Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN REMAJA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah:Komunikasi Dalam Keperawatan
Dosen Pengampu: Risma Dumiri Manurung S.Kep, Ns, M.Biomed

KELOMPOK 3 kelas B:
1.MARELLA SIMANGUNSONG (P07520221079)
2.MARLINDA SILALAHI (P07520221080)
3.MARSHA LUTHFI YANA MANURUNG (P07520221081)
4.MELVA YUNIARTI MANULLANG (P07520221082)
5.NIKITA ESTETIKA BR TARIGAN (P07520221084)
6.NURUL HARIMA AL-AQISHA LUBIS (P07520221085)
7.PATRICIA OKTAVYANA HUTAGALUNG (P07520221086)
8.PUTRI MUTIARA PASARIBU (P07520221087)
9.REHMALEMNA SARAGIH (P07520221089)
10.RIZKI CHOIRIAH PANE (P07520221090)
11.ROMAULI HASUGIAN (P07520221091)
12.ROSA NATALIA SITORUS (P07520221092)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kelancaran kepada kami
dalam menyusun makalah ini yang berjudul “ KOMUNIKASI TERAAPEUTIK PADA
KLIEN REMAJA” sehingga makalah ini dapat di selesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Risma Dumiri Manurung
S.Kep,Ns,M.Biomed selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim yang
telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai
sebagai data pada makalah ini.
Penulis mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat di selesaikan dengan sangat sempurna. Begitu juga dengan
makalah ini yang telah di selesaikan. Tidak semua hal dapat pkami deskripsikan dengan sempurna
dalam makalah ini. kami melakukan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima semua kritik dan
saran tersebut sebagai pembelajaran yang dapat memperbaiki makalah yang akan datang. Sehingga
makalah berikutnya dapat di selesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi kami maupun pembaca.

Medan, April 2022


Hormat kami,

Tim penyusun

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik pada Klien Remaja.......................................2

2.2 Prinsip Komunikasi Terapeutik pada Remaja.......................................................3

2.3 Tehnik Komunikasi Terapeutik pada Klien Remaja.............................................4

2.4 Strategi Peleksanaan Tindakan Keperawatan pada Klien Remaja.......................5

2.5 Tahapan Komunikasi Terapeutik pada Klien Remaja..........................................6

2.6 Roleplay Komunikasi Terapeutik pada Klien Remaja..........................................7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................12


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12

3.2 Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan untuk
melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk setiap anak
terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja mulai mengalami
beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara
individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman
sebayanya mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dll. Sementara orang tua juga mulai
merasakan besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya
maupun perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk
mengatasinya?
Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang tua berkomunikasi dengan
anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak sangat penting dilakukan karena
akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik meski pun
saat ini sering terjadi pertengkaran antara orang tua dengan anak ataupun komunikasi yang
tidak nyambung. Sebagai orang tua ada beberapa cara yang lebih baik yang dapat dilakukan
dari informasi mengenai remaja yang sedang bermasalah dengan komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian komunikasi pada klien remaja ?


2.      Bagaimana proses prinsip komunikasi pada klien remaja ?
3.      Bagaimana teknik komunikasi pada klien remaja?
4. Bagaimana strategi pelaksanaan Tindakan keperawatan pada klien remaja?
5. Bagaimana tahapan komunikasi terapeutik pada klien remaja?
6. Roleplay kelompok dalam komunikasi terapeutik pada remaja?

1.3 Tujuan
Mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada remaja secara tepat dalam praktik
keperawatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN REMAJA

Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator
atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikan atau
penerima berita kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Ada pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, yaitu:
1.   Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan
pesan yang disampaikan melalui lambing-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukuan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2.   Menurut A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan
pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3.   Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim
dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
4.   Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang
yang mengandung arti.
5.   Menurut Human Relation Of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya
informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
6.   Menurut Oxford Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar
informasi, idea tau sebagainya.
7.   Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencakup ekspresi wajah, sikap
dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan
lainnya.
Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila stress,
diskusi dengan teman sebaya atau keluarganya. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan
harga dirinya dengan member support penuh perhatian. (Nur Himam, 2012:1)
Menurut Egam (1995); menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus
dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal.
1.   Sikap berhadapan

2
Bentuk sikap dimana seseorang harus bertatap muka atau berhadapan langsung dengan
anak (Komunikator siap untuk berkomunikasi).
2.   Sikap mempertahankan kontak
Bertujuan menghargai kliendan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi
dengan cara selalu memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak
melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3.   Sikap membungkuk kepada pasien
Menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara
membungkuk sedikit kearah klien.
4.   Sikap terbuka
Menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam member
respons pada klien selama komunikasi.

2.2 PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA


Masa remaja adalah masa yang sulit. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada dua situasi
yang bertentangan, yaitu berpikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Kelompok
ini sering mengalami ketegangan karena sulitnya menentukan sikap antara berperilaku anak
dengan berperilaku sebagai orang dewasa. Masa ini adalah masa yang penuh konflik dan
dilema. Konflik yang terjadi dapat berhubungan dengan perubahan-perubahan dalam
dirinya, sedangkan dilema yang terjadi dapat berhubungan dengan perbedaan nilai,
persepsi, atau keyakinan antara dirinya dengan orang dewasa.
Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan
berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai
berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa,
sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu. Anak usia remaja
sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, yang dapat kita lakukan adalah
mengizinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa
pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi
karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja.

3
2.3 TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN REMAJA
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja
banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan adaptasi. Remaja sering tidak
mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan Hal ini
akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja terutama komunikasi dengan orang tua atau
orang dewasa lainnya. Terkait dengan permasalahan di atas, dalam berkomunikasi dengan
remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “SAHABAT” buat
remaja. Tidak meremehkan atau memperlakukan dia sebagai anak kecil dan tidak
membiarkan dia berperilaku sebagai orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara khusus.
Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan seperti anak kecil. Remaja
sudah mulai menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang berkumpul bersama
teman sebaya ketimbang dengan orang tua.
Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat
berkomunikasi dengan remaja.
a. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran, dan sikapnya
b. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya
c. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespons yang berlebihan
pada saat remaja menunjukkan sikap emosional.
d. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk
menyelesaikan dengan mendiskusikannya
e. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi
cerita suka dan duka
f. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol, dan bercengkerama dengan
mereka serta sering melakukan makan bersama

Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis


antara perawat/orang tua/orang dewasa lain dengan remaja.
a. Suasana hormat menghormati Orang dewasa akan akan mampu berkomunikasi dengan
baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir
dan mengemukakan pikirannya

4
b. Suasana saling menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai
yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat
menjadi kendala dalam jalannya komunikasi
c. Suasana saling percaya Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar
adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan
d. Suasana saling terbuka Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk
mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
Komunikasi verbal dan nonverbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan nada suara yang memberikan tanda tentang status emosionalnya

2.4 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


REMAJA
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (pra-remaja) sebenarnya lebih
mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara tentang masalah yang kompleks.
Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan,
mengatur, atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan
perasaan sendiri tentang hal yang ia bicarakan pada. Contoh respons yang sering
diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya
komunikasi adalah mengancam, memperingatkan; memerintah; menilai, mengkritik, tidak
setuju, menyalahkan; menasihati, menyelesaikan masalah; menghindar, mengalihkan
perhatian, menertawakan; mendesak; memberi kuliah, mengajari; mencemooh, membuat
malu; menyelidiki, mengusut; serta memuji, menyetujui.
Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut ini.
Komunikasi terbuka, “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu merasa
senang hari ini di sekolah?” Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan
yang mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan serta sediakan waktu untuk remaja
untuk menyampaikan pendapatnya.
a. Mendengar aktif artinya tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga memahami dan
menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang ditunjukkan,
misalnya dengan mengatakan, “Ibu tahu kamu merasa kesal karena diejek seperti itu.”
b. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang tidak bisa,
katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan memutus komunikasi dengan remaja

5
c. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan karena akan
membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki
privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk orang tuanya
d. Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangan
memarahi atau membentak. Misalnya, “Mama khawatir sekali kalau kamu tidak langsung
pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman, telepon dulu agar Mama tenang.”
e. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “Aku sedang
berusaha menguasai matematika” daripada “Aku payah dalam matematika”
f. Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal emosi
dari bahasa tubuhnya.
g. Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek terbaik
yang dia lakukan sekecil apapun
h. Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.

2.5 TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA

Tahap pra-interaksi
Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua
tentang masalah yang ada.

Tahap Orientasi
a. Memberi salam dan senyum pada klien
b. Melakukan validasi
c. Mencari kebenaran data yang ada
d. Mengobservasi
e. Memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan
f. Melakukan kerahasiaan klien

Tahap kerja
a. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal yang
kurang dimengerti dalam berkomunikasi
b.  Menanyakan keluhan utama
c.  Saat berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi atau curah pendapat seperti
teman sebaya.
d.  Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu
e.  Jaga kerahasiaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
6
f.  Jaga kerahasiaan dalam komunikasi (masa transisi dalam bersikap dewasa)

Tahap terminasi
a.       Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil
b.      Memberikan reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak, dan
c.       Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik

2.6 ROLEPLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN REMAJA


Ilustrasi:
Suatu hari seorang pemuda yang berusia 16 tahun yang bernama Ramlan mengikuti balap
motor liar di jalan Ciliwung bersama teman-temannya, namun naas Ramlan mengalami
kecelakaan yang menyebabkan kaki dan tangannya luka. Seorang laki-laki yang tepat melihat
kejadian itu langsung membawa Ramlan ke IGD RSWB. Perawat dan dokter kemudian
langsung memberikan penanganan kepada Ramlan. Setelah diberikan penanganan, kondisi
Ramlan membaik dan dia masih ditempatkan di ruangan IGD karena keluarganya belum
datang. Perawat Putri kemudian menghampiri Roma untuk menanyakan kondisinya.
Perawat Putri : “Selamat malam” (Tersenyum).
Roma : “Malam suster” (Termenung)
Perawat Putri:"Dik, perkenalkan saya perawat Ana Susanti, Adik bisa panggil saya suster Putri.
Saya perawat yang bertugas pada malam ini. Jika boleh tahu nama Adik siapa?”
Roma : “Nama saya Romauli suster, suster panggil saja Roma”
Perawat Putri : “Baiklah Dik Roma, bagaimana keadaannya sekarang?”
Roma : “Ya masih begini-begini saja sus”
Perawat Putri : “Maaf Dik Roma, bisa dijelaskan lagi maksud dari kata masih begini-begini
saja itu apa?”
Roma : “Begini sus, tangan dan kaki saya masih sedikit sakit, tetapi saya rasakan sudah
lebih membaik setelah diberi tindakan tadi”
Perawat Ana : “Saya mengerti yang anda rasakan Dik Ramlan. Nah bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai masalah Adik, dan mengenai kronologis kecelakaannya.
Apakah Dik Roma bersedia?”
Roma : “Hmmm….” (Ragu-ragu)
Perawat Putri : “Dik Roma bisa menceritakannya kepada saya, saya akan berusaha semampu
saya untuk membantu” (Mempertahankan kontak mata, sedikit membungkuk, bersikap
terbuka)
Roma : “Baiklah saya bersedia suster Putri”
Perawat Putri : “Nah kalau begitu kita disini akan berbincang-bincang selama kurang lebih 20
menit ya Dik Roma?”
7
Roma : “Iya suster”
Perawat Putri : “Nah Dik Roma sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa terjadi
kecelakaan? Saya akan mendengarkannya dengan baik”
Roma : “Hmm… Anu suster, tadi itu saya balapan motor dengan teman-teman saya, nah
pas tikungan ban motor saya kepleset dan akhirnya saya seperti ini” (Menggaruk-garuk
kepala)
Perawat Putri : “Jadi Dik Roma ini kecelakaan gara-gara balapan motor?”
Roma : “Hehe… Iya suster” (Menggaruk-garuk kepala)
Perawat Putri : “Kenapa Dik Roma bisa ikut balapan motor?”
Roma : “Ya beginilah anak muda suster, biar dibilang gaul gitu loh”
Perawat Putri : “Nah, terus apakah orang tua Dik Ramlan mengetahui kalau Adik sering ikut
balapan?”
Roma : “Orang tua saya itu tidak peduli dengan saya”
Perawat Putri : (Diam dan mempertahankan kontak mata)
Roma : “Mereka itu sangat jarang di rumah suster, mereka sibuk sendiri dengan
pekerjaan mereka”
Perawat Putri : “Lalu?”
Roma : “Ya saya cari kesibukan juga dong, mendingan saya kumpul dengan anak motor
daripada saya dirumah sumpek sendiri”
Perawat Putri : “Jadi apakah Dik Roma sering ikut balapan karena orang tua Adik jarang
memperhatikan Adik?”
Roma : “Iya bisa dibilang begitu suster, Apalagi mereka itu galak, kerjaannya ceramahi
saya terus. Ya saya jadi kurang betah di rumah”
Perawat Putri : “Iya, saya mengerti apa yang Dik Roma rasakan. Kalau saya perhatikan Adik
dari tadi bisa tersenyum menjawab pertanyaan saya, tapi saya rasa ada yang Adik pikirkan”
Roma : “Iya benar suster” (Menunduk)
Perawat Ana : “Apa yang adik pikirkan kalau begitu?”
Roma : “Ya tentang tadi itu suster, nanti kalau mereka datang pasti akan marah-marah”
Perawat Putri : “Mengenai masalah itu, nanti saya akan bicarakan dengan orang tua Adik ya,
jadi tidak usah cemas dulu, sementara kita tunggu kedatangan dari orang tua Dik Roma,
tadi sudah dihubungi pihak rumah sakit”
Roma : “Iya suster”
Perawat Putri : “Nah berdasarkan apa yang Adik jelaskan tadi, saya bisa pahami kalau
masalah Dik Roma itu sebenarnya karena jarang berkomunikasi dan mendapat perhatian
dari orang tua, apakah benar seperti itu?”
Roma : “Benar sus” (Menunduk)

8
Perawat Putri : “Iya mungkin itu penyebab adik merasa kurang nyaman di rumah, tetapi kalau
saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik Roma ingat adalah orang tua Adik itu sibuk
bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu karena mereka sayang dengan adik. Tapi
nanti saya juga akan beritahukan kepada orang tua adik agar memberikan sedikit waktu
untuk memberikan perhatian ke adik ya. Nah kalau boleh saya sarankan, adik lebih baik
berhenti ikut balapan liar, karena seperti yang adik rasakan sekarang gak enak kan
rasanya?”
Roma : “Iya sus, saya menyesal” (Menunduk)
Perawat Putri : “Nah sebaiknya Dik Roma melakukan hal-hal yang positif mumpung masih
muda, seperti mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain musik, belajar yang giat,
siapa tahu adik bisa berprestasi, tentunya akan membanggakan orang tua dan secara
otomatis mereka pasti akan lebih perhatian dengan adik”
Roma : “Iya suster, saya akan coba untuk berubah”

Ilustrasi:
Saat Perawat Putri dan Roma sedang berbincang-bincang, kemudian akhirnya Ibu Roma datang
dan menemui Roma.

Ibu Roma : “Ya ampun anakku, kamu tidak apa-apa kan?” (Cemas)
Roma : (Mengangguk dan menunduk)
Perawat Putri : “Selamat malam Ibu. Saya perawat Putri. Kondisi anak ibu tidak apa-apa, dia
hanya mengalami luka lecet di tangan dan kaki saja, kalau boleh saya tahu nama ibu
siapa?”
Ibu Roma : “Syukurlah Roma tidak kenapa-kenapa, nama saya Nikita sus. Nak, kamu itu
kenapa toh Nak..? Kok bisa seperti ini?”
Roma : (Diam dan menunduk)
Perawat Putri : “Begini Ibu Nikita, tadi saya sudah berbincang-bincang dengan Dik Roma,
adik ini ikut balapan motor dengan temannya dan akhirnya kecelakaan”
Ibu Roma : “Ya ampuun Rom, ibu kan sudah sering peringati jangan ikut balapan lagi,
untung saja kamu tidak terjadi apa-apa”
Roma : (Diam dan tertunduk)
Perawat Putri : “Begini Ibu Nikita, Adik Roma ini ikut balapan karena dia ingin mencari
perhatian dari lingkungannya, karena menurut dia di rumah dia tidak pernah diperhatikan.
Kalau boleh saya tahu bagaimana kebiasaan ibu dan keluarga di rumah dengan Roma?”
Ibu Roma : “Saya di rumah dengan suami saya memang jarang bertemu lama dengan Roma
karena saya dan suami sibuk dengan pekerjaan, tapi sesekali saya juga sering menegurnya

9
kalau ada kelakuan dia yang menurut saya aneh. Tapi saya sangat sayang dengan anak saya
ini”
Perawat Putri : “Iya saya mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti Romaini
terkadang perlu pengawasan yang lebih Bu Nikita, karena mereka pada usia ini sangat
memerlukan pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa pengawasan takutnya anak salah
memilih pergaulan”
Ibu Roma : “Iya suster, mulai sekarang mungkin saya akan lebih memberikan waktu untuk
memperhatikan Roma agar tidak terjadi hal seperti ini lagi”
Perawat Putri : “Iya bagus sekali komitmen Ibu Nikita kalau begitu, nah akan lebih baik lagi
jika Ibu sering berkomunikasi dengan Roma bu”
Ibu Roma : “Komunikasi yang bagaimana ya sebaiknya suster?”
Perawat Puttri : “Nah seperti ini ibu, pada usia remaja sebaiknya anak dianggap seperti
sahabat, artinya Ibu perlu melibatkan, mendengarkan dan menghargai pendapat dia dan
mengarahkan hal-hal yang kurang baik, seperti itu Ibu”
Ibu Roma : “Iya suster saya akan membiasakan hal seperti itu”
Roma : “Ibu Roma minta maaf ya selama ini banyak merepotkan ibu”
Ibu Roma : “Iya Rom, Ibu juga minta maaf sering tidak memperhatikan kamu”
Perawat Putri : “Nah Dik Roma seperti itu seharusnya ya, harus berbakti kepada orang tua.
Bagaimana perasaann adik sekarang?”
Roma : “Terimakasih suster, sekarang saya sudah lega, akhirnya hal yang saya tidak bisa
sampaikan sekarang sudah diketahui ibu saya langsung”
Perawat Putri : “Iya, selanjutnya adik bisa lebih terbuka lagi dengan orang tua ya”
Roma : “Iya sus”
Perawat Putri : “Nah Dik Roma masih ingat tentang pesan saya tadi?”
Roma : “Tentu sus, saya harus lebih terbuka dengan orang tua dan melakukan hal yang
positif dan harus bisa berprestasi”
Perawat Putri : “Iya bagus sekali, nah kalau Ibu Nikita bagaimana?”
Ibu Roma : “Iya sus, saya dan suami akan lebih meluangkan waktu dan membangun
komunikasi yang baik dengan Roma”
Perawat Putri : “Iya seperti itu ya bu. Nah adik sementara bisa istirahat dulu sekarang, nanti
adik dipindahkan ke ruangan agar diberi perawatan hingga sembuh ya. Nah untuk Ibu
Nikitananti bisa ikut saya sebentar untuk mengurus administrasi ya bu”
Roma & : “Iya suster Putri”
Ibunya
Perawat Putri : “Nah Dik Roma sekarang saya akan ke ruangan perawat dulu bersama Ibu adik
ya, nanti kalau sudah selesai saya akan kembali dan mengantar adik ke ruangan ya”
Roma : “Iya, terimakasih banyak bantuannya ya suster”
10
Perawat Putri : “Iya sama-sama Dik Roma, Saya pamit ya, mari Ibu Nikita ikut saya sebentar”

Ilustrasi:
Perawat dan ibunya Roma kemudian menuju ruangan perawat untuk menyelesaikan
administrasi

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Masa remaja adalah masa yang sulit karena remaja dihadapkan pada dua situasi yang bertentangan,
yaitu berpikir dan berperilaku antara anak dan orang dewasa. Masa remaja adalah masa yang penuh
konflik dan dilema sehingga komunikasi dengan remaja harus lebih hati dan dan terbuka karena
kegagalan komunikasi akan menyebabkan kegagalan remaja.

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau
berdebat karena pola perkembangan kognisinya sudah mulai berpikir secara konseptual.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, yang dapat kita lakukan adalah mengizinkan
remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat
menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi karena akan menimbulkan
ketidakpercayaan remaja.

Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur pembicaraan, mengatur,
atau memegang kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri
tentang hal yang ia bicarakan pada. Komunikasi yang bisa diterima remaja adalah terbuka, dua arah,
mendengar aktif, menyediakan waktu

3.2 SARAN

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :

1.      Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan remaja lebih efektif karena telah mengetahui


bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan remaja, serta mengetahui hambatan
yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan remaja.

2.      Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi,


tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan remaja.

3.      Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada remaja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Sarfika, Rika dkk. (2018). BUKU AJAR KEPERAWATAN DASAR 2 KOMUNIKASI TERAPEUTIK
DALAM KEPERAWATAN. Padang.: pp 76-80.

13

Anda mungkin juga menyukai