Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL : KOMUNIKASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Ugi Sugiarsih SKM,. MM

Disusun oleh:

Putri Dhea Octavianie P17324419026

Rizma Wulandari P17324419030

Safira Rizky Rahmada P17324419032

Salma Amilia P17324419033

Santi Nuraini P17324419035

Silvia Handayani P17324419037

Wulan Sri Lestari P17324419047

Jalum 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena


berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang mengenai
“Komunikasi dan Interpersonal Skill” Makalah ini diajukanguna memenuhi tugas
Mata Kuliah Kesehatan Kewirausahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing teman teman
sekelompok serta teman teman dari kelompok lain yang sudah memberi masukan dan
kritikan yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai tepat
dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman teman dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
 

Karawang, 2 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI.........................................................................................3
2.2 KOMPONEN KOMUNIKASI............................................................................................4
2.3 TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI........................................................................12
2.4 KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI................................................13
2.5 KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI.........................................................................15
2.6 TEKNIK PRESENTASI, PERSIAPAN PRESENTASI, DAN PRESENTASI.............15
2.6.1 Teknik Presentasi.........................................................................................................15
2.6.2 Persiapan Presentasi.....................................................................................................16
2.6.3 Persiapan Presentasi.....................................................................................................17
2.7 KOMUNIKASI EFEKTIF……………………………………………………………… 18
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................2323
3.2 Saran...............................................................................................................................2323
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................................................244

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi dapat dikatakan sebagai
salah satu aktifitas manusia yang sangat penting baik dalam kehidupan berorganisasi
maupun dalam kehidupan sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari - hari di rumah tangga, di
tempat kerja, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.
Dalam keseharian di sadari atau tidak komunikasi sudah menjadi bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Untuk menjalin hubungan yang harmonis diperlukan rasa
kemanusiaan yang akrab dan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Hal tu bisa
terjadi karena adanya komunikasi yang dilakukakan oleh anggota masyarakat. Dengan
komunikasi kita dapat meminimalisir konflik yang ada dalam kehidupan sehari-hari, baik
itu konflik antar individu, antar kelompok maupun konflik antar organisasi.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dimana komunikator
memberikan pesan kepada komunikan baik verbal maupun nonverbal melalui suatu
saluran (channel) kemudian pesan tersebut mendapatkan tanggapan dari komunikan
sehingga terjadi kesepahaman antara komunikator dengan komunikan.Tidak ada manusia
yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi.
Dalam ruang lingkup kesehatan, komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting.
Komunikasi sebagai penghubung antara satu orang (petugas kesehatan) dengan orang
lain (pasien). Komunikasi memungkinkan terciptanya hubungan antara pasien dan
petugas kesehatan. Oleh karena itu, komunikasi sangatlah penting dalam segala bidang
termasuk dalam bidang kesehatan. Ilmu komunikasi sangatlah luas. Dalam komunikasi
ada yang disebut dengan komponen komunikasi. Komponen komunikasi adalah hal-hal
yang harus ada agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik. 

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian komunikasi?
1.2.2 Apa saja komponen dalam komunikasi ?

1
1.2.3 Apa saja tujuan dan fungsi komunikasi?
1.2.4 Apa kegunaan mempelajari ilmu komunikasi?
1.2.5 Bagaimana komunikasi dalam organisasi?
1.2.6 Bagaimana Teknik presentasi, persiapan presentasi, dan presenstasi?
1.2.7 Bagaimana cara melakukan komunikasi efektif?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian komunikasi.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja komponen dalam komunikasi.
1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi.
1.3.4 Untuk mengetahui kegunaan mempelajari ilmu komunikasi.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana komunikasi dalam organisasi.
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana teknik presentasi, persiapan presentasi, dan presenstasi.
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimnana melakukan komunikasi efektif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI


Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris "communication" secara
etimologis atau Menurut asal katanya adalah bahasa Latin communicare dan perkataan
ini bersumber pada kata communis memiliki makna 'berbagi' atau 'menjadi milik
bersama', yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap pendapat, atau perilaku, baik
langsung (secara lisan) maupun tidak langsung (melalui media); Proses penyampaian
bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan
atau ide yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya


sebanyak orang yang mendefinisikannya. Jika dianalisis dari banyak Pengertian tersebut
pada prinsipnya dapat di simpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh 1
orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan secara terdistorsi oleh gangguan
(noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.

2.1.1 Komunikasi Menurut KBBI


Komunikasi menurut KBBI adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan;
kontak. ... Imbuhan ber- pada kata benda 'komunikasi' membentuk kata kerja
'berkomunikasi' yang memiliki arti melakukan pekerjaan dalam bentuk.

2.1.2 Komunikasi Menurut Para Ahli


2.1.2.1 Bernard Berelson & Gary A. Steiner
Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ karangan Dedy Mulyana,
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa komunikasi merupakan

3
sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan
semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol-simbol, kata-kata,
gambar, figur, grafik dan semacamnya.

2.1.2.2 Ahmad S. Ruky


Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan
pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data
atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan
untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku
orang yang menerima pesan tersebut.

2.2 KOMPONEN KOMUNIKASI


2.2.1 Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki 3 dimensi,
diantaranya sebagai berikut:
a. Fisik adalah ruang di mana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.
b. Sosial-psikologis, misalnya tentang hubungan satu di antara pihak yang
terlibat, peran yang dijalankan orang, dan aturan budaya masyarakat di mana
orang-orang berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini mencakup rasa
persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda
gurau.
c. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, ataupun
sejarah di mana komunikasi berlangsung.

Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi, masing-masing mempengaruhi


dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan
seseorang (dimensi temporal) dapat mengakibatkan perubahan suasana persahabatan-
permusuhan (dimensi psikologis), yang dapat menyebabkan perubahan kedekatan
fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-
perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak perubahan lain sehingga proses
komunikasi tidak pernah statis.

2.2.2 Sumber Penerima

4
Kita menggunakan istilah sumber (komunikator)-penerima (komunikan) sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang
terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar
yang berinisiatif untuk berkomunikasi). Anda mengirimkan pesan ketika anda
berbicara, menulis, ataupun memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan
mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Namun, ketika Anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda
menerima pesan anda sendiri (mendengar sendiri, merasakan gerakan sendiri dan
melihat banyak bicara tubuh sendiri), serta anda ingin menerima pesan dari orang lain
(secara visual melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan, dan penciuman).
Ketika anda berbicara dengan orang lain, Anda memandangnya untuk mendapatkan
tanggapan (untuk dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya).

2.2.3 Encoding-Decoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan kesan seperti
berbicara atau menulis sebagai encoding (ketika anda menyerap isyarat-isyarat non
verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima atau penyandian, atau proses menguras
pikiran). Dengan menuangkan gagasan gagasan ke dalam gelombang suara atau
keatas lembar kertas maka gagasan-gagasan tersebut dapat diartikan ke dalam kode
tertentu (lambang).
Kita menamai tindakan menerima pesan misalnya mendengarkan atau membaca
sebagai decoding (decoding atau pemecahan sandi atau proses membawa kemasan
pesan). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas
menjadi bahasa gagasan, kode tersebut dapat diuraikan (penetapan makna lambang
komunikator).
Oleh karenanya, kita menamai pembicara atau penulis sebagai encoder dan
pendengar atau pembaca sebagai decoder. Seperti halnya sumber-penerima, kita
menuliskan encoding decoding sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
menegaskan bahwa anda menjalani fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda
berbicara atau encoding, Anda juga menyerap tanggapan dari pendengar atau
recording.

2.2.4 Kompetensi Komunikasi

5
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach 1989). Kompetensi ini
mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam
mempengaruhi kandungan contenct) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya,
pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar
tertentu di lingkungan tertentu tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan
lingkungan yang lain). Pengetahuan tentang tata cara perilaku non verbal seperti
kepatutan sentuhan, suara yang keras, kedekatan fisik, merupakan bagian dari
kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi, anda akan mempunyai banyak pilihan
perilaku titik makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi
kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang Anda punyai untuk melakukan
komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan
kata, yaitu semakin banyak kata Anda ketahui (artinya semakin tinggi kompetensi
perbendaharaan kata Anda), maka makin banyak cara yang anda miliki untuk
mengungkapkan diri.

2.2.5 Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk, yaitu mengirimkan dan
menerima pesan ini melalui salah satu atau kompetensi tertentu seperangkat lambang
bermakna dari panca indera. Walaupun menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal
(lisan atau tulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Hal lainnya dapat
berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata atau isyarat, gerak, dan mimik). Sebagai
contoh, busana yang dikenakan, seperti juga cara berjalan, berjabatan tangan,
menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan tersenyum. Singkatnya, segala
hal yang diungkapkan dalam melakukan komunikasi.

2.2.6 Saluran
Saluran komunikasi adalah seluruh media yang dilalui pesan dari komunikator
kepada komunikan. Jarang sekali komunikasi berlangsung hanya satu saluran, yaitu
umumnya menggunakan 2,3, atau 4 saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai
contoh, dalam interaksi, tidak hanya tatap muka, berbicara, dan mendengarkan
(saluran suara), tetapi juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini
secara visual (saluran visual). Di samping memancarkan dan mencium bau-bauan

6
(saluran olfaktori), serta seringkali kita saling menyentuh, yang ini pun merupakan
komunikasi (saluran taktil).

2.2.7 Umpan Balik


Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Disampaikan
umpan balik dapat berasal dari anda sendiri tersampaikan atau dari orang lain. Dalam
diagram universal komunikasi, tanda panah dari satu sumber penerimaan ke sumber
penerima yang lain dalam kedua Arah adalah umpan balik. Bila ada menyampaikan
pesan, misalnya dengan cara berbicara kepada orang lain, Anda juga mendengar diri
Anda sendiri. Artinya, Anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda
mendengar apa yang Anda katakan Coba anda merasakan gerakan anda, anda melihat
apa yang Anda tulis.
Selain umpan balik ini sendiri, Anda menerima umpan balik dari orang lain.
Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk, seperti: kerutan dahi atau
senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi
semuanya adalah bentuk umpan balik.

2.2.8 Gangguan
Gangguan atau noise adalah gangguan tak perancang atau situasional dalam
komunikasi yang mendistorsi pesan titik gangguan menghalangi penerima dalam
menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan titik gangguan dikatakan
dalam suatu sistem komunikasi sehingga membuat pesan yang disa mpaikan berbeda
dengan pesan yang diterima, akurat kesalahan proses, keterlambatan, pengiriman,
kondisi ekonomi, lingkungan, dan sebagainya. Gangguan ini dapat berupa gangguan
fisik (ada orang lain yang berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala
kita), atau semantik (salah mengartikan makna).

2.2.9 Pola Aliran Informasi Komunikasi Organisasi


Jaringan komunikasi merupakan saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan
atau informasi antara sejumlah orang, baik di antara dua orang atau lebih (maupun
antara keseluruhan orang dalam organisasi) (Suranto 2005). Dalam kaitannya dengan
penyebaran informasi tersebut sama ada lima (5) pola pikiran komunikasi yang
umumnya dipakai (Masmuh 2008).

7
Dalam komunikasi organisasi, perlu dipakai pola aliran informasi dan bentuk
komunitas ini. Hal yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut.
a. Pola Lingkaran
Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya sama dan
masing-masing memiliki wewenang dan kekuatan yang sama untuk memengaruhi
kelompok.

b. Pola Roda
Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu posisinya di pusat. Orang ini
merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua
anggota. Apabila seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain,
pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya tersebut.
c. Pola Y
Aliran informasi pada pola "Y", bentuknya hampir sama dengan pola roda, tetapi
pada pola ini, pimpin dapay mengirim dan menerima pesan dari dua (2) orang
berbeda, serta ketiga (3) anggoya lainnya melalui satu (1) perwakilan saja. Pola ini
cukup tersentralisasi, bila dibandingkan dengan pola lainnya, kecuali pola roda.
d. Pola Rantai
Pola rantai dan sama dengan pola lingkungan, tetapi anggota-anggota pada bagian
ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu (1) orang saja. Orang berasa
diposisi tengah lebih berperan penting sebagai pemimpin daripada yang berada di
posisi lain.
e. Pola Semua Saluran atau Bintang
Pola komunikasi ini hampir sama dengan pola lingkungan, dimana semua anggota
adalah sama dan memiliki kekuatan sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
Bedanya, pada pola ini setiap anggota dapat berkomunikasi dengan anggota-
anggota lainnya yang memungkinkan adanya partisipasi anggota secata optimal.

8
Beberapa model komunikasi yang telah kita kenal adalah model komunikasi
Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi Berlo, model komunikasi
Shannon dan Weaver, model komunikasi Barlund, dan model komunikasi Schramm.
Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source,
message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect.

1. Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)

Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi


adalah sender atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang
mengirimkan pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang
menentukan efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai
simbol yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa
komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud
dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh
komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung pada
siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan komunikasi.

Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa


hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :

a) Kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima


pesan/khalayak sasaran.
b) Pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran harus jelas.

9
c) Kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
d) Hasil apakah yang kita harapkan.

Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka


proses komunikasi akan menemui kegagalan.

2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat
berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif,
maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan
kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.

Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi.

3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.

Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator


harus memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan
agar dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus
menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang
dikenal baik oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang
melakukan encode disebut dengan encoder.

4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)

10
Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita
gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita
untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang
termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan,
kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal.
Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian
besar merujuk pada media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain
serta internet sebagai media komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi
yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan.

5. Decoding
Decoding  terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan.

Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang
pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi
tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima
pesan disebut dengan decoder.

6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)


Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan.
Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan
menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/
menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator.

7. Umpan Balik (Feedback)


Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan
pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses
tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap

11
muka dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh
dan memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi
secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui
respon atau tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.

8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana
kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada
dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai
unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate.
Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika
dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks
dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.

9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.

10. Efek (Effect)


Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau
dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku
komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta
tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui
kegagalan. Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun
pendapat mayoritas.

12
2.3 TUJUAN DAN FUNGSI KOMUNIKASI
Dalam dunia bisnis erat hubungannya dengan organisasi. Fungsi dari komunikasi
bisnis pun hampir sama dengan komunikasi organisasi. Menurut pendapat Sendjaja dalam
Rosmawati (2010) terdapat empat fungsi komunikasi bisnis dalam organisasi yaitu:

a. Informatif
Informatif berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan maupun
anggota organisasi dalam menyelesaikan setiap tugas-tugas mereka.
b. Pengendalian (Regulatory)
Pengendalian berkaitan dengan fungsi dari komunikasi sebagai sarana untuk mengatur
dan mengendalikan sebuah organisasi.
c. Persuasif
Persuasif berkaitan dengan upaya untuk mengajak orang lain untuk menjalankan atau
mengikuti ide atau tugas.

d. Integratif
Integratif berkaitan dengan penyatuan sebuah organisasi yang terdiri dari beberapa
defisi, departemen, atau bagian untuk tetap menjadi satu kesatuan yang terpadu dan
utuh.

Sementara itu, B. Cutis, James J. Floyd dan Jerry L. Wilsor (2004) menyatakan tujuan
dari komunikasi bisnis adalah sebagai berikut:

a. Menyelesaikan Masalah dan Membuat Keputusan


b. Kedudukan seseorang di dalam bisnis menentukan seberapa penting keahlian di
dalam menyelesaikan sebuah masalah dan membuat kepubusan untuk kemajuan
bisnis yang digeluti.
c. Mengevaluasi Perilaku
d. Perilaku seseorang menentukan keberhasilannya di dalam bisnis. Evaluasi perilaku
penting untuk dilakukan agar dapat memberikan penilaian terhadap prestasi untuk
merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
e. Pemenuhan Kebutuhan Barang dan Jasa
f. Dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka diperlukan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan di dalam kehidupan sehari-hari.

13
2.4 KEGUNAAN MEMPELAJARI ILMU KOMUNIKASI
Kegunaan belajar ilmu komunikasi menurut Ruben dan Steward (2005):

2.4.1 Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita

Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat


penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa
komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial
manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain
akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk,
bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok,
komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu
komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat
fundamental dalam kehidupan kita.

2.4.2 Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek

Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini
ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai
kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga
komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam
Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita
memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru
dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu perspektif di
kehidupan manusia.

2.4.3 Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif

Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam


memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif,
memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas
kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai
kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi
komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan

14
interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain
sebagainya.

2.4.4 Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik

Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang


bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi.
Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan berkomunikasi yang
baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang
disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan
komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara
interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai
anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan
dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki
ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan
kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu
kita pelajari.

2.4.5 Komunikasi adalah populer


Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-
bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan,
ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya
termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain.
Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu social/perilaku dan suatu seni yang
diaplikasikan.

2.5 KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah
penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan
tertentu. Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta
hasil yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan
dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang
semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.

15
Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat
secara langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang
diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan
memang sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan atasan dapat
berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan
berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang
berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku organisasi harus berbicara,
bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu lingkungan kondusif dan
mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi
sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.

2.6 TEKNIK PRESENTASI, PERSIAPAN PRESENTASI, DAN PRESENTASI


2.6.1 Teknik Presentasi
Banyak kaum intelektual dan calon-calon intelektual (mahasiswa) menemui
hambatan besar ketika mereka membuat tulisan atau karya ilmiah. Bahkan masih
banyak sekali mahasiswa yang tidak tahu cara menulis karya ilmiah. Padahal
membuat karya ilmiah masih merupakan satu tahap, yang kadangkala harus
dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu menyajikan (memperenstasikan) tulisan ilmiah
tersebut ke dalam suatu forum, baik dalam bentuk seminar, workshop, lokakarya, dan
lain-lain. Dalam menyampaikan hasil penelitian atau karya ilmiah lainnya banyak
mahasiwa kembali menghadapi berbagai masalah. Presentasi merupakan salah satu
hal yang perlu dikuasai di era teknologi dan komunikasi saat ini. Selain itu, presentasi
juga merupakan satu bagian tak terpisahkan dari kegiatan ilmiah di perguruan tinggi,
seperti penelitian, pengabdian pada masyarakat, penulisan karya ilmiah, dan lain-lain.
Dengan presentasi, kita berusaha mengkomunikasikan hasil penelitian, atau ide kita
secara langsung kepada pendengar yang berarti juga pada komunitas ilmiah (thought
collective). Namun tidak semua orang menguasai teknik presentasi yang baik. Bahkan
bagi sebagian orang presentasi merupakan suatu hal yang menakutkan sehingga tidak
jarang banyak yang gagal saat melakukannya. Banyak orang yang pandai dalam
menulis suatu artikel ilmiah, namun kurang mampu untuk menyampaikannya dalam
forum ilmiah. Selain itu sering juga kita menyaksikan suatu karya ilmiah yang sangat
bagus namun disajikan (dipresentasikan) dengan tidak bagus, sehingga mengurangi
sasaran yang ingin dicapai dalam karya ilmiah tersebut tidak sampai, selain itu juga

16
dapat mengurangi kualitas dari karya ilmiah tersebut. Jadi untuk memperesentasikan
suatu karya ilmiah membutuhkan beberapa persyaratan tertentu, karena presentasi
merupakan cara untuk menjelaskan sesuatu (ide, opini, kasus, solusi, informasi dll)
kepada kumpulan orang yang dapat dilakukan baik dengan bantuan teknologi maupun
tidak.
Orang yang pintar secara logika (baca: IQ tinggi) belum tentu bisa menjadi
presenter yang baik. Bisa dikatakan presenter yang hebat dipastikan punya kecerdasan
komunikasi yang tinggi. Kecerdasan komunikasi ini menjadi salah satu kecerdasan
yang paling dominan yang menentukan kesuksesan seseorang (menurut penelitian
beberapa perusahaan di Amerika) kecerdasan logik ternyata hanya menempati urutan
dibawah 10 besar. Kecerdasan komunikasi seseorang tak ubahnya seperti kecerdasan
lainnya, yang merupakan potensi yang diturunkan secara genetis, namun demikian
komunikasi merupakan suatu hal yang dapat dipelajari oleh seseorang, sehingga
memungkinkan bagi setiap orang untuk mampu berkomunikasi dengan baik.
2.6.2 Persiapan Presentasi
2.6.2.1 Persiapan yang Matang
Persiapan merupakan 90% bagian dari presentasi, dan sisanya sebesar 10% adalah
penyajian dan diskusi. Meskipun menguasai subyek dan mampu berbicara penuh
wibawa, persiapan yang cermat tetap diperlukan, paling tidak untuk dua alasan
penting :
1. Menemukan informasi lebih lanjut tentang subyek untuk disarikan bagi
hadirin. Pilihlah informasi yang menonjol. Jika tidak memiliki cukup
informasi, sebaiknya tidak memberikan presentasi;
2. Memasarkan gagasan kepada hadirin serta memperoleh dan mempertahankan
perhatian hadirin.
Langkah-langkah persiapan itu adalah:
a) analisis sasaran,
b) survei lokasi,
c) kerangka & struktur,
d) penelitian & penerapan,
e) penulisan,
f) visualisasi & media,
g) latihan, dan

17
h) penyampaian/penyajian.
Namun, kedelapan tahap tersebut tidak berarti jika pembicara tidak menguasai
subyek dan pengetahuan penunjang lainnya.

2.6.2.2 Persiapan Bahan Presentasi


Bahan presentasi dapat dikemas lebih menarik dan tidak membosankan berkat
bantuan teknologi yang berkembang pesat saat ini. Anda dapat menggunakan
bahan presentasi yang sederhana tetapi canggih menggunakan media powerpoint
atau menggunakan bahan presentasi yang lebih interaktif dengan multimedia
builder (bisa pake flash). Tujuan bahan presentasi adalah semata-mata sebagai
guiden (panduan) agar materi presentasi tidak keluar dari bahan yang telah kita
tetapkan. Seorang presenter yang pandai berbicara seringkali lupa dan keluar dari
materi yang seharusnya dipresentasikan dan tidak sesuai dengan alur presentasi
yang disiapkan. Oleh karena itu sampaikan bahan yang akan disampaikan dalam
media presentasi pokok-pokok pikiran untuk menjaga alur presentasi (biasanya
berupa pointer-pointer bahasan).

2.6.3 Persiapan Presentasi


Untuk memaparkan dan menjelaskan sebuah konsep kepada audience,
diperlukan presentasi. Presentasi biasanya ditampilkan dalam bentuk Ms. Power
Point. Seorang pembicara dengan preentasi yang baik memang bykan hanya sekedar
kemampuan pembicara untuk menguasai materi yang akan disampaikannya. Beberapa
faktor teknik juga turut mempengaruhi kualitas penampilan saat presentasi. Berikut
ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah presentasi.
a. Kecakapan menguasai audience.
b. Jangan berbicara pada slide.
c. Kemampuan berbicara dan bahasa tubuh
d. Tunjukkan antusiasme
e. Jelaskan point-point penting yang ingin disampaikan
f. Latihan dan simulasi
g. Kuasai materi
h. Background yang sederhana.

18
2.7. KOMUNIKASI EFEKTIF
Dalam bukunya The 7 Habits Of Highly Effective People, Stephen Covey bahkan
menyatakan bahwa “Communication is the most important skill in life”. Komunikasi
adalah keterampilan yang paling penting dalam hidup. Agar efektif, maka kita
seharusnya berkomunikasi dengan pendekatan konstruktif, bukan destruktif. Meski tidak
selalu mudah, komunikasi yang ‘membangun’ – baik dengan bos, dengan wakil kita, atau
team member – akan menyegarkan mental yang diajak bicara, dan menyebarkan energi
positif. Ini perlu digaris bawahi, karena energi positif itu menular. Komunikasi
konstruktif membuat tim kerja kian kompak, dan ‘mengangkat’ orang lain, sehingga
dalam jangka panjang orang merasa pekerjaannya lebih ringan dan menyenangkan.

Berdasarkan teori komunikasi, proses komunikasi adalah bagaimana komunikator


(pembicara) menyampaikan pesan kepada komunikannya (pendengar), sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dan komunikatornya. Apabila
tidak terjadi suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikator berarti kita
gagal dalam komunikasi. Hal ini seringkali terjadi, sehingga muncul kesalahpahaman.
Kadangkala kita berbicara, tetapi proses komunikasi tidak terjadi.

Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, kita perlu memahami tentang The 5
Inevitable Laws of  Efffective Communication (5 Hukum Komunikasi Efektif). 5 hukum
tersebut dikenal dengan sebutan  REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity,
Humble).

a. Respect

Rasa hormat dan sikap menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain. Suatu komunikasi yang dibangun atas dasar sikap
saling menghargai dan menghormati akan membangun kerjasama diantara orang-
orang yang terlibat di dalamnya. 

b. Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan kita untuk  mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. 

19
Seperti diutarakan Stephen Covey, Seek First to Understand - understand then
be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and
trust. Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan
mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain. Sikap empati akan  memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan
(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya.

c. Audible 

Audibel atau audible artinya dapat didengar atau dimengerti dengan baik. Jika
empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan. Hukum ini menyatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima
dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk
menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual
yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan
baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan
cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

d. Clarity 

Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai  penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran dapat
menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Clarity juga dapat diartikan
sebagai keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota
tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

e. Humble 

20
Humble artinya sikap rendah hati (bukan rendah diri). Sikap ini merupakan unsur
yang terkait dengan hukum yang pertama, yaitu membangun rasa menghargai orang
yang diberi pesan. Sikap rendah hati dapat dikatakan sebagai bentuk penghargaan
komunikator terhadap komunikan sebagai penerima pesan.

Kunci komunikasi efektif bukan hanya tentang menyampaikan dengan tepat,


tetapi juga mendengarkan dengan baik. Yang dimaksud di sini bukan hanya hearing,
melainkan listening atau menyimak dengan penuh perhatian – yaitu ketika kita
menunjukkan minat yang tulus terhadap apa yang disampaikan lawan bicara, dengan
tujuan untuk mengerti.

5 Hukum Komunikasi Efektif sendiri mengusung prinsip Mendengarkan dalam


setiap poinnya. Secara khusus Covey bahkan menaruh kemampuan untuk
mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu
kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First To Understand,
Then To Be Understood).

Selama ini kita mungkin lebih sering mendengar ketimbang menyimak. Kita
mendengarkan untuk memberi respon, untuk membalas, bukan untuk mengerti apa
yang disampaikan. Sepertinya menyimak, tetapi sesungguhnya hanya mendengarkan
secara selektif, hanya bagian tertentu dari percakapan, atau fokus hanya pada kata-kata
yang dikatakan, tetapi kehilangan makna sepenuhnya. Kita menyaring segala sesuatu
yang didengar melalui pengalaman hidup kita, kerangka acuan kita, mengukur dan
membandingkan. Dan akibatnya, kita terlalu cepat memutuskan apa yang orang lain
maksud sebelum dia selesai berkomunikasi. Ini yang disebut Covey sebagai
autobiographically listening, yang menghambat Anda untuk mengerti. Ada empat
respon yang biasanya ditunjukkan, sebagai akibat dari autobiographically listening.

a. Evaluating (Mengevaluasi): menilai dan kemudian menyetujui atau tidak


menyetujui.
b. Probing (Menyelidik): mengajukan pertanyaan dari kerangka acuan sendiri. 
c. Advising (Menasihati): memberikan nasihat, saran, dan solusi untuk masalah.
d. Interpreting (Menafsirkan): menganalisis motif dan perilaku orang lain yang
didasarkan pada pengalaman sendiri.

Dengan menghindari empat respon autobiographically listening dan menerapkan 5


Hukum Komunikasi Efektif, kita dapat melatih keterampilan mendengarkan. Jangan

21
lupa untuk mendukungnya dengan gestur yang tepat. Ingatlah bahwa cara Anda
mengatakan sesuatu sama pentingnya dengan apa yang Anda katakan. Dan yang
dimaksud dengan cara adalah bagaimana Anda mengirim “pesan” saat berbicara
dengan orang lain. “Pesan” yang Anda sampaikan kepada lawan bicara tidak hanya
berupa verbal, tetapi juga non verbal.

Penelitian yang dilakukan Profesor Albert Mehrabian yang telah dikutip berbagai
seminar di berbagai belahan dunia mengemukakan bahwa hanya sekitar 7% komunikasi
kita direpresentasikan oleh kata-kata (verbal) yang keluar dari mulut kita. Sementara,
93 persennya ditunjukkan oleh bahasa non verbal yang kita gunakan. 38% oleh intonasi
suara (tone) kita, dan 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (gesture) kita, seperti gerakan
mata, postur atau sikap tubuh, dan ekspresi wajah. Diperkirakan bahwa manusia dapat
menghasilkan lebih dari 650.000 sinyal non verbal. Itu sebabnya ahli komunikasi dan
psikologi bisa dengan mudah menilai apakah seseorang sedang berbohong hanya dari
bahasa (gestur) tubuhnya. Demikian pula dengan lawan bicara kita, yang dapat melihat
apakah kita menghargai mereka, dengan terlihat sungguh-sungguh mendengarkan dan
memperhatikan atau tidak.

Jika seorang leader mengucapkan kata “Yakin!”, tapi bahasa tubuhnya menunjukkan
sikap berbeda, jangan salahkan bila yang diajak bicara – sang wakil, misalnya –
menganggapnya sebagai “Ragu-ragu”. Jika Anda bilang “I’m listening” tetapi gestur
Anda bahkan tidak menghadap pada lawan bicara, pun pandangan Anda tertuju ke arah
lain, baiknya Anda usulkan saja sejak awal untuk mencari waktu lain berbincang. 

Pendengar yang baik biasanya akan membiarkan orang lain bicara, dan tidak
menjadi orang yang menguasai pembicaraan. Ia tahu bahwa apa yang disampaikan
boleh jadi hanya menarik untuk diri sendiri, dan selalu memperhatikan tanda-tanda
kebosanan pihak lain. Ia akan mengajukan pertanyaan agar dapat terlibat di dalam
perbincangan. Biasanya juga pandai menciptakan suasana terbuka, agar lawan bicara
merasa nyaman berbincang demi menghasilkan hubungan yang baik. Ia juga berusaha
mengurangi jumlah interupsi yang terjadi. Demi memberikan perhatian penuh, orang-
orang seperti itu bahkan seolah bersedia menyingkirkan meja antara dirinya dan lawan
bicara, dan menghindari berkomunikasi di area sibuk agar bisa memelihara fokus
kepada pembicara di depannya.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adanya berkomunikasi adalah mengubah tingkah laku, baik secara individu maupun
secara kelompok. Tujuan adanya berkomunikasi adalah melaksanakan pertukaran
informasi yang paling menguntungkan kedua belah pihak, baik untuk wirausaha
(komunikator) maupun masyarakat konsumen (komunikan) untuk menemukan kesamaan
persepsi. Berkomunikasi dianggap berhasil apabila tafsiran masyarakat konsumen
(komunikan) dapat menerima maksud wirausaha (komunikator).
Apabila antara komunikan dan komunikator tidak ada kesesuaian, maka masalah ini
disebut salah komunikasi. Dengan perkataan lain berkomunikasi dianggap berhasil

23
apabila tujuan yang dunginkan wirausahawan (komunikator) mendapatkan tanggapan
positif dari masyarakat konsumen (komunikan).
Jika pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisasikan buah pikiran ke dalam
bentuk ucpan yang jelas. Untuk berkomukasi yang baik juga perlu diikuti dengan
perilaku yang jujur, konsisten dalam pembicaraan, dengan keterampilan berkomunikasi
seorang wirausaha dapat mencapai puncak karir yang diimpikan.
Dengan demikian, berkomunikasi itu mengandung proses pemberitahuan,
mendengarkan, dan memahami secara terus menerus dengan menggunakan lambang-
lambang tertentu. Berkomunikasi yang dianggap baik adalah berkomunikasi yang
berlangsung secara timbal balik dan terus menerus dapat menciptakan saling pengertian
semua pihak. Dengan demikian, komunikasi yang berlangsung secara timbal balik, akan
bermanfaat dalam setiap kesempatan berwirausaha untuk mencapai tujuan.

3.2 Saran
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah
Kewirausahaan. Saran Penyusun Makalah untuk pembaca adalah semoga makalah ini
bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pentingnya komunikasi bisnis
dalam berwirausaha yang baik. Penyusun juga mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca untuk memberikan masukan dalam penulisan makalah ini supaya kedepannya
bisa lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSAKA

2, K. (2019). Komponen Komunikasi. Retrieved from Academia.Edu:


https://www.academia.edu/38653615/KOMPONEN_KOMUNIKASI

7, K. (2019). Makalah Enterpreneur. Retrieved from Academia.Edu:


https://www.academia.edu/42312123/MAKALAH_ENTERPRENEUR_KOMUNIK
ASI_INTERPERSONAL_KEWIRAUSAHAAN_

Kegunaan Belajar Ilmu Komunikasi Menurut Ruben dan Steward. (2013, Desember).
Retrieved from Jurnal Hasil Riset: https://www.e-jurnal.com/2013/12/kegunaan-
belajar-ilmu-komunikasi.html?m=1

Lutfi Nur Azkiya, L. M. (2017). Komunikasi Bisnis PT Galih Estetika Indonesia dalam
Meningkatkan Kemitraan Ubi Jalar. Jurnal Komunikasi Pembangunan, Volume 15,
No.2, 27.

Musa Hubeis, L. K. (2012). Komunikasi Profesioan Perangkat Pengembangan Diri. Bogor:


IPB Press.

Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.

25

Anda mungkin juga menyukai