Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Tingkat II Reguler B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Perawatan Kolostomi dan Ileostomi Kumbah Lambung (Gastric
Lavage) ” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa
memberikan banyak manfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB II KOLOSTOMI
2.1 Definisi Kolostomi...............................................................................2
2.2 Definisi Perawatan Kolostomi.............................................................3
2.3 Tujuan Perawatan Kolostomi...............................................................3
2.4 Jenis-Jenis Kolostomi .........................................................................4
2.4.1 Kolostomi Berdasarkan Lokasi..................................................4
2.4.2 Kolostomi Berdasarkan Lama Penggunaan...............................5
2.4.3 Kolostomi Berdasarkan Lubang................................................6
2.5 Macam-Macam Kolostomi Bag...........................................................7
2.6 Indikasi Kolostomi.............................................................................10
2.7 Komplikasi.........................................................................................11
2.8 Perawatan Pada Pasien Dengan Kolostomi.......................................12
2.8.1 Tahap Perawatan......................................................................12
2.8.2 Persiapan Alat..........................................................................13
2.8.3 Langkah-langkah......................................................................13
2.8.4 Dokumentasi............................................................................14
2.8.5 Evaluasi....................................................................................14
2.9 Pendidikan Kesehatan Bagi Klien dengan Kolostomi di Rumah......15
2.10 Diet Pada Klien dengan Kolostomi..................................................15
iii
BAB III ILEOSTOMY
3.1 Definisi Ileostomy..............................................................................17
3.2 Definisi Perawatan Ileostomy............................................................17
3.3 Tujuan Perawatan Ileostomy..............................................................17
3.4 Jenis-Jenis Ileostomy.........................................................................18
3.5 Indikasi Ileostomy..............................................................................19
3.6 Komplikasi Ileostomi.........................................................................19
3.7 Macam Ileostomy Bag.......................................................................20
3.8 Perawatan Ileostomi...........................................................................22
3.8.1 Tahap Perawatan......................................................................22
3.8.2 Persiapan Alat..........................................................................23
3.8.3 Langkah-langkah......................................................................23
3.8.4 Dokumentasi............................................................................24
3.8.5 Evaluasi....................................................................................25
3.9 Pendidikan Bagi Pasien dengan Ileostomy di Rumah.......................25
3.10 Diet Pada Klien dengan Kolostomi..................................................26
BAB IV KUMBAH LAMBUNG/GASTRIC LAVAGE
4.1 Pengertian Gastric Lavage.................................................................28
4.2 Tujuan Gastric Lavage.......................................................................29
4.3 Indikasi Gastric Lavage.....................................................................29
4.4 Kontraindikasi Gastric Lavage...........................................................29
4.5 Komplikasi Tindakan Gastric Lavage................................................30
4.6 Jenis Gastric Lavage..........................................................................30
4.7 Standart Operasional Prosedur (SOP)................................................31
4.7.1 Persiapan Alat...........................................................................31
4.7.2 Langkah&Rasional Gastric Lavage Intermitten/System Terbuka.32
4.7.3 Langkah&Rasional Gastric Lavage Continous/System Tertutup..33
4.8 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan.......................................................36
4.9 Dokumentasi......................................................................................36
4.10 Evaluasi............................................................................................37
iv
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ...........................................................................................38
5.2 Saran...................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................39
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
...Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1999
dalam Murwani, 2009). Lubang kolostomi yang muncul di permukaan
abdomen yang berupa mukosa kemerahan disebut dengan stoma. Kolostomi
dapat dibuat secara permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien (Murwani, 2009).
Ilesostomi berasal dari kata ileum dan stoma. Ileum merupakan bagian
terbawah dari usus halus. Stoma berarti membuka. Hal ini berarti ileum akan
melewati stoma setelah operasi. Ileostomi adalah proses operasi untuk
membuka dinding perut (Maryunani, 2016).
Kambuh lambung adalah membersihkan lambung dengan cara
memsukkan dan mengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan NGT.
Membilas lambung dengan tabung orogastrik yang cesar dapat digunakan
untuk pasien yang tidak sadar atau stupor atau jika induksi muntah dengan
sirup ipekak tidak berhasil (Putra, 2014).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perawatan pada colostomy yang benar.
2. Untuk mengetahui perawatan pada ileostomy yang benar.
3. Untuk mengetahui prosedut melakukan kumbah lambung yang benar.
1
BAB II
KOLOSTOMI
2.1 Definisi Kolostomi
Kolostomi merupakan sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter
ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feces (M.
Bouwhuizen, 1991). Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus
besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987). Lubang
yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untuk mengeluarkan
feses. Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka
untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993). Kolostomi adalah
membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap,
2006).
Sumber : WordPress.com
Kolostomi di lakukan ketika usus besar, rectum & anus tidak mampu
berfungsi secara normal atau membutuhkan istirahat dari fungsi normalnya.
Kolostomi dibuat dengan membuka dinding abdomen (stoma) untuk
pengeluaran feses dari usus besar (colon). Kolostomi biasanya dibuat setelah
kolon yang mengalami obstruksi direseksi. Kolostomi dapat temporer atau
permanen. Bagian akhir proksimal pada kolon yang sehat dikeluarkan dari
kulit dinding abdomen, kemudian ditempatkan kantong kolostomi untuk
menampung feses (Erfandi, 2018).
2
3
Sumber : medium.com
2.2 Definisi Perawatan Kolostomi
Kolostomi adalah tindakan membuka dinding abdomen, dimana ujung
dari kolon dikeluarkan melalui bukaan tersebut dan membentuk stoma.
Kolostomi dilakukan bila sebagian dari kolon diangkat karena adanya proses
keganasan, kelainan kongetinal, obstruksi usus, atau diberticulitis yang
mengenai usus tersebut lokasi kolostomi pada abdomen tergantung dari
bagian kolon yang digunakan untuk membentuk tipe kolostomi yang
dilakukan (Erfandi, 2018). Stoma terlihat pada dinding abdomen terdiri dari
jaringan mukosa usus yang lembab, hangat, dan mensekresi sejumlah kecil
mucus merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis
yang dibuat untuk sementara atau menetap (Murwani, 2009).
2.3 Tujuan Perawatan Kolostomi
Tujuan dilakukannya perawatan kolostomi, yaitu (Randy, 1987) :
1. Menjaga kebersihan klien
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya
4. Membantu pasien bebas dari masalah penyakit, obstruksi saluran
pencernaan atau saluran kemih, dan nyeri
5. Untuk mengeluarkan sisa pembuangan dari tubuh (feses atau urine)
6. Untuk dekompresi, diversi, dan evakuasi.
4
Sumber : en.wikipedia.org
Lokasi kolostomi dapat dilakukan di kolon ascenden, transversum,
atau descenden sigmoid :
1. Kolostomi transversum
Kolon transversum lebih sering dipilih sebagai lokasi kolostomi
sementara, jika kolon descenden atau sigmoid masih
membutuhkan waktu untuk healing. Hal ini karena kolon
transversum tidak terikat dengan mesokolon sehingga
lebih movable, sehingga lebih mudah dilakukan operasi
anastomosis kembali dalam waktu beberapa minggu atau bulan.
Kolostomi transversum juga dapat bersifat permanen, misalnya
pada kanker kolon yang harus dilakukan reseksi pada kolon
yang tidak memungkinkan dilakukan penyambungan kembali
(Berti, 2019).
2. Kolostomi ascenden
Kolostomi ascenden jarang digunakan karena jika lokasi defek
berada di kolon transversum atau ascenden bagian atas maka
ileostomi lebih sering digunakan. Hal ini karena ileum
lebih movable dibandingkan dengan kolon ascenden sehingga
teknik operasi lebih mudah. Feses yang keluar dari kolostomi
ascenden serupa dengan ileostomi yaitu mengandung banyak
5
Sumber : thefreedictionary.com
1. Single barreled stoma
Operasi ini mengangkat usus besar di bawah kolostomi, termasuk
rektum dan lubang anus. Jenis kolostomi ini bersifat permanen
(Potter, Perry, 2006).
2. Double barreled stoma
Double-barrel stoma di potong melalui pemebedahan kedalam,
double-barrel stoma terdiri dari dua stoma yang berbeda, stoma
proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi
(Potter, Perry, 2006).
3. Loop stoma
Loop colostomy dilakukan untuk mengalihkan feses yang menuju
kolon yang baru dilakukan anastomosis, dan biasanya bersifat
sementara. Indikasi lain adalah untuk prosedur paliatif untuk
meringankan obstruksi kolon distal, misalnya pada kondisi
obstruksi kanker kolorektal (Potter, Perry, 2006).
7
Sumber : shopostomysupplies.com
Jenis ini memungkinkan anda untuk membuka bagian bawah dari
kantong untuk mengalirkan output. Tipe ini biasanya ditutup dengan
menggunakan klem. Tipe ini biasanya digunakan untuk pasien
dengan kolostomi ascenden dan kolostomi transversum (Martinson,
2010).
2) Close Pounches/Close-ended pouch.
Sumber : shopostomysupplies.com
Jenis kantong ini, ketika kantong telah terisi kemudian diambil dan
dibuang, kemudian dipasang lagi dengan yang baru. Kantong ini
biasanya digunakan oleh pasien dengan kolostomi desenden dan
sigmoid. Output dari jenis kantong kolostomi ini tidak perlu untuk
dialirkan (Martinson, 2010).
8
Sumber : amazon.com
Digunakan untuk menampung urin output dari stoma urinary. Dapat
digunakan sampai beberapa hari (Martinson, 2010).
2. Jenis Kantong berdasarkan Jumlah Bagian Kantong
1) One-piece.
Sumber : exmed.net
Kantong ini terdiri dari kantong kecil dan penghalang kulit.
Penghalang kulit mudah lengket (adesif) yang ditempatkan disekitar
stoma dan ditempelkan ke kulit sekitar stoma. Ketika kantong kecil
akan diganti dengan baru, kantong kecil baru harus di rekatkan
kembali ke kulit (Martinson, 2010).
9
2) Two-piece.
Sumber : healthprodutsforyou.com
Kantong ini terdiri dari dua bagian : Face plate yang bersifat adesif
dan kantong penampung feces. Face plate tetap berada dalam
tempatnya saat kantong yang telah terisi feces diambil dan diganti
dengan kantong baru kemudian kantong baru dihubungkan ke face
plate. Kantong baru tidak perlu dilengketkan kembali ke kulit setiap
kali pergantian kantong, cukup dihubungkan kembali dengan face
plate, sehingga sistem ini sangat menolong untuk pasien dengan
kulit sensitif (Martinson, 2010).
3. Jenis kantong berdasarkan warna kantong
1) Clear Pounch/transparent pounch.
Sumber : alibaba.com
Kantong kolostomi transparan/bening cocok digunakan untuk post
operasi karena dapat mengobservasi kondisi stoma (Martinson,
2010).
10
Sumber : amazon.com
Kantong berwarna coklat/putih (Martinson, 2010).
2.6 Indikasi Kolostomi
Indikasi kolostomi yang permanen yaitu pada penyakit usus yang
ganas seperti karsinoma pada usus dan kondisi infeksi tertentu pada colon :
1. Atresia Ani, adalah kelainan kongenital anus dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan
pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan
lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa
terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan
perineum (Haryanto, 2016).
2. Penyakit peradangan usus akut, terjadi karena kotoran menumpuk dan
menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tidak bisa BAB.
Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan
yang akhirnya menjadi radang usus (Haryanto, 2016).
3. Tidak memiliki anus (imperforata anus), kelainan ini biasanya
diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang
membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena
kelainan genetik (Haryanto, 2016).
4. Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf
di usus besar yang tidak berfungsi normal. Akibatnya, kotoran akan
menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang mendorong
kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya
11
hipertensi portal, trauma oleh ujung tube saat irigasi atau pencukuran
area sekitar abdomen atau cedera. Perdarahan ringan kadang memerlukan
agen hemostasis topikal atau hanya penekanan langsung. Perdarahan
masif atau berulang memerlukan penanganan faktor penyebab
perdarahan, sedangkan pasien dengan hipertensi portal, memerlukan
sclerotheraphy atau portosystemic shunting (Putra, 2014).
7. lritasi kulit
Hal ini terutama pada kolostomi sebelah kanan karena feses yang keluar
mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif, juga terjadi karena
cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong, dan tidak
tahan akan plaster (Putra, 2014).
8. Iskemik dan nekrosis stoma
Iskemik dan nekrosis stoma dapat terjadi akibat adanya penekanan pada
pembuluh darah sekitar stoma. Stoma yang baru dibuat melalui operasi
harus diobservasi setiap 4 jam sekali untuk mengkaji kondisi stoma
apakah suplai darah ke stoma adekuat atau tidak. Stoma yang tersuplai
darah yang baik berwarna merah ataupun pink. Stoma yang berwarna
ungu, coklat atau hitam menunjukkan adanya suplai darah yang
inadekuat. Stoma yang sudah nekrotik membutuhkan operasi sebagai
intervensi utama (Putra, 2014).
9. Hernia Peristomal
Hernia dapat terjadi bila ada bagian dari kolon di dalam abdomen yang
menekan atau menonjol di area sekitar stoma. Hernia akan tampak
semakin jelas ketika pasien sedang duduk, batuk ataupun mendesak
abdomen (peningkatan tekanan intra abdomen). Beberapa pasien
membutuhkan penggunaan sabuk khusus, ataupun rekomendasi untuk
operasi guna memperbaiki kondisi hernia tersebut (Putra, 2014).
2.8 Perawatan Pada Pasien Dengan Kolostomi
2.8.1 Tahap Perawatan
1. Perawatan Kolostomi
2. Irigasi kolostomi
(Potter & Perry, 2006)
13
Sumber : WordPress.com
2.8.3 Langkah-Langkah
a. Persiapan Klien
1. Memberitahu klien
2. Menyiapkan lingkungan klien
3. Mengatur posisi tidur klien, motivasi klien agar bisa melakukan
ini di kamar mandi secara mandiri.
b. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
14
2.8.4 Dokumentasi
1. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada
lembar catatan klien.
2. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat
yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan
klien.
(Potter & Perry, 2006)
2.8.5 Evaluasi
1. Monitor apakah ada tanda-tanda infeksi
2. Monitor suara bising usus
15
e. Konsumsi sayuran dan buah dengan serat yang halus dan banyak
mengandung vitamin C, misalnya mangga, jeruk, jambu biji
f. Mudah diserap
g. Mengurangi bau, misalnya yoghurt (probiotik), pisang, dan apel
3) Makanan yang dapat mengentalkan feses, makanan yang disajikan tidak
boleh terlalu cair dan menyebabkan bau, misalnya apel, pisang, tapioka,
roti putih, butter milk, nasi, yoghurt, keju, peanut butter, freshly mashed
potatoes
Adapun makanan yang harus dihindari adalah :
a. Makanan yang dikhawatirkan dapat menyebabkan sumbatan, misalnya
kelapa parut, kacang-kacangan, kulit buah, jagung
b. Makanan yang dapat menyebabkan gas, misalnya brokoli, kubis, sawi,
nangka, durian, ubi-ubian, dan minuman bersoda
c. Makanan yang dapat menyebabkan kotoran/bau, misalnya bawang
putih, telur, ikan, lobak, susu
d. Makanan yang menyebabkan diare, misalnya cabe-cabean, paprika,
rujak, asinan
e. Hindari makanan yang berbau, misalnya telur, ikan laut, rempah-
rempah
f. Hindari makanan yang mengandung alkohol, gas dan bersoda,
misalnya kubis, kembang kol, asparagus
(Potter & Perry, 2006)
BAB III
ILEOSTOMY
3.1 Definisi Ileostomy
Ilesostomi berasal dari kata ileum dan stoma. Ileum merupakan bagian
terbawah dari usus halus. Stoma berarti membuka. Hal ini berarti ileum akan
melewati stoma setelah operasi. Ileostomi adalah proses operasi untuk
membuka dinding perut. Ujung dari ileum (bagian terbawah dari usus halus)
dibuat melewati dinding perut yang terbuka tersebut untuk membentuk stoma.
Biasanya terletak di bagian bawah kanan perut (Maryunani, 2016). Ileostomi
adalah bedah pembuatan lubang antara ileum dan dinding abdomen untuk
tujuan diversi fekal (Carpenitto, 2000).
Sumber : wnyurologi.com
3.2 Definisi Perawatan Ileostomy
Perawatan lleostomy adalah operasi terbuka yang menghubungkan
ileum anda ke dinding perut anda. Illeum adalah ujung bawah usus kecil
anda. Melalui dinding perut terbuka, atau stoma, usus bagian bawah terbelit
ke tempatnya. Anda mungkin diberi kantong yang akan anda kenakan.
Kantong ini akan mengumpulkan semua makanan pencernaan (Potter &
Perry, 2006).
3.3 Tujuan Perawatan Ileostomy
1. Tujuan prosedur ini untuk mencegah kebocoran
2. Mengkaji integritas kulit di sekitar stoma
3. Membantu klien untuk mengendalikan bau
4. Menampung pengeluaran feses dari stoma, agar feses tidak tercecer
5. Melindungi kulit terhadap hasil pengeluaran dari stoma
17
18
Sumber : link.springer.com
1. Brooke ileostomy
........Pada jenis ini, ileostomy dibuat dengan sayatan kecil pada area yang
nantinya akan dibuat stoma. Selanjutnya, dokter bedah akan menarik ileum
sampai ileum kelihatan lewat sayatan tersebut. Selanjutnya, bagian ileum
yang telah ditarik keluar tersebut akan dijahit pada stoma yang telah
dibuat. Kekurangan metode brooke ini adalah pasien tidak dapat
mengendalikan kapan kotoran dari dalam usus halus keluar ke kantong
penampungan khusus (ileostomy bag) (Basely, 2014).
2. Kock ileostomy
Pembuatan ileostomy pada tahap ini adalah usus halus dibentuk menjadi
kantong dengan stoma eksternal yang bertindak sebagai katup. Kemudian
keduanya dijahit pada permukaan perut. Dalam sehari pasien dapat
memasukkan selang yang fleksibel ke dalam stoma dan kantung
penampungan untuk membuang kotoran saluran cerna. Keuntungan
metode ini adalah pasien dapat mengendalikan kapan waktu untuk
membuang kotoran saluran cernanya (Basely, 2014).
3. Prosedur J pouch
19
Sumber : exmed.net
Kantong ini sudah dilengkapi oleh wafer. Keuntungan kantong one piece
ini adalah dapat digunakan dengan lebih cepat. Dan kekurangan kantong
ini adalah jika terisi penuh maka kantong harus diganti seutuhnya bukan
hanya mengganti kantong saja.
2. Sistem two-piece
Sumber : healthprodutsforyou.com
.........Berbeda dengan sistem one-piece, kantong jenis ini akan dipasang
menggunakan lempengan di sekitar stoma. Pasien bisa melepas kantong
dari lempengan dan menggantinya dengan yang baru. Lempengan pada
stoma yang digunakan untuk menahan kantong dapat diganti tiap dua
sampai tiga hari.
3. Tas yang bisa dikuras
...Kantong dengan jenis tas ini bisa dikuras cocok untuk feses yang cair.
Pasien dapat mengeluarkan feses dari dalam kantong melalui lubang di
bagian bawahnya. Kantong tersebut perlu diganti tiap dua sampai tiga
hari.
22
4. Mini pouches
Sumber : hollister.com
..Mini pouches merupakan kantong yang berukuran kecil dan digunakan
dalam durasi yang singkat.
5. Tas yang tertutup
Pasien yang memiliki feses padat, cocok menggunakan kantong jenis tas
yang tertutup atau closed bags yang dapat diganti dua kali sehari.
3.8 Perawatan Ileostomi
3.8.1 Tahap Perawatan
1. Perawatan Kulit
Pasien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci
area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit
protektif disekitar stoma dan menggunakannya dengan meletakkan
kantung drainase. Kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan
sabun ringan dan waslap lembab serta lembut (Wardani, 2017).
2. Memasang Kantung
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang
kantung harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit
dibersihkan terlebih dahulu (Wardani, 2017).
3. Mengangkat Alat Drainase
Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai
seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung
lepas dari diskus perekatnya dan keluar isinya (Wardani, 2017).
23
3.8.5 Evaluasi
1. Monitor apakah ada tanda-tanda infeksi
2. Monitor suara bising usus
3. Monitor dan pastikan kantong tidak bocor
4. Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan perawatan
(Wardani, 2017)
3.9 Pendidikan Bagi Pasien dengan Ileostomy di Rumah
Edukasi pasien sangat penting karena pemasangan ileostomy dapat
berlangsung lama, beberapa minggu bahkan tahunan, dan bisa juga bersifat
permanen. Pasien harus dapat merawat ileostomy secara mandiri dengan
perawatan yang memadai serta mendapat dukungan rehabilitasi yang baik.
Beberapa edukasi yang dapat diberikan kepada pasien (Black & Hawk, 2014)
:
1. Perawatan stoma dan penggantian kantong ileostomy
........Pasien dengan dukungan keluarga harus mampu merawat stoma dan
mengganti kantong. Teknik penggantian kantong yang benar disesuaikan
dengan jenis kantong yang dipakai. Sebaiknya kantong diganti saat terisi
setengah atau sepertiga, jangan menunggu penuh karena beban yang berat
berisiko kantong terlepas. Stoma perlu dirawat dan dilakukan irigasi
teratur, sedangkan kulit di sekitar stoma perlu dirawat untuk mencegah
iritasi dan infeksi. Kulit harus dijaga agar tetap kering dan tidak terkena
feses atau cairan stoma. Selain itu, pasien perlu mengetahui tentang tipe
feses yang keluar dari stoma (Black & Hawk, 2014).
2. Rehabilitasi psikis
................Pasien dengan ileostomy akan mengalami perubahan fisik yang
disebabkan adanya lubang stoma dan kantong ileostomy yang harus
dibawa setiap saat. Hal ini dapat menimbulkan gangguan psikologis pada
pasien dan penurunan kepercayaan diri, sehingga berdampak besar
terhadap psikososial dan produktivitas pasien. Dukungan keluarga dan
tenaga medis sangat diperlukan bagi pasien (Black & Hawk, 2014).
3. Pekerjaan dan aktivitas
26
roti putih, buttermilk, nasi, yoghurt, keju, peanut butter, freshly mashed
potatoes
Adapun makanan yang harus dihindari adalah:
a. Makanan yang dikhawatirkan dapat menyebabkan sumbatan,
misalnya kelapa parut, kacang-kacangan, kulit buah, jagung
b. Makanan yang dapat menyebabkan gas, misalnya brokoli, kubis,
sawi, nangka, durian, ubi-ubian dan minuman bersoda
c. Makanan yang dapat menyebabkan kotoran/bau, misalnya bawang
putih, telur, ikan, lobak, susu
d. Makanan yang menyebabkan diare, misalnya cabe-cabean, paprika,
rujak, asinan
e. Hindari makanan yang berbau, misalnya telur, ikan laut, rempah-
rempah
f. Hindari makanan yang mengandung alkohol, gas dan bersoda,
misalnya kubis, kembang kol, asparagus
(Potter & Perry, 2006)
BAB IV
KUMBAH LAMBUNG/GASTRIC LAVAGE
Sumber : shutterstock.com
Bilas dapat dilakukan pada pasien setengah sadar, jika terdapat refleks
muntah, pasien harus dimiringkan pada sisinya. Pada pasien tidak sadar tanpa
punya refleks muntah harus dilakukan intubasi trakea sebelum bilas lambung.
Bilas lambung merupakan kotraindikasi sesudah ingesti produk-produk
kaustik, amonia, striknin, dan beberapa produk petroleum (Krisanty & Paula,
2009).
Kateter berlubang besar yang dilubrikasi harus digunakan intubasi
orogastrik pada pasien koperatif atau tidak sadar adalah lebih efektif. Larutan
garam faal dapat digunakan untuk bilas, dengan pemberian dan diikuti
aspirasi sejumlah 200 ml cairan beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter. Pada
pasien sadar yang tidak koperatif, tabung nasogratrik dapat dimasukkan
secara nasal dan diberikan ipekak. Tabung ini tidak adekuat untuk bilas
(Krisanty & Paula, 2009).
28
29
5. Pasien tanpa gerak refleks atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum kumbah lambung untuk mencegah
inspirasi.
6. Pasien kejang.
7. Menginsersi tube melalui nasal bila ada fraktur
8. Menelan alkali kuat
9. Tumor paru-paru
(Rosyidi, 2013)
4.7.1 PersiapanAlat
4.9 Dokumentasi
Hal-hal yang harus dicatat pada lembar laporan klien antara lain :
1. Tanggal dan jam pemasangan selang
2. Warna dan jumlah drainase yang keluar ke selang
3. Hasil pH
4. Ukuran dan jenis selang
5. Toleransi klien terhadap prosedur
6. Konfirmasi penempatan selang melalui foto rontgen
7. Pelaksanaan penghisapan (jumlah cairan yang keluar) atau waktu
dimulainya pemberian makan melalui selang dan kecepatannya.
37
(Rosyidi, 2013)
4.10 Evaluasi
1 Tanyakan kepada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan.
2 Pastikan area insersi tetap bebas dari infeksi, tidak ada tanda-tanda iritasi
atau drainase
3 Pastikan klien tidak mengalami regurgitasi atau tidak menunjukkan
tanda-tanda aspirasi
(Rosyidi, 2013)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kolostomi merupakan sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter
ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feces (M.
Bouwhuizen, 1991). Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk
bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006). Kolostomi di lakukan ketika
usus besar, rectum & anus tidak mampu berfungsi secara normal atau
membutuhkan istirahat dari fungsi normalnya. Kolostomi dibuat dengan
membuka dinding abdomen (stoma) untuk pengeluaran feses dari usus besar
(colon).
Ileostomi adalah bedah pembuatan lubang antara ileum dan dinding
abdomen untuk tujuan diversi fekal (Carpenitto, 2000). Perawatan lleostomy
adalah operasi terbuka yang menghubungkan ileum anda ke dinding perut
anda. Illeum adalah ujung bawah usus kecil anda. Melalui dinding perut
terbuka, atau stoma, usus bagian bawah terbelit ke tempatnya.
Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukkan dan mengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan NGT.
Bilas lambung dengan tabung orogastrik yang cesar dapat digunakan untuk
pasien yang tidak sadar atau stupor atau jika induksi muntah dengan sirup
ipekak tidak berhasil (Putra, 2014).
5.2 Saran
Dalam melakukan perawatan colostomy dan ileostomy, perawat harus
benar-benar memperhatikan standar operasional prosedur agar tidak terjadi
kesalahan. Jika melakukan kumbah lambung, perawat harus memperhatikan
bahwa selang NGT terpasang dengan baik yaitu pada lambung tidak masuk
ke paru-paru. Perawat juga harus memperhatikan respon klien pada setiap
tindakan yang dilakukan
38
DAFTAR PUSTAKA
Smith, Jean, & Joyce, 2010, Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi 5,
Jakarta, EGC.
Rosyidi, Kholid, & Wulansari, 2013, Buku Saku Prosedur Praktik Keperawatan
Medikal Bedah, Jakarta, Trans Info Media.
Maryunani, Haryanto, 2016, Perawatan Stoma Terkini (Modern Stoma Care),
Jakarta, Salemba Medika.
Putra, Prasetyo, 2014, Alat Kesehatan Untuk Praktik Klinik Dan SOP (Standar
Operasional Prosedur), Yogyakarta, Nuha Medika.
Krisanty, Paula, 2009, Asuhan Keperawatan Gawat Darurat, Jakarta, Trans Info
Media.
Engid, Ayelign, Mahteme, 2016, ‘Types And Indications Of Colostomy And
Determinants Of Outcomes Of Patients After Surgery’, Ethiopian Journal
Of Health Sciences, vol. 2, hh. 117-122.
Black, & Hawk, 2014, Keperawatan Medikal Bedah Buku 2 Edisi 8, United Stated
of America, Elsevier.
Bulecheck, Howard, Joanne, & Cheryl, 2013, Nursing Intervention Classification
(NIC) Sixth Edition, United Stated of America, Elsevier.
39