Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI USAHA KECIL

(Tugas Terstruktur Mata Kuliah Kewirausahawan)

Oleh

Nama : Muhammad Al Giffari


NPM  : 1814131040

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan di dunia kerja semakin berat dan pengangguran semakin
bertambah banyak. Memaksakan pemerintah agar segera mengatasi pengangguran
dengan memperluas lapangan pekerjaan adalah hal yang mustahil. Pengangguran
tidak hanya berasal dari masyarakat yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang
tertentu tetapi juga dari para karyawan-karyawan yang dipensiunkan secara dini
oleh perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil. Dengan demikian bisa
dibayangkan berapa banyak masyarakat Indonesia yang tidak mempunyai
pekerjaan. Dalam hal ini harus ada kesadaran dari seluruh masyarakat untuk
berperan aktif dalam mengatasi pengangguran karena pemerintah hanya
membantu dengan program-program pemerintahan seperti UKM (Usaha Kecil
Menengah), sementara itu yang harus menjalankannya adalah masyarakat itu
sendiri. Pemerintah berharap agar masyarakat tidak terpaku hanya sebagai pencari
kerja. Di era pasar terbuka saat ini masyarakat harus merubah pola pikirnya dari
pencari kerja tetapi dapat berwirausaha atau menciptakan lapangan pekerjaan
(Adi, 2007).

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil


Menengah (UKM). Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha
Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah intensitas usaha yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp
1.000.000.000. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan intensitas usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah
merupakan intensitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s/d 99 orang
(Alma, 2006).

Jenis usaha kecil di Indonesia sangat beragam. Diantara berbagai jenis usaha kecil
menengah itu, jenis usaha makanan dan minuman mencapai pertumbuhan yang
luar biasa tahun 2011. Peluang ini berhasil ditangkap dengan baik oleh para
pebisnis kecil yang baru memulai belajar bisnis dari titik nol. Misalnya saja, usaha
minuman dan makanan yang dapat kita temukan di pusat perbelanjaan ataupun di
pinggir jalan raya pusat. Berawal dari usaha kecil dengan konsep besar mereka
mampu meraih peluang bisnis tanpa bersusah payah melakukan promosi. Kita
belajar dari kerja keras Bapak Yon Maryono yang lahir di Solo, 30 Agustus 1963
yang sekarang sudah memiliki pangkalan bakso yang terkenal yang sering kita
sebut “Bakso Mas Yon”. Kunci sukses jenis usaha kecil makanan adalah makanan
harus enak dan cocok di lidah. Masalah harga dan lain-lain tidak jadi masalah.
Jika makanan sudah cocok di lidah maka harga akan menjadi nomor kesekian.

1.2 Tujuan

1. Melakukan identifikasi Usaha Bakso Mas yon


2. Mengetahui kendala serta hambatan dalam Usaha Bakso Mas yon
3. Menganalisis karakteristik wirausaha Bakso Mas yon
II. DESKRIPSI USAHA

2.1 Deskripsi Perusahaan

Nama Usaha : Bakso Mas Yon


Nama Pemilik : Yon Maryono
No. Telepon : 08154025168
Alamat : JL. Zainal Abidin Pagar Alam No.90
Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan
Rajabasa Kota Bandar Lampung Provinsi
Lampung
Jenis Usaha : Rumah Makan
Klasifikasi :A
Kelembagaan : Perusahaan Kecil 
Kegiatan Usaha (KLUI) : Pengecer
Nomor SIUP : 510.21/ 00191/ 30.10/ 20.2/ II/ 2011
Nomor SIUK : 556.2/ 00034/ 30.10/ 20.11/ II/ 2011
Nomor SITU/ HO : 504.1/ 00298/ 30.10/ 20.6/ I/ 2011
Pekerja : 12 orang

2.2 Sejarah Perusahaan

Berawal dari titik nol, Bapak Yon sudah memulai usahanya ini dibidang makanan
ringan. Pada tahun 1980 bulan November, ia mengawalinya dengan berjualan
keliling menggunakan angkring yang dipikulnya. Saat itu ia menjual bakso
dengan harga Rp.5,00. Ia mengatakan bahwa awal mulanya ia menjual bakso ini
disebabkan oleh faktor lingkungannya dimana ketika itu banyak orang
disekeliling rumahnya berjualan bakso maka timbullah ketertarikannya untuk
mencoba berjualan juga. Ia berjualan di daerah kawasan JABODETABEK dan
sekitarnya. Berkat kerja keras dan kegigihannya dalam menjalankan usaha
berdagang keliling ini maka pada tahun 1987 ia menjalankan usahanya kembali di
Lampung tepatnya Bandar Lampung.

Awalnya pula Pak Yon masih mendorong gerobak baksonya untuk dijual namun
semakin lama akhirnya ia membuka toko atau pangkalan bakso di Bandar
Lampung. Usaha bakso ini terus digelutinya dan merauk keuntungan yang besar
dan pada tahun 1991 ia kembali membuka makanan baru yaitu Mie Ayam dan
kemudian diikuti dengan penjualan minuman sebagai pelengkap. Sekarang
produksi Bakso Mas Yon sudah terkenal dengan cepat dan membuahkan hasil
yang manis. Bakso Mas Yon yang sudah 40 tahun berdiri telah memiliki 3 outlet
yaitu di Pasar Koga, Jl.Sumantri Brojonegoro arah Unila dan Jl. Zainal Abidin
Pagar Alam.

Berikut perkembangan Bakso Mas Yon dari awal sampai sekarang :


No Jenis Usaha Tahun/ bulan Alasan memilih usaha
1 Bakso 1980/ Faktor lingkungan : Pak Yon ingin
November mencoba membuka usaha bakso dengan
sampai berkeliling menggunakan angkring yang
sekarang dipikul karena ia tertarik dengan
masyarakat sekitar yang juga menjual
bakso keliling.
2 Mie Ayam 1991 sampai Setelah mempunyai omset yang cukup
sekarang besar ia kembali membuka usaha dengan
memproduksi mie ayam yang juga sangat
diminati oleh masyarakat terutama pecinta
kuliner nusantara

2.3 Aset Usaha


Berikut daftar aset usaha pada pangkalan Bakso Mas Yon adalah sebagai berikut :
- 40 Kursi
- 10 meja
- 3 kompor gas
Aset Tetap
- 2 lemari pendingin
- 6 kipas angin
-1 mesin penggiling
Aset Bergerak dua unit sepeda motor dan satu unit mobil
a. Upah karyawan : Rp. 20.000.000/ Bulan
Biaya Produksi
b. Biaya Produksi : Rp.5.000.000/ hari
Periode Usaha 40 Tahun
Omset Rp.10.000.000/hari

2.4 TENAGA KERJA

Berikut daftar nama-nama para pekerja yang bekerja pada pangkalan Bakso Mas
Yon adalah sebagai berikut :

No Nama Umur Posisi (tugas) Pendidikan Lama


(tahun) Kerja
1 Shandi 21 Pelayan SMP 6 tahun
2 Agus 40 Pelayan SMA 20 tahun
3 Bude Marni 65 Pengolah SD 3 tahun
bumbu
4 Bude Harianti 52 Pengolah SMP 3 tahun
bumbu
5 Bude Hartini 35 Pengolah SMA 15 tahun
bumbu
6 Joni 20 Penyaji SMA 1 tahun
7 Udin 19 Pelayan Es SMA 11 bulan
8 Jefri 21 Pelayan Es SMA 6 bulan
9 Mei 19 Cuci Piring SMA 2 tahun
10 Widia 17 Cuci Piring SMA 1 tahun
11 Aan 19 Penyaji SMA 2 tahun
12 Wandi 18 Penyaji SMA 1 tahun
Dari hasil data diatas bahwasannya tenaga kerja kebanyakan lulusan dari SMA.
Hal ini berpengaruh pada pengetahuan yang mereka dapatkan dalam bekerja.
Selain itu, tenaga kerja berasal dari keluarga dan kerabat dekat. Akan tetapi
sebagian lagi berasal dari bukan keluarga atau orang lain yang melamar untuk
bekerja di pangkalan Bakso Mas Yon ini.

2.5 Kendala Yang Dihadapi

Kendala yang dihadapi Pak Yon dalam memproduksikan Bakso dan Mie Ayam
hanya ada pada modal awalnya. Ia bercerita untuk sekarang ini belum ada alang
rintang yang ia hadapi hanya saja untuk awal mulanya ia mengalami kesulitan
terhadap modal awal. Namun ia yakin semua pasti ada jalan keluarnya, ia
menggunakan modal seadanya itu untuk terus berusaha terhadap usaha makanan
ringan ini. Dan berkat kegigihannya, semua kendalanya dapat diatasi dan
menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit.

2.6 Analisis Kelemahan Manajemen Perusahaan

Beberapan studi analisis kelemahan manajemen perusahaan yang dialami oleh Pak
Yon dalam pendistribusian makanan dan minuman ringannya adalah sebagai
berikut :

1. Kelemahan aspek manajemen pemasaran


Pada kasus ini dapat dilihat Bapak Yon Maryono hanyalah sebagai lulusan SD
yang kurang mempunyai pengetahuan tentang pemasaran global maka tidak
dipungkiri dalam hal strategi pemasarannya pun kurang baik dan belum berjalan
sesuai ketentuan pemasaran yang baik.

2. Kelemahan aspek manajemen operasi


Dalam hal ini teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dan terjangkau.
Begitupun dengan bahan pokok yang diambil dari tempat langganan Pak Yon
yang berada di Pasar Gintung ( belakang Bambu Kuning samping Bunderan
King). Sedangkan sayuran yang berupa sawi, daun bawang dll diantar dari Way
Halim.

3. Kelemahan aspek manajemen SDM


Sebagian besar pekerja yang bekerja di pangkalan Bakso Mas Yon ini masih ada
ikatan saudara dan kerabat dekat. Hal ini dapat menutup peluang orang lain yang
ingin mendapatkan pekerjaan tersebut.

4. Kelemahan aspek manajemen keuangan


Kelemahan yang sangat terlihat pada aspek ini adalah tidak adanya rincian
pembukuan keuangan terhadap pemasukan dan pengeluaran saat berproduksi. Jadi
antara keuntungan (modal) dan harta pridadi tidak ada pemisah. Hal ini juga
bergantung pada pengetahuan tentang strategi keuangan dalam suatu perusahaan
yang memproduksi suatu barang dan jasa misalnya.

5. Pembinaan untuk perusahaan


Pada perusahaan kecil yang dipimpin oleh Pak Yon ini tidak adanya pelatihan/
pembinaan dari lembaga atau instansi yang berwenang. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan softskil masih sangat mendasar. Terbukti dari bumbu racikan yang
memang asli dari Pak Yon yang terjun langsung untuk membuatnya. Selain itu
para karyawan yang bekerja pun tidak melalui pembinaan khusus dari suatu
lembaga atau instansi tertentu.

2.7 Karakteristik Wirausaha

Ciri wirausaha yang dimiliki dari pemilik Bakso Mas Yon antar lain ialah Mampu
melihat jauh kedepan dan selalu melakukan inovasi produk bakso sesuai dengan
perkembangan zaman (Visonary), selalu berfikir positif, berani mengambil resiko
yang ada, bersikap percaya diri, berjiwa pemimpin yang santun sehingga disegani
oleh karyawannya, berorientasi pada tugas dan hasil, mempunyai semangat tinggi,
memiliki sikap sedia untuk menghadapi resiko, selalu dapat melihat peluang, serta
berani memasuki dunia persaingan. Selain itu, beliau pun mampu menghadapi
berbagai persaingan yang semakin kompetitif khsusnya rumah makan bakso
sehingga bisnis yang dijalankannya dapat bertahan sehingga 40 tahun.
III. KESIMPULAN

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


Usaha kecil yang sudah berjalan sekitar 40 tahun ini mempunyai perjalanan yang
cukup panjang dan sangat menarik. Dimulai dari berdagang kecil-kecilan dengan
berkeliling menggunakan angkringan yang dipikul sampai menghasilkan 3 tempat
pangkalan yang cukup mewah dan besar untuk disinggahi. Dari segi keuntungan
sangat besar dimulai dengan menjual seharga Rp 5,00 sampai meraih keuntungan
sebesar Rp 10.000.000,00 per hari dengan biaya produksi Rp 5.000.000,00. Beliau
berpesan pada generasi penerus bahwasannya dalam berwirausaha dibutuhkan
kerja keras, kegigihan tanpa pantang menyerah. Karena di dunia ini tidak ada
yang namanya kegagalan melainkan karena kurang kerasnya dalam bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Kwartono. 2007.Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Offset.


Yogyakarta.
Alma, Buchari. 2006. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung.
LAMPIRAN

Lampiran
Gambar 1. Produk Usaha Bakso Mas Yon Gambar 2. Bagian Depan Usaha Bakso
Mas Yon

Gambar 3. Bagian Dalam Usaha Bakso Gambar 4. Pemilik Usaha Bakso Mas Yon
Mas Yon

Anda mungkin juga menyukai