Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

MERANGKUM MATERI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah: Keperawatan Anak
Dosen Pengampu: Masnila Siregar, S. Pd, S.Kep, M.Pd

Disusun Oleh :
MELVA YUNIARTI MANULLANG
P07520221082

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang “MERANGKUM
MATERI” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas pada mata kuliah
keperawatan anak. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Terlebih dahulu saya mengucapkan terima kasih kepada ibu
Masnila Siregar, S.Kep, Ns, M.Pd selaku dosen mata kuliah promosi kesehatan yang telah
memberikan tugas ini.
Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini penulis merasa banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis, Untuk
itu kritik dan saran yang konstruksi dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi yang sedang menempuh
pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman dan penulis khususnya.

Medan, 13 November 2022

Melva Yuniarti Manullang


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
A. Resusitasi Pada Bayi dengan Afiksia Neonatorum
B. Pemeriksaan Bayi Sakit Menggunakan MTBS
C. Perawatan Kolostomi
Kolostomi (colostomy) berasal dari kata “colon” dan “stomy”. Colon (kolon)
merupakan bagian dari usus besar yang memanjang dari sekum sampai rektum dan “stomy” (dalam
bahasa Yunani “stoma” berarti mulut). Colostomi dapat diartikan sebagai suatu pembedahan
mengeluarkan colon keluar dinding abdomen. Feses keluar melalui saluran usus yang akan keluar di
sebuah kantung yang diletakkan pada abdomen.
Kolostomi adalah kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat
untuk sementara atau menetap. Kolostomi dapat dibuat sementara ataupun permanen. Kolostomi
sementara dapat digunakan ketika bagian kolon perlu diperbaiki/disembuhkan, misalnya setelah
trauma atau pembedahan( Setelah kolon membaik/sembuh, kolostomi dapat ditutup, dan fungsi usus
dapat kembali normal. Kolostomi permanen (disebut juga end colostomy) biasanya diperlukan pada
beberapa kondisi tertentu, termasuk sekitar %34 kasus kanker kolon. Jenis kolostomi ini biasanya
digunakan saat rektum perlu diangkat akibat suatu penyakit ataupun kanker.
Letak kolostomi pada abdomen bisa dimana saja sepanjang letak kolon, namun biasanya
dilakukan pada bagian kiri bawah, di daerah kolon sigmoid. namun dapat pula dibuat di lokasi
kolon asendens, transversum, dan desendens. Letak kolostomi sebaiknya dipilih dengan hati-hati
sebelum tindakan operasi. Sebaiknya hindari lokasi yang memiliki jaringan lemak yang tebal dan
terdapat skar.
1.2 Rumusan Masalah
A. Resusitasi Pada Bayi dengan Afiksia Neonatorum
B. Pemeriksaan Bayi Sakit Menggunakan MTBS
C. Perawatan Kolostomi Pada Bayi
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kolostomi?
2. Apa saja jenis-jenis kolostomi?
3. Apa saja indikasi kolostomi?
4. Apa saja komplikasi stoma?
5. Bagaimana perawatan kolostomi?

1.3 Tujuan Penulisan


A. Resusitasi Pada Bayi dengan Afiksia Neonatorum
B. Pemeriksaan Bayi Sakit Menggunakan MTBS
C. Perawatan Kolostomi Pada Bayi
Adapun tujuan penulisan yang dapat diperoleh dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Mendiskripsikan pengertian kolostomi.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis kolostomi.
3. Mendeskripsikan indikasi kolostomi.
4. Mendekskripsikan komplikasi kolostomi stoma.
5. Menjelaskan bagaimana perawatan kolostomi.
1.4 Manfaat Penulisan
A. Resusitasi Pada Bayi dengan Afiksia Neonatorum
B. Pemeriksaan Bayi Sakit Menggunakan MTBS
C. Perawatan Kolostomi Pada Bayi
Adapun manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari rumusan masalah diatas
adalah:
1. Mengetahui pengertian kolostomi.
2. Mengetahui jenis-jenis kolostomi.
3. Mengetahui indikasi kolostomi.
4. Mengetahui komplikasi kolostomi stoma.
5. Mengetahui bagaimana cara perawatan kolostomi stoma.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Resusitasi Pada Bayi dengan Afiksia Neonatorum
B. Pemeriksaan Bayi Sakit Menggunakan MTBS
C. Perawatan Kolostomi Pada Bayi

2.1 Definisi
Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon
iliaka (assenden) sebagai tempat mengeluarkan feses (Pearce, 2009 dalam Nainggolan &
Asrizal, 2013).
Pembentukan kolostomi dapat dilakukan secara permanen atau sementara tergantung
tujuan dilakukan operasi dan 10% diantaranya adalah kolostomi permanen (Vonk-
Klassen, et al, 2015).
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya (Ilmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD,1983)
Lubang kolostomi yang muncul di permukaan/dinding abdomen yang berwarna
kemerahan disebut stoma.
Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis atau dua lapis dengan barier kulit
hipoalergenik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Kantong harus cukup
besar untuk menampung feses dan flatus dalam jumlah sedang tetapi tidak terlalu besar
agar tidak membebani bayi atau anak. Perlindungan kulit peristomal adalah aspek
penting dari perawatan stoma. Peralatan yang sesuai ukurannya merupakan hal penting
untuk mencegah kebocoran isi (Wong, 2009).

2.2 Jenis - Jenis Kolostomi


1. Loop Stoma atau transversal Loop stoma
Merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan membuat mengangkat usus
kepermukaan abdomen, kemudian membuka dinding usus bagian anterior untuk
memungkinkan jalan keluarnya feses. Biasanya pada loop stoma selama 7
hingga 10 hari pasca pembedahan disangga oleh semacam tangkai plastik agar
mencegah stoma masuk kembali ke dalam rongga abdomen.
2. End Stoma End stoma

Merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan memotong usus dan


mengeluarkan ujung usus proksimal ke permukaan abdomen sebagai stoma
tunggal. Usus bagian distal akan diangkat atau dijahit dan ditinggalkan dalam
rongga abdomen.
3. Fistula Mukus Fistula mucus

Merupakan bagian usus distal yang dikeluarkan ke permukaan abdomen sebagai


stoma nonfungsi. Biasanya fistula mukus terdapat pada jenis stoma double barrel
dimana segmen proksimal dan distal usus di keluarkan ke dinding abdomen
sebagai dua stoma yang terpisah.
4. Tube Caecostomies Stoma
Pada Tube Caecostomies bukan merupakan stoma dari kolon, karena kolon tidak
dikeluarkan hingga ke permukaan abdomen. Tipe kolostomi ini menggunakan
kateter foley yang masuk ke dalam sekum hingga ujung apendiks pasca operasi
apendiktomi melalui dinding abdomen. Kateter ini membutuhkan irigasi secara
teratur untuk mencegah sumbatan.

2.3 Indikasi Kolostomi

1.Atresin Ani
Atresin Ani adalah kelainan congenital anos dimana arns tidak mempunyai
lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan klooka
yang
terjadi saat kehamilan Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat
lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat
atau pemeriksaan perineum

2. Penyakit peradangan usus akut


....................................................... Penyakit peradangan usus akut. Terjadi karena kotoran menu
menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bna BAB Penumpukan
kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi
radang usus

3. Tidak memiliki anus (imperforata anus)


Tidak memiliki anus (imperforata anus), Kelainan ini biasanya diketahui sejak
lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat konstruksi usus
ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan genetik. 4 Hirschsprung, yaitu
kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf diusus besar yang tidak
berfungsi normal Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena
fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat
penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu yang
akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus
dibuang lewat operasi.

4. Hirschsprung
Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar
yang tidak berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah
karena fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini
membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu
yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus
dibuang lewat operasi.

2.4 Komplikasi Kolostomi Stoma


Komplikasi atau masalah pada stoma dapat muncul setelah pembedahan
kolostomi, di antaranya paling banyak terjadi pada tahun pertama pasca pembedahan
(Truven Health Analytics, 2012). Beberapa komplikasi akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Retraksi Stoma
Retraksi merupakan kondisi dimana stoma tertarik ke dalam abdomen. Retraksi
dapat terjadi bila kolon tidak segera aktif pasca pembedahan kolostomi.
Bertambahnya berat badan juga memungkinkan untuk terjadinya retraksi. Tipe
kantong kolostoma harus disesuaikan agar pas dengan bentuk stoma setelah
terjadi retraksi. Retraksi belum menjadi sebuah komplikasi berat dari stoma jika
retraksi stoma ke dalam abdomen < 5 cm dari batas permukaan abdomen.
2. Hernia Peristomal
Hernia dapat terjadi bila ada bagian dari kolon di dalam abdomen yang menekan
atau menonjol di area sekitar stoma. Hernia akan tampak semakin jelas ketika
pasien sedang duduk, batuk ataupun mendesak abdomen (peningkatan tekanan
intra abdomen). Beberapa pasien membutuhkan penggunaan sabuk khusus,
ataupun rekomendasi untuk operasi guna memperbaiki kondisi hernia tersebut.
3. Prolaps
Prolaps dapat terjadi akibat proses pembukaan dinding abdomen yang terlalu
lebar, fiksasi bowel pada dinding abdomen yang tidak adekuat ataupun akibat
peningkatan tekanan intra abdomen. Prolaps yang disertai dengan iskemia atau
obstruksi bowel, ataupun prolaps yang berulang dapat direkomendasikan untuk
pembedahan ulang.
4. Perdarahan
Perdarahan stoma segera setelah operasi disebabkan oleh hemostasis yang tidak
adekuat selama konstruksi stoma. Penyebab lain yang mungkin mengakibatkan
perdarahan adalah adanya penyakit penyerta hipertensi portal, trauma oleh ujung
tube saat irigasi atau pencukuran area sekitar abdomen atau cedera. Perdarahan
ringan kadang memerlukan agen hemostasis topical, atau hanya penekanan
langsung. Perdarahan masif atau berulang memerlukan penanganan faktor
penyebab perdarahan, sedangkan pasien dengan hipertensi portal memerlukan
sclerotheraphy atau portosystemic shunting.
5. Iskemik dan Nekrosis
Stoma Iskemik dan nekrosis stoma dapat terjadi akibat adanya penekanan pada
pembuluh darah sekitar stoma. Stoma yang baru dibuat melalui operasi harus di
observasi setiap 4 jam sekali untuk mengkaji kondisi stoma, apakah suplai darah
ke stoma adekuat atau tidak. Stoma yang tersuplai darah yang baik berwarna
merah ataupun pink. Stoma yang berwarna ungu, coklat atau hitam menunjukkan
adanya suplai darah yang inadekuat. Stoma yang sudah nekrotik membutuhkan
operasi sebagai intervensi utama.
6. Stenosis
Stenosis merupakan penyempitan atau konstriksi pada ujung stoma. Hal ini dapat
terjadi akibat adanya pembentukan jaringan scar di sekitar stoma yang
menyebabkan stoma berangsur terhimpit dan menyempit.

2.5 Perawatan Luka Kolostomi


1. Pengertian
Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru
2. Tujuan
Memberikan kenyamanan pada klien
3. Persiapan
a. Persiapan pasien
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta
respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
b. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih
2) Handuk mandi/selimut mandi
3) Air hangat
4) Sabun mandi yang lembut
5) Tissue
6) Kantong kolostomi bersih
7) Bengkok/pispot
8) Kassa
9) Tempat sampah
10) Gunting
c. Prosedur
1) Menjealskan prosedur
2) Mendekatkan alat-alat kedekat klien
3) Pasang selimut mandi/handuk
4) Dekatkan bengkok kedekat klien
5) Pasang sarung tangan bersih
6) Buka kantong lama dan buang ketempat bersih
7) Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan cairan
hangat
8) Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces tidak mengotori kulit
yang sudah dibersihkan
9) Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
10) Pasang kantong stoma
11) Buka sarung tangan
12) Bereskan alat
13) Rapihkan pasien
14) Mencuci tangan
15) Melaksanakan dokumentasi :
a) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada
lembar catatan klien
b) Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang
melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien.

Anda mungkin juga menyukai