DI SUSUN OLEH :
NAMA : DANTINI
NIM : 2018.C.10a.0963
TINGKAT : III B
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dengan Diagnosa Medis
Apendisitis Di Ruang Aster RSUD dr. Doris Sylvanus”. Laporan pendahuluan ini
disusun guna melengkapi tugas (PPK 2).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Yelstria Ulina Tarigan, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian laporan ini
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 17 September 2020
Penyusun
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
2.3 Etiologi
2.1.4 Klasifikasi
Tersumbat fekolit atau benda asing Inflamasi apendiks Edema Meningkatnya tekanan intraluminal Nyeri abdomen
APPENDISITIS
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai
maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal. Gejala klasik apendisitis ialah
nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah
epigastrium di sekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual dan kadang ada
muntah.
2.1.7 Komplikasi
Alternatif lain operasi pengangkatan usus buntu yaitu dengan cara bedah
laparoskopi. Operasi ini dilakukan dengan bantuan video camera yang
dimasukkan ke dalam rongga perut sehingga jelas dapat melihat dan melakukan
appendektomi dan juga dapat memeriksa organ-organ di dalam perut lebih
lengkap selain apendiks. Keuntungan bedah laparoskopi ini selain yang disebut
diatas, yaitu luka operasi lebih kecil, biasanya antara satu dan setengah sentimeter
sehingga secara kosmetik lebih baik.
2.3.1.3 Sirkulasi
Gejala : adanya nyeri
Tanda :
- peningkatan frekuensi jantung atau takikardi
- distensi vena leher atau penyakit berat
2.3.1.4 Eliminasi
Gejala :
- Hubungan ketergantungan
- Kurang sistem pendukung
Tanda :
- Ketidakmampuan dukungan untuk membuat atau mempertahankan suara
karena nyeri
- Keterbatasan mobilitas fisik
- Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain
2.3.1.9 Pemeriksaan fisik (B1-B6)
2.3.1.9.1 B1 (Breathing)
a. Inspeksi
Bentuk abdomen simetris, tidak ada lesi, warna kulit kuning langsat
b. Palpasi
Didapatkan nyeri tekan yang terbatas pada regio iliaka kanan, disertai
nyeri lepas. Pengkajian yang didapat terdapat tanda-tanda nyeri nyeri saat
bergerak.
c. Perkusi
Tympani saat diperkusi
d. Auskultasi
2.3.1.9.2 B2 (Blood)
2.3.1.9.3 B3 (Brain)
2.3.1.9.4 B4 (Bladder)
2.3.1.9.5 B5 (Bowel)
2.3.1.9.6 B6 (Bone)
Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi
duduk tegak.
Pre-op :
Post-op :
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
sekunder terhadap luka insisi bedah (D.0142).
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan
pascaoperasi sekunder terhadap proses penyembuhan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
tentang kebutuhan pengobatan/ perawatan pasca pembedahan
2.3.3 Intervensi
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Seorang wanita, bernama Ny. A Usia 49 Tahun, di rawat di ruang Bougenvile RS
Doris Sylvanus, dengan Keluhan Nyeri di bagian Perut , Klien ada Muntah
Sebanyak 3 kali. Ny. A Sering merasa pusing dan nyeri Perut Kanan Bawah di
rumah sehingga ia sering mengkonsumsi obat pereda nyeri, Pasien merasa lemas,
dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik tampak konjungtiva anemis,
Hasil Palpasi Abdomen menunjukan ada nya distensi abdomen, dan hasil perkusi
menunjukan bawah ada udara bebas di rongga perut, Nyeri Tekan dan Nyeri
Lepas (+) di Titik MC burney.
1.1 Pengkajian
Nama : Nn. A
Umur : 49 Tahun
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
Klien tampak lemah, nyeri perut di kanan bawah saat beraktivitas, pucat,
nafsu makan berkurang, konjungtiva anemis,
Saat pengkajian TTV klien tanggal 20 September 2020 pukul 15:00 WIB,
suhu tubuh klien/ S = °C tempat pemeriksaan axilla, nadi/N = x/menit dan
pernapasan/ RR = x/menit, tekanan darah TD = mmhg.
Klien tidak merasakan nyeri dada, tidak ada merasakan kram di kaki, tidak
pucat, pasien merasakan pusing, tidak mengalami clubbing finger, tidak sianosis,
pasien merasakan sakit kepala, tidak palpitasi, tidak ada pingsan, capillary refill
klien saat di tekan dan dilepaskan kembali dalam 2 detik, tidak ada terdapat
oedema, lingkar perut klien 90 cm, ictus cordis klien tidak terlihat, vena jugulasir
klien tidak mengalami peningkatan, suara jantung klien (S1-S2) reguler dan tidak
ada mengalami kelainan.
Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.3.6.2 Nervus Kranial II (Optik) : Klien dapat melihat dengan jelas orang yang
ada disekitarnya.
3.1.3.6.3 Nervus Kranial III (Okulomotor) : Pupil klien dapat berkontraksi saat
melihat cahaya.
Uji Koordinasi :
Ekstermitas atas klien dapat menggerakan jari kejari dan jari kehidung.
Ekstermitas bawah klien dapat menggerakan tumit ke jempol kaki,
kestabilan tubuh klien tampak baik, refleks bisep kanan dan kiri klien baik
skala 1, trisep kanan dan kiri klien baik skala 1, brakioradialis kanan dan
kiri klien baik skala 1, patella kanan kiri klien baik skala 1, dan akhiles
kanan dan kiri klien baik skala 1, serta reflek babinski kanan dan kiri klien
baik skala 1.
Tidak ada masalah dalam eliminas urin, klien memproduksi urin 250 ml 5 x
24 jam (normal), dengan warna kuning khas aroma ammonia, klien tidak
mengalami masalah atau lancer, tidak menetes, tidak onkotinen, tidak
oliguria, tidak nyeri, tidak retensi, tidak poliguri, tidak panas, tidak
hematuria, tidak hematuria, tidak terpasang kateter dan tidak pernah
melakukan cytostomi.
Bibir klien tampak lembab tidak ada perlukaan di sekitar bibir, jumlah gigi
klien lengkap tidak ada karies, gusi klien normal tampak kemerahan, lidah klien
tidak ada lesi, mokosa klien tidak ada pembengkakan, tonsil klien tidak ada
peradangan, rectum normal, tidak mengalami haemoroid, klien BAB 2x/hari
warna kekuningan dengan konsistensi lemah, tidak diarem tidak konstipasi, tidak
kembung, kembung, bising usus klien terdengar normal 15 x/hari, dan terdapat
nyeri tekan ataupun benjolan.
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik dari obat, makanan kosametik dan
lainnya. Suhu kulit klien teraba hangat, warna kulit coklat tua, turgor kurang,
tekstur kasar, tidak ada tampak terdapat lesi, tampak terdapat jaringan parut di
punggung sebelah kanan, tangan kanan, pantat, kaki kiri dan kaki kanan klien,
tekstur rambut halus, tidak terdapat distribusi rambut dan betuk kuku simetris.
Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.3.11.1 Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan klien normal tidak ada masalah, gerakan bola mata klien
tampak bergerak normal dengan visus : mata kanan (VOD) = 6/6 dan mata kiri
(VOS) = 6/6, sclera klien normal/ putih, warna konjungtiva anemis, kornea
bening, tidak terdapat alat bantu penglihatan pada klien dan tidak terdapat adanya
nyeri.
Pendengaran klien normal dan tidak ada berkurang, tidak berdengung dan
tidak tuli.
Bentuk hidung klien teraba simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
patensi, tidak terdapat obstruksi, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak terdapat
transluminasi, cavum nasal normal, septum nasal tidak ada masalah, sekresi
kuning lumayan kental, dan tidak ada polip.
Leher klien tampak tidak ada massa, tidak ada jaringan parut, tidak ada
teraba kelenjar limfe, tidak ada teraba kelenjar tyroid, dan mobilitas leher klien
bergerak bebas.
Bagian reproduksi klien tidak tampak adanya kemerahan, tidak ada gatal-
gatal, tidak ada perdarahan, flour albus/ normal, clitoris/ normal, labia/normal,
uretra/normal, kebersihan cukup baik, tidak ada kehamilan dan tafsiran partus,
payudara simetris, puting menonjol, warna aerola/normal.
Klien tidak ada program diet, klien tidak meras mual, tidak ada muntah,
tidak mengalami kesukaran menelan dan tidak ada merasa haus.
Klien tidak ada program diet, klien merasa mual, klien ada muntah,
tidak mengalami kesukaran menelan dan tidak ada merasa haus.
TB : 150 Cm
BB sekarang : 50 Kg
BB Sebelum sakit : 50 Kg
IMT = BB
(TB)²
= 50
(150)²
= 22,2 ( normal)
Keluhan lainnya : tidak ada.
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 6-8 jam
sedangkan pada siang hari 1-2 jam. Saat sakit pasien tidur 6-7 jam dan siang hari
½ - 1 jam.
3.1.4.4 Kognitif
Klien mengatakan “ia tidak senang dengan keadaan yang dialaminya dan
ingin cepat beraktivitas seperti biasanya”. Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.4.5 Konsep Diri ( Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran)
Klien mengatakan tidak senang dengan keadaan yang dialaminya saat ini,
klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya. Klien adalah seorang istri, klien orang
yang ramah, klien adalah seorang ibu”. Tidak ada masalah keperawatan.
3.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari
Klien mengatakan bila ada masalah ia selalu bercerita dan meminta bantuan
kepada keluarga, dan keluarga selalu menolong Nn.A. Tidak ada masalah
keperawatan.
Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa dayak dan bahasa Indonesia.
Hubungan klien dengan keluarga baik, dibuktikan dengan kelurga setiap saat
selalu memperhatikan dan mendampingi Nn. A selama dirawat di rumah sakit.
Klien dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan dan dapat berkomunikasi
juga dengan keluarga serta orang lain.
Menurut klien orang yang terdekat dengannya adalah suami dan anak.
Sebelum sakit klien selalu menjalankan, saat sakit klien tetap bisa beribadah.
DANTINI
P: Intervensi di hentikan
Senin, 21 September dx.3 1. Menentukan kemampuan Dantini
2020, jam 09.30 pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
2. Memantau kandungan nutrisi
dan kalori pada catatan asupan.
3. Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya.
4. Meminimalkan faktor yang
dapat menimbulkan mual dan
muntah.
5. Mempertahankan higiene mulut
sebelum dan sesudah makan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Awaluddin/JKLR: Jurnal Kesehatan Luwu Raya Vol.7 No.1 (Juli 2020) Hal. 67-
72