Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEBIJAKAN PENDANAAN PT MAYORA INDAH Tbk.

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Manajemen Keuangan 2
Yang dibina oleh Prof. Dr. Bambang Sugeng, SE., Ak., M.A., M.M.

Disusun Oleh :

1. Bagoes Tegar Krismanto 170422620658


2. Dian Kusuma Wardani 170422620617
3. Erise Profita Crisfinancy 170422620577

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
S1 AKUNTANSI
2019
A. Profil Perusahaan

Riwayat Singkat Perusahaan


PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama
berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada tahun 1990.
Kegiatan Usaha serta Jenis Produk yang Dihasilkan
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan diantaranya adalah dalam
bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi
yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi,

Divisi Merek Dagang


Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari
Biskuit
Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress
Kembang
Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy Milk
Gula
Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer Coklat,
Wafer
Roma Zuperrr Keju
Coklat Choki-choki
Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu, Torabika Moka, Torabika
Kopi 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee,
Kopiko White Mocca
Makanan
Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit
Kesehatan

Di Indonesia, perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahan yang memproduksi


makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses
menghasilkan produk-produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing-masing. Produk-
produk hasil inovasi perseroan tersebut diantaranya :

1. Permen Kopiko, pelopor permen kopi


2. Astor, pelopor wafer stick
3. Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat
4. Choki-choki, pelopor coklat pasta
5. Energen, pelopor minuman cereal
6. Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix

Hingga saat ini, Perseroan tetap konsisten pada kegiatan utamanya, yaitu dibidang
pengolahan makanan dan minuman. Sesuai dengan tujuannya, Perseroan bertekad akan terus
menerus berupaya meningkatkan segala cara dan upaya untuk mencapai hasil yang terbaik
bagi kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha, pemegang saham, dan para konsumennya.

Sumber: http://www.Mayoraindah.co.id/profil/
B. Sumber Pendanaan yang Diambil Perusahaan
 Kebutuhan Dana Perusahaan
Kebutuhan pendanaan perusahaan berasal dari nilai buku asset perusahaan.
Prosentase kebutuhan pendanaan perusahaan yaitu 10%. Jadi, kebutuhan
pendanaan perusahaan adalah 10% X Rp 17.591.706.426.634 = Rp
1.759.170.642.663

Informasi PT Mayora Indah Tbk


EBIT Tahun 2018 Rp 2.627.892.008.006
Total Aset PT Mayora Indah Rp 17.591.706.426.634
Dana yang dibutuhkan (10% dari aset) Rp 1.759.170.642.663

ROI sebelum ekspansi EBIT Rp 2.627.892.008.006 15%


Total Aktiva Rp 17.591.706.426.634

ROI sesudah ekspansi EBIT sesudah ekspansi


Total Aktiva+pendanaan
EBIT setelah ekspansi ROI sesudah ekpansi x Total Aktiva + Pendanaan
20% Rp 19.350.877.069.297
Rp 3.858.225.062.271
Pajak 25%

 ROI (sebelum dan sesudah ekspansi)


Berdasarkan data perusahaan ROI sebelum ekspansi adalah 15%. Setelah
adanya ekspansi dengan penambahan kebutuhan pendanaan maka diharapkan ROI
menjadi 20%, sehingga perusahaan harus menaikkan persentase ROI tersebut
sebesar 5%. Dengan persentase tersebut EBIT pasca ekspansi perusahaan menjadi
sebesar Rp 3.58.225.062.271
 Sumber Pendanaan
a. Saham :
Tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.
b. Obligasi :
Surat utang jangka menengah/panjang yang dapat dipindahtangankan, yang
berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa
Bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Bunga obligasi PT Mayora Indah Tbk. adalah sebesar 18,5%. Perusahaan
mengeluarkan tiga jenis obligasi yaitu
1. PUB 1 tahap 1 Rp.500.000.000
2. PUB 1 tahap 2 Rp.550.000.000
3. PUB 1 tahap 3 Rp.500.000.000
c. Utang Bank :
Pinjaman sejumlah dana dari bank sebesar nominal tertentu yang dibutuhlan
oleh perusahaan dengan pemberian bunga.
PT Mayora Indah Tbk. mengambil sumber pendanaan dari beberapa bank yaitu
Bank JP Morgan Chase dengan limit pemijaman senilai Rp.300.000.000.000
dengan bunga 8,02%. Bank ICBC Indonesia dengan limit peminjaman senilai
Rp.320.000.000.000 dengan bunga 7,46%. Citibank Indonesia dengan limit
peminajaman senilai Rp.100.000.000.000 dengan bunga 8,00%
d. Laba Ditahan :
Laba yang tidak dibagi, maksudnya adalah sebagian atau keseluruhan laba
yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen.
Untuk laba ditahan PT Mayora Indah Tbk. sudah menetapkan jumlah yang
akan digunakan untuk operasional perusahaan pada setiap tahunnya dari laba
ditahan, mengalami kenaikan senilai Rp.2.000.000.000 setiap tahunnya, pada
tahun 2018 PT Mayora Indah Tbk menetapkan laba ditahan untuk kegiatan
operasional sebesar Rp. 43.000.000.000, sehingga pada tahun ini diasumsikan
perusahaan menetapkan laba ditahan sebesar Rp. 45.000.000.000 atau hanya
3% dari dana yang dibutuhkan perusahaan setelah ekspansi.
e. Gabungan :
Keadaan dimana sebuah perusahaan tidak hanya menggunakan satu sumber
pendanaan untuk proses operasionalnya, bisa terdiri dari dua atau lebih sumber
pendanaan dengan persentase yang disesuaikan dengan kebutuhan dana.
PT Mayora Indah Tbk. menggunakan sumber pendanaan gabungan berupa
utang bank sebesar 41% dari total pendanaan yaitu senilai Rp. 720.000.000.000,
utang obligasi sebesar 57% dari total pendanaan yaitu senilai Rp.
1.000.000.000.000., dan laba ditahan sebesar 3% dari total pendanaan yaitu
senilai Rp. 45.000.000.000. Total pendanaan yang didapat senilai Rp.
1.765.000.000.000.

C. Faktor Pertimbangan Pengambilan Keputusan Kebijakan Pendanaan


a. Earning Per Share (EPS)
Dari pertimbangan EPS, sumber dana yang paling menguntungkan adalah nilai EPS
yang tertinggi. Semakin tinggi EPS maka dapat menarik minat investor sehingga harga
saham meningkat.
Alternatif Pendanaan :

ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3

EBIT pasca ekspansi Rp 926,729,827,250.26 Rp 926,729,827,250 Rp 926,729,827,250

Biaya Bunga Obligasi Rp 15,164,669,900.46 Rp 55,603,789,635 -


(12%)

Biaya Bunga Utang - Rp 31,972,179,040.13 Rp 63,944,358,080.27


Bank (6,9%)

Laba Bersih Sebelum Rp 911,565,157,349.80 Rp 839,153,858,575.11 Rp 862,785,469,170


Pajak

Pajak 25% Rp 227,891,289,337.45 Rp 209,788,464,643.78 Rp


215,696,367,292.50
Laba Bersih Setelah Rp 683,673,868,012.35 Rp 629,365,393,931.33 Rp
Pajak 647,089,101,877.49

Dividen Saham Preferen - - -


(10%)

Laba Bersih Bagi Rp 683,673,868,012.35 Rp 629,365,393,931 Rp


Pemegang Saham Biasa 647,089,101,877.49

Lembar saham beredar 8,379,580,291 7,379,580,291 7,379,580,291

EPS Rp 98.22 Rp 85.28 Rp 87.69

*Keterangan :
1. Alternatif 1 :
Penerbitan dari: - Saham 70% yaitu Rp 294.868.581.398
- Utang Obligasi 30% yaitu Rp 126.372.249.170
2. Alternatif 2 :
Penerbitan dari: - Utang Bank 50% yaitu Rp 210.620.415.284,15
- Obligasi 50% yaitu Rp 210.620.415.284,15
3. Alternatif 3 :
Penerbitan dari: - Utang Bank 100% yaitu Rp 421.240.830.568,30
*Kesimpulan :
Berdasarkan Analisis faktor EPS, maka dapat ditentukan bahwa sumber pendanaan
alternatif 1 yaitu saham 70% dan obligasi 30% merupakan sumber pendanaan yang
terbaik karena akan mendapatkan EPS sebesar Rp 98,22, dimana itu merupakan EPS
yang terbesar dibandingkan dua alternatif lainnya.

b. Kemampuan Arus Kas Memenuhi Kewajiban Utang


Kemampuan kas diukur menggunakan indikator rasio time interest earned ratio yang
mengukur besar kemampuan pendapatan per kas menjamin kepastian pemenuhan
kewajiban periodik utang dan bunga. Sehingga semakin tinggi, semakin besar
kemampuan untuk memenuhi kewajiban.
Paket III
Keterangan Paket I Paket II
Rp
Rp Rp
647.089.101.877
Keuntungan 683.673.868.012 629.365.393.931

Bunga Rp Rp Rp

Periodik 66.543.627.953 138.954.926.728 115.323.316.133

Times-
Interest-
5,61
Earned 10,27 4,53

Kesimpulan :
Berdasarkan kemampuan arus kas untuk memenuhi kewajiban, maka dapat
disimpulkan bahwa paket 1 yaitu gabungan dari saham 70% dan utang obligasi 30%
merupakan paket yang terbaik karena memiliki rasio time interest sebesar 10,27 kali,
yang mana ini memiliki arti bahwa dalam satu periode, terjadi perputaran arus kas
sebanyak 10,27 kali yang digunakan untuk melakukan pembayaran kewajiban.

c. Rasio Utang
Perusahaan dengan rasio utang yang rendah memiliki peluang terbuka untuk
mengakses sumber dana utang maupun ekuitas sehingga memiliki fleksibilitas yang
tinggi dalam memiliki alternatif pendanaan.
Berdasarkan analisis rasio utang yaitu DAR atau debt to asset ratio, dapat disimpulkan
bahwa paket 1 memiliki rasio DAR yang paling baik dikarenakan rasionya sebesa 44%
yang mana memiliki arti bahwa 44% dari total asset perusahaan didanai dari sumber
hutang sedangkan sisanya yaitu 56% berasal dari sumber ekuitas. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan masih dapat melakukan penambahan hutang karena sumber
pendanaan dari hutang masih dibawah 50% artinya adalah perusahaan masih mampu
melunasi hutang hutang yang ada.
Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER), dapat disimpulkan bahwa paket 1 merupakan
paket pendanaan dengan rasio DER terbaik karena memiliki rasio DER dengan
prosentase sebesar 64%, hal ini dapat diintepretasikan bahwa sebanyak 64% dari
ekuitas pemegang saham dibiayai oleh utang. Rasio utang menurut DER ini termasuk
tinggi karena telah melampaui angka 50%. Perusahaan dengan rasio utang yang tinggi
memiliki peluang yang kecil untuk mengakses dana dari utang, karena penambahan
utang hanya akan semakin mendekatkan perusahaan kepada risiko dan kebangkrutan
yang disebabkan oleh besarnya beban kewajiban utang. Sehingga pilihan pendanaan
hanya bisa diakses dari ekuitas.

d. Keuntungan Pajak
Keuntungan pajak memiliki definisi bahwa semakin besar porsi hutang dalam
pendanaan , semakin besar keuntungan pajak nya atau dapat dilihat dari ketiga alternatif
pendanaan manakah yang memiliki beban pajak terkecil, itulah yang memiliki
keuntungan pajak yang terbesar.

ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3


EBIT pasca Rp 926,729,827,250.26 Rp 926,729,827,250 Rp 926,729,827,250
ekspansi

Biaya Bunga Rp 15,164,669,900.46 Rp 55,603,789,635 -


Obligasi (12%)

Biaya Bunga Utang - Rp 31,972,179,040.13 Rp 63,944,358,080.27


Bank (6,9%)

Laba Bersih Rp 911,565,157,349.80 Rp 839,153,858,575.11 Rp 862,785,469,170


Sebelum Pajak

Pajak 25% Rp 227,891,289,337.45 Rp 209,788,464,643.78 Rp 215,696,367,292.50

Berdasarkan table diatas, dapat disimpulkan bahwa alternatif 2 yaitu utang bank 50%
dan utang obligasi 50%, merupakan pendanaan yang memiliki keuntungan pajak
terbesar dikarenakan memiliki beban pajak yang paling kecil diantara sumber
pendanaan lainnya.

D. Hubungan Dengan Teori

E. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan yaitu dengan pertimbangan beberapa faktor
serta melihat dari kondisi keuangan perusahaan, maka kami menyarankan untuk
melakukan pendanaan melalui saham biasa sebesar 70% dan melalui utang obligasi sebesar
30%. Hal ini dikarenakan pendanaan melalui ini akan mendatangkan keuntungan yang
besar bagi perusahaan baik dari segi EPS, rasio arus kas, dan rasio utang. Memang kami
menyadari, bahwa pendanaan ini akan mendatangkan beban pajak yang besar bagi
perusahaan, namun hal ini setimpal dengan keuntungan yang kita dapat. Hal ini tentunya
sesuai dengan prinsip high risk high return, dimana semakin tinggi risiko yang kita ambil
maka semakin tingg pula keuntungan yang kita dapat. Selain itu, dalam pendanaan ini kami
menyarankan pendanaan melalui obligasi dikarenakan pada tahun 2019 ini pasar obligasi
sedang meningkat dan ini merupakan sinyal yang bagus bagi perusahaan untuk memulai
pendanaan baru yaitu melalui utang obligasi.

Anda mungkin juga menyukai