3,94
kewajibanlancar 6.159 .441 .542.866
Rasio Lancar PT BSDE Tbk. sebesar 3,94 mengimplikasikan bahwa terdapat Rp.
3,94 aset lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap Rp. 1 kewajiban yang
jatuh tempo saat ini.
b) Rasio cepat (acid test ratio)
aset lancar− persediaan 24.256 .712.740 .291−10.176 .880 .621.363
= =2,285
kewajibanlancar 6.159 .441.542 .866
PT BSDE Tbk. memiliki aset likuid sebesar Rp. 2,285 untuk menutupi masing-
masing Rp. 1 kewajiban lancarnya.
c) Waktu penagihan (collection period)
piutang rata−rata 594.671 .948.840
= =30 hari
penjualan/360 19.680 .177 .884,93
d) Jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory)
persediaan rata−rata 9.610 .653 .370.097
= =1.714 hari
harga pokok penjualan /360 5.607 .772.468

Periode penagihan piutang usaha PT BSD Tbk. Adalah 30 hari, sedangkan waktu
yang dibutuhkan antara produksi dan penjualan persediaan adalah 1.714 hari. Hal
tersebut tidak ada yang mengindikasi permasalahan likuiditas. Secara
keseluruhan, likuiditas menunjukkan komposisi PT BSD Tbk dalam aset dan
kewajiban sangat baik. Periode piutang dan persediaan bersama-sama dengan
arus kas operasional (cash flow) yang sangat baik menunjukkan bahwa tidak ada
yang perlu dikhawatirkan.

2. Solvabilitas
Analisis solvabilitas menujukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
a. Total utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)
total kewajiban 20.897 .343.170 .602
= =0,62
total ekuitas pemegang saham 33.547 .505.881 .845
Total rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) menunjukkan bahwa
untuk tiap-tiap Rp. 1 pendanaan ekuitas terdapat Rp.0,62 pendanaan dari kreditor.
b. Utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity)
kewajiban jangka panjang 14.737 .901.627 .736
= =0 , 44
ekuitas pemegang saham 33.547 .505 .881.845
Rasio utang terhadap ekuitas jangka panjang PT BSD Tbk adalah 0,44 ini
mengungkapkan bahwa terdapat Rp. 0,44 pendanaan jangka panjang dari kreditor
untuk tiap Rp1 pendanaan ekuitas.
c. Kelipatan bunga dihasilkan (time interest earned)
laba sebelum pajak + beban bunga 3.165 . 097.516 .458+911.482 .252 .368
= =4
beban bunga 911.482 .252.368
Rasio lain yang memperhitungkan profitabilitas sehubungan dengan struktur
modal adalah interest earned ratio, yaitu rasio antara laba perusahaan sebelum
pajak dengan pembayaran bunga. Laba PT BSDE Tbk tahun 2019 sebesar 4 kali
bunga tetap yang menjadi komitmennya. Rasio ini menunjukkan bahwa PT
BSDE Tbk tidak menemui hambatan untuk memenuhi komitmen beban tetapnya.
3. Profitabilitas
a. Tingkat pengembalian aset (return on assets)
laba bersih+beb an bunga x (1−tarif pajak )
rata−rata total aset
3.363.165 .072.391+ 911.482.252 .368 x(1−0,01)
¿ =7,94 %
53.273 .193 .128 .999
Pendapatan total aset (return on asset) PT BSDE Tbk. sebesar 7,94 persen
mengimplikasikan bahwa Rp. 1 investasi aset menghasilkan 7,94% laba tahunan
sebelum dikurangi pajak.
b. Imbal atas ekuitas saham biasa (return on equity)
laba bersih 3.363.165 .072.391
= =5,26 %
rata−rata ekuitas pemegang saham 63.834 .403 .832 .095
ROE PT BSD Tbk sebesar 5,26% menunjukkan bahwa perusahaan ini
menghasilkan 5,26 persen per tahun untuk tiap Rp.1 investasi ekuitas.
4. Rentabilitas
a. Margin laba kotor (gross profit margin)
penjuala n−harga pokok penjualan 7.084 .864 .038 .574−2.018 .798.088 .448
= =71,5 %
pen jualan 7.084 .864 .038.574
Rasio kinerja operasi PT BSDE Tbk mencemirkan kinerja operasi PT BSDE Tbk
yang luar biasa di tengah lingkungan persaingan yang tinggi. Margin laba kotor
PT BSDE Tbk sebesar 71,5% menunjukkan kemampuan permanen PT BSDE
Tbk untuk menjual jauh diatas biaya produksi meski di tengah situasi pasar
produk konsumen yang sangat kompetitif.
b. Margin laba operasi (operating profit margin)
laba operasi 3.165 .097 .516 .458
= =44,67 %
pen jualan 7.084 .864 .038 .574
c. Margin laba bersih (net profit margin)
laba bersih 3.130 .076 .103.452
= =44,18 %
pen jualan 7.084 .864 .038.574
Margin laba operasi sebelum pajak sebesar 44,67% dan margin laba bersihnya
44,18% menunjukkan bahwa PT BSD Tbk mampu untuk menjalankan
produksinya secara efisien. semakin tinggi marjin laba kotornya semakin baik
keadaan operasi perusahaannya. Sebaliknya, marjin laba kotor yang rendah
mengindikasikan bahwa perusahaan yang bersangkutan kurang mampu untuk
dapat mengendalikan biaya produksi dan harga pokok penjualannya, semakin
rendah marjin laba kotornya semakin kurang baik keadaan operasi
perusahaannya.
5. Aktivitas
a. Perputaran aset (aset turnover)
sales 7.084 .864 .038.574
= =0,13
average total assets 53.273 .193.128 .999
b. Perputaran modal kerja (working capital turnover)
sales 7.084 .864 .038 .574
= =0,39
c urrent asset−current liability 24.256 .712 .740 .291−6.159 .441.542 .866
c. Perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover)
sales 7.084 .864 .038 .574
assets ¿= =0,31
average ¿ 22.602.695 .606 .971,5
d. Perputaran persediaan (inventory turnover)
cost of goods sold 2.018 .798 .088.448
assets ¿= =0,21
average ¿ 9.610 .635 .370.097
e. Perputaran piutang (account receivable turnover)
sales 7.084 .864 .038 .574
= =29,91
average account receivable 236.840 .749 .752
f. Perpuratan kas (cash turnover)
sales 7.084 .864 .038 .574
= =0,94
average cash∧equivalent 7.499.788 .115 .092
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat
suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman
modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin
Wijaya Tunggal, 1995). Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai
informasi akuntansi dapatmengambil keputusan. Pengelola atau manajer dalam suatu
perusahaan dapat menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode yang lalu
mendatangkan keuntungan atau tidak.
Rasio profitabilitas disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis
aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan
yang layak antara penjualan dan beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva
tetap dan aktiva lainya.
Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-
pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode
atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan
dapat mendukungkeputusan yang akan diambil.
DAFTAR PUSTAKA

Subramanyam, K.R. and John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis (10th ed.). New

York: Mc-Graw-Hill

Surya Abbas, Dirvi. 2019. ACTIVITY RATIO INFLUENCE ON PROFITABILITY (At the

Mining Company Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013). Accounting

Studies Program, Faculty of Economics and Business Muhammadiyah University

Tangerang.

Warrad, Lina. The Impact of Activity Ratios among Industrial Sectors’ Performance:

Jordanian Case. Research Journal of Finance and Accounting Vol.6, No.6, 2015.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai