Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa

Pada Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Yogyakarta Jl.

Panembahan Senopati No.4-6, Prawirodirjan, Kec. Gondomanan,

Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55121

Disusun oleh:

Petrus Satrio B P F0115073

Yanuar Rochmadoni F0115091

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
Laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa

Pada Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Yogyakarta Jl.

Panembahan Senopati No.4-6, Prawirodirjan, Kec. Gondomanan,

Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55121

Disusun n oleh:

Petrus Satrio B P F0115073

Yanuar Rochmadoni F0115091

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
ABSTRAK

OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN UMKM DI DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA MELALUI STRATEGI SERTIFIKASI HALAL

Oleh:

Petrus Satrio Bramastya Putrandri

Yanuar Rochmaddoni

Studi ini mengkaji tentang efek pembangunan bandara baru yaitu New yogyakarta
International Airpot (NYIA) yang akan menggantikan bandara lama Adi Sutjipto.
Bandara yang berada di kabupaten Kulonprogo ini merupakan salah satu bandara
terbesar se-Indonesia. Efek dari pembangunan bandara ini akan mengakibatkan
banyaknya turis yang akan datang ke Indonesia melalui bandara NYIA yang otomatis
akan menggerakkan perekonomian kabupaten Kulonprogo. Usaha Menengah Kecil
dan Mikro (UMKM) di Kulonprogo akan menerima dampaknya, penulis
menyarankan kepada Bank Indonesia sebagai lembaga independen untuk
memberikan pendampingan terhadap UMKM agar memperoleh sertifikasi halal.
Sertifikasi halal diharapkan mampu memberikan peningkatan pendapatan kepada
UMKM dan UMKM dapat berpartisipasi dalam persaingan usaha untuk menyambut
New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Kata kunci: New International Yogyakarta Airport (NYIA), Bank Indonesia,


sertifikasi halal.
Lembar Pengesahan

LAPORAN KEGIATAN MAGANG


PROGRAM STUDI STRATA I EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa

Pada Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Yogyakarta Jl.


Panembahan Senopati No.4-6, Prawirodirjan, Kec. Gondomanan, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55121

Dosen Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi Mitra

Johadi, SE, M,Sc. Probo Sukesi


NIP. 1980091420151201

Mengetahui,
Ketua Unit ICD
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS

Yeni Fanjariyanti, S.E., M.Si


NIP. 197401122000122004

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang senantiasa

melimpahkan nikmat dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kegiatan “Kuliah Magang Kerja” secara tepat waktu.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir perkuliahan “Kuliah

Magang Kerja” dimana praktik telah dilaksanakan pada tanggal 27 November

2018 – 26 Desember 2018 Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia

Yogyakarta.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan serta dorongan

berbagai pihak disekitar penulis. Oleh karena itu penulis hendak

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Johadi, SE, M,Sc selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan.

2. Ibu Nina, selaku Pembimbing Institusi Mitra yang telah membimbing dan

membantu kami dalam pelaksanaan Kuliah Magang Kerja pada Kantor

Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Tengah II.

3. Seluruh pegawai Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Yogyakarta

yang telah membantu kami selama pelaksanaan Kuliah Magang Kerja.

v
4. Kedua orang tua dan teman-teman penulis yang memberikan dukungan

selama pelaksanaan “Kuliah Magang Kerja”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.

Surakarta, 3 Desember 2018

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………… iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………. v

DAFTAR ISI ………………………………………………………… vii

BAB I DESKRIPSI PERUSAHAAN ………………………………… 1

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG …………………… 5

BAB III LANDASAN TEORI …………………………………………… 6

BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………… 9

BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 17

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 18

vii
LAMPIRAN

1. Surat Pengantar Izin Magang


2. Surat Keterangan telah melakukan kegiatan Magang
3. Lembar Monitoring Dosen Pembimbing
4. Formulir Penilaian Magang oleh DPL
5. Formulir Penilaian Magang oleh PIM
6. Presensi Harian
7. Laporan Kegiatan Harian
8. Dokumentasi Aktivitas Kegiatan Magang

viii
BAB I

DESKRIPSI PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan dan Sejarah Pembentukan Kantor Perwakilan BI


Yogyakarta

De Javasche Bank atau Bank Indonesia (BI) merupakan bank sentral di


Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut, BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan
tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya
perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur dan mengawasi
perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan
mengawasi perbankan tetap berlaku, namun difokuskan pada
aspek makroprudensial sistem perbankan secara makro.

Dalam tugasnya Bank Indonesia untuk KPw BI DIY dibagi menjadi


beberapa fungsi antara lain Fungsi Data Ekonomi dan Analisis Statistik Keuangan
(FDESK), Fungsi Analisis Ekonomi dan Statistik (FAES), Fungsi Pengembangan
Pengelolaan UMKM (FPPU), Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan
(FK3) , Fungsi Analisis Sistem Pembayaran (SP) dan Pengelolaan Uang Rupiah
(PUR), Keuangan Inklusif (KI), Perlindungan Konsumen (PK).

1
B. Visi dan Misi Perusahaan
 Visi
Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank
Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional
 Misi
Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah,
stabilitas sistem keuangan, efektifitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan
sistem bembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun
nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan

C. Lokasi Kantor Perwakilan BI Yogyakarta


Kantor Perwakilan BI Yogyakarta berlokasi di :
o Alamat : Jl. Panembahan Senopati No.4-6, Prawirodirjan,
Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55121
o Telp : (0274) 377755

2
D. Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia

E. Tugas Pokok Kantor Perwakilan BI Yogyakarta

No. Tugas Pokok Produk Pokok

1. Melaksanakan fungsi advisory Terlaksananya fungsi advisory


kebijakan kepada Kepala kebijakan kepada Kepala Daerah
Daerah dalam rangka dalam rangka mendukung
mendukung pengendalian pengendalian inflasi, serta
inflasi, serta pengembangan pengembangan ekonomi dan
ekonomi dan keuangan daerah. keuangan daerah.

2. Melaksanakan fungsi Regional Terlaksananya fungsi RFS dalam


Financial Surveillance (RFS) rangka mendukung stabilitas
dalam rangka mendukung sistem keuangan.
stabilitas sistem keuangan.

3
3. Melaksanakan fungsi statistik Terlaksananya pengumpulan data
ekonomi dan keuangan daerah dan penyusunan statistik ekonomi
dalam rangka mendukung dan keuangan daerah dalam
pengambilan keputusan dan/atau rangka mendukung pengambilan
kebijakan di kantor pusat keputusan dan/atau kebijakan di
maupun daerah. kantor pusat maupun daerah.

4. Melaksanakan fungsi Terlaksananya fungsi


pengembangan Usaha Mikro, pengembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) Kecil, dan Menengah (UMKM)
dan Keuangan Inklusif (KI). dan Keuangan Inklusif (KI) untuk
mendukung pengendalian inflasi
dan pengembangan ekonomi
daerah.

5. Melaksanakan fungsi Terlaksananya fungsi komunikasi


komunikasi kebijakan Bank kebijakan kepada stakeholders
Indonesia. daerah secara efektif dan
mendukung fungsi advisory
kebijakan Bank Indonesia, serta
berkontribusi dalam membentuk
dan mengelola ekspektasi positif.

6. Melaksanakan dan mengelola Terlaksana dan terkelolanya


fungsi enabler (pendukung). fungsi enabler (pendukung) a.l.
SDM, kesekretariatan, teknologi
informasi, perencanaan program
kerja dan anggaran, logistik, serta
keprotokolan dan pengamanan.

4
7. Melaksanakan koordinasi Terlaksananya koordinasi
pelaksanaan tugas ke pelaksanaan tugas kepada
Departemen Regional. Departemen Regional.

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

A. Laporan Kegiatan Magang

Kegiatan Magang Kerja dilaksanakan guna memenuhi syarat tugas akhir


perkuliahan, Penulis melaksanakan kegiatan magang kerja di Kantor Perwakilan
BI Yogyakrta. Kegiatan Magang Kerja dilaksnakan mulai pada tanggal 27
November 2018 – 26 Desember 2018, dengan jadwal magang yang disesuaikan
dengan hari kerja kantor yaitu Senin-Jumat, dimulai dari pukul 07.10-16.15.
Dalam proses magang terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi
mahasiswa antara lain mengenai ketentuan dalam berpakaian yaitu mengenakan
baju rapi dan sopan dengan bawahan rok/celana kain (bukan jeans) pada hari
senin sampai jumat. Dalam prakteknya dibagi dalam tiap tim masing-masing
diantaranya

B. Identifikasi Masalah

Masalah atau problems merupakan sesuatu yang seringkali ditemukan


dalam suatu organisasi maupun perusahaan, sehingga dianggap wajar oleh
sekelompok orang, baik itu permasalahan internal maupun eksternal. Adapun
permasalahan itu sendiri merupakan salah satu hal yang mencerminkan kinerja

5
suatu perusahaan, yang mana ketika perusahaan mampu mengatasi permasalahan
yang terjadi, maka mencerminkan adanya kinerja yang baik di perusahaan
tersebut, baik dari sisi sdm, program kerja maupun respon perusahaan terhadap
permasalahan tersebut. Selama menjalani magang kerja di Kantor Perwakilan BI
DKI Jakarta, kami selaku peserta magang kerja menemukan permasalahan, yaitu
terkait dengan sistem pembayaran yang mulai akan digeser ke transaksaksi non
tunai . Adapun dalam laporan ini kami mencoba mengangkat inovasi kami yaitu
elektronifikasi terhadap E-KTP di Regional Yogyakarta.

6
BAB III
LANDASAN TEORI

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Hal-hal berkaitan dengan UMKM diatur dalam Undang-Undang (UU)


Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. Berdasarkan UU tersebut, pengertian dari masing-masing usaha
mikro, kecil dan menengah antara lain:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yakni memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi, atau menjadi bagian langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah dan usaha besar. Kriteria
usaha kecil yakni memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00
sampai paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp 300.000.000,00 sampai palingbanyak Rp 2.500.000.000,00.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil dan usaha besar. Kriteria
usaha menengah yakni memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan

7
tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00.

Selain definisi UMKM berdasarkan kriteria yang diatur dalam UU,


Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan penggunaan
jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah unit usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang. Usaha menengah adalah unit usaha
yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang (Keuangan, 2012).

Kriteria pembagian UMKM menurut Bank Dunia berdasarkan jumlah


karyawan, pendapatan dan asset yang dimiliki (Keuangan, 2012). Pembagian
terrsebut sebagai berikut:

1. Usaha mikro (micro enterprise) memiliki jumlah karyawan kurang dari 10


orang, dengan pendapatan per tahun tidak lebh dari US $100 ribu dan jumlah
asset tidak lebih dari US $100 ribu.
2. Usaha kecil (small enterprise) memiliki jumlah karyawan kurang dari 30 orang,
dengan pendapatan per tahun kurang dari US $3 juta dan kepemilikan asset
kurang dari US $3 juta.
3. Usaha menengah (medium enterprise) memiliki jumlah karyawan maksimal
300 orang, dengan pendapatan per tahun US $15 juta dan kepemilikan asset
mencapai US $15 juta.

II.2 Pemberdayaan UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Salah


satu peran UMKM adalah penyerapan tenaga kerja yang berdampak terhadap
penurunan jumlah pengangguran. Kurang lebih ada 99,45% tenaga kerja yang
diserap melalui sektor UMKM di Indonesia (Supriyanto, 2006, p. 10). Oleh
karena itu, pemberdayaan UMKM merupakan salah satu hal penting, bahkan
terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

8
Upaya pemberdayaan UMKM telah dilakukan sejak masa orde baru.
Hal ini disebabkan adanya krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia
menunjukkan kemampuan UMKM untuk bertahan, dibandingkan perusahaan-
perusahaan besar. Kemampuan tersebut memberikan keyakinan bahwa sektor
UMKM yang mampu mempertahankan dan meningkatkan perekonomian
Indonesia. Pemberdayaan pemerintah terhadap UMKM antara lain dengan
adanya program KUK, KIK dan orang tua asuh untuk meningkatkan
keberadaan UMKM pada masa orde baru, hingga penyaluran 10% dana APBN
untuk pengembangan UMKM pada masa BJ Habibie (Supriyanto, 2006, p. 11)

Dari tahun 2015 hingga 2017, jumlah UMKM di Daerah Istimewa


Yogyakarta (DIY) terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari angka 220.703 pada tahun 2015 meningkat menjadi 230.047 pada
tahun 2016 dan 238.619 pada tahun 2018. Penyebaran jumlah tersebut di
masing-masing daerah di DIY terbagi menjadi Bantul 26%, Gunungkidul 22%,
Kulonprogo 20%, Kota Yogyakarta 14%, dan Sleman 18% (Paparan Rakornas
Koperasi & UMKM DIY 2018, 2018).

(Hamid & Susilo, 2012, pp. 46-47)(Hamid & Susilo, 2012, p. 51)Dinas
Koperasi, UMKM dan Perindustrian dalam Rakornas DIY 2018 memiliki
beberapa program sebagai upaya pemberdayaan UMKM di DIY. Program
tersebut antara lain (Paparan Rakornas Koperasi & UMKM DIY 2018, 2018):

1. Terlaksananya dukungan pemberdayaan Koperasi dan UMKM (KUKM) di


daerah.
2. Pemberdayaan dan pendampingan KUKM di daerah.
3. Operasional PLUT di daerah.
4. Fasilitasi pameran dan promosi KUKM di daerah.
5. Peningkatan kapasitas KUKM.
6. Peningkatan penghidupan berkelanjutan berbasis usaha mikro.

9
(Aini, Ni'mah, & Khotijah, 2016, p. 82)(Hasan, 2014, p. 230)(Hasan,
2014, p. 231)

10
BAB IV

PEMBAHASAN

1 Peran UMKM terhadap Perekonomian Indonesia

UMKM menjadi salah satu pilar ekonomi suatu daerah bahkan negara.
Apalagi Indonesia, di mana 99% sektor ekonomi Indonesia dipegang oleh
sektor UMKM, seperti pengakuan Suryani Motik, Ketua Umum DPP HIPPI
(Writer, 2018). Jumlah tersebut tentu berperan sangat penting bagi pendapatan
suatu negara.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


DIY, UMKM di DIY mampu menyumbang 79,64% PDB di DIY (Writer,
2018). Sedangkan menurut Tri Saktiyana, Plt Kepala Koperasi UMKM DIY,
sumbangsih UMKM DIY untuk perekonomian DIY 98.6% berdasarkan data
BPS dan BI (Nugroho, 2018).

Peran penting UMKM terlihat dari pertumbuhan indikator, seperti


jumlah unit pelaku UMKM, penyerapan tenaga kerja, kontribusi UMKM
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan kontribusi UMKM terhadap total
ekspor non-migas (Keuangan, 2012).

2`Trend Halal Lifestyle

Halal lifestyle kini menjadi salah satu tren global, mulai dari tren bisnis
hingga segala hal yang memperhatikan values. Contoh sederhananya adalah
maraknya Perbankan Syariah yang mengkampanyekan praktik bank sesuai ajaran
Islam. Selain itu, ada juga makanan dan minuman halal, sehingga mulai
berkembang produk makanan dan minuman halal di pasaran, bahkan ada regulasi
yang mengatur mengenai jaminan produk halal di Indonesia.

11
Lifestyle alias gaya hidup merupakan suatu hal yang menunjukkan gaya
hidup seseorang, seperti bekerja, pola tingkah laku, minat dan penggunaan uang,
mengalokasikan waktu dan sebagainya (Putri, 2016). Uniknya tren halal lifestyle
tidak hanya berasal dari negara mayoritas Muslim saja. Negara-negara non Muslim
juga berupaya menerapkan halal lifestyle. Alasannya adalah karena sesuatu yang
halal bersifat bersih, baik, higienis dan sehat (Munir, 2016). Halal lifestyle
mencakup segala aspek, tidak hanya makanan dan minuman saja. Aspek lainnya
seperti gaya berpakaian, kosmetik, pariwisata hingga transaksi ekonomi.

Thomson Reuter dalam penelitiannya menyebutkan bahwa nilai bisnis


Muslim tahun 2014 mencapai US$ 1,8 triliun. Untuk tahun 2020, diperkirakan
nilai tersebut mencapai US$ 2,6 triliun (Tren Halal Lifestyle di Indonesia, 2017).
Apalagi di Indonesia dengan penduduk Muslim mayoritas berpeluang menjadi
segmen Muslim yang besar.

Tren halal lifestyle di Indonesia paling sederhana dapat dilihat dari


adanya tren hijab. Selain itu, maraknya pertumbuhan perbankan syariah sebagai
implementasi dari ekonomi Islam. DI DIY, dalam rangka menyambut Halal
Lifestyle, MES DIY mengadakan kegiatan “Jogja Halal Festival” pada 11-14
Oktober 2018 di Jogja Expo Center. Berbagai elemen turut memeriahkan kegiatan
tersebut, seperti lembaga keuangan syariah, rumah sakit Islam, sekolah dan
pesantren, industry kecantikan halal, pelaku UMKM halal, travel umroh haji dan
sebagainya (Masyarakat Ekonomi Syariah DIY Gelar Jogja Halal Festival, 2018).
Turut terlibat dan berpartisipasinya lintas sektor tersebut menunjukkan adanya
tanggapan positif terhadap halal lifestyle di Indonesia, khususnya DIY.

Besarnya kaum Muslim dan minat terhadap halal lifestyle, maka halal
lifestyle dapat menjadi pangsa pasar dan peluang ekonomi baru. Bahkan industri
halal terus mengalami peningkatan. Diperkirakan tahun 2019 pengeluaran untuk

12
makanan halal dapat mencapai US$ 2,537 miliar, kosmetik halal US$ 73 miliar
(Putri, 2016).

3 Dasar Hukum Sertifikat Halal di Indonesia

Sertifikasi halal berdasarkan UU Nomor 33 tahun 2004 adalah


pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan
fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Pengesahan
UUJPH menimbulkan pro-kontra dari berbagai pihak. UUJPH boleh dibilang
merupakan salah satu UU yang terlama pembahasannya di DPR. Naskah
Akademik Rancangan Undang-Undang JPH disusun sejak awal 2006, diajukan ke
DPR tahun 2008 dan disahkan menjadi undang-undang pada tahun 2014.
Kedudukan sertifikasi halal dalam sistem hukum Nasional di Indonesia
mempunyai kedudukan yang sentral karena sudah menjadi regulasi dalam
peraturan perundang-undangan di Indonesia khsusunya Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang merupakan bagian dari sistem
hukum, yaitu substansi hukum yang mempunyai kekuatan hukum dan kepastian
hukum serata bersifat imperatif. Dan hal ini sebagai upaya perlindungan
konsumen dalam hukum Islam. Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk
mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi
pemerintah yang berwenang. Fatwa halal yang dihasilkan oleh MUI ditaati dan
dipatuhi oleh pemerintah dan umat Islam. Ketaatan pemerintah terhadap fatwa
halal MUI terlihat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah berkaitan dengan persoalan
kehalalan pangan. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, UndangUndang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan
terakhir Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

13
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berupaya meningkatkan pelayanan
terutama dalam memberikan pedoaman mengenai sertifikasi halal sebagai sarana
memberikan jaminan dan kepastian produk halal. Menurut ketentuan LPPOM
MUI dalam Panduan Jaminan Halal, Sertifikasi Halal adalah suatu proses untuk
memperoleh sertifikat halal melalui beberapa tahap untuk membuktikan bahwa
bahan, proses produksi, dan SJH memenuhi standar LPPOM MUI. Tujuan dari
sertifikat halal antara lain memberikan kepastian kehalalan suatu produk pangan,
obat-obatan dan kosmetika, sehingga dapat memberikan rasa aman bagi yang
mengkonsumsinya dari produk yang tidak halal. Selain itu, sertifikasi halal dapat
meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk memproduksi dan menjual
produk halal. Jaminan Produk Halal adalah menyangkut kepentingan masyarakat
luas dan ekonomi nasional. Sertifikat halal suatu produk dikeluarkan setelah
diputuskan dalam sidang Komisi Fatwa MUI yang sebelumnya berdasarkan proses
audit yang dilakukan oleh LPPOM MUI. MUI merujuk kepada Alquran, hadis
dan kaidah-kaidah fikih, di antaranya yang berbunyi Hukum asal sesuatu yang
bermanfaat adalah boleh dan sesuatu yang berbahaya adalah haram. Pedoman
dasar dan rumah tangga MUI periode 2000-2005 juga menjadi dasar mengapa
MUI harus mengeluarkan fatwa tentang produk halal.

4 Peran Sertifikasi Halal Bagi UMKM

Kehalalan Suatu Produk Baik Itu Obat-Obatan, Kosmetik, Ataupun


Makanan Konsumsi. Menjadi Kebutuhan Wajib Yang Harus Di Penuhi Oleh
Pelaku Usaha UMKM. Seperti Yang Diketahui Bahwa Indonesia Merupakan
Negara Dengan Mayoritas Muslim Terbesar Di Dunia, Yaitu Sekitar 88,89 %
Umat Islam Berada Di Indonesia. Akan Tetapi Tak Sedikit Fakta Lapangan
Kemudian Memperlihatkan Bagaimana Pelaku Usaha Meperlihatkan Prilaku
Kotor Dan Nakal, Banyak Kasus-Kasus Tentang Prilaku Nakal Pengusaha Bisnis
Yang Tidak Memperhatikan Aspek Halal Dalam Berbisnis, Seperti Ditemukannya
Kandungan Babi Dan Adanya Tambahan Zat-Zat Atau Bahan-Bahan Yang

14
Berbahaya Yang Dicampur Dengan Makanan. Padahal Yang Menjadi Konsumer
Terrbesar Mayoritas Kaum Muslim. Beberapa fakta Tersebut Kemudian
Menimbulkan Ketakutan serta kekhawatiran Di Kalangan Masyarakat Untuk
Menkonsumsi Barang-Barang Yang Diproduksi Oleh Para Pelaku Usaha
Khususnya UMKM Tersebut. Hal tersebut dengan konsep Halal yang diajarkan di
dalam Islam di satu sisi juga bahwa perilaku menyimpang tersebut akan
mmenyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga berdampak kepada
Menurunnya Omzet UMKM. Kesadaran Dan Ketakutan Ini Pun Menjadikan
Masyarakat Untuk Menuntut Pelaku UMKM Agar Segera Mendapatkan Sertifikat
Halal. Hal Ini Disebabkan Karena Tegasnya Konsep Halal Yang Diajarkan Di
Dalam Islam, Dengan Memperhatikan Berbagai Macam Proses Pembuatan Produk
Usaha Tersebut.

Pada dasarnya UMKM sangat berperan penting dalam pembangunan


ekonomi nasional. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja,
serta berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan nasional. Sebagai
catatan sejauh ini UMKM telah memberikan kontribusi pada Produk Domestik
Bruto (PBD) sebesar 57-60% dengan tingkat penyerapan tenaga kerja mencapai
97% dari seluruh tenaga kerja nasional (Profil Bisnis UMKM oleh LPPI dan BI
tahun 2015).

Sehingga patut kiranya memperhitungkan potensi UMKM saat ini,


dalam catatan sejarah juga UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap
krisis.Ketika krisis menerpa pada periode tahun 1997-1998, hanya UMKM yang
mampu tetap berdiri kokoh. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, pasca
krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat
terus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun
2012.

15
Dalam perkembangannya, UMKM di Indonesia mengalami
peningkatan dari tahun ketahunnya.Hal tesebut didukung oleh semangat jiwa
kreatifitas yang diperlihatkan para pelaku ekonomi, khususnya di sektor makanan.
Sehingga semangat inovasi tersebut perlu didukung dengan keamanan dan
kenyamanan terutama konsumen yang beragama muslim.

Tak bisa dipungkir hal tersebut disebabkan karena kesadaran umat


muslim saat ini terhadap produk-produk halal sangat besar. Hal tersebut membuat
para pelaku UMKM ikut mendukung dengan berusaha mendapatkan sertifkasi
halal dari MUI. Karena ketika UMKM tersebut berhasil mendapatkan sertifikat
halal dari MUI secara otomatis akan sekaligus mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat khususnya umat Islam.

Oleh karena itu, Dengan adanya sertifikat halal tersebut, masyarakat


akan lebih merasa tenang saat membeli produk makanan atau minuman karena
produk yang belum punya sertifikat halal dapat menimbulkan keraguan, apakah
makan tersebut dapat membahayakan, jugaZat haram yang terkandung dalam
produk. Sehingga hadirnya sertifikat ini akan melindungi masyarakat agar selalu
dapat mengkonsumsi makanan atau minuman yang aman, bergizi, beragam, dan
seimbang.

Disisi lain sebenarnya adanya sertifikat halal tersebut dapat


meningkatkan potensi UMKM karena sudah mendapat kepercayaaan dari
Masyarakat muslim, kemudian target pasar akan semakin besar disebabkan
mampu bersaing di negara-negara luar yang mayoritas penduduknya beragama
Muslim.

16
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
New Yogyakarta International Airport (NYIA) adalah Bandara Internasional
Yogyakarta di Kulon Progo yang direncanakan akan menggantikan Bandara Adi
Sutjipto Yogyakarta. NYIA diperkirakan lebih bewsar dibandingkan Bandara Ngurah
Rai, Denpasar, yang notabene menjadi pintu masuk internasional menuju Indonesia.
Kehadiran NYIA di Yogyakarta memunculkan proyeksi adanya peningkatan
wisatawan menuju Yogyakarta. Hal tersebut dapat menjadi peluang ekonomi bagi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dapat berdampak bagi
perekonomian daerah. Pemberdayaan UMKM dapat dilakukan dengan strategi
sertifikasi halal.
Sertifikasi halal di Indonesia sangat penting. Sebagian besar masyarakat
Indonesia beragama Islam, secara statistic berjumlah lebih dari 80%. Adanya sertifikasi
halal dapat menjadi jaminan bagi konsumen dalam menggunakan suatu produk.
Manfaat sertifikasi halal ini bagi produsen pun dapat meningkatkan loyalitas antara
produsen dengan konsumen.

B. Saran
Untuk Bank Indonesia:

1. Merangkul masyarakat dan membimbing UMKM yang terkena dampak dari NYIA
di Kulonprogo.

2. Memberikan pendampingan kepada UMKM untuk memperoleh sertifikasi halal.

3. Memberikan edukasi tentang pentingnya sertifikasi halal dan apa saja manfaat yang
dapat diperoleh

17
Untuk UMKM:

1. Anggota UMKM diharapkan dapat berperan aktif dalam serangkaian kegiatan yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang merupakan lembaga independen yang
berwewenang untuk mendampingi UMKM.

2. Mengupayakan dan mengoptimalisasi sertifikasi halal, untuk membangun


kepercayaan dan loyalitas konsumen. Dengan adanya logo halal akan memberikan
perlindungan kepada konsumen dari produk yang tidak halal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tren Halal Lifestyle di Indonesia. (2017, August 16). Retrieved January 2, 2019,
from Depok Pos: http://www.depokpos.com/arsip/2017/08/tren-halal-
lifestyle-di-indonesia/

Masyarakat Ekonomi Syariah DIY Gelar Jogja Halal Festival. (2018, August 9).
Retrieved January 2, 2019, from Jogja Tribun:
http://jogja.tribunnews.com/2018/08/09/masyarakat-ekonomi-syariah-diy-
gelar-jogja-halal-festival

Paparan Rakornas Koperasi & UMKM DIY 2018. (2018, April 6). Retrieved January
2, 2019, from Pemerintah Kabupaten Bantul Dinas Koperasi, UMKM dan
Perindustrian: https://diskukmp.bantulkab.go.id/berita/14-paparan-rakornas-
koperasi-umkm-diy-2018

Aini, Q., Ni'mah, R. U., & Khotijah, S. A. (2016, May). E‐Klaster: Strategi
Optimalisasi Pemberdayaan UMKM di D.I. Yogyakarta Menghadapi MEA
2015. Indocompac.

Antara. (2018, December 11). BI: Industri Halal RI tertinggal dari Negara Mayoritas
Non Muslim. Retrieved January 2, 2019, from Tempo:
https://bisnis.tempo.co/read/1154274/bi-industri-halal-ri-tertinggal-dari-
negara-mayoritas-non-muslim/full&view=ok

DIY, B. (2018). Koperasi dan UKM. Retrieved January 2, 2019, from Bappeda DIY:
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/index/107-ukm?id_skpd=44

Firmansyah, A. I. (2018, July 19). Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Tulungagung. Retrieved
January 2, 2019, from IAIN Tulungagung Institutional Repository:
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8370/

19
Hamid, E. S., & Susilo, Y. S. (2012, Juny). Strategi Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, XII.

Hasan, K. S. (2014, May). Kepastian Hukum Sertifikasi dan Labelisasi Halal Produk
Pangan. Jurnal Dinamika Hukum, 14.

Iskandarsjah, E. (2018, May 14). UMKM DIY Tersertifikasi Halal Hanya 20 Persen.
Retrieved January 2, 2019, from Republika:
https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/05/14/p8puf9399-umkm-
diy-tersertifikasi-halal-hanya-20-persen

Jogja, T. (2018, October 23). BI DIY Siapkan UMKM Sambut Bandara NYIA.
Retrieved January 2, 2019, from Tribun Jogja:
http://jogja.tribunnews.com/2018/11/23/bi-diy-siapkan-umkm-sambut-
bandara-nyia?page=2

Keuangan, K. (2012, July). Kebijakan Antisipasi Krisis Tahun 2012 melalui Program
Kredit Usaha Rakyat. Retrieved January 2, 2019, from Kementerian
Keuangan Republik Indonesia:
https://kemenkeu.go.id/sites/default/files/laporan_tim_kajian_kebijakan_antisi
pasi_krisis_tahun_2012_melalui_kur.pdf

Khadafi, A. (2017, April 6). Saat Islam menjadi Agama Mayoritas di Dunia.
Retrieved December 29, 2018, from Tirto: https://tirto.id/saat-islam-menjadi-
agama-mayoritas-di-dunia-cmdV

Kumparan. (2018, November 1). MUI: Baru 1 Persen UMKM yang Sudah
Tersertifikasi Halal. Retrieved January 3, 2019, from Kumparan Bisnis:
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/mui-baru-1-persen-umkm-yang-
sudah-tersertifikasi-halal-1541051378902499264

20
Ma'rifat, T. N., & Sari, M. (2017, November). Penerapan Sistem Jaminan Halal pada
UKM Bidang Olahan Pangan Hewani. Khadimul Ummah Journal of Social
Dedication, I.

Maryati, T., Syarief, R., & Hasbullah, R. (2014). Analisis Faktor Kendala dalam
Pengajuan Sertifikat Halal (Studi Kasus: Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Makanan Beku di Jabodetabek). Jurnal Ilmu Produksi dan
Teknologi Hasil Pertanian, III.

Munir, M. (2016, November 4). Akselerasi Tren Halal Lifestyle. Retrieved January 2,
2019, from Medan Bisnis Daily:
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/11/04/265976/akselerasi_t
ren_halal_lifestyle/

Nugroho, W. S. (2018, April 4). Pelaku UMKM di DIY Disebut Lebih Diistimewakan.
Retrieved January 2, 2019, from Jogja Tribun:
http://jogja.tribunnews.com/2018/04/04/pelaku-umkm-di-diy-disebut-lebih-
diistimewakan

Priyasidarta, D. (2018, March 28). Semua Produk Wajib Bersertifikasi Halal di


Tahun Depan. Retrieved January 2, 2019, from Tempo:
https://bisnis.tempo.co/read/1154274/bi-industri-halal-ri-tertinggal-dari-
negara-mayoritas-non-muslim

Putri, W. (2016, September 26). Indonesia dan 'Halal Lifestyle'. Retrieved January 2,
2019, from Islam Pos: https://www.islampos.com/indonesia-dan-halal-
lifestyle-2982/

R, H. D. (2017, August 24). 3 Peran Penting UMKM. Penggerak Penting Ekonomi


Indonesia. Retrieved January 2, 2019, from Kompas:
https://www.kompasiana.com/hikhman/599eabfae728e442d60622e2/3-peran-
penting-umkm-penggerak-penting-ekonomi-indonesia

21
Suhendra. (2017, August 16). Benarkah RI Negara dengan Penduduk Muslim
Terbesar di Dunia? Retrieved December 29, 2018, from Tirto:
https://tirto.id/benarkah-ri-negara-dengan-penduduk-muslim-terbesar-dunia-
cuGD

Supriyanto. (2006, April). Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


(UMKM) sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan, III.

Syafrida. (n.d.). Sertifikat Halal pada Produk Makanan dan Minuman Memberikan
Perlindungan dan Kepastian Hukum Hak-Hak Konsumen Muslim. Adil:
Jurnal Hukum, VII.

Walfajr, M. (2018, October 5). Jumlah Pelaku UMKM di 2018 diprediksi mencapai
58,97 juta orang. Retrieved January 3, 2019, from Kontan:
https://keuangan.kontan.co.id/news/jumlah-pelaku-umkm-di-2018-diprediksi-
mencapai-5897-juta-orang

Windakusuma, D. K., & Widiyanto, I. (2015). Sikap Masyarakat Muslim terhadap


Produk Makanan Non-Halal di Kota Semarang. Diponegoro Journal of
Management, IV.

Writer, M. (2018, December 11). Linda Afriani, Pejuang UMKM di DIY. Retrieved
January 2, 2019, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/angelsari/5c0f4ce5677ffb23fb69b692/linda-
afriani-pejuang-umkm-di-diy

Zulaekah, S., & Kusumawati, Y. (2005, May). Halal dan Haram Makanan dalam
Islam. Suhuf, XVII.

22
23

Anda mungkin juga menyukai