Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Komunikasi


Bisnis

Dosen Pengampu:
Novika Rosari,S.E.,M.Si,Ak

Disusun Oleh :

1. Argita Ginatasari (2010313320009)


2. Nur Farah Amalia (2010313320020)
3. Prayugo Utomo (2010313210051)
4. Siti Nor Azizah (2010313120009)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI S1 AKUNTANSI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Tidak lupa kami juga berterima kasih pada Ibu Novika
Rosari,S.E.,M.Si,Ak selaku dosen mata kuliah Komunikasi Bisnis Universitas
Lambung Mangkurat yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Makalah Komunikasi Bisnis dengan topik “Memahami Komunikasi


Bisnis” yang kami harapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para
Mahasiswa/Mahasiswi untuk dapat mengetahui serta memahami lebih dalam
mengenai komunikasi dalam bisnis.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf jika dalam
pembuatan makalah ini terdapat kata yang salah serta terdapat kesalahan dalam
penulisan. Oleh karena itu, kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Banjarmasin, Agustus 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Komunikasi Bisnis..............................................................3
2.2 Bentuk Dasar Komunikasi....................................................................4
2.2.1 Komunikasi Verbal (Verbal Communication)..........................4
2.2.2 Komunikasi Nonverbal.............................................................7
2.2.3 Tujuan Komunikasi Nonverbal.................................................8
2.3 Proses Komunikasi................................................................................8
2.3.1 Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu
Ide/Gagasan...............................................................................9
2.3.2 Tahap Kedua: Pengirim Mengubah Ide
Menjadi Suatu Pesan.................................................................9
2.3.3 Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan......................10
2.3.4 Tahap Keempat: Penerima Menerima Pesan..........................10
2.3.5 Tahap Kelima: Penerima Menafsirkan Pesan.........................11
2.3.6 Tahap Keenam :Penerima Memberi Tanggapan dan
Umpan Balik ke Pengirim.......................................................11
2.4 Kesalahpahaman Komunikasi.............................................................12
2.4.1 Masalah dalam Mengembangkan Pesan.................................12
2.4.2 Masalah dalam Penyampaian Pesan........................................13
2.4.3 Masalah dalam Menerima Pesan.............................................13
2.4.4 Masalah dalam Menafsirkan Pesan.........................................14
2.5 Memperbaiki Komunikasi...................................................................15
2.5.1 Persepsi....................................................................................15
2.5.2 Ketepatan.................................................................................15
2.5.3 Kredibilitas..............................................................................15
2.5.4 Pengendalian...........................................................................15
2.5.5 Keharmonisan..........................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................17
3.1 Kesimpulan.........................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Komunikasi.............................................................................. 12


1. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau gagasan dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya
(Sarkonah, 2013:2). Komunikasi biasa dilakukan dengan keluarga, teman,
kekasih, dan orang-orang dari berbagai kalangan dengan menggunakan bahasa
yang dimengerti oleh kedua belah pihak yang melakukan komunikasi. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan membutuhkan orang lain. Dengan melakukan komunikasi, suatu
individu dapat merasakan perasaan dari individu yang lain untuk memahami apa
yang ia inginkan. Meskipun dalam beberapa kasus, terdapat beberapa orang yang
menutup diri dari lingkungan sosial dan menolak untuk berkomunikasi. Penyebab
munculnya perilaku ini adalah karena adanya gangguan masalah kejiwaan.
Seseorang yang tidak bisa berkomunikasi karena menderita masalah kejiwaan
tidak akan bisa menjalani hidup dengan normal dan disarankan untuk berobat ke
psikiater/psikolog. Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan jika ingin
memiliki kehidupan normal dalam bermasyarakat.

Komunikasi juga merupakan elemen yang sangat penting dalam organisasi


bisnis. Komunikasi bisnis yang baik dapat menciptakan keserasian dan
mengurangi terjadiya konflik antar sesama anggota organisasi bisnis. Selain itu,
dengan adanya komunikasi, anggota dapat saling bertukar pikiran/gagasan, saling
memberikan informasi, dan bekerja sama dalam membuat sebuah keputusan.
Kegiatan komunikasi bisnis terjadi diantara pimpinan dengan karyawan, karyawan
dengan karyawan lainnya, karyawan dengan konsumen/masyarakat dan karyawan
dengan organisasi lain. Komunikasi bisnis biasanya digunakan saat atasan
memberikan instruksi kerja, memimpin dan menghadiri rapat, wawancara
perekrutan karyawan baru dan presentasi bisnis dan penyusunan laporan bisnis.
Oleh karena itu, dengan meningkatkan efektivitas komunikasi bisnis dengan tepat
dapat memberikan dampak positif pada keberhasilan usaha bisnis serta mampu
menunjang karir para pimpinan dan karyawan suatu organisasi/perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat


dibuat pada makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari komunikasi bisnis?


2. Apa saja bentuk-bentuk dasar komunikasi?
3. Bagaimana proses terjadinya komunikasi?
4. Apa saja kesalahpahaman yang muncul dalam komunikasi?
5. Bagaimana caara memperbaiki komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian dari komunikasi bisnis.


2. Mengetahui apa saja bentuk-bentuk dasar komunikasi.
3. Mengetahui bagaimna proses terjadinya komunikasi.
4. Mengetahui apa saja kesalahpahaman yang muncul dalam komunikasi.
5. Mengetahui bagaimana cara memperbaiki komunikasi.
2. BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Bisnis

Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” yang artinya bersama.


Dalam kamus bahasa Indonesia, komunikasi merupakan ungkapan seperti
berbagai informasi atau pengetahuan, memberi gagasan, bertukar
pikiran/informasi atau sejenisnya.

Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communications: Principles


and Methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu
melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah
suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.

Sehingga komunikasi dapat diartikan sebagai proses transfer informasi atau


pesan yang melibatkan dua orang atau lebih yaitu yang berperan sebagai pengirim
pesan (komunikator) ke penerima pesan (komunikan). Proses transfer informasi
dapat dilakukan dengan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh
seseorang melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal dengan tujuan
untuk mencapai saling pengertian.

Sedangkan bisnis menurut Hunt & Urwick adalah perusahaan apapun yang
membuat, mendistribusikan ataupun menyediakan berbagai barag/jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat serta bersedia dan mampu dalam membeli atau
membayarnya.

Jadi, secara sederhana komunikasi bisnis adalah komunikasi yang


digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk
mencapau tujuan tertentu (Purwanto, 2019:5)

Dalam dunia bisnis, selain memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik


seorang komunikator juga harus mampu menggunakan berbagai macam alat atau
media komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada
pihak lain secara efektif dan efisien, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan
bisnis dapat tercapai.

Para komunikator harus memahami dengan baik bagaimana menyusun kata-


kata yang mampu membentuk suatu makna, bagaimana mengubah situasi menjadi
lebih menarik, bagaimana mengajak audiens untuk berperan aktif dalam diskusi,
serta bagaimana memilih media komunikasi secara tepat (melalui media tertulis
(written) atau lisan (oral)). Di samping itu, mereka juga harus dapat menggunakan
gerakan-gerakan isyarat ataupun bahasa tubuh untuk memperkuat penyampaian
pesan-pesan bisnis.

2.2 Bentuk Dasar Komunikasi


Menurut [ CITATION Pur19 \l 1057 ], bentuk dassar
komunikasi terbagi menjadi :

2.2.1 Komunikasi Verbal (Verbal Communication)


Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan
pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara tertulis dan lisan. Bentuk
komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan
baik, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan
baik.
Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal yaitu :
1. Membuat dan mengirim surat pengantar barang ke suatu perusahaan.
2. Memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang
produk-produk baru.
3. Melakukan presentasi bisnis dengan para investor.
4. Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu perusahaan.
5. Melakukan konferensi jarak jauh melalui komputer (teleconference) dengan
perusahaan lain.
Dalam berkomunikasi bisnis seseorang dapat menggunakan tulisan, lisan,
pendengaran dan bacaan.
2.2.1.1 Berbicara dan Menulis

Pada umumnya, dalam mengirimkan atau menyampaikan pesan-pesan


bisnis, orang-orang lebih senang berbicara daripada menulis. Dikarenakan,
komunikasi lisan dianggap lebih mudah, efisien, dan cepat dalam
menyampaikan pesan-pesan bisnis. Akan tetapi penyampaian pesan secara
lisan dilakukan apabila pesan dianggap tidak sangat penting. Sebaliknya
apabila pesan dianggap sangat penting maka penyampaian pesan bisnis biasa
dilakukan dengan cara tertulis. Hal ini dikarenakan pesan yang tertulis dapat
dijadikan sebagai bukti dokumen yang sah dan informasi yang diberikan juga
lebih terperinci daripada komunikasi lisan. Adapun bentuk-bentuk komunikasi
tertulis dalam dunia bisnis antara lain meliputi surat (macam-macam surat
bisnis), memo, dan laporan.

2.2.1.2 Mendengar dan Membaca


Dalam menerima pesan-pesan bisnis seseorang dapat menggunakan
pendengaran dan bacaan. Menyampaikan informasi dalam komunikasi dua arah
memerlukan keterampilan mendengarkan dan membaca yang baik. Akan tetapi
kebanyakan orang relatif lemah dalam mendengarkan dikarenakan bisa saja
point yang penting terlewatkan karena daya ingat yang lemah. Begitu pula
dengan membaca, beberapa orang ada yang masih mengalami kesulitan dalam
mengambil point-ponit penting dalam suatu bacaan. Oleh karena itu seseorang
harus berkonsentrasi pada apa yang sedang dibaca dan didengar agar dapat
menyerap informasi dengan baik.

2.2.1.3 Manfaat Komunikasi Verbal

Manfaat dapat berkomunikasi verbal yang baik terutama dalam duni


kerja yaitu :
1. Menghemat waktu: Kita bisa memberi perintah langsung kepada
bawahan untuk mendapatkan petunjuk tentang suatu masalah dalam
beberapa menit. Sampaikan pesan dengan cepat. Bentuk komunikasi
verbal memberi kita fasilitas ini untuk mengirim pesan yang dimaksudkan
dengan cepat sehingga menghemat waktu kita. Selain itu, kita tidak perlu
mencari-cari bahasa isyarat. Cukup tulis atau ucapkan dan kita akan
mengerti dalam sepersekian detik.

2. Menghemat uang: Jika sebagian besar informasi dianggap verbal maka


kita tidak akan membuang-buang energi dan uang untuk menjelaskan
sesuatu secara berbeda. Yang Anda butuhkan hanyalah media untuk
berbicara atau menulis. Juga, lebih sedikit kemungkinan salah tafsir karena
setiap orang yang menerima instruksi dapat memahami bahasa yang sama
dari kita.
3. Metode paling nyaman: Komunikasi verbal adalah alat komunikasi yang
paling banyak digunakan secara global. Orang lebih memilih komunikasi
verbal karena faktor kenyamanan mendominasi jenis komunikasi lainnya.
Saat berkomunikasi secara verbal, kita lebih cenderung menyampaikan
materi hanya dalam teks yang mudah dibaca dan bahasa yang dapat
dimengerti yang lebih disukai.

4. Kejelasan pesan: Jika pesan yang diberikan dalam format tertulis,


penerima dapat membaca kembali isinya dan mengklarifikasi keraguan di
kemudian hari. Oleh karena itu, terkadang format tertulis dapat memiliki
keunggulan ekstra atas format lisan dalam hal ini.

5. Legalitas konten: Karena dokumen dapat direproduksi, format tertulis


memiliki kepentingan hukum. Banyak orang lebih suka berkomunikasi
dalam format tertulis atau lisan jika ada diskusi penting. Percakapan ini
dapat disimpan atau direkam untuk digunakan di masa mendatang sebagai
bukti kejahatan atau sebagai dokumen hukum yang dapat menjadi sangat
penting dalam banyak hal.

2.2.1.4 Tujuan Komunikasi Verbal

Tujuan berkomunikasi verbal baik secara tulisan ataupun lisan yaitu :


1. Menyampaikan penjelasan, pemberitahuan, arahan dan lain sebagainya
dengan jelas,
2. Mempresentasikan penjualan dihadapan para audiens,
3. Penyelenggaraan rapat,
4. Melakukan wawancara dengan orang lain misalnya pelamar kerja,
5. Pemasaran melalui telepon, sosial media, televisi, dan sebagainya .

2.2.2 Komunikasi Nonverbal


Komunikasi bisnis yang paling mendasar adalah komunikasi nonverbal.
Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka
telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh, sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa contoh komunikasi nonverbal
menurut (Purwanto, 2019: 8) yaitu :
1. Mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras.
2. Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa
senang, simpati dan penghormatan.
3. Simbol dilarang merokok yang terpasang di ruang tamu untuk menunjukkan
bahwa tamu dilarang merokok.
4. Membuang muka untuk menyatakan sikap tidak senang atau antipati
terhadap orang lain.
5. Berbicara dengan mengambil jarak agak menjauh untuk menunjukkan
bahwa lawan bicaranya belum begitu dikenal dengan baik (asing).
Pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang
terstruktur sehingga membuat komunikasi nonverbal sulit dipelajari, selain itu
komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan jika dibandingkan dengan
komunikasi verbal dalam hal penyampaian pesan. Komunikasi nonverbal biasa
disampaikan dengan gerakan tubuh atau ekspresi wajah seseorang yang terjadi
tanpa direncanakan sesuai dengan kondisi emosi. Oleh karena itu, dalam
komunikasi nonverbal seseorang dapat mengambil kesimpulan tentang berbagai
macam perasaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, rindu, dan sebagainya.

2.2.2.1 Manfaat Komunikasi Nonverbal


Menurut Mark L. Knapp (1972) komunikasi nonverbal memilik
manfaat yaitu sebagai berikut :

1. Repetisi terjadi manakala pesan yang sama dikirim secara verbal dan


nonverbal.
2. Aksentuasi maksudnya adalah bahwa adanya penggunan petunjuk
nonverbal untuk menguatkan pesan yang dikirimkan.
3. Komplemen maksdunya adalah bahwa kode-kode nonverbal dan verbal
menambah makna bagi satu sama lain.
4. Kontradiksi maksudnya adalah bahwa terjadi konflik antara pesan verbal
dan pesan nonverbal.
5. Substitusi maksudnya adalah bahwa kode-kode nonverbal digunakan
untuk menggantikan lambang-lambang verbal.

2.2.3 Tujuan Komunikasi Nonverbal


Menurut Thil dan Bovee dalam Excellence in Business Communications,
komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan yaitu :

1. Memberikan informasi,
2. Mengatur alur suatu percakapan,
3. Menegekspresikan emosi,
4. Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan
verbal,
5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain,
6. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya memberi contoh cara
mengayunkan tongkat golf yang baik dan benar.

2.3 Proses Komunikasi


Sesuatu yang dapat dinikmati seperti buku yang dibaca, compact disc
dengan lagu-lagu nostalgia, acara-acara telivisi yang beraneka ragam, Internet
yang banyak membawa informasi baru, komputer yang semakin canggih, dan
sejenisnya tidaklah muncul begitu saja, tetapi sesuatu proses yang cukup panjang.
Demikian pula, komunikasi memerlukan proses (Purwanto, 2019:11).

Menurut Boove dan Thill dalam buku Business Communication Today, 6e,
proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu:

1. Pengirim mempunyai suatu ide/gagasan.


2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
3. Pengirim menyampaikan pesan.
4. Penerima menerima pesan.
5. Penerima menafsirkan pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

2.3.1 Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide/Gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus


menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain atau
audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas
dihadapan kita. Dunia ini penuh dengan berbagai macam informasi baik yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap maupun diraba. Ide-ide yang ada dibenak
kita disalin dan disusun ke dalam suatu memori yang ada dalam jaringan otak,
yang merupakan gambaran presepsi kita terhada kenyataan. Setiap orang akan
memiliki peta mental yang berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap
berbagai pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat individual.
(Purwanto, 2019:11).

Karen presepsi adalah hal yang unik, ide yang disampaikan seseorang
mungkin akan bebrbeda dengan pemikiran orang lain. Bahkan dua orang yang
memiliki suatu pengalaman yang sama terhadap suatu hal atau kejadian, akan
memiliki kesan yang tidak serupa. Sebagai contoh, ada dua sama-sama
mengikuti breifingdari pemimpin perusahan. Apabila mereka diminta untuk
menceritakan pengalaman mereka masing-masing, tentu ada beberapa hal yang
berbeda. Hal ini terjadi karena setiap orang menyaring informasi yang didapat,
dan hanya kan memperhatikan dan mengingat hal-hal yangmereka anggap
menarik dan penting. Seorang kumunikator yang baik, harus menyaring hal-hal
yang tidak penting atau tidak relavan dan memusatkan perhatian pada hal-hal
yang penting dan relavan. Dalam dunia komunikasi, proses tersebut dikenenal
sebagai abstraksi (abstraction) (Purwanto, 2019:13).

2.3.2 Tahap Kedua: Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan


Dalam proses suatu komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau
dimengerti dengan sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide
dalam pikiran, yang lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam
bentuk kata-kata, ekspresi wajah dan sejenisnya, untuk kemudian disamaikan
kepada orang lain.
Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan),
maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya. Sebgai
contoh sederhana, pada umunya orang Timur cenderung menyamaikan pesan
dengan menggunakan bahasa taklangsung dan penghalus. Untuk menyatakan
sikap menolak, seseorang terlebih dahulu harus mengggunakan kalimat-kalimat
pembuka yang bersifat netral, baru kemudian menyatakan sikap penolakan
(Purwanto, 2019:13).

2.3.3 Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan


Setelah mengubah ide-ide kedalam suatu pesan, tahap berikutnya dalah
memindahkan atau menyampaikan pesan memalui berbagai saluran yang ada
keada penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan terkandanng relatif pendek, tetapi ada juga yang cukup
panjang. Panjang pendeknya saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila menyampaikan
pesan-pesan yang panjang dan komplek secara lisan, pesan-pesan tersebut bisa
jadi terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Disaming itu,
dalam menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi, media tulisan,
maupun lisan jugaa dapat digunakan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis
maupun sifat pesan yang disampaikan (Purwanto, 2019:13).

2.3.4 Tahap Keempat: Penerima Menerima Pesan


Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
(komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikan) menerima
pesan tersebut. Jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa
terjalin bila penerima surat membaca dan memahami isinya. Sebagai contoh jika
seseorang menyampaikan pidato di hadapan umum, para pendengar sebagai
audiens harus dapat mendengar apa yang dikatakan dan memahami pesan-pesan
yang yang disampaikan (Purwanto, 2019:13).
2.3.5 Tahap Kelima: Penerima Menafsirkan Pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikunya adalah bagaimana ia
dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan engirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran si penerima pesan. Selanjutnya,
suatu pesan baru dapat ditafsirkan bila penerima pesan telah memahami isi pesan
sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan (Purwanto, 2019:13).

2.3.6 Tahap Keenam: Penerima Memberi Tanggapan dan Umpan


Balik ke Pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung rantai akhir dalam suatu
komunikasi. Umpan balik tersebut meruakan tanggapan penerima pesan yang
memungkinkan pengirm untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikan akan memberikan tanggapan dengan
cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan
penerima pesan beraneka macam, dapat berupa senyuman, tertawa, sikap
murung, cemberut, memberi komentar sekilas (singkat), anggukan sebgai
pembenaran, atau secara tertulis. Sebagai contoh, seorang karyawan menerima
sepucuk surat dari pemimpinnya. Sesaat kemudian surat tersebut dibacanya.
Apabila ekspresi wajahnya tampak murung dapat diduga bahwa ia menerima
berita yang kurang menyenangkan bagi dirinya. Sebaliknya, jika mendapat surat
dari pemimpinnya ia tampak berseri-seri, dapat diduga bahwa ia mendapat berita
yang menyenangkan dari pemimpinnya tersebut. Bentuk ekspresi wajah tersebut
adalah contoh adanya umpan balik dalam berkomunikasi.
Di samping itu, dengan adanya umpan balik akan menunjukkan bahwa
faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang,
perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional
(Purwanto, 2019:13).
Gambar 1. Proses Komunikasi

2.4 Kesalahpahaman Komunikasi


Dalam sebuah komunikasi, terdapat tendensi dalam pesan yang mungkin
tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan secara baik. Contohnya di dalam
suatu pidato, ada beberapa pesan yang tidak dapat dipahami oleh penerima pesan
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi
antara pengirim dan penerima pesan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang
dapat menghambat komunikasi antara lain:

2.4.1 Masalah dalam Mengembangkan Pesan


Dalam pengembangan suatu pesan sumber masalah yang sering terjadi
yaitu ketika penyusunan sebuah pesan. Masalah dalam mengembangkan sebuah
pesan dapat mencakup antara lain munculnya keraguantentang isi pesan, kurang
terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya
pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau
gagasan. Beberapa orang masih sering kurang percaya diri, grogi atau gugup dan
adanya rasa ragu-ragu antara iya atau tidak, benar atau salah, disampaikan atau
ditahan, dan sejenisnya dalam mengambil suatu keputusan. Apabila hal ini
terjadi, ada kecenderungan seseorang akan mengalami kesulitandalam
mengembangkan pesan lebih lanjut. Jika seseorang gagal dalam
mengembangkan pesan, proses komunikasi akan dimulai dengan sesuatu yang
salah, yang pada akhirnya akan membawa kegagalan yang berkelanjutan atau
terus-menerus.

2.4.2 Masalah dalam Penyampaian Pesan


Komunikasi juga dapat terganggu karena munculnya masalah
penyampaian pesan dari pengirim ke penerima. Masalah yang paling jelas disini
yaitu faktor fisik. Misalnya, ketika menyampaikan suatu pesan salah satu sound
sistem mati atau terdapat suara gemerisik atau suara bising dari sound sistem
sehingga kualitas suara sound sistem kurang baik,suaraterdengar terbata-bata
atau tidak terdengarsama sekali dan lain-lain. Meskipun terlihat sepele,
gangguan-gangguan tersebut dapat menghalangi atau mengganggu suatu pesan.
Jangan sampai terjadi pada saat diskusi sedangberlangsung, tiba-tiba perangkat
tata suaranya mengalami gangguan teknis atau lebih parah lagi sampai mati tidak
ada suaranya.
Masalah lain yang muncul dalam penyampaian suatu pesan adalah bila dua
buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang sangat berlawanan atau
bermakna ganda. Bila dua buah pesan disampaikan sekaligus, akan muncul
gangguan dalam arus komunikasi. Masalah serupa juga akan muncul bila suatu
pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang cukup panjang. Orang
terakhir yang menerima pesan kemungkinan hanya dapat menangkap sebagian
kecil saja dari orang pertama atau bahkan pesan yang disampiakan bisa jadi
bertentangan dengan pesan aslinya.
2.4.3 Masalah dalam Menerima Pesan
Ketika menerima suatu pesan, masih terdapat permasalahan-permasalah
atau gangguan-gangguan dalam menerima suatu pesan. Masalah atau gangguan
yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan
antara pengelihatan dengan suara, tempat yang tidak nyaman sehingga
mengganggu konsentrasi penerima pesan. Sebagai contoh seorang siswa sedang
membaca buku di ruang kelas, tiba-tiba ada beberapa siswa lain lewat didepan
dengan suara gaduh dan berisik, tentu saja akan membuat siswa itu tidak dapat
berkonsentrasi dengan apa yang sedang dia baca.
Dalam beberapa kasus,gangguan atau masalah penerimaan pesan dapat
muncul berkaitan dengan kesehatan si penerima pesan.Misalnya pendengaran
yang kurang baik, penglihatan yang mulai kabur, atau tubuh yang sedang tidak
sehat atau sakit, hal ini tentunya membuat si penerima tidak dapat berkonsentrasi
secara penuh. Meskipun tidak menghambat jalur komunikasi secara keseluruhan,
tetapi hal-hal tersebut dapat mengurangi kesempurnaan penerimaan pesan.Dari
beberapa gangguan tersebut yang paling umum terjadi adalah kurangnya
konsentrasi selama melakukan komunikasi seperti ketika berkomunikasi, pikiran
melayang atau memikirkan hal-hal lain diluar yang dibicarakan.

2.4.4 Masalah dalam Menafsirkan Pesan


Meskipun suatu pesan sering terjadi gangguan selama proses penyampaian
pesan, masalah terbesar terletak pada proses terakhir dalam penyampaian pesan
yaitu ketika seseorang sedangmenafsirkan suatu pesan yang disampaikan oleh
pemberi pesan. Gangguan- gangguan yang terjadi dalam hal menafsirkan pesan
yaitu seperti perbedaan latar belakang, arti kata-kata yang bemakna banyak, dan
reaksi emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara
pemberi pesan dengan penerimaan pesan.
Contoh sederhana saja ketika dua orang berasal dari daerah dengan latar
belakang budaya yang berbeda dan dialek/ logat yang berbeda. Orang pertama
memiliki sifat bicara lembut atau halus, sedangkan yang lain memiliki sifat
berbicara yang cenderung meninggi atau meledak-ledak. Jika masing-masing
tidak mampu memahami latar belakang budaya pihak lain dengan baik, maka
akan terjadi banyak kesalahpahaman antara mereka dalam berkomunikasi atau
menyampaikan pesan yang diakibatkan oleh kesalahan menafsirkan pesan.

2.5 Memperbaiki Komunikasi


Dalam melakukan komunikasi, kadang-kadang hasilnya tidak sesuai dengan
apa yang kita harapkan. Dengan kata lain, komunikasi yang kita lakukan tidak
bias efektif dan tidak mencapai sasaran dengan baik. Untuk melakukan
komunikasi yang efektif memerlukan beberapa hal, yaitu:

2.5.1 Persepsi
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan
disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Bila prediksinya tepat, audiens
akan membaca dan menerima tanggapannya dengan benar. Audiens sebagai
penerima pesan akan mengantisipasi reaksi mereka, dengan tetap melakukan
penyesuaian untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi yang
dilakukan.

2.5.2 Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Agar
komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, maka seseorang perlu
mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir
mereka. Apabila hal itu diabaikan, maka yang muncul adalah miss
communications.

2.5.3 Kredibilitas
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya
adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya,
komunikator harus mempunyai suatu keyakinan akan inti pesan dan maksud
yang ingin mereka sampaikan.
2.5.4 Pengendalian
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan
yang disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa,
menangis, bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut. Hal ini ditentukan
oleh intensitas reaksi yang dilontarkan audiens terhadap apa yang disampaikan
oleh komunikator. Sebaliknya, reaksi audiens tergantung pada berhasil atau
tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat melakukan komunikasi.

2.5.5 Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan
persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan
lancar dan mencapai tujuannya. Seorang komunikator yang baik juga akan
menghormati dan berhasil member kesan yang baik kepada audiensnya.

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang


dihadapi dalam komunikasi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut.

1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati.


Langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah
memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju.
Katakan apa yang dikehendaki denganbahasa yang jelas, sederhana, mudah
dipahami, dan tidak bertele-tele. Jelaskan hal-hal yang penting dan jangan lupa
tekankan serta telaah ulang butir-butir tersebut.

2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi.


Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator dapat
membuat audiensnya lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang
disampaikan. Penyampaian pesan secara lisan akan efektif bila lokasi atau
tempat penyampaian pesan teratur, rapi, nyaman, sejuk, dan sebagainya.

3. Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima


pesan.
Agar pemberian umpan balik tersebut memberikan suatu manfaat yang
cukup berarti, cara dan waktu penyampaian harus direncanakan dengan baik.
Kalau komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat dipilih sarana
komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau telepon. Akan tetapi,
bila umpan balik yang cepat tidak terlalu dipentingkan, sarana tertulis dapat
menjadi alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan.
3. BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting bagi
pencapaian tujuan suatu organisasi. Akan tetapi, sering kali orang mengabaikan
arti pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis. Secara garis besar, ada dua bentuk
komunikasi yang paling mendasar yaitu komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal. Komunikasi verbal berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan
secara tertulis maupun lisan, misalnya dalam bentuk surat, laporan, memo, dan
rapat kerja. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang tidak
dilakukan secara tertulis atau lisan, seperti menggunakan bahasa isyarat, symbol,
seragam, ekspresi wajah, lambang perusahaan, jarak saat berbicara, dan warna.
Dalam kaitannya dengan proses komunikasi, ada lima tahapan yang perlu
diperhatikan : adanya ide atau gagasan, mengubah ide kedalam suatu pesan,
menyampaikan pesan, menerima pesan, menafsirkan pesan, dan memberikan
respons serta umpan balik.
Dalam komunikasi, sering kali muncul kesalahpahaman dalam
mengembangkan pesan, menyampaikan pesan, menerima pesan, maupun dalam
menafsirkan suatu pesan. Kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat diatasi
dengan memperhatikan persepsi lawan bicara, ketepatan penyampaian,
kredibilitas pengirim pesan, dan kemampuan mengendalikan pesan.

3.2 Saran
Pengertian komunikasi/komunikasi bisnis sebaiknya dipahami oleh berbagai
kalangan tidak hanya perusahaan atau organisasi bisnis saja, karena komunikasi
merupakan elemen penting dalam kehidupan bersosialisasi. Dalam bisnis,
komunikasi yang baik dapat meningkatkan keefektifan dalam menunjang
keberhasilan usaha bisnis. Selain itu dalam berkomunikasi, komunikator harus
memiliki kemampuan yang dapat membuat lawan bicara (audiens) merasa
nyaman dan mampu berkomunikasi dengan baik agar tujuan penyampaian pesan-
pesan bisnis dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, D. (2010). Komunikasi Bisnis (4th Edition ed.). Jakarta: Penerbit


Erlangga.
Purwanto, D. (2019). Komunikasi Bisnis (5th Edition ed.). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sarkonah. (2013). Mahir Melaksanakan Komunikasi Bisnis. Jakarta: Multi
Kreasi Satudelapan

(https://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/komunikasi-verbal/ diakses
12 Agustus 2021)
(https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-nonverbal diakses 12 Agustus 2021)
(https://dosensosiologi.com/komunikasi-verbal/ diakses 12 Agustus 2021)
(https://marioandi.blogspot.com/2018/02/kesalahpahaman-dalam-
berkomunikasi.html?m=1 diakses 11 Agustus 2021)
(http://repository.lppm.unila.ac.id/2300/1/MODUL%20FIX%20KOMBIS
%20DOROTHY%202016.pdf diakses 11 Agustus 2021)

Anda mungkin juga menyukai