Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

Disusun oleh :
dr. Sarah Nabila Rachmi

Pembimbing :
dr. Pupun Lufianti

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD. CIKALONG WETAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
2022
KATA PENGANTAR 

 Assalamu’alaikum Wr.Wb. 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
kepada kita, terutama kepada penulis sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan.
Dalam laporan kasus ini penulis  mengangkat judul “Kehamilan Ektopik Terganggu”
yang sekaligus merupakan tugas laporan kasus Program Internsip Dokter Indonesia di
RSUD  Cikalong Wetan. 

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan juga
banyak menemui berbagai macam hambatan dan kesulitan karena masih terbatasnya ilmu 
pengetahuan yang penulis miliki, namun berkat adanya bimbingan, bantuan serta
pengarahan dari  pembimbing dan berbagai pihak maka, penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya. 

Semakin penulis mempelajari kasus dan literatur mengenai masalah ini, semakin 
penulis sadar bahwa banyak sekali yang belum penulis ketahui. oleh karena itu, penulis 
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna menyempurnakan laporan ini.  

Cikalong Wetan, 01 April 2022 

  

dr. Sarah Nabila Rachmi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KEHAMILAN EKTOPIK

Definisi

Kehamilan yang dimana telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar kavum uteri

Epidemiologi

Jarco menganalisis dari 1.2225 kasus

 Ampulla (578)
 Ismus (265)
 Fimbria (45)
 Abdomen (17 )
 Ligamentum latum (5)
 Ovarium (5)

Di RS cipto mangunkusumo terdapat 153 kehailan ektopik diantara 4.007 persalinan

Faktor resiko
 Riwayat kehamilan ektopik
 Bedah korektif tuba
 Sterilisasi tuba
 Alat kontrasepsi dalam rahim
 Patologi tuba
 Infertilitas
 Riwayat infeksi genital (klamidia ,salpingitis )
 Merokok
 Riwayat abortus
 Riwaya bedah caesar

Etiologi
1. Hal –hal yang mempersulitkan perjalanan telur ke uterus
 Salpingitis
 Kelainan congenital tuba
 Tumor –tumor yang menekan tuba
 Migrasi eksterna : Perjalanan telur panjang dan lama sehingga tropoblast terbentuk
sebelum sampai ke dalam cavum uteri
2. Tuba yang panjang seperti pada hypoplasia uteri
3. Hal –hal yang memudahkan nidasi
 Adanya endometrium ektopik didalam tuba ( jarang )

Klasifikasi

1.Klasifikasi berdasarkan tempat terjadinya implantasi :

A. kehamilan yang diluar rahim


 Kehamilan tuba ( ampulla (paling sering ),ismus ,P.interstisial,infundibulum )
 Kehamilan ovarium
 Kehamilan abdomen
 Kehamilan ligamentum latum
B. Kehamilan di dalam rahim
 Kehamilan servik

2.klasifikasi berdasarkan jumlah kehamilan (kehamilan ektopik multi janin )

1. Combined ectopic pregnancy


Terjadinya kombinasi kehamilan intra uterine dan kehamilan ectopic
2. Compound ectopic pregnancy
Terjadinya kehamilan ectopic pada ke dua tuba , atau ada dua buah kehamilan sekaligus di
tuba .
KEHAMILAN TUBA

Patogenesis

Faktor resiko

Ovum yang telah terfertilisasi


tersendat dibagian tuba

Zigot Akan menembus epitel,


karena tuba tidak mempunyai
submukosa

Zigot berada di muskularis

Tropoblast akan berpoliferasi


lalu menginvasi muskularis

Kehamilan ektopik tuba uterine


Patofisiology

Kehamilan ektopik tuba uterine

Selama produk konsepsi berada di tuba

Terjadi Hemorrhage

Darah mengalir dari Fimbrae tersumbat Pendarahan terus menerus


fimbrae ke peritoneal
cavity
Darah akan Hubungan placeta membran amnion
mendistensi tuba dan dinding tuba terganggu

Terakumulasi di cul-de-
sac rectouterine Membentuk Terjadi pemisahan plasenta komplit
hematosalpinx( penimb
unan darah )

Abortus

Produk konsepsi Stop


dikeluarkan bleeding
keperitoneal cavity

Berada di cul desac


rectouterine

Bertahun tahun menjadi masa


berkapsul (lithopedion )

Uterus terdorong ke salah


satu sisi Uterus terdorong ke salah
satu sisi
Gejala dan tanda

1. Nyeri perut
Biasanya datang setelah mengankat barang yang berat , buang air besar , kadang 2 pada saat
istirahat
2. Amenorrhoe
Amenorrhoe yang harus nya terjadi pada setiap kehamilan ,tetapi tetapi pada kehamilan
ektopik biasa dianggap haid biasa
3. Perdarahan pervagina
Degenerasi dan nekrosis desidua biasanya sedikit ,tetapi jika banyak menandakan adanya
abortus
4. hock kerna hypovolemi
Pada pasien dalam keadaan duduk tandanya lebih jelas , dan ada juga gejala oliguria
5. Nyeri ketika disentuh
Pada saat pemeriksaan dalam nyeri jika disentuh pada bagian servik dan pada bagian cavum
douglas (rectouterine douglas)
6. Pembesaran uterus
Karena adanya pengaruhhormon –hormon pada kehamilan
7. Gangguan kencing
Karena perangsangan peritoneum oleh darah dalam rongga perut
8. Perubahan darah
Adanya penurun Hb yang menyebabkan tanda pada penderita yaitu anemia

Diagnosis

1. Pemeriksaan umum
 Penderita tampak kesakitan dan pucat
 Adanya tanda –tanda syok yang ditemukan akibat pendarahan rongga perut
 Bagian bawah perut sedikit menggembung dan nyeri tekan
2. Pemeriksaan ginekologi
 Tanda 2 kehamilan
 Pergerakan servik menyebabkan rasa nyeri
 Pada saat dipalpasi adanya pembesaran uterus
 Kavum douglas yang menonjol dan nyeri pada saat diraba
 Suhu kdang –kadang naik
3. Pemeriksaan laboratorium
 Hb dan eritrosit menurun (penurunan Hb baru terlihat setelah 24 jam )
 Leukosit meningkat ketika terjadinya pendarahan ( melebihi 20.000)
 Tes kehamilan , jika (+) berarti hamil ,sehingga kita bisa mengeklusi adanya infeksi yang
memilki hal yang sama dalam hal (kenaikan suhu , dan kenaikan leukosit )
4. Kuldosentesis
Untuk mengetahui apakah didalam cavum douglas ada darah atau tidak , cara menentukannya
yaitu :
 Jika darah nya segar ,warna merah , dalam beberapa menit ( berarti darahnya itu berasal
dari arteri /vena )
 Jika darahnya tua , warnanya coklat sampai hitam dan tidak membeku (hematokel
rectrouterine )

5. Ultrasonografi
Pada saat pemeriksaan dengan USG ditemukan kantong gestasi diluar uterus

6. Laparoskopi
Untuk menilai keadaan uterus ,ovarium, tuba,kavum douglas dan ligamentum latum

Diagnosa banding

1. Infeksi pelvis
Karena gejalanya sering timbul pada waktu haid dan jarang pada saat amenorrhoe , adanya
nyeri pada bagian bawah , suhu yang meningkat dan kadar leukosit juga meningkat (tetapi
melebihi kehamilan ektopik )
2. Abortus imminens/ insipens
Karena adanya perdarahan yang banyak setelah amenorrhoe , adanya rasa nyeri yang kurang
lebih berlokasi pada bagian median dan bersifat mules yang mengarah kepada abortus
imminens/insipiens
3. Ruptur korpus luteum
4. Torsi kista ovarium dan appendisitis
Adanya kesamaan yaitu tumor pada kista ovarium lebih besar dan lebih bulat dari pada
kehamilan ektopik . jika pada appendisitis adanaya sakit jika disentuh pada bagia servik tapi
tidak terlalu nyata , dan adanya rasa nyeri pada bagian bawah perut .

Penatalaksanaan

1. Salpingostomi
Mengankat kehamilan kecil yang panjangnya kurng dari 2 cm dan terletak 1/3 distal tuba
dengan dibuat insisi linear sebesar 10-15 mm dan setelah selesai tidak dilakukan penjahitan
karena bisa sembuh dengan secondary intention.jika ada endarahan ringan bisa diatasi dengan
elektrokoagulasi .
2. Salpingotomi
Prosedurnya sama dengan salpingostomi kecuali bagian yang diinsisinya ditutup dengan
jahitan menggunakan benang yang lambat diserap .
3. Salpingektomi
Pengankatan /pengeluaran tuba uterine
4. Penggunaan Methotrexate
 Dosis tunggal (methotrexate 50 mg/m IM )
 Dua dosis (methotrexate 50 mg/m IM hari 0,4)
 Dosis bervariasi :
 Methotrexate 1 mg/kg IM hari 1,3,5,7
 Leucovorin 0,1 mg/ kg IM hari 2,4,6,8

Kontra indikasinya pada :

 Kehamilan intra uterus


 Menyusui
 Imunodefisiensi
 Alkoholisme
 Penyakit hati,ginjal atau paru kronik
 Diskrasia darah
 Dan penyakit peptic ulcer

Prognosis

 Helman dkk melaporkan 1 kematian diantara 826 kasus


 Wilso dkk 1 kematian diantara 591
 Tetapi jika pertolongan terlambat angka kematian tinggi

Jadi kesimpulannya untuk prognosis baik , tetapi jika tidak cepat dalam menanganinya maka
prognosisnya buruk .

KEHAMILAN OVARIUM

 Sangat jarang terjadi

 Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar 4 kriterium dari spiegelberg


 tuba pada sisi kehamilan normal
 kantong janin harus berlokasi di ovarium
 kantong janin dihubungkan dengan uterus oleh ilgament ovary
 jaringan ovarium yang nyata harus ditemukan dalam dinding kantong janin
 pada kehamilan ovari ruptur terjadi pada usia kehamilan muda
 ruptur bisa tidak terjadi jika hasil konsepsi mengalami kematian sebelumnya

KEHAMILAN PARS INTERSTISIAL

 bernidasi didaerah pars interstisial


 kejadian 1% dari kehamilan tuba
 karena lapisannya tebal maka terjadinya ruptur lambat sekitar ¾ bulan dan jika terjadinya ruptur
maka akan mengakibatkan pendarahan yang hebat
 terapinya yaitu hysterectomi
 prognosis (jika tidak diatasi akan menyebabkan kematian )

KEHAMILAN ABDOMINAL

 jarang terjadi
 Klasifikasi
 primer
terlur dari awal mengadakan implantasi dalam perut
 sekunder
Asal kehamilan tuba dan biasanya terjadi setelah ruptur
 Gejala –gejala
 perangsangan peritoneum ( mual ,muntah gembung perut ,obstipasi )
 sakit perut hebat karena (kehamilan abdomen sekunder )
 tumor yang mengandung anak tidak keras
 jika ada pergerakan janin menyebabkan nyeri pada ibu
 bunyi jantung yang didengar jelas
 rahim membesar
 pada saat adanya his asli pembukaan servik kurang lebih ½ jari dan kavum uteri kosong
 Diagnosis
 pitocin tes
2 satuan pitocin disuntik ke subkutan dan tumor yang mengandung anak di palpasi dengan
teliti , jika kehamilan intra uterine maka tumor tersebut keras ,
 Tidak adanya pembukaan dan dilakukan sondage untuk mregetahui uterus tersebut kosong
atau tidak .
 Hysterografi dengan memasukkan lipiodol  cavum uterus .
 Treatment
Operasi  melahirkan anaka saja tetapi plasenta ditinggalkan karena kika dielpas makan akan
menyebabkan pendarahan hebat

KEHAMILAN SERVIK

 Insiden jarang terjadi


 Ovum berimplantasi di cervical kanalis
 Pada kehamilan muda
Akan terjadi perdarahan tanpa nyeri
 Pada kehamilan lanjut
Uterus ,serviks membesar dengan ostium uteri eksternum terbuka sebagian
 Kehamilan ini jarang melampaui 12 minggu
 Kriteria kehamilan serviks menurut rubin (1911)
 Kelenjar servik harus terlatak disberang tempalat implantasi plasenta
 Tempat implantasi plasenta harus dibawah arteri uterine
 Janin tidak boleh terdapat dikorpus uterus
 Implantasi diservik harus kuat .
 Penatalaksanaan
 Cerclage
Merupakan jahitan secara efektif mengikat kedua cabang servikal desendens arteria
uterina setingkat diatas kehamilan untuk mengontrol pendarahan .nolan dkk
menganjurkan arah jahitan diarah jam 3 dan 9
 Kuratase dan temponade
Setelah dilakukan cercalge ,kemudian dilakukan kuratase hisap yang segera diiukti oleh
pemasangan kateter foley kedalam cervical canalis .balon kateter 30 ml lalu
dkembangkan dan vagina diisi oleh kassa sampai padat demi memperkuat temponade
terhadap pendarahan .ujung kateter penghisap dapat dibiarkan diatas tampon vagina
untuk menjamin drainase dan memantau pengeluaran darah .
 Embolisasi arteri
Digunakan untuk mengontrol pendarahan setelah terapi medis ,menerapkan kombinas
ligasi arteri uterina dengan bantuan laparoskopi yang diikuti oleh reseksi endoserviks
histeroskopik untuk mengobati 6 kehmailn servik
 Penatalaksannan medis
Jika kehamilan berusia lebih dari 6 minggu biasanya memerlukan induksi kematian
dengan kalium klorida atau terapi methotrexate yang berkepanjangan
BAB III
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny.TF
• Umur : 25 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status : Sudah Menikah
• Agama : Islam
• Suku bangsa : Indonesia
• Tanggal masuk : Sabtu, 19 Februari 2022

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Nyeri perut hebat
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD Cikalong Wetan diantar keluarganya ditempukan oleh
kakaknya tergeletak menahan nyeri yang hebat sendirian di rumah. Dari hasil
aloanamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluhkan nyeri ulu hati sejak semalam. Nyeri
yang dirasakan perih terasa terus menerus, tidak diperingan oleh sesuatu ataupun
diperparah oleh sesuatu. Nyeri membuat pasien sampai tidak bisa beraktivitas dan hanya
meringkuk kesakitan. Menurut keterangan keluarga pasien sebelumnya makan makanan
yang sangat pedas dan asam.
Menurut kakaknya pasien mual-mual sejak semalam, ingin muntah namun tidak dapat
dikeluarkan. BAB yang cair hari ini 2x, berampas, tidak berlendir ataupun berdarah.
Nafsu makan berkurang dan belum makan semenjak perutnya nyeri semalam. Pasien
merasa sangat lemas.
Pasien terakhir menstruasi 2 minggu yang lalu (saat di rawat di RS).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Gastritis
2 minggu yang lalu di rawat di RSUD Cikalong Wetan dengan diagnosis Demam berdarah +
Konstipasi

RIWAYAT OBSTETRI
Kehamilan Tempat Penolong Persalinan BBL Kelamin
1 Bidan Bidan Spontan 3000 Laki-laki

RIWAYAT MENSTRUASI
• HPHT: 30/01/22
• Siklus haid : Teratur
• Lama haid : 7-14 hari
• Banyaknya : 4 pembalut/ hari
• Dismenorea : (-)
• Menarch : 14 tahun

RIWAYAT PERNIKAHAN
• Menikah: Pertama kali
• Istri : Usia nikah 19 th
• Suami : Usia nikah 23 th

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda vital :
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis, GCS: E4V5M6
 Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 93 x/menit
 Frekuensi Nafas : 20 x/ menit
 SpO2 : 99%
 Suhu : 36,6 0 C

Status Internal
Kepala
 Mata : Conjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/-,
 Pupil : Bulat, isokor, Ø 3mm kanan = kiri, reflek cahaya+/+
Leher
 JVP : 5+0 cmH2O
 Tidak ada pembesaran KGB maupun tiroid
Thorax
 Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris, kanan = kiri. Tidak ada retraksi
pada dinding dada, terdapat bintik-bintik hitam di daerah bawah leher, diskret
 Palpasi : Vokal fremitus lapang paru kanan dan kiri sama kuat
 Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri
 Auskultasi : suara napas vesikuler kiri dan kanan, tidak ada ronki maupun
wheezing
 Cor : Ictus cordis tidak terlihat, bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)

Abdomen
 Inspeksi : datar, darm contour (-), darm steifung (-).
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani, nyeri perkusi (-),
 Palpasi : supel, defence musculer (-), nyeri tekan (-), hepar tidak teraba,
turgor kembali cepat
Anus dan Rektum
 Tidak diperiksa
Ekstremitas
 Ekstremitas atas : Akral hangat , CRT <2 detik, deformitas (-), edema + non
pitting, regio manus hingga 1/3 proximal antebrachii dextra, warna
kehitaman, konsistensi keras, terdapat vesikel dan bula kendur dan bekas
vesikel dan bula yang sudah pecah di daerah dorsum dan palmar manus,
diskret. Kekuatan motorik +5|+5, Refleks Fisiologis Sulit dinilai|+, Refleks
Patologis Sulit diniliai+|+, Sensoris +N/+N
 Ekstremitas bawah : Akral hangat , Edema -/-, CRT <2 detik, deformitas (-),
kekuatan motorik +5|+5, Refleks Fisiologis +|+, Refleks Patologis +|+,
Sensoris +N/+N

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Tanggal 19 Februari 2022 (IGD)
Hb 8,5 g/dl
Ht 2,8 %
Hematokrit 25
Trombosit 176.000/ mm3
MCV 86
MCH 30
MCHC 34
Leukosit 17.100/ mm3
GDS 134

FOLLOW UP
19/02/2022 S: nyeri perut tidak A:
20.00 berkurang. KET
KU : Sakit sedang, Kes: P:
Compos Mentis • Operasi cito
TD : 112/67 mmHg • IVFD NACL 0,9% 20 tpm
N : 124 kali/menit • Drip neurobion 1x1 amp
R : 23 kali/menit • Ketorolac 3x1 amp iv
S : 36.2oC • Cefotaxime 2x1 gram IV
Sp O2: 99% room air • Cek DR,BT,CT, golongan
PF : darah, rhesus
Kepala: CA +/+, SI-/-
Thorax: vesikuler ka=ki,
ronkhi +/+, whz -/-
BJ I dan II reguler,
murmur (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Nyeri tekan seluruh region
abdomen
Ekstremitas: Akral
hangat, CRT < 2 S, edem
-/-
Rectal toucher :
Massa tumor (-) sfingter
anus kuat, mukosa
licin,feses (+) cair, lender,
darah (-)

20/02/2022 S : Nyeri luka post operasi A:


POD-1 O: Post op Salpingektomi dextra ai
KU : Sakit berat, Kes: Compos KET
Mentis P:
TD : 110/70 mmHg • IVFD RL 20 tpm
N : 100 kali/menit • IVFD Nacl 0,9% 100 cc+
R : 20 kali/menit tramadol 1 amp habis
S : 36oC dalam 20 menit
Sp O2: 99% • Cefotaxime 2x1 gram
PF : IV
Kepala: CA -/-, SI-/- • Drip neurobion 1x1
Thorax: vesikuler ka=ki, ronkhi amp
+/+, whz -/- • Ketorolac 3x1 amp iv
BJ I dan II reguler, murmur (-) • Azitromycin 1x500 mg
Abdomen: Supel, BU (-) po
Ekstremitas: Akral hangat, CRT
< 2 S, edem -/-

20/02/2022 S : Nyeri luka post operasi A:


POD-2 O: P:
KU : Sakit berat, Kes: Compos A:
Mentis Post op Salpingektomi dextra ai
TD : 100/70 mmHg KET
N : 96 kali/menit P:
R : 22 kali/menit • IVFD RL 20 tpm
S : 37oC • IVFD Nacl 0,9% 100 cc+
Sp O2: 99% tramadol 1 amp habis
PF : dalam 20 menit
Kepala: CA -/-, SI-/- • Cefotaxime 2x1 gram
Thorax: vesikuler ka=ki, ronkhi IV
+/+, whz -/- • Drip neurobion 1x1
BJ I dan II reguler, murmur (-) amp
Abdomen: Supel, BU (-) • Ketorolac 3x1 amp iv
Ekstremitas: Akral hangat, CRT • Azitromycin 1x500 mg
< 2 S, edem -/- po
• Aff catether urine

21/02/2022 S : Nyeri luka post operasi


POD-3 berkurang A:
O: Post op Salpingektomi dextra ai
KU : Sakit berat, Kes: Compos KET
Mentis P:
TD : 100/70 mmHg • IVFD RL 20 tpm
N : 80 kali/menit • Cefotaxime 2x1 gram
R : 20 kali/menit IV
S : 36,6oC • Ketorolac 3x1 amp iv
Sp O2: 99% • Azitromycin 1x500 mg
PF : po
Kepala: CA -/-, SI-/-
Thorax: vesikuler ka=ki, ronkhi
+/+, whz -/-
BJ I dan II reguler, murmur (-)
Abdomen: Supel, BU (-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT
< 2 S, edem -/-

Anda mungkin juga menyukai