Anda di halaman 1dari 12

Analisis Risiko Saham dan Analisis Portfolio Bisnis

PT. Jasa Marga Tbk.

Deskripsi Perusahaan
PT Jasa Marga adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggara jasa
jalan tol. Perusahaan ini resmi berdiri 01 Maret 1978 . Tepat setelah berdirinya atau
dibangunnya Tol pertama yang menghubungkan Jakarta-Bogor. Hingga tahun 1987
Jasa Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang
pengembangannya dibiayai pemerintah dengan dana berasal dari luar negeri.Tugas
utama perusahaan ini adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan
memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi
sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan
umum bukan tol.

Analisis Rerata,Standar Deviasi dan Beta Saham


BETA SAHAM
Beta Saham perusahaan kami PT Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah sebesar
0.814240292

artinya pada saat IHSG meningkat 1% maka Beta saham JSMR

meningkat lebih lambat dari IHSG sebesar 0.814240292% hasil ini kami hitung
melalui metode regresi sederhana, datanya diambil dari harga saham perusahaan
tanggal 1 Januari 2010 hingga 3 Oktober 2014.
Dalam jumlah beta saham sebesar 0.814240292, maka beta saham ini cocok
untuk kondisi bearish maupun bullish.
Kondisi bearish adalah kondisi dimana harga saham sedang turun.Sementara
kondisi bullish adalah kondisi dimana harga saham sedang naik. Naik turunnya harga
saham tentu menjadi risiko bagi investor. Melihat kondisi beta saham perusahaan
kami, risiko yang ada tidak terlalu besar. Saat kondisi bullish, memang kenaikan
return tidak akan sebesar harga pasar karena setiap kenaikan 1% return pasar, return
saham kami hanya 0,81%. Walaupun sedikit tetap saja itu adalah sebuah return yang
positif. Sementara itu jika terjadi kondisi bearish. Melihat beta saham, tentu
perusahaan kami tingkat risikonya lebih rendah karena jika pasar -1%, perusahaan
kami hanya 0,81% sehingga kerugian tidak akan terlalu besar.

Beta saham juga positif dimana hal ini menandakan korelasi antara return
saham berbanding lurus dengan return pasar. Saat return pasar naik, maka return
saham juga akan naik. Saar return pasar turun, maka return saham juga akan turun.

RERATA

Rata-rata
Return
Saham
Return pasar

0.001238
0.00064

Dari data diatas, Rata Rata return dari perusahaan kami lebih besar dari
Return Pasar secara keseluruhan, menggambarkan Return Saham kami lebih baik dari
Return saham lain. Return saham sebesar 0.001238 lebih besar dari 0.00064. Melihat
dari tren data yang ada, ini menunjukkan bahwa memang secara rata-rata perusahaan
kami memberikan return yang baik atau positif bagi para investor kami. Tidak hanya
itu saja, return saham yang ada pun lebih besar dari return pasar. Hal ini menunjukkan
memang PT Jasa Marga, Tbk adalah sebuah BUMN yang cocok bagi anda
menginvestasikan uang anda.

STANDAR DEVIASI
STDEV
Return saham
Return pasar

0.018434
0.012145

Standar deviasi adalah salah satu alat atau metode yang sering digunakan baik
oleh perusahaan maupun investor untuk mengukur tingkat risiko. Risiko yang dibahas
di sini tentu saja risiko besar kecilnya return saham yang dapat diberikan perusahaan.
Standar deviasi digunakan sebagai ukuran risiko karena hasil penghitungan standar
deviasi menunjukkan tingkat ketidaksesuaian antara tingkat return yang diharapkan
atau diekspektasikan dengan tingkat return sebenarnya.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Standar Deviasi return saham (0,018) lebih
besar daripada return pasar (0,012) . Hal ini menggambarkan bahwa ketidakpastian
return saham lebih besar. Walaupun demikian, para investor tidak perlu khawatir
karena perbedaan ketidakpastian hanya 0,6% dan itu bukan jumlah yang besar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Return Saham dan Return
Pasar
1.

Dari sisi eksternal dapat dikatakan bahwa sempat turunnya harga saham Jasa
Marga di awal tahun ataupun akhir tahun dikarenakan oleh adanya kasus sengketa
proyek jalan tol Semarang-Ungaran pada tahun 2011 (dalam kaitannya dengan
regulasi) ataupun karena sedang adanya perbaikan dan perawatan biaya jalan tol
di awal tahun

2.

Pada tanggal 13 Januari 2011 Peresmian Pengoperasian Gerbang Tol


Cimanggis Utama. Gerbang Tol Cimanggis Utama merupakan relokasi gerbang
tol TMII dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di pintu
keluar Pasar Rebo. Hal ini menyebabkan kenaikan return saham karena adanya
sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Dengan munculnya sumber pendapatan
baru tentu akan memberikan tambahan laba bagi perusahaan.

Analisis Risiko Bisnis


2013

1. Rasio Keuangan

2012

1. Rasio Laba (Rugi) terhadap aset sebesar 4,71 artinya Artinya


keuntungan per rupiah tahun 2012 dari aset perusahaan sebesar 6,47
%, menurun di tahun 2013 menjadi 4,71%
2. Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas artinya keuntungan setiap rupiah
dari ekuitas perusahaan sebesar 16,37%. Di tahun 2013 menurun
sekitar 4 persen, menjadi 12,30%
3. Rasio laba (rugi) terhadap pendapatan artinya keuntungan setiap
rupiah dari pendapatan sebesar 17,66% dan menurun di tahun
2013 sebesar 12,98%
4. Rasio lancar artinya Kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar, dengan aset lancar sebesar 67,95% di tahun 2012 meningkat
menjadi 76,15% di tahun 2013
5. Rasio liabilitas terhadap ekuitas Artinya 152,90 % dari setiap rupiah
modalnya dijaminkan untuk keseluruhan utang. Dan di tahun 2013
naik sebesar, 161,03% dari setiap rupiah modalnya dijaminkan untuk
keseluruhan hutang.
6. Rasio liabilitas terhadap jumlah aset artinya perusahaan memiliki
hutang sebesar 60,46% dari total aset nya pada tahun 2012 dan
meningkat di Tahun 2013 sebesar 61,69 % dari total asetnya.
Rasio Industri

1. Di tahun 2012 tercatat bahwa perusahaan mendapatkan sebesar 10,24


miliar untuk setiap kilometer jalan tol, dan meningkat di tahun 2013
sebesar 10,40 miliar untuk setiap kilometer jalan tol.
2. Di tahun 2012 tercatat bahwa perusahaan mendapatkan sebesar Rp
1.099.853 untuk setiap karyawan yang dimiliki perusahaan dan sebesar
Rp 1.195.063 untuk setiap karyawan yang dimiliki.

Hubungan Risiko Bisnis terhadap Fluktuasi Nilai Rupiah

Meningkatnya tarif tol

Meningkatnya harga barang material

Berkurangnya subsidi dari pemerintah

Meningkatnya biaya tenaga kerja

2.5

Analisis BCG Matrix

BCG

Growth-Share

Matrix

adalah

sebuah

perencanaan

portofolio

model

yangdikembangkan oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahun
1970 awal.Pertumbuhan pasar dan Pangsa Pasar Relatif memegang peranan penting
dalam BCG Matrix.Pertumbuhan pasar adalah sebuah ukuran dalam melihat daya
tarik sebuahindustry, lalu pangsa pasar relatif adalah ukuran dari keuntungan
kompetitif industri. Oleh karena itu, kedua hal tersebut adalah faktor paling penting
untuk mempertimbangkan profitabilitas organisasi dan rencana strategis. Untuk
melihat pangsa pasar perusahaan kami menggunakan sebuah data volume lalu lintas
dari setiap strategi unit bisnis PT Jasa Marga (Persero) Tbk. serta untuk melihat
pertumbuhan pasar kami mengambil data pendapatan dari anak perusahaan bisnis Tol
ini.

Berikut analisa BCG matrix melalui 4 kategori terhadap bisnis unit JSMR dan
cabangnya:
1. Star, mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan

profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi
dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi
yang besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka.
Star adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas
positif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak

untuk

memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Anak perusahaan


PT. Jasa Marga yang tergolong Star adalah cabang Jagorawi, JakartaCikampek, dan Cawang Tomang Cengkareng(dalam kota). Ketiga cabang
perusahaan tersebut tergolong kedalam star karena memiliki pangsapasar dan
tingkat pertumbuhan industri yang relatif tinggi.
Ketiga Cabang perusahaan tersebut memiliki volume lalu lintas terbesar pada
tahun 2013 sebanyak 198,82 juta kendaraan untuk Jagorawi, 201,60 juta
kendaraan untuk Jakarta-Cikampek dan sebanyak 205,40 juta kendaraan,
diikuti dengan pendapatan yang didapat dari pengoperasian jalan tol masingmasing cabang terlihat di tabel pendapatan bahwa cabang perusahaan ini
termasuk terbesar pendapatannya namun dibawah JORR karena mencapai Rp
1.1 triliun. Dapat diartikan bahwa pangsa pasar mereka lebih besar
dibandingkan Cabang dan Anak perusahaan lain JSMR.
2. Cash Cow, menggambarkan organisasi pangsa pasarnya relative tinggi tetapi

bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut cash cow


karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkan, sehingga sering kali
diperah untuk membiayai sector usaha yang lain. Divisi ini harus dikelola
untuk mempertahankan posisi kuat nya selama mungkin. Pengembangan
produk atau diversifikasi konsetrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk
menjadi Cash Cow yang kuat. Anak perusahaan PT. Jasa Marga yang
tergolong Cash Cow adalah PT Sarana Margabhakti Utama (SMBU), PT
Marga Lingkar Jakarta (MLJ), PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ), dan
PT Marga Trans Nusantara (MTN). Keempat anak perusahaan tersebut
termasuk cash cow karena memiliki pangsa pasar yang tinggi, namun hanya
membutuhkan kas yang relative kecil. Sangat terlihat di tabel Pendapatan

bahwa pendapatan dari JLJ pada tahun 2012 mencapai 1,1 triliun di volume
kendaraan sebanyak 139 juta kendaraan yang walaupun tidak sebanyak
Cawang-Tomang-Cengkareng 205,40 kendaraan.
3. Question Mark, menggambarkan organisasi yang posisi pangsa pasarnya
relative rendah, tetapi bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya
kebutuhan kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kas nya rendah. Bisnis ini
disebut question mark karena organisasi harus memutuskan apakah akan
memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif atau menjualnya.
Anak perusahaan PT. Jasa Marga yang tergolong Question Mark adalah PT
Marga Sarana Jabar (MSJ), PT Trans MargaJateng (TMJ), dan PT Marga
Nujyasumo Agung (MNA). Ketiga anak tersebut termasuk question mark
karena menggunakan kas yang relative tinggi namun menghasilkan
pendapatan yang relative rendah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pangsa
pasar yang relative rendah karena jumlah kendaraan atau volume lalu lintas
hanya sebanyak 11,24 juta kendaraan di tahun 2012 dan 12,52 juta kendaran di
tahun 2013.
4. Dog, menggambarkan organisasi yang posisi pangsa pasarnya relatif rendah
dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh.
Mereka adalah dog bagi portfolio perusahaan karena posisi internal dan
eksternalnya lemah. Bisnis ini seringkali di likuidasi, divestasi, atau dipangkas
dengan retrenchment. Karena ketika sebuah divisi yang berada pada posisi
Dog di retrenchment, dipangkas biaya dan assetnya secara besar-besaran,
divisi tersebut dapat bertahan dan menjadi menguntungkan. Hingga saat ini
tidak terdapat anak perusahaan PT Jasa Marga yang termasuk kedalam Dog
karena semua pangsa pasar anak perusahaan PT Jasa Marga relative tinggi
yaitu diatas 50%.

Analisis CSR
Program CSR
Dalam pembangunan jalan tol Jasa Marga berkomitmen penuh dalam
melaksanakan setiap tahapan dengan menekankan pendeketan kemasyarakatan yang
mampu menjamin relasi komunitas jangka panjang dengan masyarakat sekaligus

memastikan tetap berkembangnya mata pencaharian masyarakat. Sebagai wujud


kepedulian akan lingkungan Jasa Marga juga berpartisipasi dalam menjaga,
melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Seluruh upaya tersebut
ditunjunkan sebagai bentuk tanggung jawab sosial serta untuk memenuhi harapan
pemangku kepentingan sekaligus meningkatkan shareholders value dalam jangka
panjang.
Kegiatan CSR Jasa Marga berupa Penyaluran Pinjaman bagi Mitra Binaan,
Program Bina Lingkungan, Pemberian Sumbangan, Pembentukan Desa Binaan dan
Program Penghutanan Jalan tol.
Pengelolaan Risiko
Dalam pengelolaan jalan tol yang membutuhkan dana besar dengan rentang
waktu pengembalian investasi yang jangka panjang, yang dapat memiliki berbagai
hambatan. Jasa Marga mengembangkan manajemen risiko yang dapat mengelola
seluruh dampak risiko potensial. Untuk memastikan pengelolaan risiko yang
berkualitas, Jasa Marga menerapkan ISO 31000:2009 sesuai dengan Keputusan
Direksi Jasa Marga No 129.2/KPTS/2010 tentang Kebijakan Manajemen Risiko dan
Manual Manajemen Risiko di lingkungan Jasa Marga.
Tujuan dari penerapan pengelolaan risiko di Jasa Marga adalah:
1. Meningkatkan kesadaran terhadap adanya dampak dari aktifitas dan tindakan bisnis
maupun pengaruh faktor eksternal yang mengandung risiko.
2. Menurunkan potensi frekuensi kejadian-kejadian berbahaya yang mungkin terjadi.
3. Meminimalkan potensi kerugia sebagai dampak yang ditimbulkan oleh kejadiankejadian tersebut.

Struktur Tata Kelola Manajemen Risiko


Dengan penerapan di semua lini, dimana setiap orang mempunyai peranan dalam
membangun, mengelola dan memastikan penerapan manajemen risiko.
Risiko dan pengelolaannya

Sesuai dengan sifat usaha-nya, Jasa Marga memberi perhatian tinggi terhadap
risiko-risiko utama yang terbagi dalam 4 bidang : risiko pengembangan, operasional,
keuangan dan sumber daya manusia.

KESIMPULAN
Dalam menganalisis risiko saham perusahaan tentu ada beberapa hal yang menjadi
landasan kita dalam melakukan analisis. Beberapa landasan itu adalah return saham
dan return pasar, rata-rata return saham dan return pasar, standar deviasi return saham
dan return pasar serta beta saham.
Melihat rata-rata return saham PT Jasa Marga Tbk, menunjukkan bahwa return
saham yang dapat kami berikan lebih besar daripada return pasar yang ada. Rata-rata
return saham kami sebesar 0,12% dimana jumlah ini lebih besar daripada return pasar
yang hanya berjumlah 0,06% . Nilai return saham kami hampir dua kali lipat dari
return pasar yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dengan berinvestasi di perusahaan
kami akan jauh lebih menguntungkan.
Kemudian melihat standar deviasi. Dilihat dari standar deviasi memang
perusahaan kami memiliki nilai yang lebih besar yang berarti tidak baik. Hal ini
dikarenakan dengan nilai standar deviasi yang lebih besar menunjukkan bahwa
ketidakpastian ekspektasi return saham dengan yang sebenarnya terjadi lebih besar.
Tentu saja bukan hal yang menyenangkan bagi para investor jika ketidakpastiannya
besar.
Beta Saham perusahaan kami MNCN adalah sebesar 0.814240292 artinya pada
saat IHSG meningkat 1% maka Beta saham MNCN meningkat lebih cepat dari IHSG
sebesar 0.814240292%. Dalam jumlah beta saham sebesar 0.814240292, maka beta
saham ini cocok untuk kondisi bullish dan bearish. Kondisi bullish adalah kondisi
dimana harga saham sedang naik. Lalu kondisi bearish adalah saat harga saham
sedang turun. Beta saham juga positif dimana hal ini menandakan korelasi antara
return saham berbanding lurus dengan return pasar. Beta saham PT Media Nusantara
Citra, Tbk sebesar 0.814240292 menunjukkan nilai lebih dari 1, artinya pergerakan
return saham lebih besar daripada pergerakan return pasar IHSG. Ini menunjukkan
bahwa return saham PT Media Nusantara Citra, Tbk cukup peka terhadap perubahan
return pasar dan tidak terlalu berisiko.Hal ini menunjukkan bahwa PT Media

Nusantara Citra adalah salah satu perusahaan yang cocok bagi para investor untuk
berinvestasi.
Lalu membahas tentang berbagai macam risiko bisnis perusahaan. Tentu saja
perusahaan dimanapun memiliki risiko dalam setiap usahanya. PT Jasa Marga Tbk ,
memiliki beberapa risiko mengenai kemampuan perusahaan membayar utang jangka
pendek , kondisi pendapatan dibandingkan aset dan liabilitas yang dimiiki, net
workong capital perusahaan , dan lain-lain. Dalam permainan saham tentu tidak akan
lepas dari fluktuasi nilai rupiah. Di PT Jasa Marga Tbk, juga tentu menghadapi
fluktuasi nilai rupiah sebagai bagian dari risiko perusahaan.
PT Jasa Marga Tbk memiliki 9 anak perusahaan atau SBU yang masingmasing anak perusahaan memiliki cakupan produk sendiri-sendiri. Dalam
menganalisis SBU dari PT Jasa Marga Tbk, kami menggunakan BCG Matrix dimana
beberapa SBU telah menjadi cash cow bagi perusahaan.
Sebagai salah satu perusahaan BUMN yang besar tentu saja memiliki
Corporate Social Responsibility (CSR). CSR yang sudah dilakukan oleh PT Jasa
Marga Tbk telah berjalan dengan baik dan ada beberapa program CSR yang mampu
mengelola risiko jangka panjang. Salah satu risiko jangka panjang adalah kondisi
pondasi jalan tol. Maka dari itu salah satu program CSR adalah penanaman pohon
yang juga bisa membantu kondisi tanah tetap bagus. Hanya saja CSR untuk
mengelola risiko jangka panjang masih minim.

ANALISIS RISIKO SAHAM DAN ANALISIS


PORTOFOLIO BISNIS
PT. JASA MARGA TBK.

Oleh :
FANI RIZKI SEPTIYOANA
021324068

UNIVERSITAS WIDYATAMA
2015

Anda mungkin juga menyukai