Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN KASUS ABSES PAYUDARA

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PROGRAM STUDI POFESI NERS


MAHASISWA STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG

Disusun Oleh :
YULI KRISTANTI
(A3R21077)

Dosen Pembimbing : Poppy Farasari, S.Tr.Keb., M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS
DENGAN KASUS ABSES PAYUDARA

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PROGRAM STUDI POFESI NERS


MAHASISWA STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
A. DEFINISI
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi
bakteri. Abses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan payudara
kronik. Harus dibedakan antara abses payudara dan mastitis. Abses payudara merupakan
kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan oleh meluasnya peradangan pada
payudara Doengoes E. Marylin. (2016).
Mastitis atau abses payudara adalah peradangan payudara. Payudara menjadi
merah, bengkak dan kadang kala diikuti rasa nyeri, panas, serta suhu tubuh meningkat.
Dalam payudara terasa ada massa padat (lump) dan di luarnya kulit menjadi merah.
Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh
sumbatan saluran susu yang berlanjut. (Ary Sulistyawati 2015).
B. ETIOLOGI
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada
kulit yang normal Staphylococcus aureus. Bakteri sering kali berasal dari mulut bayi dan
masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada
putting susu) infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh
melalui kulit yang rusak, biasanya pada putting susu yang rusak pada masa awal
menyusui, area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah. Abses payudara biasa terjadi
disekitar puting, bias juga diseluruh payudara. (Carpenito, Lynda juall 2016).
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu
organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara
diantaranya (Doengoes E. Marylin. 2016).:
a. Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak dan
adanya nyeri tekan).
b. Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan
lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
c. Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
d. Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bias mengandung nanah)
e. Gatal-gatal
f. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang
terkena
D. PATOFISIOLOGI
Luka atau lesi pada putting menyebabkan terjadinya peradangan sehingga
organisme masuk (organism ini biasanya dari mulut bayi) mengakibatkan pengeluaran
susu terhambat pada hal produksi susu normal. Akibatnya terjadi penyumbatan duktus
dan bentuk abses. Abses di kulit atau di bawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan
abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses biasanya pemeriksaan
darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Suatu abses sering kali membaik
tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya dan mengeluarkan isinya. Kadang
abses menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan
menyerap sisa-sisa infeksi. Abses tidak pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras
(Jones 2017).

E.
F. PATHWAY

Infeksi bakteri, benda


asing menyebabkan Bakteri multiplikasi dan Tubuh bereaksi untuk
luka, reaksi merusak jaringan yang perlindungan terhadap
hypersensitive, agen ditempati penyebaran infeksi
fisik

Nyeri akut Respon hipothalamus Terjadi proses perdangan

Abses terbentik dan terlokasi


Resiko infeksi Penyebaran infeksi (dari matinya jaringan nekrotik,
bakteri, dan sel darah putih)

Tindakan Dilepaskannya gas


Kerusakan pembedahan pyrogen leukosit
intergritas kulit (operasi) pada jaringan

Mengakibatkan
kecemasan Mempengaruhi
Hipothalamus

Ansietas
Hipertermi
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengeluh nyeri pada perut bagian
kanan, pasien tampak meringis memegangi area perut, bersikap protektif, gelisah, dan
frekuensi nadi meningkat (D.0077)
2. Hipertermi b.d proses infeksi d.d suhu tubuh diatas normal, kulit merah, kejang,
takikardia, takipnea, kulit terasa hangat (D.0130)
3. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasif
4. Ansietas b.d Tindakan invasive (operasi) d/d merasa cemas, merasa khawatir dengan
kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, mengeluh pusing, tampak gelisah,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola nafas berubah,
kontak mata buruk (D.0080)
5. Gangguan integritas kulit b.d Tindakan invasif di tandai dengan terdapatnya luka,
Nampak merah, nyeri pada luka (D.0129).

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lab darah: Pada peradangan dalam taraf permulaan ibu hanya merasa nyeri setempat,

suhu sedikit meningkat, dan pemeriksaan darah menunjukan ke arah radang.

2. Kultur kuman: Untuk memastikan diagnosisnya perlu dilakukan aspirasi nanah,

differensial diagnosis galactoele, fibroadenoma, dan carcinoma.(Purwoastuti dan

Walyani, 2015).

3. Mammografi: Mammografi merupakan suatu pemeriksaan X-Ray khusus untuk

menilai jaringan payudara seseorang, proses pemeriksaan payudara menggunakan

sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7mSv). Mammografi digunakan untuk

melihat beberapatipe tumor dan kista.

4. USG payudara: Abses dapat didiagnosa secara ultrasound, yang terlihat sebagai

sebuah kantong berisi cairan.


I. PENATALAKSANAAN
Adapun penanganan untuk abses diantaranya adalah (Purwoastuti dan Walyani, 2015).:
a. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bias ditusuk
dan dikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bias dilakukan radial dari tengah dekat
pinggir areola, kepinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
b. Dapat diberikan parasetamol 500 mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
c. Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 – 20 menit, 4 kali/hari.
d. Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena
untuk mencegah pembengkakan payudara. Untuk mengurangi nyeri bias diberikan
obat pereda nyeri (misalnya asetaminofen atau ibuprofen) karena kedua obat tersebut
aman diberikan untuk ibu menyusui dan bayinya.
e. Drainase abses: dengan menggunakan pembedahan biasanya diindikasikan apabila
abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap pus yang
lebih lunak. Apabila menimbulkan resiko tinggi,misalnya pada area-area yang kritis,
tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang
dilakukan.
f. Karena seringkali abses disebabkan oleh bakteri straphylococcus aureus, antibiotik
antistafilokokus seperti flucloxacillin atau dicloxacillin sering digunakan. Dengan
adanya kemunculan staphylococcuss aureus resisten methicillin (MRSA) yang
ddidapat melalui komunitas, antibiotic biasa tersebut menjadi tidak efektif. Untuk
menangani MRSA yang didapat melalui komunitas, digunakan antibiotic lain seperti
clindamycin, trimetroprim-sulfamethoxazole, dan doxycycline
J. KOMPLIKASI
Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun

dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses. komplikasi dari abses

payudara dapat menyebabkan sepsis yang dapat menyebabkan berbagai perubahan yang

merusak beberapa system organ, menyebabkan kegagalan organ, terkadang bahkan dapat

menyebabkan kematian.
K. INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan,
pasien tampak meringis memegangi area perut, bersikap protektif, gelisah, dan frekuensi
nadi meningkat (D.0077)
NO DIAGNOSA SLKI INTERVENSI
1 Tanda Mayor : Tingkat nyeri (L. 08066) Manajemen nyeri (I. 08238)

DS : Mengeluh nyeri Tujuan : Setelah dilakukan Observasi


tindakan keperawatan
DO : 1. Identifikasi lokasi nyeri,
selama 1x24 jam di karakteristik, durasi,frekuensi,
-Tampak meringis
harapkan nyeri berkurang kuaitas, intnsitas nyeri
- Bersikap protektif
Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
- Gelisah
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non
- Frekuensi nadi
2. Meringis menurun verbal
meningkat
3. Gelisah menurun 4. Identifikasi factor yang
Tanda Minor :
memperberat dan memperingan
4. Kesulitan tidur menurun
DS : - nyeri
5. Frekuensi nadi membaik
DO : 5. Identifikasi pengaruh dan

- tekanan darah keyakinan tentang nyeri

meningkat 6. Identifikasi pengaruh budaya


terhadap respon nyeri

7. Identifikasi pengaruh nyeri pada


kualitas hidup

8. Monitor keberhasilan terapi


komplementer yang
sudahdiberikan

9. Monitor efek samping penggunaan


analgesik

Terapeutik
10. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(hypnosis,akupresur,terapi music,
terapi pijat dll)

11. Control lingkungan yang


meperberat rasa nyeri (suhu
ruangan,pencahayaan, kebisingan)

12. Fasilitas istirahat dan tidur

Pertimbangkan jenis dan sumber


nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

13. Jelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri

14. Jelaskan strategi meredakan nyeri

15. Anjurkan memonitor nyeri secara


mandiri

16. Anjurkan menggunakan analgesic


secara tepat

17. Ajarkan teknik nor farmakologi


untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

18. Kolaborasi pemberian analgetik

2. Hipertermi b.d proses infeksi d.d suhu tubuh diatas normal, kulit merah, kejang, takikardia,
takipnea, kulit terasa hangat (D.0130)
NO DIAGNOSA SLKI INTERVENSI
2 Tanda Mayor : Termoregulasi (L. 14134) MANAJEMEN HIPERTERMIA
DS : - Setelah dilakukan tindakan (I.15506)
DO : Suhu tubuh diatas keperawatan 3x24 jam status Observasi
normal hipertermi meurun dengan 1. Identifkasi penyebab hipertermi
kriteria hasil : (mis. dehidrasi terpapar
Gejala Tanda Minor : 1. Suhu tubuh membaik lingkungan panas penggunaan
DS : - 2. Kulit merah menurun incubator)
DO : 3. Takikardi menurun
2. Monitor suhu tubuh
- Kulit merah 4. Suhu kullit membaik
- Takikardi 3. Monitor kadar elektrolit

- Kulit terasa 4. Monitor haluaran urine


hangat
Terapeutik
5. Sediakan lingkungan yang
dingin

6. Longgarkan atau lepaskan


pakaian

7. Basahi dan kipasi permukaan


tubuh

8. Berikan cairan oral

9. Ganti linen setiap hari atau lebih


sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)

10. Lakukan pendinginan eksternal


(mis. selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)

11. Hindari pemberian antipiretik


atau aspirin
Edukasi
12. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
13. Kolaborasi cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasif
NO DIAGNOSA SLKI INTERVENSI
3 Factor resiko : Tingkat Infeksi L. 14137 PENCEGAHAN INFEKSI I.14539
1. Peningkatan paparan setelah dilakukan tindakan Observasi
organisme keperawatan 3x24 jam 1. Monitor tanda dan
2. Ketidakadekuatan diharapkan tingkat infeksi gejala infeksi lokal dan sistemik
pertahanan tubuh menurun dengan kriteria hasil Terapeutik
primer sbb : 2. Batasi jumlah
3. ketidakadekuatan 1. Nafsu makan meningkat pengunjung
pertahanan tubuh 2. Nyeri menurun 3. Berikan perawatan
sekunder 3. Cairan berbau busuk kulit pada area edema
kondisi klinis terkait menurun 4. Pertahankan teknik
1. Tindakan 4. Kadar sel darah putih aseptik pada px beresiko tinggi
invasive membaik Edukasi
2. imunosupresi 5. Kultur darah membaik 5. Jelaskan tanda dan
6. Kultur area luka membaik gejala infeksi
6. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar

4. Ansietas b.d Tindakan invasive (operasi) d/d merasa cemas, merasa khawatir dengan
kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, mengeluh pusing, tampak gelisah, frekuensi
nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, kontak mata
buruk (D.0080)
NO DIAGNOSA SLKI INTERVENSI
4 Tanda Mayor : Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi ansietas (I.09314)
Tujuan : setelah dilakukan Observasi
DS :
- Merasa khawatir tindakan 1x24 jam diharapkan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
dengan kondisinya tingkat ansietas menurun berubah (mis. Kondisi, waktu,
Kriteria hasil : stressor)
- Merasa bingung
1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan
DO :
kebingungan menurun mengambil keputusan
- Tampak gelisah 2. Verbalisasi khawatir 3. Monitor tanda-tanda ansietas

- Tampak tegang akibat kondisi yang (verbal dan non verbal)


dihadapi menurun Terapeutik
Tanda Minor :
3. perilaku gelisah menurun, 4. Ciptakan suasana terapeutik
DS : perilaku tegang menurun untuk menumbuhkan
- Mengeluh pusing 4. frekuensi nadi menurun kepercayaan
5. Temani pasien untuk
- Merasa tidak berdaya
mengurangi kecemasan, jika
DO :
perlu
- Frekuensi nadi 6. Pahami situasi yang membuat
meningkat ansietas

- Tremor 7. Dengarkan dnegan penuh


perhatian
- Muka tampak pucat
8. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
9. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
10. Motivsi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
11. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa yng
akan dating
Edukasi
12. Jelaskan prosedur termasuk
sensasi yang dialami
13. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
14. Anjurkan kleuarga untuk tetap
Bersama pasien jia perlu
15. Anjurkan melakukan kegiatan
yang kompetitif jika perlu
16. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
17. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
18. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
5. Gangguan integritas kulit b.d agen pencedera fisik di tandai dengan terdapatnya abses
pada payudara kanan, Nampak merah, nyeri pada luka (D.0129).
NO DIAGNOSA SLKI INTERVENSI
5 Tanda mayor : Integritas kulit dan jaringan INTERVENSI (I.14566)
(L.14125) Observasi
DS : -
Tujuan: 1. Monitor kondisi luka
DO : kerusakan
Setelah diberikan asuhan 2. Monitor tanda tanda infeksi
jaringan atau lapisan
keperawatan selama 1x24 jam, Terapeutik
kulit
diharapkan integritas kulita dan 3. Bersihkan kulit di sekitar luka
Tanda minor jaringan meningkat dengan sabun dan air

DS :- Dengan kriteria hasil: 4. Oleskan salep jika perlu


1. Nyeri menurun 5. Jadwalkan perawatan luka
DO :
2. Perdarahan menurun berdasarkan ada tidaknya
- Nyeri 3. Kemerahan menurun infeksi
- Perdarahan 4. Hematoma menurun 6. Berikan suplemen vitamin dan
mineral sesuai indikasi
- Kemerahan
Edukasi
- Hematoma 7. Anjurkan untuk melapor bila
ada tanda tanda kerusakan kulit
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian
debridement
20. Kolaborasi pemberian
antibiotik

L. IMPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan dengan tujuan kebutuhan
pasien terpenuhi secara optimal dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan
mencakup tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan/kolaborasi, dan
tindakan rujukan/ ketergantungan (dependent).

M. EVALUASI
Menurut (Tartowo & Wartonah, 2015) Adalah proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak
dan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil
pada tahap perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Ary Sulistyawati (2015).Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8.EGC. Jakarta


Carpenito, Lynda juall. (2015). Buku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC. Jakarta
Doengoes E. Marylin. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC. Jakarta
Jones (2017). Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi, Edisi 6. Alih Bahasa Hadyanto.
Jakarta
Purwoastuti dan Walyani (2015). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit
Media Aesculapius. Jakarta
PPNI, T.P (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan kriteria
Hasil keperawatan ((cetakan III) 1ed.). Jakarta : DPP PPNI
PPNI, T.P (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik((cetakan III) 1ed.). Jakarta: DPP PPNI
PPNI, T.P (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan keperawatan ((cetakan II) 1ed.). Jakarta: DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN FEPARTEMEN MATERNITAS
DENGAN KASUS ABSES PAYUDARA

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PROGRAM STUDI POFESI NERS


MAHASISWA STIKES HUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
KASUS :

Pada hari selasa 30 Noember 2021 pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada payudara
kanan dan demam sudah 2 hari, nyeri seperti ditusuk-tusuk,skala nyeri 6 terdapat massa pada
payudara, terasa sangat nyeri apabila dilakukan penekanan, nyeri hilang timbul, payudara tampak
ada benjolan pada bagian bawah aerola. TD : 120/90 N : 110x/menit S: 38,6 C, RR : 20x/menit.
Diketahui pasien baru saja melahirkan putri keduanya 11 hari yang lalu. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan Abses pada mamae pasien
P : nyeri akibat abses payudara
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada area payudara kanan
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“HUTAMA ABDI HUSADA”

Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-


322738 Tulungagung 66224

Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS

Tanggal masuk : Selasa 30 November


No. Register : 112233
Dx Medis : P2 A0, dengan Abses Mamae

I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Thn Umur : 32 Thn
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Pedagang
Berapa kali kawin : 1x Alamat Kantor : Tulungagung
Berapa lama kawin : 10 Thn
Alamat Rumah : Tulungagung
II. ANAMNESA
Anamnesa pada tanggal : 30 November 2021. jam : 08.00
1. Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kanan, payudara bengkak
2. Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
Pada hari selasa 30 Noember 2021 pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada
payudara kanan dan demam sudah 2 hari, nyeri seperti ditusuk-tusuk,skala nyeri 6
terdapat massa pada payudara, terasa sangat nyeri apabila dilakukan penekanan, nyeri
hilang timbul, payudara tampak adanya benjolan dibawah aerola. TD : 120/90 N :
110x/menit S: 38,6 C, RR : 20x/menit. Diketahui pasien baru saja melahirkan putri
keduanya 11 hari yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan Abses pada
mamae pasien
P : nyeri akibat abses payudara
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada area payudara kanan
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul
3. Riwayat Obstetri :
A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 12Th  Teratur / tdk teratur :teratur
Siklus : 28 hari  Lamanya : 5-7 hari

Banyaknya : 3x ganti  HPHT :-


pembalut/hari  TP :-

Dismenorhea : kadang-kadang

B. Riwayat kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu


Partus Anak
Perkawina
No Tgl / Th Hamil Jenis Ditolon Placenta Nifas Ket
n BB PB AS
Partus g
1 1 kali 2011 9 bulan Spontan Bidan 29 47 6-8 3400 40 hari -
(9 tahun) 00

2 1 kali 18 9 bulan Spontan Bidan 28 46 6-8 3400 - -


/11/2021 00

(11 hari)

C. Riwayat Partus Sekarang :


1. Lamanya Persalinan
 Kala I : 7 jam - menit
 Kala II : - jam 35 menit
 Kala III :- jam 5 menit
Jumlah : 8 jam 40 menit
2. Keadaan Ketuban
 Pecah jam : 07.00

 Warna air ketuban : jernih

 Bau air ketuban : tidak berbau


: 500cc
 Banyaknya air ketuban
: tidak ada
 Lain – lain
3. Keadaan Placenta
 Lahir jam : 08.30 WIB( lengkap/tidak lengkap )

 Spontan / tindakan : spontan

 Lebar : 20 cm
: 2,5 cm
 Tebal
: 3400 gram
 Berat
: -/+ 30 cm
 Panjang tali pusat
: lateralis
 Insersi
: tidak ada kelianan
 Kelainan - kelaian
4. Keadaan Perineum : Intak / epis / ruptur
5. Jumlah Perdarahan : 200 cm
6. Pengobatan yang diberikan : heacting, oksitosin 1 amp, RL
7. Penyulit Persalinan : Tidak ada

D. Riwayat Keadaan Bayi Sekarang


1. Keadaan bayi :
 Jenis kelamin : perempuan
 Berat badan : 2800 gram
 Panjang badan : 46 cm
 Hidup / mati : hidup
 Apgar Score : 6-8
 Kelainan – kelainan lain : tidak ada kelainan
2. Riwayat KB :
KB Suntik (3 bulan sekali)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada Riwayat penyakit keluarga seperti DM,HT ataupun penyakit kronik lainnya
4. Riwayat Kesehatan Psikososial :
Fase talking hold : pasien dapat menerima perannya sebagai seorang ibu
5. Kebutuhan Dasar :
A. Keadaan gizi : gizi cukup tidak ada pantangan
B. Pola eliminasi :
 BAK : Hamil : Sering BAK -/+6-7 kali
Sekarang : -/+ 3/hari
 BAB : Hamil : 1x/hari
Sekarang : 1x/hari
C. Pola aktivitas
 Kegiatan sehari – hari : IRT
 Di Rumah Sakit : Bedrest

D. Pola tidur dan istirahat


 Di rumah : -/+ 4-5 jam

 Di Rumah Sakit : tidak menentu, akibat suasana ramai dan


kadang nyeri timbul

6. Pola Kebiasaan :
Mengasuh anak, mengurus rumah dan suami

7. Data Spiritual :
Selama di rumah pasien beribadah sholat 5 waktu, saat di RS pasien beribadah di tempat
tidur
8. Genogram :

KETERANGAN :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: tinggal satu rumah


III.DATA FISIK ( PEMERIKSAAN )
1. Umum
A. Keadaan Umum : k/u Cukup
B. Tanda vital : TD : 120/90 mmHg
N : 110x/menit
RR : 20x/Menit
S : 38,7 C
2. Khusus
A. Mata
 Conjungtiva : Tidak anemis
 Sclera : putih
B. Leher
 Bendungan vena jugularis : tidak ada bendungan vena jugularis
 Lain - lain : tidak ada kelainan ataupun masalah
C. Buah dada
 Konsistensi : keras
 Puting susu : menonjol
 Asi / Colostrum : keluar cairan putih.
 Kebersihan : cukup bersih
 Kelainan lain : terdapat pembengkakan dan benjolan pada
payudara kanan disamping puting

D. Keadaan perut
 Luka operasi : ya / tidak
 Tanda – tanda infeksi : ya / tidak
E. Uterus
 Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
 Kontraksi uteri : keras
F. Keadaan vulva
 Odem : ya / tidak
 Varises : ya / tidak
 Nyeri : ya / tidak
G. Perineum : Intak / Robek / Odem
H. Episiotomi : ya / tidak
 Jenis : midline episiotomi
 Jahitan : ada
 Tanda infeksi : tidak ada
I. Lochia
 Warna : Rubra (merah, berisi darah)
 Bau : khas
 Jumlah : 1-2 pembalut
J. Keadaan anus
 Hemoroid : tidak ada hemoroid
 Nyeri : Ada
K. Genetalia luar
 Bartolinitis : tidak ada
 Kelainan lain : tidak ada

IV. PEMERIKSAAN LAIN ( Bilamana perlu )


1. Laboratorium
A. Darah
 Hb sahli / talquis :-
 Golongan darah :O
 Darah lengkap :-
B. Urien
 Protein urine : NORMAL
 Lain – lain :-
2. Foto Rontgen :
3. U S G : Terdapat abses pada payudara
ANALISA DATA

Nama pasien : Ny.N


Umur : 30Thn
No. Register : 112233

NO KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

1 Tanda Mayor : Infeksi bakteri, benda asing Nyeri Akut


menyebabkan luka,reaksi
DS : Mengeluh nyeri pada payudara hypersensitive, agen fisik
bagian kanan

DO : Bakteri multiplikasi dan


merusak jaringan
-Tampak meringis menahan sakit

- Bersikap protektif melidungi area Tubuh berakasi untuk


perlindungan terhadap proses
payudara peradangan
- Gelisah
Terjadi proses peradangan
- Frekuensi nadi meningkat :
110x/menit
Nyeri akut
Tanda Minor :

DS : -

DO :

- tekanan darah meningkat 130/90


mmHg
2 Tanda Mayor : Infeksi bakteri, benda asing Hipertermi
menyebabkan luka,reaksi
DS : -
hypersensitive, agen fisik
DO : Suhu tubuh diatas normal : 38,7
C
Bakteri multiplikasi dan
Gejala Tanda Minor : merusak jaringan
DS : -
DO : Tubuh berakasi untuk
- Takikardi : 110x/Menit perlindungan terhadap proses
peradangan
- Kulit terasa hangat

Terjadi proses peradangan

Abses terbentuk dan terlokasi

Dilepaskannya gas pyrogen


leukosit pasa jaringan

Mempengaruhi hypothalamus

Hipertermi
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.N


Umur : 30 Thn
No. Register : 112233.

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD


1 30 November 2021 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d
pasien mengeluh nyeri pada perut bagian
kanan, pasien tampak meringis memegangi
area perut, bersikap protektif, gelisah, dan
frekuensi nadi meningkat (D.0077)

2 30 November 2021 Hipertermi b.d proses infeksi d.d suhu tubuh


diatas normal, kulit merah, kejang, takikardia,
takipnea, kulit terasa hangat (D.0130)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.N


Umur : 30 Thn
No. Register : 112233

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d agen Tingkat nyeri (L. 08066) Manajemen nyeri (I. 08238)
pencedera fisik d.d Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
pasien mengeluh nyeri tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi nyeri,
pada perut bagian selama 1x24 jam di karakteristik,
kanan, pasien tampak harapkan nyeri berkurang durasi,frekuensi, kuaitas,
meringis memegangi
Kriteria hasil : intnsitas nyeri
area perut, bersikap
protektif, gelisah, dan 1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
frekuensi nadi 2. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri
meningkat (D.0077) non verbal
3. Gelisah menurun
4. Identifikasi factor yang
4. Kesulitan tidur
memperberat dan
menurun
memperingan nyeri
5. Frekuensi nadi
5. Identifikasi pengaruh dan
membaik
keyakinan tentang nyeri

6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri

7. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup

8. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudahdiberikan
9. Monitor efek samping
penggunaan analgesik

Terapeutik

10. Berikan teknik


nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(hypnosis,akupresur,terapi
music, terapi pijat dll)

11. Control lingkungan yang


meperberat rasa nyeri
(suhu
ruangan,pencahayaan,
kebisingan)

12. Fasilitas istirahat dan


tidur

Pertimbangkan jenis dan


sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

13. Jelaskan penyebab,


periode, dan pemicu nyeri

14. Jelaskan strategi


meredakan nyeri

15. Anjurkan memonitor


nyeri secara mandiri

16. Anjurkan menggunakan


analgesic secara tepat
17. Ajarkan teknik nor
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

18. Kolaborasi pemberian


analgetik
2 Hipertermi b.d proses Termoregulasi (L. 14134) MANAJEMEN
infeksi d.d suhu tubuh Setelah dilakukan tindakan HIPERTERMIA (I.15506)
diatas normal, kulit keperawatan 3x24 jam Observasi
merah, kejang, status hipertermi meurun 1. Identifkasi penyebab
takikardia, takipnea, dengan kriteria hasil : hipertermi (mis. dehidrasi
kulit terasa hangat 1. Suhu tubuh terpapar lingkungan panas
(D.0130) membaik penggunaan incubator)
2. Kulit merah
2. Monitor suhu tubuh
menurun
3. Takikardi menurun 3. Monitor kadar elektrolit

4. Suhu kullit 4. Monitor haluaran urine


membaik
Terapeutik
5. Sediakan lingkungan yang
dingin

6. Longgarkan atau lepaskan


pakaian

7. Basahi dan kipasi


permukaan tubuh

8. Berikan cairan oral

9. Ganti linen setiap hari atau


lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
10. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila)

11. Hindari pemberian


antipiretik atau aspirin

Edukasi
12. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
13. Kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika
perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien : Ny. N Umur : 30Thn No. Register : 112233 Diagnosa Medis : Abses Mamae

NO NO.DX TANGGAL/JA IMPLEMENTASI TTD TANGGAL/JA EVALUASI TTD


M M
1 I 30 November Manajemen nyeri (I. 08238) 30 November S : Pasien mnegatakan
2021 2021 masih merasakan nyeri
1. mengidentifikasi lokasi
07.00 nyeri, karakteristik,
13.20 O:
durasi,frekuensi, kuaitas,
- Tampak meringis
intnsitas nyeri
- berusaha menghindari
P : nyeri akibat adanya
area nyeri
abses
- tampak memegangi
Q : nyeri seperti ditusuk- area payudara
tusuk - frekuensi nadi

R : nyeri pada payudara meningkat : 110x/menit

kanan - tekanan darah


meningkat
S : Skala 6
130/90mmHg
T : Nyeri hilang timbul - skala nyeri : 5
08.00 2. mengidentifikasi skala A : masalah
nyeri keperawatan nyeri akut
teratasi Sebagian
08.15 - skala nyeri 6 I : Intervensi
dilanjutkan no 1,2,5,10
3. mengidentifikasi factor
yang memperberat dan
memperingan nyeri

- nyeri semakn memberat


jika disentuh dan saat
08.25
menyusui

4. mengidentifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup

- pasien tidak dapat


08.40 melakukan aktivitas

5. memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

- mengajarkan untuk

09.00 mengkompres payudara


dengan air hangat

6. memfasilitasi istirahat dan


tidur

- menyiakan tempat dan


09.10 ruangan untuk beristirahat

7. menjelaskan penyebab,
09.15 periode, dan pemicu nyeri

8. menjelaskan strategi
meredakan nyeri

09.25 - dengan kompres air


hangat

9. mengjarkan teknik non


farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
10.00
- dengan melatih teknik
nafas dalam

10. Berkolaborasi dengan


tenaga medis dalam
pemberian terapi
- pemberian santagesik
500mg
- rencana Drainase abses
2 II 30 November Manajemen Hipetermia 30 November S : pasien mengatkan
2021 (I.15506) 2021 demamnya sudah mulai
07.00 1. mengidentifkasi penyebab 13.30 turun
hipertermi
O:
- Adanya proses infeksi
-Suhu tubuh : 37,8
2. Monitor suhu tubuh - kulit terasa hangat
07.15 - Suhu : 38,7 C - takikardi menurun :
100x/menit
3. menyediakan lingkungan
A : Masalah
yang dingin
07.20 keperawatan hipertermi
4. melonggarkan atau lepaskan teratasi sebagian
07.40 pakaian I : Intervensi
dilanjutkan no
5. membasahi dan kipasi
08.00 1,2,6,8,11
permukaan tubuh

6. memberikan cairan oral

08.10 7. mengganti linen setiap hari


08.15 atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)

8. melakukan pendinginan
eksternal
09.00
- memberikan kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila

9. menghindari pemberian
antipiretik atau aspirin

09.30 10. menganjurkan tirah baring

11. berkolaborasi cairan dan


09.40
elektrolit intravena

11.00 - NaCl : 20 tpm

- paracetamol 500mg
3 I 31 November Manajemen nyeri (I. 08238) 31 November S : Pasien mengatakan
2021 2021 nyeri sedikit berkurang
1. mengidentifikasi lokasi
07.00 13.20 O:
nyeri, karakteristik,
- Tampak meringis
durasi,frekuensi, kuaitas,
berkurang
intnsitas nyeri
- berusaha menghindari
P : nyeri akibat adanya
area nyeri
abses
- frekuensi nadi :
Q : nyeri seperti ditusuk- 98x/menit
tusuk - tekanan darah
120/90mmHg
R : nyeri pada payudara
- skala nyeri : 4
kanan
A : masalah
S : Skala 5
keperawatan nyeri akut
T : Nyeri hilang timbul teratasi Sebagian
07.15 2. mengidentifikasi skala I : Intervensi

nyeri dilanjutkan no 1,2,5,10

- skala nyeri 5
07.20
3. memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

- mengajarkan untuk
mengkompres payudara
07.40 dengan air hangat

4. menjelaskan strategi
meredakan nyeri

- dengan kompres air


08.00
hangat

5. mengjarkan teknik non


farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

- dengan melatih teknik


10.00 nafas dalam

6. Berkolaborasi pemberian
analgetik

- pemberian santagesik
500mg
2 II 31 November Manajemen Hipetermia S : pasien mengatkan
2021 (I.15506) demamnya sudah mulai
1. mengidentifkasi penyebab turun
hipertermi
O:
- Adanya proses infeksi
-Suhu tubuh : 36,8
2. Monitor suhu tubuh - kulit terasa hangat

- Suhu : 37 C - takikardi menurun :


90x/menit
3. mengganti linen setiap hari
A : Masalah
atau lebih sering jika
keperawatan hipertermi
mengalami hiperhidrosis
teratasi
(keringat berlebih)
I : Intervensi dihentikan
4. melakukan pendinginan
eksternal

- memberikan kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen,aksila

5. menghindari pemberian
antipiretik atau aspirin

6. berkolaborasi cairan dan


elektrolit intravena

- NaCl : 20 tpm

Anda mungkin juga menyukai