Anda di halaman 1dari 28

PERAN PENTING KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM KESUKSESAN KARIR

INDIVIDU DAN DASAR DASAR KOMUNIKASI BISNIS

Oleh:
Kelompok 1

1. Ni Kadek Piora Puspita (2007531022)


2. Anindya Jasmine Kayla (2007531049)
3. Nyoman Dewi Ayu Ratih Arya Dewanti (2007531241)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung Widagda K, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper “Peran Penting Keterampilan
Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan Dasar Dasar Komunikasi Bisnis” sesuai
peruntukannya dengan baik meskipun masih ada kekurangan di dalamnya. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung Widagda K, S.E., M.M. selaku dosen mata
kuliah Komunikasi Bisnis yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran
demi perbaikan paper yang telah kami buat pada masa yang akan datang. Semoga paper ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.

Denpasar, 14 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................................................ 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 PERAN PENTING KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM KESUKSESAN
KARIR INDIVIDU DAN ORGANISASI .................................................................................. 3
2.2 PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS ............................................................................ 4
2.2.1 Pengertian Komunikasi .................................................................................................. 4
2.2.2 Pengertian Bisnis ........................................................................................................... 4
2.2.3 Pengertian Komunikasi Bisnis ....................................................................................... 4
2.3 BENTUK DASAR KOMUNIKASI ..................................................................................... 5
2.3.1 Komunikasi Verbal ........................................................................................................ 5
2.3.2 Komunikasi Non Verbal ................................................................................................ 6
2.3.3 Komunikasi Internal....................................................................................................... 7
2.3.4 Komunikasi Eksternal .................................................................................................... 7
2.3.5 Komunikasi dengan Diri Sendiri ................................................................................... 8
2.3.6 Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) ......................................... 8
2.3.7 Komunikasi Publik (Public Relation) ............................................................................ 8
2.3.8 Komunikasi Massa (Mass Communication) .................................................................. 8
2.4 FUNGSI DAN BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI ................................................. 8
2.5 PROSES KOMUNIKASI ................................................................................................... 11
2.6 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEKERJAAN .............................................. 13
2.6.1 Identifikasi Audiensi Sasaran ...................................................................................... 13

ii
2.6.2 Menentukan Tujuan Komunikasi ................................................................................. 14
2.6.3 Merancang Komunikasi ............................................................................................... 15
2.6.4 Memilih Saluran Komunikasi ...................................................................................... 15
2.6.5 Menetapkan Anggaran Komunikasi ............................................................................ 16
2.7 STUDI KASUS ................................................................................................................... 17
2.8 SOAL PILIHAN GANDA .................................................................................................. 20
BAB III ......................................................................................................................................... 22
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 22
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................... 22
3.2 SARAN ............................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.
Communio, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).
Secara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan
dan orang yang menerima pesan. Menurut Djoko Purwanto (2011) Komunikasi bisnis adalah
komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pada masa sekarang ini, permasalahan dalam bisnis menjadi semakin kompleks. Salah
satunya ialah yang dialami oleh PT Eigerindo Multi Produk Industri yang memberikan surat
teguran kepada youtuber yang sedang mereview produk mereka. Didalam surat tersebut
menyatakan alasan keberatan yang diajukan yang mana, salah satu poinnya ialah mengenai
aspek teknis dan kualitas gambar yang kurang sehingga pihak Eiger menilai jika video tersebut
tidak mencerminkan produk dari Eiger yang direview oleh pemilik channel YouTube tersebut.
Tidak membutuhkan waktu lama unggahan tersebut menerima atensi publik. Kejadian ini
menjadi pembicaraan hangat serta menuai banyak respon negatif terhadap brand. Awal mula
konflik ini muncul dikarenakan terdapat miskomunikasi pada surat teguran yang diberikan oleh
perusahaan kepada pihak terkait. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, kita dapat
menghindari adanya konflik yang berkepanjangan didalam dunia bisnis. Tidak hanya
menghindari konflik yang berkepanjangan, kita juga dapat menghindari munculnya konflik
jika kita mampu berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi dalam bisnis sangat penting dikarenakan dengan adanya komunikasi maka
seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa
menambah wawasan seseorang dalam bekerja ataupun menjalani kehidupan sehari-hari. Maka
untuk itu perlunya kita mengetahui dasar-dasar atau proses sebuah komunikasi bisnis. Oleh
karena itu, penulis kemudian tertarik mengkaji membuat sebuah makalah yang secara umum
membahas tentang Komunikasi Bisnis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah yaitu :
1.2.1. Bagaimana Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu
dan Organisasi ?
1.2.2. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Bisnis ?
1.2.3. Bagaimanakah Bentuk Dasar Komunikasi ?
1.2.4. Bagaimanakah Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi ?
1.2.5. Bagaimanakah Proses Komunikasi ?
1.2.6. Bagimanakah Komunikasi yang Efektif dalam Pekerjaan ?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN
Maka dari itu, tujuan penulisan yang dapat kita ambil ialah :
1.3.1. Untuk Mengetahui Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir
Individu dan Organisasi.
1.3.2. Untuk Mengetahui yang dimaksud dengan Komunikasi Bisnis.
1.3.3. Untuk Mengetahui Bentuk Dasar Komunikasi.
1.3.4. Untuk Mengetahui Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi.
1.3.5. Untuk Mengetahui Proses Komunikasi.
1.3.6. Untuk Mengetahui Komunikasi yang Efektif dalam Pekerjaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERAN PENTING KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM KESUKSESAN


KARIR INDIVIDU DAN ORGANISASI
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat menjalankan hidupnya sendiri.
Bahkan dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memerlukan manusia lain untuk
membantunya. Setiap manusia dalam bermasyarakat pasti melakukan komunikasi, sosialisasi
dan juga interaksi dengan masyarakat lainnya. Keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karier juga ditentukan oleh kemampuan dalam
berkomunikasi. Hal ini dikarenakan kemampuan komunikasi seseorang individu diperlukan
dalam setiap kondisi misalnya pada saat mempersiapkan sebuah presentasi bisnis,
menyampaikan ide-ide atau gagasan dalam suatu rapat, menyelesaikan konflik, negosiasi
bisnis, melatih tim, maupun membangun sebuah tim kerja.
Komunikasi dalam berbisnis menjadi hal yang penting dalam segala hal yang
menyangkut segala sesuatu yang ada dalam bisnis untuk menghindari kesalahpahaman. Hal
itu pun juga didorong oleh kegiatan seperti misalnya pemasaran yang tentunya membutuhkan
komunikasi yang baik mengingat hal ini akan menjadi penilaian terhadap kualitas bisnis baik
itu oleh konsumen, rekan kerja, ataupun pihak investor. Sehingga ketika suatu perusahaan
membuka lowongan pekerajaan tak jarang ditemui persyaratan yang harus dimiliki oleh calon
karyawan yakni mampu berkomunikasi dengan baik. Dari Komunikasi yang efektif akan
meningkatkan hubungan baik dengan berbagai pihak yang pada akhirnya akan mendatangkan
laba bagi perusahaan. Misalnya, peningkatan hubungan baik dengan pelanggan akan
memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi pelanggan untuk melakukan apa yang
diinginkan dan disarankan oleh perusahaan. Semakin banyak pelanggan yang loyal, semakin
tinggi laba yang dapat dicapai perusahaan. Sebaliknya komunikasi yang yang buruk dalam
perusahaan bisa merusak hubungan perusahaan dengan berbagai pihak, baik internal maupun
eksternal. Rusaknya hubungan dengan berbagai pihak akan merugikan perusahaan. Misalnya,
para pegawai sering melakukan kesalahan, pemasok tidak bersedia memberikan keringanan
biaya, pelanggan enggan melakukan pembelian ulang hingga kreditur tidak bersedia
meningkatkan plafon kredit.

3
2.2 PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu
communico, communicatio, communicare, dan bersumber dari kata communis yang
memiliki arti sama. Dimana sama yang dimaksud yaitu sama makna (Onong, 2001:9).
Berdasarkan Himstreet dan Baty dalam Business Communication and methods,
memberikan perngertian komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi
antar individu melalui sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbul-simbul, sinyal-
sinyal, maupun perilaku tindakan. Pengertian komunikasi yang ketiga berasal dari
Everett M. Rogers, dimana menurut beliau komunikasi merupakan proses pengalihan
ide dari satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah
laku. Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian komunikasi diatas, komunikasi
merupakan sebuah proses penyampaian atau pertukaran informasi, ide, gagasan dan
sebagainya dari satu individu ke individu lain dengan tujuan untuk mencapai suatu
pemahaman yang sama.
2.2.2 Pengertian Bisnis
Bisnis merupakan kata yang berasal dari Bahasa inggris yaitu busy yang berarti
sibuk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bisnis adalah usaha komersial
dalam dunia perdagangan, bidang usaha, atau usaha dagang. Sedangkan menurut Griffin
dan Ebert, 2007 bisnis dapat diartikan sebagai aktifitas yang menyediakan produk
berupa barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Maka dari
kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis merupakan proses
menyediakan, mengolah, atau menjual produk baik berupa barang ataupun jasa dengan
tujuan mecari profit atau laba.
2.2.3 Pengertian Komunikasi Bisnis
Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communication and methods,
komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun
komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian komunikasi kedua
berasal dari Hasim Nantjik (1969: 8) mengemukakan bahwa All means of
communication to the public news and opinion, cuation and beliefs, wetherbay
newspaper, magazines or books, by radio broadcast, by television or by film, dimana

4
memiliki arti segala alat digunakan untuk komunikasi kepada publik, baik berupa berita
atau pendapat, apakah dikomunikasikan melalui surat kabar, majalah-majalah, ataukah
buku-buku, melalui siaran radio, melalui televisi atau melalui film). Jadi dapat
disimpulkan bahwa komunikasi bisnis merupakan proses melakukan pertukaran
informasi terkait bisnis dengan menggunakan komunikasi baik verbal (berbicara secara
langsung, menggunakan telepon genggam, ataupun dengan perantara surat) maupun
nonverbal (mempergunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ataupun ekspresi wajah).

2.3 BENTUK DASAR KOMUNIKASI


Komunikasi berkembang seiring berjalannya waktu, dari bentuk yang sederhana yaitu
secara langsung (face to face) hingga dilakukan secara jarak jauh (distance comunication)
melalui media elektronik.
2.3.1 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan
informasi dengan menggunakan kata-kata atau ucapan secara langsung. Komunikasi
verbal dapat dilakukan dengan lisan ataupun tertulis. Secara umum bentuk komunikasi
lisan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis ialah rapat, wawancara, pelatihan,
negosisasi, konsultasi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk komunikasi verbal yang
dilakukan secara tertulis ialah kegiatan surat menyurat untuk menunjang proses bisnis,
melalui gambar, grafik, lukisan ataupun simbol-simbol. Komunikasi lisan erat kaitannya
dengan penggunaan bahasa didalam penggunaannya. Jalaluddin Rakhmat (1994),
mendefinisikan secara fungsional bahasa adalah alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan, dan secara formalnya bahasa merupakan seluruh kalimat yang
terbayangkan dan dibuat menurut peraturan tata bahasa. Berdasarkan definisi tersebut
bahasa diartikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan yang digunakan dan
dipahami untuk suatu komunitas.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal antara lain:
a. Berpikir sebelum berbicara, pengorganisasian pikiran sebelum berbicara dapat
mengurangi kecanggungan.

5
b. Menggunakan bahasa langsung dan ringkas, hindari penggunaan bahasa yang
rumit agar terdengar intelek karena dapat menjadi bumerang kecuali apabila kita
yakin dengan penggunaan dan pengucapannya.
c. Variasi nada vokal, tunjukkan minat pada apa yang anda katakan sehingga orang
lain memperhatikan kita. Intonasi suara tinggi-rendah, cepat-lambat, lembut-kasar,
bercampur bahasa asing dan lain-lain yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisinya.
d. Ucapkan kata-kata yang benar dan lengkap, promosi penjualan yang digunakan
untuk memperkenalkan produk, harus disertai dengan proses berbicara dengan
mantap dan meyakinkan tentang kualitas barangnya.
Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu atau penyandian
(encoding) namun, bukan merupakan suatu alat yang baik untuk penyandian. Untuk itu
diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan
yang sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan
kerancuan dan kesalahpahaman.
2.3.2 Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal merupakan suatu proses penyampaian pesan dengan tidak
menggunakan kata-kata atau biasa disebut dengan bahasa isyarat. Komunikasi non
verbal meupakan bagian penting dari perilaku manusia dalam berinteraksi karena
menyangkut sistem pesan yang menyatakan sikap, perasaan, dan emosi. Dengan kata
lain penyampaian komunikasi non-verbal ini disampaikan melalui gerakan tubuh (body
language), raut wajah, jarak fisik antara pengirim dan penerima informasi. Komunikasi
non verbal dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti latar belakang budaya, sosial,
ekonomi, usia, pendidikan, pekerja, kepribadian pengirim maupun penerima.
Singkatnya, pesan yang disampaikan secara non-verbal bisa memiliki arti lain bagi
penerima atau orang lain. Komunikasi non verbal yang diungkapkan dengan apa yang
dipakai misalnya kalau ke pesta berpakaian indah, mahal, gemerlap, menunjukkan
bahwa ikut bergembira. Apabila menghadiri acara duka orang meninggal, ada yang
berpakaian serba gelap atau hitam menandakan ikut berduka cita. Komunikasi yang
diungkapkan dengan gesture atau gerakan tubuh seperti mengangguk meunjukkan
bahwa setuju. Angkat tangan dalam peperangan atau perkelahian adalah tanda

6
menyerah. Tunjuk tangan waktu kuliah atau rapat, tanda mau bertanya. Mengepalkan
tangan tanda marah dan mengancam. Menggelengkan kepala tanda tidak setuju atau
tidak mau (Indonesia) tetapi tanda setuju (India). Lambaian tangan tanda berpisah dan
ada juga lambayan tangan memanggil atau lambaian tangan menolak, menyuruhpergi
atau menjauh. Di depan toilet ada gambar wanita atau pria menunjukkan ada tempat
boleh masuk masing-masing.
2.3.3 Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan proses pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi dalam kelompok fromal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi
internal juga dapat disebut dengan komunikasi organisasi, komunikasi organisasi ini
didasarkan pada proses alur kerja, pengambilan keputusan yang meliputi proses
keorganisasian yang memperdayakan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi
masalah-masalah internal maupun eksternal organisasi. Latar belakang yang berbeda
mempengaruhi perilaku individual yang akan mempengaruhi kinerja organisasi.
Implikasinya setiap organisasi perlu untuk menciptakan nilai-nilai yang dianut bersama
guna menyeragamkan pemikiran dan tindakan untuk mengubah perilaku individual ke
organisasional sesuai dengan tujuan-tujuan organisasi.
2.3.4 Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan
organisasi dengan pemangku kepentingan yang berada diluar organisasi. Perlu
diketahui, kinerja suatu organisasi tidak akan berjalan dengan lancar apabila antara satu
unsur dengan unsur lainnya tidak berkegantungan baik didalam organisasi maupun
diluar organisasi. Pola komunikasi internal adalah landasan bagaimana organisasi dapat
berkomunikasi dengan lingkungan eksternalnya. Dilihat dari perspektif pemasarannya,
komunikasi eksternal dapat disebut juga dengan komunikasi pemasaran terpadu
(integrated marketing communication) yang kegiatannya meliputi promosi, periklanan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung. Komunikasi eksternal dikenal lebih
rumit dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan masing-masing pihak pemangku
kepentingan memiliki karakteristik yang berbeda, ini merupakan sebuah tantangan
sekaligus peluang dalam berorganisasi. Tantangan yang dihadapi ialah bagaimana
perusahaan dan jajarannya sebagai komunikator mengkreasikan pola komunikasi
sederhana yang bermakna dan mudah untuk dipahami oleh komunikan. Tujuan utama
7
komunikasi eksternal ialah untuk menciptakan kesadaran tentang keberadaan
organisasi, citra organisasi, dan membangun hubungan yang saling menguntungkan.
2.3.5 Komunikasi dengan Diri Sendiri
Menurut Hafied Cangara (2011), Setelah menerima informasi dari luar, apabila
dilihatnya suatu peluang berbisnis, seseorang sejenak akan memikirkannya dalam hati
secara monodik. Secara diam-diam ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalamannya
untuk mempertimbangkan penawaran itu. Di dalam dirinya terjadi suatu komunikasi
membahas kebaikan dan kelemahan dari tawaran tersebut. Ada yang proses berpikirnya
cepat dan ada pula yang lambat, untuk menjawab ya atau tidak.
2.3.6 Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi antar pribadi ini terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka
face to face bisa antara dua orang, tiga orang atau lebih. Dalam komunikasi ini
hendaknya saling memahami sehingga terbina hubungan baik antara masing-masing
pihak. Ada orang yang supel, humble, mudah bergaul dengan siapa saja. Bagi pebisnis
yang memerlukan pelanggan, konsumen, mitra bisnis, sangat perlu memiliki
kemampuan interpersonal communication yang baik, sehingga mampu memperluas
jaringan usahanya. Interaksi yang bagus dan saling menguntungkan biasanya bisa
bertahan lama. Interpersonal bisa diartikan antar pribadi dan juga antar kelompok.
2.3.7 Komunikasi Publik (Public Relation)
Komunikasi publik adalah komunikasi yang disampaikan oleh pembicara dalam
suatu tatap muka kepada khalayak umum. Acara gathering yang dilakukan oleh pebisnis
mencari dan menjaring pelanggan merupakan komunikasi publik.
2.3.8 Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi masa prosesnya berlangsung secara lebih luas. Biasanya menggunakan
saluran yang melembaga seperti surat kabar, radio, televisi. Sasaran komunikasi massa
ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2.4 FUNGSI DAN BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI
Fungsi komunikasi organisasi menurut Senjaya (1994) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif
Organisasi diartikan sebagai suatu sistem pemrosesan informasi, dimana setiap anggota
organisasi diharapkan mampu memberi dan menerima informasi dengan baik guna
kelancaran dalam menjalankan apa yang menjadi tugasnya. Informasi yang didapat

8
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih
pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat
suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
a) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka
yang memiliki Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga
memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.
b) Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi persuasif.
Merupakan cara lain dari perintah. Dimana kebanyakan pemimpin organisasi lebih
memilih menggunakan cara persuasif dari pada perintah kepada bawahannya. Hal ini
dikarenakanasumsi terkait penggunaan cara yang lebih halus akan menyebabkan seseorang
lebih menghargai suatu tugas yang dibebankan kepadanya.
4. Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang
dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
a) Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b) Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini

9
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
Menurut Senjaya menyebutkan empat bentuk komunikasi dalam komunikasi dalam
organisasi:
1. Komunikasi dari Atas ke Bawah atau Downward Communication
Komunikasi dari atas ke bawah berlangsung ketika orang yang berada pada level
manajer atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah adalah:
a) Pemberian atau penyampaian instruksi kerja.
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan.
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Metode yang digunakan dalam komunikasi dari atas ke bawah adalah metode tulisan,
metode lisan, metode tulisan diikuti lisan, dan metode lisan diikuti tulisan.
2. Komunikasi dari Bawah ke Atas atau Upward Communication
Komunikasi dari bawah ke atas terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada
atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas adalah:
a) Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.
b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang
tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3. Komunikasi Sesama atau Horizontal Communication
Komunikasi sesama berlangsung di antara para karyawan maupun bagian yang memiliki
kedudukan setara.
Fungsi komunikasi sesama adalah:
a) Memperbaiki koordinasi tugas.
b) Upaya pemecahan masalah.
c) Saling berbagi informasi.
d) Upaya penyelesaian konflik.

10
e) Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui kegiatan bersama.

2.5 PROSES KOMUNIKASI


Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang
mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras,
serasi), serta meliputi proses menulis, mendengarkan, dan mempertukarkan informasi.
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication and methods, proses
komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
3. Pengirim menyampaikan pesan.
4. Penerima menerima pesan.
5. Penerima menafsirkan pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide/Gagasan


Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus menyiapkan
ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat
diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan
berbagai macam informasi baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap, maupun diraba.
Ide-ide yang ada dalam benak kita disaring dan disusun ke dalam suatu memori yang ada dalam
jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap kenyataan. Setiap orang akan
memiliki peta mental yang berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai
pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.
Karena persepsi adalah hal yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang mungkin akan
berbeda dengan pemikiran orang lain. Bahkan dua orang yang memiliki suatu pengalaman
yang sama terhadap sesuatu hal atau kejadian, akan memiliki kesan yang tidak serupa. Sebagai
contoh, ada dua orang yang sama-sama mengikuti briefing dari pimpinan perusahaan. Apabila
mereka diminta untuk menceritakan pengalaman mereka masing-masing, tentu ada beberapa
hal yang berbeda. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena setiap orang akan menyaring
informasi yang didapat, dan hanya akan memperhatikan dan mengingat hal-hal yang mereka
anggap menarik atau penting. Seorang komunikator yang baik, harus dapat menyaring hal-hal

11
yang tidak penting atau tidak relevan dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang
penting dan relevan. Dalam dunis komunikasi, proses tersebut dikenal sebagai abstraksi
(abstractzon).
Tahap Kedua: Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan
sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu diubah ke
dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya,
untuk kemudian disampaikan kepada orang lain.
Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan)
audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya. Sebagai contoh sederhana, pada umumnya
orang Timur cenderung menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa taklangsung dan
bahasa penghalus. Untuk menyatakan sikap menolak, seseorang terlebih dahulu harus
menggunakan kalimat-kalimat pembuka yang bersifat netral, baru kemudian menyatakan sikap
penolakan.
Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan
atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan.
Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek,
tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan
akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila menyampaikan pesan-pesan
yang panjang dan kompleks secara lisan, pesan-pesan tersebut bisa jadi terdistorsi atau bahkan
bertentangan dengan pesan aslinya. Di samping itu dalam menyampaikan suatu pesan,
berbagai media komunikasi-media tulisan maupun lisan-dapat digunakan. Oleh karena itu,
perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan.
Tahap Keempat: Penerima Menerima Pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim (komunikator)
mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikan) menerima pesan tersebut. Jika seseorang
mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah membaca dan
memahami isinya. Jika seseorang menyampaikan pidato di hadapan umum, para pendengar

12
sebagai audiens harus dapat mendengar apa yang dikatakan dan memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
Tahap Kelima: Penerima Menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan
tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat
ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang
dimaksud oleh pengirim pesan.
Tahap Keenam: Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan Balik ke Pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi.
Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim
untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan
memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh penerima pesan beraneka
macam, dapat berupa suatu senyuman, tertawa, sikap murung, cemberut, memberi komentar
selulas (sengkat), anggukan sebagai pembenaran, atau pesan secara tertulis. Sebagai contoh,
seorang karyawan perusahaan menerima sepucuk surat dari pimpinannya. Sesaat kemudian
surat tersebut dibacanya. Apabila ekspresi wajahnya tampak murung, dapat diduga bahwa ia
menerima berita yang kurang menyenangkan bagi dirinya. Sebaliknya, jika setelah membaca
surat dari pimpinannya ia tampak berseri-seri, dapat diduga bahwa ia menerima berita yang
menyenangkan dari pimpinannya tersebut. Bentuk ekspresi wajah tersebut adalah contoh
adanya umpan balik dalam berkomunikasi. Di samping itu, adanya umpan balik akan dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar
belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.

2.6 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEKERJAAN


Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007) mengemukakan terdapat tahapan-tahapan
dalam mengembangkan komunikasi yang efektif.
2.6.1 Identifikasi Audiensi Sasaran
Untuk mengembangkan komunikasi yang efektif, harus dimulai dengan audiensi
sasaran yang jelas. Pengidentifikasian sasaran tersebut akan sangat mempengaruhi

13
keputusan komunikator tentang apa, bagaimana, kapan, dimana dan kepada siapa ia
menyampaikan informasi tersebut. Hal ini digunakan untuk mendefinisikan audiensi
sasaran dari segi penggunaan dan loyalitas. Sebagian besar analisis audiensi merupakan
cara menilai citra perusahaan dari produknya serta pesaing-pesaingnya. Sikap dan
tindakan orang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut.
Langkah yang harus dilakukan dalam mengidentifikasi audiensi sasaran ialah dengan
skala pengenalan (familiarity scale) apakah orang lain tidak pernah mendengar-hanya
sedikit mendengar-cukup mengetahui-sangat mengetahui tentang organisasi ataupun
produk. Lalu langkah selanjutnya, dilengkapi dengan skala kesukaan (favorability scale)
apakah seseorang sangat tidak suka-tidak suka-cukup suka-sangat suka dengan
organisasi ataupun produk. Apabila responden memilih dua kategori pertama, organisasi
tersebut harus mengatasi masalah citra yang negatif.
2.6.2 Menentukan Tujuan Komunikasi
Menurut Rossiter dan Percy dalam Sudaryono (2022) terdapat empat (4)
kemungkinan tujuan komunikasi antara lain:
a. Kebutuhan Kategori, untuk mengembangkan sebuah produk atau kategori layanan
kita perlu untuk membuang atau memenuhi kesenjangan yang dirasakan sehingga
produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen.
b. Kesadaran Merek, diperlukannya pengenalan merek yang lebih mudah untuk diingat
konsumen. Kesadaran merek memberi landasan untuk ekuitas merk.
c. Sikap Merek, melakukan evaluasi merek dengan menghargai kemampuan atau
manfaat yang dirasakan untuk memenuhi kebutuhan yang relevan di masa ini.
d. Maksud Pembelian Merek, tawaran promosi dalam bentuk kupon ataupun diskon
dapat mendorong keinginan konsumen untuk melakukan komitmen dalam membeli
sebuah produk.
Komunikasi yang paling efektif ialah konunikasi yang sering mencapai banyak
tujuan. Sebagai contoh Shoppee memberikan benefit kepada konsumennya dimana
didalam setiap pembelian produk, konsumen mendapatkan kupon gratis ongkos kirim
dalam setiap pembelian produknya. Hal ini menggabungkan tujuan sikap merek dan
maksud pembelian merek.

14
2.6.3 Merancang Komunikasi
Merumuskan komunikasi untuk mencapai tanggapan yang diinginkan akan
menuntut pemecahan masalah apa yang harus dikatakan (strategi pesan), bagaimana
cara mengatakannya (strategi kreatif), dan siapa yang harus mengatakannya (sumber
pesan).
1) Strategi pesan, bagaimana manejemen dapat mencari daya tarik, tema, atau gagasan
yang akan mengikat pembeli ke dalam penentuan posisi merek dan membantu
membangun titik kesamaan atau titik perbedaan para pesaing.
2) Strategi kreatif, bagaimana mengekspresikan pesan namun tidak merubah isi pesan
itu sendiri.
3) Sumber pesan, pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik akan
memperoleh perhatian dan daya ingat yang lebih tinggi.
Sumber paling penting terpercaya adalah orang yang memiliki nilai yang tinggi
dalam ketiga dimensi tersebut. Seorang aktivis anti narkoba alian menggunakan para
bekas pecandu karena mereka memiliti kredibilitas lebih tinggi. Sebelum kematiannya,
Dave Thomas, yang memiliki daya tarik yang ramah dan kredibilitas bawaan,
melakukan lebih dari 800 siaran niaga Wendy dalam dasi merah dan kemeja lengan
pendek yang merupakan trade mark-nya. Dukungan selebriti pilihan bahkan dapat
melontarkan produk yang tadinya tidak disukai masuk ke dalam lingkup para bintang.
jika seseorang memiliki sikap positif terhadap sumber dan pesan atau sikap yang negatif
terhadap keduanya, akan terdapat apa yang disebut sebagai keadaan konkuren.
2.6.4 Memilih Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi dapat bersifat pribadi dan non pribadi. Saluran komunikasi
pribadi (personal communication channel) melibatkan dua atau beberapa orang yang
berkomunikasi langsung satu dengan lainnya melalui tatap muka, satu orang dengan
audiensi, melalui telepon, ataupun melalui e-mail. Saluran komunikasi pribadi ini
memperoleh efektivitasnya melalui presentasi dan umpan balik yang bersifat
perseorangan. Perusahaan dapat mengambil beberapa langkah untuk merangsang
saluran pribadi demi kepentingan mereka antara lain:
a. Mengidentifikasi orang-orang ataupun perusahaan-perusahaan yang berpengaruh
dan mengerahkan upaya ekstra untuk mereka.

15
b. Menciptakan pemimpin-pemimpin opini dengan memasok produk tersebut kepada
orang-orang tertentu dengan hubungan yang menarik.
c. Bekerjalah melalui orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
d. Gunakanlah orang yang berpengaruh tersebut dalam iklan yang memberikan
kesaksian.
e. Ciptakanlah iklan yang memiliki nilai percakapan yang tinggi, atau dapat menarik
produk perusahaan.
f. Kembangkanlah saluran rujukan dari mulut ke mulut untuk membangun usaha.
g. Bentuk forum diskusi elektronik.
Saluran komunikasi non pribadi merupakan saluran komunikasi yang diarahkan
pada lebih dari satu orang dan mencakup media, promosi penjualan, acara khusus dan
berita. Walaupun komunikasi pribadi dikatakan lebih efektif dibandingkan dengan
komunikasi non pribadi, komunikasi non pribadi dapat merangsang komunikasi pribadi.
2.6.5 Menetapkan Anggaran Komunikasi
Salah satu keputusan komunikasi dalam pemasaran yang cukup sulit ialah dalam
menentukan biaya yang harus dikeluarkan untuk promosi. Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller (2007) menguraikan empat (4) metode utama antara lain :
a. Metode kesanggupan, metode ini mengabaikan peran promosi sebagai investasi dan
pengaruh langsung promosi terhadap volume penjualan. Hal ini mengakibatkan
anggaran tahunan yang tidak menentu yang mengakibatkan perencanaan jangka
panjang sulit.
b. Metode persentase penjualan, metode ini menyatakan bahwa perusahaan
menetapkan pengeluaran promosi berdasarkan persentase penjualan yang telah
ditentukan (perkiraan atau penjualan saat ini) atau dari harga jual. Para pendukung
metode ini melihat beberapa keunggulannya yaitu:
1) Pengeluaran promosi akan berbeda-beda sesuai dengan kesanggupan perusahaan
tersebut.
2) Metode tersebut mendorong manajemen memikirkan hubungan antara biaya
promosi, harga jual, dan laba per unit.
3) Mendorong stabilitas perusahaan apabila perusahaan pesaing membelanjakan
persentase penjualannya yang kira-kira sama untuk promosi.

16
Walaupun memiliki kelebihan, metode ini hanya memandang penjualan sebagai
penentu promosi, bukan sebagai hasilnya. Hal itu menyebabkan anggaran
ditetapkan berdasarkan ketersediaan dana bukan berdasarkan peluang pasar.
c. Metode keseimbangan persaingan, metode ini digunakan dengan menetapkan
anggaran promosinya untuk menyeimbangkan kekuatan suara dengan pesaing.
Namun, tidak ada dasar untuk mempercayai bahwa anggaran yang didasarkan pada
keseimbangan persaingan akan mencegah perang promosi.
d. Metode tujuan dan tugas, metode ini meminta pemasar mengembangkan anggaran
promosi dengan mendefinisikan tujuan yang jelas, menentukan tugas-tugas yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan ini, dan memperkirakan biaya untuk
melaksanakan tugas-tugas ini. Metode ini digunakan karena manajemen harus
menjelaskan asumsi-asumsi mengenai hubungan antara dana yang dibelanjakan,
tingkat paparan, tingkat percobaan produk, dan penggunaan secara teratur. Secara
teoritis, total anggaran promosi seharusnya ditetapkan sehingga laba marginal dari
dana promosi terakhir harus sama dengan laba marginal dari dana terakhir dalam
penggunaan non promosi yang paling baik.
2.7 STUDI KASUS
Kasus Komunikasi Bisnis Perusahaan PT Galih Estetika
PT Galih Estetika Indonesia merupakan perusahaan pioner pasta ubi jalar sejak tahun 1993
dengan skala ekspor. Sebagai salah satu industri yang bergerak di bidang pengolahan ubi jalar,
perusahaan membutuhkan suatu strategi komunikasi yang tepat untuk dapat mencapai tujuannya,
mengingat saat ini persaingan di antara perusahaan agroindustri ubi jalar sudah semakin ketat baik
di dalam negeri maupun di luar negeri. Beberapa perusahaan dalam negeri yang tumbuh dan
berkembang melakukan usaha sejenis diantaranya; First Batatas Indonesia (Cirebon, Jawa Barat),
Sumber Boga (Semarang, Jawa Tengah), Kem Farm (Semarang, Jawa Tengah), Miagi (Pasuruan,
Jawa Timur), Randu Tatah (Surabaya, Jawa Timur), Mitra Tani (Medan Sumatera Utara), Agro
(Medan Sumatera Utara). Keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut yang sebagian besar berada
di pulau Jawa menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat, tidak hanya dalam pemenuhan
permintaan pasar ke Jepang tetapi juga dalam perolehan bahan baku ubi jalar dan tenaga kerja
yang terampil (Bestari 2010).

17
PT Galih Estetika Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku ubi jalar dilakukan
dengan program kemitraan yang lahir akibat semakin meningkatnya permintaan dari negara
pelanggan terutama Jepang dan Korea. Pada Tahun 2011 jumlah petani yang melakukan kontrak
kemitraan dengan perusahaan mencapai 80 persen, tetapi pada Tahun 2016 menjadi 30 persen.
Petani hanya memandang jangka pendek terhadap kemitraan yang dilakukan, sehingga terdapat
penyimpangan kontrak diantara para pelaku yang bermitra berakhir dengan pemutusan kerjasama
yang dapat merugikan dan mengancam keberlanjutan kemitraan. Pemutusan tersebut diduga
karena adanya miskomunikasi antara perusahaan dengan petani mitra terkait sistem dan informasi
pembayaran yang terlambat sehingga adanya kekecewaan petani mitra terhadap perusahaan. Selain
itu, muncul juga pelaku lain di luar pelaku yang menjalani kontrak dengan asumsi lebih
menjanjikan petani. Maka, komunikasi bisnis yang baik dalam meningkatkan kemitraan menjadi
penting dilakukan agar perusahaan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan hubungan
kemitraan jangka panjang di masa depan.

Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini, PT Galih Estetika Indonesia melakukan komunikasi bisnis dalam
melakukan kemitraan dengan orang-orang yang terlibat langsung dalam usaha, baik di internal
maupun eksternal perusahaan.
1.) Komunikasi Internal Perusahaan
Komunikasi bisnis di internal PT Galih Estetika Indonesia dalam meningkatkan
kemitraan ubi jalar diperankan oleh Divisi Pengadaan. Struktur organisasi di dalam Divisi
Pengadaan terdiri dari Manajer Pengadaan, Supervisi Pengadaan, dan 3 orang koordinator
area. Divisi pengadaan bertugas melakukan pembelian bahan baku dan alat-alat produksi,
serta berwenang mengkoordinasikan dan mengawasi persediaan perlengkapan dan
peralatan produksi. Setiap karyawan di bidangnya memiliki tugas dan fungsi masing-
masing yang harus diselesaikan. Seluruh komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan
kepada karyawan merupakan komunikasi verbal, sehingga tujuan akhirnya adalah
karyawan mau bekerja dengan rajin. Di dalam hal ini, perusahaan memberlakukan berbagai
cara dan bentuk komunikasi yang berupa komunikasi verbal maupun komunikasi non
verbal dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas dan efektifitas dari pekerjanya.

18
2.) Komunikasi Ekternal Perusahaan
PT Galih Estetika Indonesia dalam memenuhi kontinuitas bahan baku ubi jalar
melakukan komunikasi kemitraan dengan para penyedia bahan baku yaitu petani ubi jalar.
Kemitraan tersebut tentunya dijalankan melalui komunikasi diantara kedua belah pihak.
Komunikasi yang diterapkan oleh kepada petani ubi jalar adalah berupa komunikasi verbal
dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal dilakukan dua minggu sekali oleh
koordinator perusahaan sebagai penyuluh yang bertugas mendampingi para petani dalam
teknis budidaya dan memastikan pasokan bahan baku berjalan dengan lancar disalurkan
kepada perusahaan serta melakukan kontrak usaha baik kontrak hasil maupun kontrak
harga. Akan tetapi pada perjalanan bisnisnya, PT Galih Estetika Indonesia yang
menerapkan kesepakatan kontrak ini ternyata tidak begitu berjalan dengan optimal. Hal ini
dikarenakan terdapat informasi perusahaan yang tidak tersampaikan kepada para petani
begitupun sebaliknya, sistem pembayaran yang relatif lama, grading yang ketat, sehingga
mengakibatkan komitmen kedua belah pihak atas kontrak tersebut tidak begitu penting.
Komunikasi yang diterapkan adalah komunikasi antar pribadi karena dalam
berkomunikasi, pihak perusahaan bertatap muka langsung dengan penyedia bahan baku
ubi jalar (Mulyana, 2004). Kemudian sifat komunikasi yang diterapkan adalah komunikasi
yang fleksibel atau juga nonverbal, karena dalam berkomunikasi, sikap serta cara yang
dilakukan oleh perusahaan sangat menentukan keberhasilan komunikasi tersebut. Selain
itu, PT Galih Estetika Indonesia menjalin komunikasi dengan pengusaha ubi jalar lain
apabila mendapat undangan pada kegiatan/acara yang berkaitan dengan bisnis dilakukan
oleh Asosiasi/Komunitas/Instansi. Komunikasi lanjutan secara personal antar sesama
pengusaha sangat penting dilakukan terutama oleh PT Galih Estetika Indonesia. Disaat
kapasitas produksi PT Galih Estetika Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan luar
negeri yang terus meningkat, maka diperlukan juga kemitraan dengan perusahaan lain.
Komunikasi intensif dengan perusahaan lain dapat berdampak positif terhadap peningkatan
penjualan dan kepercayaan pelanggan tetap terjaga. Oleh karena itu, pengusaha ubi jalar
lain tidak hanya dijadikan sebagai pesaing namun juga dapat dijadikan sebagai mitra
utama.
Kunjungan terhadap perusahaan lain bermanfaat dalam informasi dan pengetahuan
terhadap perkembangan agroindustri ubi jalar di dalam dan luar negeri baik dari segi

19
produksi, teknologi, order, dan lain sebagainya. Kemudian tersedianya bantuan dari
Pemerintah berupa pendampingan budidaya ubi jalar, modal usaha, serta sarana promosi
di situs dagang dan pameran yang diadakan di dalam dan luar negeri. Hal ini menjadi
kesempatan dan peluang PT Galih Estetika Indonesia dalam mejalin komunikasi yang baik
dengan Pemerintah agar terciptanya kemitraan yang terintergrasi antara perusahaan,
Pemerintah, dan petani ubi jalar.
2.8 SOAL PILIHAN GANDA
1) Berikut merupakan tahapan proses komunikasi, antara lain :
▪ Penerima menerima pesan. (4)
▪ Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. (6)
▪ Penerima menafsirkan pesan. (5)
▪ Pengirim menyampaikan pesan. (3)
▪ Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan (1)
▪ Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan. (2)
Berdasarkan Bovee dan Thill dalam buku Business Communication and methods, urutan
proses komunikasi yang benar adalah…

a. 5, 6, 4, 2, 1, dan 3
b. 5, 6, 4, 3, 2, dan 1
c. 5, 6, 4, 1, 2, dan 3
d. 5, 6, 4, 1, 3, dan 2
2) Dalam proses komunikasi dinyatakan bahwa agar ide dapat diterima dan dimengerti
secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa
yang ingin disampaikan), maksud (tujuan) audiens, gaya personal, dan latar belakang
budaya. Termasuk tahapan manakah pernyataan tersebut…

a. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan


b. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
c. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
d. Penerima menerima pesan

20
3) Komunikasi dari atas ke bawah berlangsung ketika orang yang berada pada level manajer
atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya. Berikut yang bukan dari fungsi
dari atas ke bawah ?

a. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan.


b. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
c. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.
d. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
4) Proses pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi dalam kelompok fromal
maupun informal dari suatu organisasi. Dalam proses komunikasi, hal ini pengertian dari
komunikasi?

a. Internal
b. Ekstrenal
c. Non- Verbal
d. Verbal
5) Dalam proses penyampaian dan penerimaan informasi harus memperhatikan berpikir
sebelum berbicara, menggunakan bahasa langsung dan ringkas, variasi nada vokal, dan
ucapaka kata-kata yang benar dan lengkap. Hal ini termasuk komunikasi?
a. Diri Sendiri
b. Verbal
c. Antar Pribadi
d. Non Verbal

21
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Setiap manusia dalam bermasyarakat pasti melakukan komunikasi, sosialisasi dan juga
interaksi dengan masyarakat lainnya. Keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan termasuk karier juga ditentukan oleh kemampuan dalam
berkomunikasi. Hal ini dikarenakan kemampuan komunikasi seseorang individu diperlukan
dalam setiap kondisi. Komunikasi dalam berbisnis menjadi hal yang penting dalam segala hal
yang menyangkut segala sesuatu yang ada dalam bisnis untuk menghindari kesalahpahaman
Komunikasi bisnis berasal dari dua kata yaitu komunikasi dan bisnis. Komunikasi
merupakan sebuah proses penyampaian atau pertukaran informasi, ide, gagasan dan
sebagainya dari satu individu ke individu lain dengan tujuan untuk mencapai suatu pemahaman
yang sama sedangkan bisnis merupakan proses menyediakan, mengolah, atau menjual produk
baik berupa barang ataupun jasa dengan tujuan mecari profit atau laba. Jadi komunikasi bisnis
adalah proses melakukan pertukaran informasi terkait bisnis dengan menggunakan komunikasi
baik verbal (berbicara secara langsung, menggunakan telepon genggam, ataupun dengan
perantara surat) maupun nonverbal (mempergunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ataupun
ekspresi wajah).
Komunikasi bisnis yang paling umum digunakan ialah komunikasi verbal dan non
verbal. Komunikasi verbal dikenal dengan komunikasi lisan dan tertulis, proses penyampaian
dan penerimaan informasi dengan menggunakan kata-kata atau ucapan-ucapan secara
langsung atau tatap muka. Sedangkan, komunikasi non verbal merupakan dapat disampaikan
melalui gerakan tubuh, raut wajah, jarak fisik antara pengirim dan penerima. Komunikasi juga
dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu komunikasi internal (komunikasi organisasi),
komunikasi eksternal, komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi
publik, dan komunikasi massa.
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication and methods,
proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu: Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan,
pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan, pengirim menyampaikan pesan, penerima

22
menerima pesan, penerima menafsirkan pesan, penerima memberi tanggapan dan mengirim
umpan balik kepada pengirim.
Menurut Senjaya (1994) fungsi komunikasi organisasi terdiri dari empat fungsi yaitu
fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Dan pada bentuk komunikasi dalam
organisasi murut Senjaya (1994) terdiri dari tiga bentuk yaitu komunikasi dari atas ke bawah
atau Downward Communication, Komunikasi dari Bawah ke Atas atau Upward
Communication, dan Komunikasi Sesama atau Horizontal Communication
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007) mengemukakan terdapat tahapan-tahapan
dalam mengembangkan komunikasi yang efektif yaitu antara lain : mengidentifikasi audiensi
sasaran, menentukan tujuan komunikasi, merancang komunikasi, memilih saluran komunikasi,
dan menetapkan anggaran komunikasi. Komunikasi yang paling efektif ialah konunikasi yang
sering mencapai banyak tujuan.

3.2 SARAN
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik serta saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sudaryono. 2022. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Kencana


Cangara, Hafied. 2011. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hadi, R. Fauziah. 2020. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Cangara, H. 2016. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kotler, P. Keller, K.P. 2012. Marketing Management. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, J. 2011. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Dilazhr. Pentingnya Komunikasi Dalam Berbisnis. https://blog.ub.ac.id/dilazhr/aplikasi-
komunikasi-bisnis/pentingnya-komunikasi-dalam-berbisnis. Di akses 11 September 2022
2011. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi. http://all-about
theory.blogspot.com/2011/11/fungsi-komunikasi-dalam-organisasi.html. Di akses 11
September 2022
Kuswantoro, Agung. 2016. Hubungan Masyarakat (Humas): Teori dan Praktik. Jakarta:
Penerbit Salemba
Humanika. https://nasional.kompas.com/read/2022/04/02/03000001/fungsi-dan-bentuk-
komunikasi-dalam-organisasi. Di akses 11 September 2022
Abdullah, M. R. (2010). Komunikasi Bisnis. Al-Tajdid, 53-64.
Baga dkk, L. M. (2017). Komunikasi Bisnis PT Galih Estetika Indonesia dalam
Meningkatkan Kemitraan Ubi Jalar. Komunikasi Pembangunan, 24-36.
Haryanto, T., Hidayah, A., & Alfalisyando. (2020). Komunikasi Bisnis Metode dan
Implementasi. Purwokerto: UM Purwokerto Pers (Anggota APPTI).

24

Anda mungkin juga menyukai