Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

Diabetes Insipidus

Disusun Oleh

Kelompok 4

Nama : 1.Desti Aliah Faradika (PO.71.20.1.20.007)


2.Fiona Fitria Farera (PO.71.20.1.20.009)
3.Nur Rahmaniya (PO.71.20.1.20.024)
4.Namira Gustiany Putri Mayana (PO.71.20.1.20.027)
5.Omar Muhctar (PO.71.20.1.20.040)
Kelas/Semester : Tingkat II (A)/Semester III
Dosen Pengampu : Sumitro Adi Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
TAHUN AKADEMIK 2020-2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulilah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
I yang berjudul “Diabetes Insipidus” dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak,
kami telah berusaha untuk memberikan yang terbaik, walaupun didalam pembuatannya
kami mengalami kesulitan, karna keterbatasan kemampuan dan ilmu yang kita miliki.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih terkhusus
kepada Bapak Sumitro Adi Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman sekalian yang telah memberi dorongan dan dukungan kepada
kami.

Kami menyadari bahwa penulisan studi literatur ini masih banyak kekurangan, oleh
karna itu kami membutuhkan saran dan kritik yang membangun saat kami butuhkan
agar dapat memperbaikinya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi tema-teman yang berkepentingan.
Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, 08 Oktober 2021

Kelompok 4

DAFTAR ISI
BAB 1
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah kegagalan tubuh untuk menyimpan air karena kekurangan
hormon antidiuretik (ADH, vasopresin), yang disekresikan oleh ginjal, atau karena
ketidakmampuan ginjal untuk berespon pada ADH. Diabetes insipidus ditandai oleh
polidipsi dan poliuria ( Nettina M. Sandra, 2001 ).

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang ditandai oleh penurunan produksi sekresi
dan fungsi dari ADH ( Corwin, 2000 ).

Diabetes insipidus merupakan kelainan pada lobus posterior hipofisis yang disebabkan
oleh defisiensi vasopressin yang merupakan hormone anti diuretic (ADH). Kelainan ini
ditandai oleh rasa haus yang sangat tinggi ( polidipsia ) dan pengeluaran urin yang encer
dengan jumlah yang besar ( Suzanne C, 2001 ).

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan yang diakibatkan oleh
berbagai penyebab yang menganggu mekanisme Neurohypophyseal-renal reflex,
sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonversi air ( Aru W. Sudoyo
2006 )

Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormone


antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsia) dan pengeluaran
kemih yang sangat encer (poliuri)(Sutedjo, 2015)

Diabetes insipidus adalah gangguan yang tidak biasa, atau sangat jarang, berupa
ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini membuat penderitanya
merasa sangat haus, meskipun sudah cukup minum. Karena diabetes insipidus
mendorong keinginan untuk terus minum, maka penderitanya akan memproduksi urine
dalam jumlah besar. Mereka menjadi sering kencing.

2.2 Klasifikasi Diabetes Insipidus


Diabetes insipidus diklasifikasikan berdasarkan sistem yang terganggu:

1. Diabetes insipidus sentral. Pada dewasa penyebab yang sering antara lain karena
kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus akibat pembedahan, tumor, inflamasi,
cedera kepala, atau penyakit (seperti meningitis). Sedangkan pada anak-anak,
penyebabnya karena kelainan genetik. Kerusakan ini mengganggu pembuatan,
penyimpanan, dan pelepasan ADH.

2. Diabetes insipidus nefrogenik. Kelainan akibat cacat tubulus ginjal, menyebabkan


ginjal tidak berespons baik terhadap ADH. Beberapa obat juga menyebabkan kelainan
ini.

3. Diabetes insipidus gestasional. Kelainan akibat degradasi ADH oleh vasopressinase


yang dihasilkan berlebihan oleh plasenta. Keadaan ini berhubungan dengan
meningkatnya risiko komplikasi pada kehamilan, seperti pre-eklampsia.

4. Diabetes insipidus dipsogenik (polidipsi primer). Kelainan akibat asupan cairan


berlebihan yang merusak pusat haus di hipotalamus. Asupan air berlebihan jangka
panjang dapat merusak ginjal dan menekan ADH, sehingga urin tidak dapat
dikonsentrasikan.

2.3 Faktor Risiko Diabetes Insipidus

Terlepas dari usia dan jenis kelamin, siapa saja dapat terkena diabetes insipidus.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap
penyakit ini yaitu sebagai berikut.

 Jenis kelamin, pria lebih berisiko dibandingkan wanita.


 Faktor genetik, orangtua dengan penyakit ini dapat menurunkan gen ke anaknya.
 Pernah mengalami cedera di kepala.
 Riwayat penyakit tumor di otak.
 Pernah menjalani operasi di otak.
 Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti lithium.
 Riwayat penyakit bawaan pada ginjal.
 Riwayat penyakit atau infeksi tertentu.
BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Denny, dkk. 2015. Project Based Learning Diabetes Insipidus. Makalah, Program Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.

Sitepu, Rensa Br. 2018. Analisa Laju Endap Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 Yang Dirawat Inap DI RSUP H. Adam Malik Medan. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan, Jurusan Analis Kesehatan.

Yuliastanti, Ana. 2019. Diabetes Insipidus Tidak Ada Kaitannya dengan Diabetes
Melitus. https://www.guesehat.com/diabetes-insipidus-tidak-ada-kaitannya-
dengan-diabetes-melitus. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2021, pukul 20.19
WIB.

Kusmana, Felix. 2016. Diabetes Insipidus – Diagnosis dan Terapi. CDK-246/


43(11), 825.

Joseph, Novita. 2020. Diabetes Insipidus.


https://hellosehat.com/urologi/ginjal/pengertian-diabetes-insipidus/#1034-faktor-
faktor-risiko diakses pada tanggal 08 Oktober 2021, pukul 19.53 WIB

Anda mungkin juga menyukai