Disusun Oleh :
YULI KRISTANTI
(A2R17039)
A. DEFINISI
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Menurut Ary Sulistyawati (2015), hal-hal yang
mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum uteri,
antara lain:
1. Tuba Fallopii
a. Pars-interstisialis
b. Isthmus
c. Ampula
d. Infundibulum Fimbrae
2. Uterus
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum
c. Kornu
d. Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a. Primer
b. Sekunder
D. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya
ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea (tidak
menstruasi), dan perdarahan per vagina. Pada setiap pasien wanita dalam usia
reproduktif, yang datang dengan keluhan amenorrhea (tidak menstruasi) dan nyeri
abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya kehamilan
ektopik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa (organ penyokong rahim seperti tuba falopi,ovarium dan jaringan
lain disekitarnya ). Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan,
kavum Douglas (celah antara rahim dan usus akhir sebelum anus (rectum) )
menonjol dan nyeri pada perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut
bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba
karena lembek. (Doengoes E. Marylin. 2016).
1. Tanda :
a. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau
perdarahan vaginal.
b. Menstruasi abnormal.
d. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa
kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua
pada endometrium uterus.
g. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
Gangguan kencing
2. Gejala:
a. Nyeri:
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan
ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau
tersebar.
b. Perdarahan:
c. Amenorhea:
Peradangan/ Zigot terlalu besar/ Penggunaan pil KB Ovum ditangkap Peradangan pada
infeksi pada tuba tumbuh terlal cepat oleh tuba endometrium dan
kontraleteral endosalping
Gerakan tuba
melambat
Berduka
Rubtur tuba
Kekurangan vol
Perdarahan pervagina Merangsang reseptor nyeri
perdarahan pada rongga abdomen cairan
diarea rubtur
2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan
yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat- obatan.
Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.
Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan:
1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi
longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan keluar
dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali. Laparoskop : untuk mengamati tuba
falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan dihisap
keluar tuba.
2. Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar β-hCG rendah maka
dapat diberikan injeksi methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa trofoblas
dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang
terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat
dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini
dapat menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian. Komplikasi yang timbul akibat
pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung
kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait tindakan
anestesi. Maritalia (2015).
7) Ekstermitas
Memeriksa adakah kelemahan otot atau gangguan pada ekstermitas.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan,
pasien tampak meringis memegangi area perut, bersikap protektif, gelisah, dan frekuensi nadi
meningkat (D.0077)
3. Ansietas b.d penyakit yang dirasakan d/d merasa cemas, merasa khawatir dengan kondisi
yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, mengeluh pusing, tampak gelisah, frekuensi nadi
meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, kontak mata buruk
(D.0080)
4. Berduka b.d kehilangan janin d.d merasa sedih, merasa bersalah, merasa tidak ada harapan,
menangis, pola tidur berubah,, tidak mampu berkonsentrasi, merasa tidak berguna, marah
(D.0081)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
berdaya perlu
6. Pahami situasi yang
DO :
membuat ansietas
- Frekuensi nadi 7. Dengarkan dnegan penuh
meningkat perhatian
- Tremor 8. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
- Muka tampak pucat
9. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
10. Motivsi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
11. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yng akan dating
Edukasi
12. Jelaskan prosedur termasuk
sensasi yang dialami
13. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
14. Anjurkan kleuarga untuk
tetap Bersama pasien jia
perlu
15. Anjurkan melakukan
kegiatan yang kompetitif
jika perlu
16. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
17. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
18. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
Resiko Keseimbangan cairan
ketidakseimbangan (L.03021) Pemantauan cairan (I.03121)
4
cairan (D.0036)
Tujuan : setelah dilakukan Observasi
Faktor Resiko :
intervensi selama 1x24 jam 1. Monitor frekuensi dan
Perdarahan akibat
diharapkan keseimbangan kekuatan nadi
rubtur pada tuba falopi
cairan meningkat 2. Monitor frekuensi nafas
Kondisi klinis
Kriteria Hasil : 3. Monitor tekanan darah
terkait :
4. Monitor berat badan
Perdarahan 1. Perdarahan berkurang
5. Monitor waktu pengisian
2. Berat badan membaik kapiler
6. Monitor elastisitas atau
3. Anemis berkurang
turgor kulit
4. Frekuensi nadi membaik
7. Monitor jumlah, waktu dan
5. Elastisitas atau turgor kulit berat jenis urine
membaik 8. Monitor kadar albumin dan
protein total
9. Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
10. Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis. Frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine
menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat,
berat badan menurun dalam
waktu singkat)
11. Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia 9mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP meningkat,
refleks hepatojogular positif,
berat badan menurun dalam
waktu singkat)
12. Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur pembedahan
mayor, trauma/perdarahan,
luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
Terapeutik
Edukasi
Edukasi
Kolaborasi
M. IMPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan dengan tujuan kebutuhan pasien
terpenuhi secara optimal dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri (independent), saling ketergantungan/kolaborasi, dan tindakan rujukan/ ketergantungan
(dependent).
N. EVALUASI
Menurut (Tartowo & Wartonah, 2015) Adalah proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak dan perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
YULI KRISTANTI
(A2R17039)
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id
I. IDENTITAS / BIODATA
Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. S
Umur : 32 Tahun Umur : 34 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan :SLTP Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Berapa kali : 1x Alamat : Pakel, Tulungagung
kawin Kantor :-
Berapa lama : -/+ 12 Tahun
kawin
Alamat Rumah : Pakel, Tulungagung
II. ANAMNESA
Anamnesa pada tanggal : Rabu, 24 November 2021 jam : 10.30
1. Keluhan utama :
Nyeri pada perut bagian kanan seperti ditusuk-tusuk
2. Riwayat Penyakit/riwayat kehamilan dan persalinan sekarang :
Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk pada perut bagian kanan dan pinggul,dan disertai
dengan perdarahan pervagina selain itu sebelumnya klien ammeorrhoe (tidak haid) klien
mengeluh pusing dan lemas terkadang disertai muntah TD : 94/70 mmHg N : 80x/menit RR :
22x/menit S : 36,7 Awalnya Ny.S mengalami ammenorrhoe lalu beberapa minggu kemudian
disusul dengan adanya nyeri seperti disayat-sayat dibagian perut, pada mulanya nyeri hanya satu
sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahan pervagina, skala nyeri : 7, nyeri semakin
memberat saat pasien melakukan aktifitas dan BAB, Keadaan umum klien lemah, berdasarkan
hasil USG pasien ditemukan adanya kehamilan ektopik pada tuba falopi kanan
P : Nyeri pada perut kanan
Q : nyeri seperti ditusu-tusuk
R : nyeri terasa dari perut hingga ke pinggul
S : skala nyeri 7
T : nyeri semakin berat saat BAB dan beraktifitas
Riwayat Obstetri Ginekologi:
A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 12 Th Teratur / tdk teratr : Teratur
Siklus : 28 hari Lamanya : 5-7 hari hari
Banyaknya : -/+ 3x ganti HPHT : 29 oktober 2021
pembalut/hari TP :-
Dismenorhea : kadang-kadang
3
1x 23 - - - - - - - - -
oktober
2021
C. Riwayat Seksual
(Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung pada
keluhan utama dan situasi klinis tertentu).
o Usia hubungan seksual pertama kali : 20 Tahun
o Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral, anal, manual) : Vaginal
o Frekuensi aktivitas seksual : -/+ 3x/minggu
o aktivitas seksual terahir : 1 minggu yang lalu
o Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual : tidak ada
o Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang) : 1 (satu)
o Preferensi Sexual (laki atau wanita saja, laki dan wanita). : laki-laki dan wanita
o Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus) : tidak ada masalah
seksual
o Perhatian pasien terhadap masalah seksual : saat merasa lelah ny.s tidak ingin melakukan
hubungan suami istri
3. Gaya Hidup
Pasien tidak merokok,tidak mengkonsumsi alcohol dan cukup berolahraga
4. Kebutuhan Dasar :
A. Keadaan gizi : gizi cukup
B. Pola eliminasi
BAK : Hamil : 3-4x/hari
Sekarang : -/+ 3x/hari
BAB : Hamil : 1x sehari
Sekarang : 1x sehari
C. Pola aktivitas
Kegiatan sehari – hari : IRT, mengurus anak,suami dan rumah
Di Rumah Sakit : Bedrest total
6. Data Spiritual :
Saat dirumah px beribadah sholat 5 waktu, saat di RS px berdzikir
7. Genogram :
KETERANGAN :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
E. Buah dada
Konsistensi : Kenyal
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Kelainan lain : Tidak ada kelainan
F. Keadaan perut
Pembesaran perut : tidak ada acites
Striae : terdapat bekas strect mark
jaringan parut : Tidak terdapat luka bekas oprasi ataupun luka
lainnya
defance muscular : tidak
rasa nyeri tekan atau nyeri lepas : terdapat nyeri pada bagian perut
masa tumor : terdapat massa
Perkusi abdomen : bunyi timpani
Auskultasi abdomen : bising usus 10-20x/mnt
G. Genitalia Eksterna
Keadaan vulva bagian luar : tidak adaodem, varises dan luka pada vulva
keadaan rambut pubis : penyebaran merata
ulkus : ada / tidak
pembengkakan. : ada / tidak
Cairan yang keluar dari vulva : darah
Keadaan hymen : tidak ada masa/pembengkakan
Keadaan introitus vaginae. : Normal
Keadaan dinding vagina. : terdapat perdarahan pervagina
Perabaan pada cavum Douglassi. : terdapat cairan yang mengandung darah
keadaan servik :-
H. Keadaan anus
Hemoroid : tidak ada hemoroid
Nyeri : tidak ada nyeri pada anus
I. Ekstrimitas : tidak ada kelemahan otot atau gangguan
ekstermitas yang lain
2. Foto Rontgen :
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………..
3. U S G :
4. Papsmear : .
………………………………………………………………………………………………………..
Mahasiswa
( YULI KRISTANTI )
NIM.A3R21077
ANALISA DATA
Tanda Minor :
DS : -
DO : TTV
TD : 90/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,7
- Skala nyeri : 7
- Pucat
2 Faktor Resiko : Kehamilan ektopik Resiko syok hipovolemi
(D.0039)
Kekurangan volume cairan Rubtur tuba
akibat perdarahan
perdarahan
Kondisi klinis terkait :
kekurangan volume cairan
Perdarahan
DO :
- tampak pucat
- anemis
- lemas
TTV
TD : 90/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
2 23 November 2021 Resiko syok d/d adanya perdarahan akibat rubtur tuba
(D.0039)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
- Gelisah nyeri
4. Kesulitan tidur menurun
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Perdarahan Terapeutik
Kriteria hasil :
4. berikan oksigen untuk
1. akral dingin menurun
mempertahankan saurasi >94%
2. pucat menurun
5. pasang jalur IV
3. tekanna darah sistolik
Edukasi
membaik
6. jelaskan penyebab resiko syok
4. tekanan nadi membaik
7. jelaskan tanda dan gejala awal syok
5. frekuensi nadi membaik
8. anjurkan melapor jika terjadi tanda
gejala awal syok
9. anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi
10. kolaborasi pemberian cairan IV
11. Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian antiinflmasi,
jika perlu
3 Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi ansietas (I.09314)
Tujuan : setelah dilakukan Observasi
Tanda Mayor :
tindakan 1x24 jam diharapkan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
DS :
tingkat ansietas menurun berubah (mis. Kondisi, waktu,
- Merasa khawatir Kriteria hasil : stressor)
dengan kondisinya 1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi