Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

PERAWATAN KOLOSTOMI DAN ILEOSTOMI

Dosen Pembimbing

Disusun Oleh : Kel.5

1. Annisa Rahma Juwita (P05120320005)


2. Euporia Rizki Amelia (P05120320014)
3. Kelarina Hardianti (P05120320022)
4. Okta Pitriyani (P05120320030)
5. Shalli Shavira Rusfendi (P05120320039)
6. Ulin Fahmil Aini (P05120320046)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS TK.II
T.A 2021/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan, atas berkat dan tuntunan-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Adapun halangan – halangan yang kami temui, dalam
penyusunan tugas ini, namun berkat kerja jeras, tugas ini dapat diselesaikan walaupun
masih ada kekurangan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah
tentang “Perawatan Colostomy dan Ileoustomy”.Sebagai tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I

Kelompok kami menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan, oleh karena itu
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar
tugas makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para Mahasiswa agar
dapat berguna bagi masa depan.

Bengkulu,06 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................5
1.1 Latar Belakang .........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................6
1.3 Tujuan ......................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

2.1 KOLOSTOMI
a. Definisi Kolostomi dan Perawatan Kolostomi............................................7
b. Tujuan Perawatan Kolostomi...................................................................7
c. Jenis-Jenis Kolostomi ................................................................................7
d. Indikasi Kolostomi..................................................................................8
e. Komplikasi..............................................................................................8
f. Perawatan Pada Pasien Dengan Kolostomi............................................9
 Tahap Perawatan...........................................................................9
 Persiapan Alat...............................................................................10
 Langkah-langkah..........................................................................11
 Dokumentasi.................................................................................11
 Evaluasi........................................................................................12
2.2 ILEOSTOMY
a. Definisi Ileostomy dan Perawatan Ileostomy............................................................12
b. Tujuan Perawatan Ileostomy..................................................................12
c. Jenis-Jenis Ileostomy..............................................................................12
d. Indikasi Ileostomy..................................................................................13
e. Komplikasi Ileostomi.................................................................................13
f. Perawatan Ileostomi................................................................................13
 Tahap Perawatan...........................................................................13

3
 Persiapan Alat...............................................................................14
 Langkah-langkah..........................................................................14
 Dokumentasi.................................................................................14
 Evaluasi........................................................................................15

BAB III PENUTUP.......................................................................................16

3.1 Simpulan...............................................................................................16

3.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................17

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagian besar pasien yang pernah melakukan kolostomi belum mengetahui


perawatan kolostomi yang tepat sehingga sering terjadi infeksi pada luka kolostomi dan
terjadi iritasi. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan adanya bimbingan bagi
pasien guna melakukan perawatan luka tersebut secara mandiri. Terapis enterostoma
merupakan ahli yang bertugas khusus merawat dan membimbing penderita dan
keluarga dalam menghadapi hidup dengan anus preternaturalis.

Kolostomi dan ileostomi adalah suatu prosedur pembedahan pengalihan


feses dari usus besar dengan menarik bagian usus melalui sayatan perut lalu
menjahitnya di kulit yang sering disebut stoma. Pembuatan stoma ini dapat
bersifat permanen atau sementara tergantung tujuan dan tindakan dari kondisi
kanker yang dialami (White et al, 2012). Menurut Kalibjan (2013), kolostomi
biasanya disebabkan oleh kanker kolorektal, pecahnya divertikulitis, perforasi
usus, trauma usus atau penyakit sumsum tulang belakang sehingga tidak adanya
kontrol dalam buang air besar. Dari beberapa penyebab kolostomi, penyebab
tersering menurut Indonesian Ostomy Association/INOA (2010) adalah kanker
kolorektal. Kanker kolorektal merupakan penyakit ketiga terbanyak di dunia
dengan jumlah penderita baru pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 132.700
orang (Siegel, et al, 2015). Insiden tertinggi terjadi di Amerika Utara, Australia,
Selandia Baru, Eropa dan Jepang (Vonk-Klaassen, et al, 2015).

Di Indonesia dari data RS Dharmais, kanker kolorektal menduduki


peringkat ketiga dengan 269 kasus baru pada tahun 2013. Angka ini akan terus
bertambah seiring perubahan pola hidup masyarakat Indonesia yang tidak sehat
(Info datin, 2015). Pembentukan kolostomi dan ileostomi akan menimbulkan
banyak permasalahan pada penderitanya baik fisik, m ental, emosional, sosial dan
ekonomi (Cohen, 1991 dalam Panusur, 2007).

5
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kolostomi dan ileostomi ?
2. Apa tujuan tindakan kolostomi dan ileostomi ?
3. Apa saja jenis-jenis kolostomi dan ileostomi ?
4. Apa indikasi dan kontraindikasi dilakukan kolostomi dan ileostomi ?
5. Apa komplikasi yang ditemui dalam perawatan kolostomi dan ileostomi ?
6. Bagaimana prosedur perawatan kolostomi dan ileostomi ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi kolostomi dan ileostomi.
2. Memahami tujuan tindakan kolostomi dan ileostomi.
3. Mengetahui jenis-jenis kolostomi dan ileostomi.
4. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dilakukan kolostomi, ileostomi.
5. Mengetahui komplikasi yang ditemui dalam perawatan kolostomi dan
ileostomi
6. Memahami dan mampu menerapkan prosedur perawatan kolostomi dan
ileostomi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kolostomi

A. Definisi Kolostomi dan Perawatan Kolostomi

Kolostomi adalah tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran


pembuangan kotoran atau feses. Prosedur kolostomi biasanya dilakukan pada pasien yang
tidak dapat buang air besar dengan normal akibat adanya masalah di usus besar, anus, atau
rektum. Prosedur kolostomi dilakukan dengan cara membuat bukaan atau lubang
(stoma) pada dinding perut untuk disambungkan ke bagian usus besar yang masih
berfungsi. Kolostomi ada yang bersifat sementara, namun ada juga yang
permanen. Bagian usus besar tersebut akan dijahit agar menempel pada lubang di
dinding perut, sehingga kotoran atau tinja nantinya tidak akan keluar melalui
anus, melainkan melalui lubang atau stoma di perut yang sudah dibuat.
Pada bagian luar lubang perut tersebut, dokter akan memasang sebuah
kantong yang berfungsi untuk menampung tinja pasien Kantong ini disebut
kantong kolostomi dan harus diganti secara rutin setelah kotoran penuh.

Sedangkan Perawatan Kolostomi adalah tindakan Membersihkan stoma kolostomi,


kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

B. Tujuan Perawatan Kolostomi


1. Menjaga kebersihan pasien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

C. Jenis-Jenis Kolostomi
1. Kolostomi Berdasarkan Lokasi
1. Kolostomi Asenden
Colostomy jenis ini terletak pada sebelah kanan abdomen dan cairan yang dihasilkan
sangat encer (Colostomy tipe ini jarang digunakan karena lebih sering dilakukan
ileostomy pada cairan usus yang encer).
2. Kolostomi transversum
Colostomy transversum dilakukan pada pasien-pasien dengan diverticulitis, penyakit
inflamasi usus, keganasan, obstruksi usus,kecelakaan atau kelainan congenital
(Colostomy jenis ini membolehkan feses keluar dari kolon sebelum sampai ke kolon
desendens (Kolostoma pada kolon transversum mengeluarkan isi usus beberapa kali
sehari karena isi kolon transversum tidak padat,sehingga lebih mudah diatur.
2. Kolostomi Descendens / Kolostomy Sigmoid
Kolostomy sigmoid lokasinya terletak pada bagian kiri bawah abdomen dan
merupakan jenis colostomy yang paling sering dilakukan. Feses yang dikeluarkan
7
pada colostomy jenis ini lebih padat dibanding dengan feses pada colostomy
transversum.

3. Kolostomi Berdasarkan Lama Penggunaan


1. Kolostomi Permanen
Prosedur kolostomi permanen dilakukan apabila kerusakan pada usus besar sudah
parah, sehingga sebagian usus tidak mampu bekerja secara normal. Dengan kata lain,
kolostomi permanen dilakukan jika kerusakan yang terjadi pada usus besar sudah
tidak dapat diperbaiki lagi.
2. Kolostomi Sementara
Tujuan dilakukan kolostomi sementara supaya bagian usus yang terganggu tidak
dilewati feses hingga pulih dan berfungsi seperti biasa. Biasanya kolostomi sementara
dilakukan pada anak-anak dengan cacat lahir pada anus dan usus besar. Kolostomi
termasuk salah satu jenis operasi besar yang membutuhkan obat bius selama operasi.

4. Kolostomi Berdasarkan Lubang


1. Kolostomi loop (gelung)
2. End colostomy (kolostomi ujung)
3. Kolostomi double barrel
4. Kolostomi divided
5. Kolostomi terminal
6. Sekostomi dengan pipa (tube)

D. Indikasi Kolostomi
Indikasi kolostomi prinsipnya dilakukan bila ada obstruksi pada usus besar, sehingga
tekanan di segmen distalnya meningkat. Kondisi ini memerlukan tindakan dekompresi
dan pengalihan feses ke dinding perut karena pengeluaran feses lewat anus tidak
memungkinkan. Kolostomi dapat dilakukan dalam kondisi gawat darurat dan elektif,
meskipun mayoritas dilakukan pada kondisi darurat.
Penyebabnya terjadinya obstruksi kolon di antaranya:
a. Gangren volvulus sigmoid
b. Kanker kolorektal
c. Trauma tembus maupun tumpul pada abdomen
d. Adhesi ileus sigmoid
e. Malformasi anorektal
f. Hirschsprung disease
g. Intususepsi
h. Anastomosis kolon yang leakage
E. Komplikasi
Komplikasi tindakan medis kolostomi dapat terjadi akibat infeksi yang umumnya
diperberat oleh kondisi pasien yang imunokompromais. Selain itu, dapat juga disebabkan
karena teknik pembuatan stoma. Beberapa komplikasi kolostomi adalah :

8
o Fistula mukokutan, yaitu fistula antara kolostomi dengan kulit peristomal.
Kejadian ini sering terjadi pada pasien dengan kondisi hipoalbuminemia, infeksi
berat, atau imunokompromise. Penanganannya adalah dengan perawatan luka dan
mengisi fistula dengan bubuk rawat luka, seperti hidrofiber atau kalsium alginate.
o Nekrosis stoma, yaitu kematian jaringan pada stoma yang disebabkan hipoperfusi
dan biasanya muncul di awal. Penanganannya jika nekrosis muncul dipermukaan
maka cukup dilakukan observasi, tetapi jika nekrosis muncul di bawah kulit maka
harus dilakukan tindakan debridement.
o Retraksi stoma, yaitu adanya penarikan pada jaringan sekitar sehingga stoma
tertarik ke bawah kulit. Penanganannya adalah menyesuaikan system kantong stoma:
Stenosis stoma, yaitu penyempitan atau kontraksi lubang stoma sehingga
menghambat pengeluaran feses. Penanganannya adalah dengan memodifikasi diet
agar feses yang keluar lebih lembut dan mengandung cairan lebih banyak
 Prolaps stoma, yaitu stoma menjulur keluar di atas permukaan
kulit.Penanganannya adalah dengan menyesuaikan kantong stoma,
menurunkan tekanan intraabdomen dengan modifikasi faktor pencetus, dan
menggunakan kompres dingin.
 Hernia peristoma,yaitu adanya bulging yang disebabkan oleh usus pada
daerah sekitar stoma.Penanganannya adalah dengan menyesuaikan kantong
stoma, ataupun dengan menggunakan spandex agar hernia tidak keluar.

F. Perawatan Pada Pasien Dengan Kolostomi


1. Tahap Perawatan

A. Fase Pre Interaksi


a. Mengecek program terapi medik
b. Melakukan cuci tangan
c. Mempersiapkan alat
B. Fase Interaksi
a. Memberikan salam terapetik
b. Melakukan validasi
c. Melakukan kontrak
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
e. Menjaga privasi klien
C. Fase Kerja
1) Menghindari proses pada jam makan, waktu berkunjung, sesaat
setelah pemberian obat.
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Berkomunikasi selama prosedur dan menjaga privasi, membantu meningkatkan
kenyamanan baik posisi berdiri atau berbaring.
5) Kaji tipe kolostomi dan lokasi
6) Kosongkan bag dan tampung dalam bedpan

9
7) Kaji integritas kulit di sekitar stoma dan tampilan umum.
8) Catat jumlah dan karakteristik material fekal atau urine di dalam kantong kolostomi
atau verban
9) Gunakan pencukur bila rambut/bulu sudah tumbuh.
10) Gunakan pelarut perekat untuk melepaskan rekatan kantung bila diperlukan.
11) Lepaskan kantung secara perlahan sambil menahan kulit.
12) Gunakan tisu untuk mengangkat feces
13) Gunakan air hangat, sabun dan gulungan kapas atau waslap
dan handuk untuk membersihkan kulit stoma.
14) Gunakan pembersih kulit khusus untuk mengangkat feces yang keras
15) Keringkan kulit menggunakan handuk
16) Inspeksi stoma; warna, ukuran, bentuk dan pendarahan bila ada.
17) Inspeksi periostoma bila ada kemerahan, ulcer, iritasi.
18) Letakkan kasa pada stoma untuk menyerap cairan
19) Angkat kasa sebelum memasang kantung
20) Gunakan pasta pada area stoma sebagai skin barrier
21) Biarkan pasta mengering 1-2 menit
22) Gunakan petunjuk untuk mengukur stoma
23) Pada bagian belakang skin barrierlubangi dengan ukuran lingkaran yang sama atau
gunting pola yang diukur (atau bila sudah tersedia alat pengukur dapat digunakan)
24) Lepaskan kertas pelindung perekat
25) Taruh deodoran ke dalam kantong, bila tersedia
26) Taruh bagian tengah, tekan secara hati-hati ke bagian kulit
dan hilangkan kerutan atau gelembung udara dari arah stoma ke bagian luar.
27) Buang udara dengan melonggarkan bagian pembuangan,
bila tidak ada maka udara dibuang sebelum direkatkan.
28) Fiksasi kantung, bila menggunakan kantong ikat pinggang taruhkan pada tempatnya.
29) Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
30) Catat tanggal, waktu dan jumlah cairan, warna, keadaan kulit dan periostoma.
D. Fase Terminasi
a. Mengevaluasi respon klien
b. Merencanakan tindak lanjut
c. Melakukan kontrak yang akan datang
d. Melakukan pendokumentasian

2. Persiapan Alat
Persiapan alat yang akan digunakan adalah :
1) Kolostomi bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi 4
2) Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3) Kapas kering atau tissue.
4) 1 pasang sarung tangan bersih.
5) Kantong untuk balutan kotor.
6) Baju ruangan / celemek.

10
7) Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi.
8) Zink salep.
9) Perlak dan alasnya.
10) Plester dan gunting.
11) Bila perlu obat desinfektan.
12) Bengkok.
13) 1 Set alat ganti balut.

3.Langkah-langkah
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien.
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll).
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan
kiri menekan kulit pasien.
7. Meletakan kolostomi bag kotor dalam bengkok.
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma.
9. Membersihkan kolostomi dan kulit disekitar kolostomi dengan
kapas sublimat / kapas hangat (air hangat) / NaCl.
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril.
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma.
12. Menyesuaikan lubang kolostomy dengan stoma colostomi.
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien.
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi.
15. Merekatkan / memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara didalamnya.
16. Merapikan klien dan lingkungannya.
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran.
18. Melepas sarung tangan.
19. Mencuci tangan.
20. Membuat catatan perawatan.

5. Dokumentasi

Hal-hal yang harus dicatat pada lembar laporan klien antara lain:
1. Tanggal dan waktu prosedur dilakukan serta warna, konsistensi,dan jumlah feses yang
terdapat di dalam kantong.
2. Kondisi stoma dan kulit peristoma.
3. Pengkajian abdomen.
4. Status emosional pasien.
5. Indicator verbal dan nonverbal terjadinya perubahan konsep diri selama prosedur.

11
6. Indicator verbal dan nonverbal mengenai kesiapan untuk
melaksanakan perawatan diri.

6. Evaluasi
1. Hasil tercapai : Stoma pulih tanpa kemerahan,edema,pembengkakan, robekan, lecet,
tukak, atau fistula di area stoma.
2. Hasil tidak tercapai: Klien tetap merasa tidak nyaman dalam mendiskusikan perubahan
citra tubuh.
3. Hasil tidak tercapai: Klien melaksanakan prosedur dengan keakuratan 70%.

2.2 ILEOSTOMY

A. Definisi dan Perawatan Ileostomy

Ileostomy adalah suatu lubang pada dinding abdomen (perut) yang dibuat selama
operasi dimana digunakan sebagai tempat keluarnya limbah dari tubuh.Akhir ileum (bagian
terendah dari usus kecil) yang dibawa melalui dinding perut untuk membentuk stoma,
biasanya di sisi kanan bawah perut. Sebagai bagian dari operasi ini, usus besar dan dubur
sering dipotong (ini disebut kolektomia)sehingga usus normal dan fungsi rektum tidak lagi
seperti biasanya. Kadang-kadang, hanya bagian dari usus besar dan rektum yang
dipotong.Stoma akannterlihat merah muda sampai merah dan akan lembab dan mengkilap Ini
akan menyusut selama periode waktu yang singkat setelah operasi. Bentuknya akan
bulat atau oval. Beberapa stoma berbentuk tongkat keluar sedikit, sementara yang
lain rata dengan kulit Sebuah ileostomy diciptakan karena penyakit usus besar untuk sebagian
besar atau seluruh usus besar.Ileostomy adalah sebuah pembukaan operasi yang dibuat di
usus kecil, biasanya pada akhir ileum dan keluar dari usus kecil ke permukaan kulit.

Sedangkan Perawatan ileostomy merupakan perawatan pada pembukaan ileum ke


dinding abdominal melalui operasi sehingga merupakan saluran untuk mengeluarkan isi
intestinal. Pasien dengan ileostomi memerlukan perawatan secara teratur khususnya pada
area yang terpasang ileostomi.

B. Tujuan Perawatan Ileostomy


Tujuan prosedur ini untuk mencegah kebocoran, mengkaji integritas kulit di sekitar
stoma, membimbing klien mengendalikan bau. Ileostomy dilakukan untuk membantu
pembuangan sisa makanan dari tubuh pada orang yang mengalami gangguan fungsi usus
besar

C. Jenis-Jenis Ileostomy

A. Broker Standar atau Ileostomi.


Jenis ileostomi yang paling umum, terutama pada kasus kolitis ulserativa,penyakit
Crohn, poliposis keluarga, dan kanker. Ini awalnya dinamai ahli bedah Inggris Bryan
Nicholas Brooke, yang mengembangkan beberapa teknik yang masih digunakan
dalam operasi ileostomi hari ini. Dalam ileostomi Brooke, stoma dibuat dengan
mengubah bagian ileum menjadi punggungnya sendiri, seperti bagian belakang baju,
dan menyuburkannya ke perut. Residu biasanya terdiri dari cairan atau konsistensi
pasta dan dikumpulkan dalam alat ostomy yang dipasang di perut di atas stoma. Ini

12
adalah satu-satunya jenis ilestomi yang dilakukan untuk pasien dengan penyakit
Crohn.

B. Ileostomi Kontinental.
Ileostomi kontinental memiliki beberapa perbedaan dengan ileostomi Brooke,tetapi
yang terbesar adalah pasien dengan ileostomi kontinental tidak memakai alat ostomi.
Sebaliknya, reservoir dan katup dibuat dari ileum. Katup ini ada didalam dinding
perut (bukan stoma yang ada di luar). Untuk mengalirkan limbah,tabung kecil -
kateter - dimasukkan ke dalam perut untuk mengalirkan limbah. Tutupnya dikenakan
di atas katup sampai saatnya untuk mengosongkanreservoir. Sebuah ileostomi
kontinental dapat dilakukan pada kasus kolitis ulserativa, poliposis familial dan
kanker.

C. Operasi kantung panggul (j-pouch)


Termasuk di sini karena ileostomy merupakan langkah proses, tetapi bila sudah
selesai, operasi ini sebenarnya tidak memerlukan perangkat eksternal atau kateter
untuk menangkap atau membuang limbah. Pada jenis pembedahan ini, reservoir
dibuat dari ileum terminal.Seringkali waduk ini dibuat dalam bentuk "j", tapi bisa juga
dibuat dalam bentuk "s" atau "w". Sebagian atau seluruh rektum dan anus
dipertahankan dalam jenis operasi ini. Operasi kantung panggul sering dilakukan
dalam 2 atau 3 langkah, dengan ileostomi Brooke sebagai langkah pertama.
Kemudian ileostomi dibalik, dan reservoir internal dipasang ke rektum atau anus, dan
feses dapat keluar dari tubuh tanpa menggunakan instrumen eksternal

D. Indikasi Ileostomy
Ileostomy mungkin diperlukan pada orang yang mengalami kondisi di bawah ini:
a. Inflammatory bowel disease (IBD)
b. Kanker usus besar atau rektum
c. Kondisi bawaan lahir yang disebut polyposis familial
d. Cacat usus bawaan lahir
e. Cedera pada usus
f. Penyakit Hirschsprung

E. Komplikasi Ileostomi
Risiko yang mungkin ditimbulkan ileostomy antara lain:
a. Gangguan atau kerusakan organ sekitar usus
b. Perdarahan dalam perut
c. Gangguan penyerapan nutrisi makanan
d. Infeksi saluran kemih, perut, atau paru
e. Penyumbatan usus akibat terbentuknya jaringan parut
f. Bekas luka atau sayatan yang terbuka yang lama pulih

F. Perawatan Ileostomi

1. Tahap Perawatan
1. Setiap pagi, sebelum sarapan atau 2-4 jam setelah sarapan
2. Bila perlu, terutama jika klien mengeluh panas atau gatal-gatal pada area stoma

2. Persiapan Alat
Perlengkapan perawatan ileostomi (tanpa ban pinggang)
a. Sabun

13
b. Air
c. Lap mandi
d. Kasa
e. Pelindung kulit (bubuk karaya, pasta karaya, cincin karaya,
stomahesive, dll)
f. Piala ginjal
g. Plester hipoalergis

3. Langkah-langkah
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan tujuan perawatan ileostomi. Menjelaskan waktu yang tepat untuk
melakukan tindakan
c. Mengatur posisi klien sehingga klien merasa relaks dan nyaman
d. Menutup pintu / memasang penyekat ruangan / tirai
e. Membuka area ileostomi; membuka ikat pinggang khusus ileostomi (bila ada)
f. Mengatur posisi lampu; mencuci tangan
g. Membuka peralatan (kantong yang lama). Dengan berdiri pada posisi
yang memudahakan untuk melaksanakan prosedur.
h. Mengisi wadah dengan cairan sesuai program medis, mengisi penetes obat dengan
cairan; meneteskan beberapa tetes cairan diantara piringan dan kulit. Tidak menarik
peralatan secara paksa
i. Membersihkan bekas plester / piringan dengan cairan khusus dan kasa
j. Membersihkan kulit
k. Mengangkat sisa kotoran dengan kertas toilet
l. Membersihkan kulit dengan cermat memakai lap mandi, sabun dan air atau
menganjurkan klien untuk mandi sebelum memasang kantong yang baru
m. Mengeringkan kulit dengan cermat setelah dibersihkan atau setelah mandi
n. Memasang kantung bila tidak ada iritasi kulit
o. Memasang pelindung kulit disekitar stoma, sebelum memasang kantung
p. Memasang pelindung kulit lainnya, bila perlu
q. Melepas penutup perekat pada piringan atau kantung ileostomi habis
pakai dan langsung dipasang pada kulit sekitar stoma
r. Menekannya selama 30 detik
s. Menutup kantung bagian bawah dengan menggunakan klip yang
tersedia
t. Merapikan peralatan dan mencuci tangan
u. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatan klien

4. Dokumentasi
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan
tanda tangan atau paraf pada lembar catatan klien
c. Stoma : Perhatikan adanya tanda – tanda infeksi atau luka, ada atau
tidaknya komplikasi
d. Periksa stoma
e. Feses : Perhatikan, warna, jumlah, dan konsistensinya
f. Catat jika ada perubahan

5. Evaluasi
a. Pasien menunjukkan luka sembuh, dengan kulit sekitar bersih, kering, dan
utuh.

14
b. Demonstrasikan peningkatan kemampuan untuk mengatasi ileostomi
c. Mendemonstrasikan kemampuan untuk merawat ilestomi dan insisi
d. Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur pembedahan, tindakan,
rencana diet, dan potensial komplikasi.

BAB III

15
PENUTUP
3.1 Simpulan

Stoma merupakan pembuatan lubang dari kolon ke permukaan abdomen. Feses


keluar melalui stoma dengan aksi peristaltik. Stoma tidak mempunyai spincter, maka
flatus dan feses keluar tidak terkontrol. Stoma yang normal adalah segar, lembab, merah
mengkilap, sama dengan mukosa bibir.Lokasi stoma bisa dimana saja ditentukan oleh lesi
kolon seperti : sekum, tranverse, dan sigmoid.

Kolostomi adalah tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran


pembuangan kotoran atau feses. Prosedur kolostomi biasanya dilakukan pada pasien yang
tidak dapat buang air besar dengan normal akibat adanya masalah di usus besar, anus,
atau rektum. Prosedur kolostomi dilakukan dengan cara membuat bukaan atau lubang
(stoma) pada dinding perut untuk disambungkan ke bagian usus besar yang masih
berfungsi. Kolostomi ada yang bersifat sementara, namun ada juga yang
permanen. Bagian usus besar tersebut akan dijahit agar menempel pada lubang di
dinding perut, sehingga kotoran atau tinja nantinya tidak akan keluar melalui
anus, melainkan melalui lubang atau stoma di perut yang sudah dibuat.

Ileostomi adalah stoma (pembukaan bedah) yang dibuat dengan membawa ujung
atau lingkaran usus kecil ( ileum ) keluar ke permukaan kulit, atau prosedur pembedahan
yang menciptakan lubang ini. Limbah usus keluar dari ileostomi dan dikumpulkan dalam
sistem ostomi eksternal yang ditempatkan di sebelah lubang. Ileostomi biasanya terletak
di atas selangkangan di sisi kanan perut.

3.2 Saran
Dibuatnya makalah ini agar kami bisa melakukan tindakan asuhan keperawatan yang
benar, tepat, dan tentunya memahami materi maupun tindakan dalam merawat pasien
dengan penyakit kolostomi dan ileostomy.Selain itu kita sebagai mahasiswa kesehatan
khusunya profesi keperawatan agar bisa menerapkan sesuai dengan SOP (Standart
Operational Prosedur).

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawatie, D 2019, ‘Perawatan Kolostomi Mengganti Kantong Kolostomi’,


Academia, dilihat 4 Oktober,

16
https://www.academia.edu/9959542/PERAWATAN_KOLOSTOMI_MENG
GANTI_KANTONG_KOLOSTOMI \

Andrian, K 2020, ‘Memahami Tujuan Kolostomi Dan Jenis Jenisnya’, alodokter,


dilihat 4 Oktober

Mediara, H 2019, ‘Perawatan Kolostomi’, Scribd, dilihat 4 Oktober,


https://id.scribd.com/doc/79163883/PERAWATAN-KOLOSTOMI (Disarikan
dari berbagai sumber)

(Allest, H 2019, ‘Tindakan Medis/Bedah/Kolostomi/Indikasi’, Alomedika, dilihat 4


Oktober,https://www.alomedika.com/tindakanmedis/bedah/kolostomi/indikasi
(Disarikan dari berbagai sumber)

17

Anda mungkin juga menyukai