Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

CREATED BY :
YUYUN SARINENGSIH, S.KEP., NERS., M.KEP
Tujuan pembelajaran
 Mahasiswa mampu membedakan  Makasiswa mampu menentukan :
definisi kehamilan normal,  Pengkajian
kehamilan ektopik dengan
kehamilan ektopik terganggu
 Diagnosa
 Mahasiswa mampu menjelaskan
 Intervensi
factor resiko kehamilan ektopik Pada kehamilan ektopik
 Mahasiswa mampu menjelaskan  Mahasiswa mampu menganalisis
klasifikasi/lokasi kehamilan kasus KET berdasarkan asuhan
ektopik keperawatan
 Mahasiswa menjelaskan
manifestasi klinis pada
kehamilan ektopik
Perbedaan kehamilan ektopik dan kehamilan
normal
Faktor Resiko
Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesterone

 Kehamilanektopik meningkat apabila ketika hamil


masih menggunakan kontrasepsi spiral (3-4%).

 Pil yang hanya mengandung hormon progesteron


---- dapat mengganggu pergerakan sel rambut
silia di saluran tuba ---- memperlambat pergerakan
sel telur ke uterus.
Faktor abnormalitas dari zigot

Apabila tumbuh terlalu cepat atau


tumbuh dengan ukuran besar, maka
zigot akan tersendat dalam perjalanan
pada saat melalui tuba, kemudian
terhenti dan tumbuh di saluran tuba.
Faktor tuba
 Faktor dalam lumen tuba:
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan lumen tuba
menyempit atau membentuk kantong buntu akibat
perlekatan endosalping
b. Pada hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan
berkelok-kelok panjang dapat menyebabkan fungsi
silia tuba tidak berfungsi secara baik
c. Pascaoperasi rekanalisasi tuba dan sterilisasi yang
tak sempurna
Continue ….
 Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi
telur yang dibuahi dalam tuba.
b. Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius
tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat
itu.
Continue …………….
Faktor di luar dinding tuba

a. Perlengketan peritubal dengan ditorsi atau


lekukan tuba dapat menghambat perjalanan
telur
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat
menyempitkan lumen tuba.
Faktor ovum

Bila ovarium memproduksi ovum dan


ditangkap oleh tuba yang kontralateral, dapat
membutuhkan proses khusus atau waktu yang
lebih panjang sehingga kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik lebih besar.
KLASIFIKASI
Lokasi implantasi ektopik terjadi
pada
 Tuba falopi
 Terjadi
ruptur atau abortus
pada usia kehamilan 1-2 bulan
 Sebagian besar kehamilan
ektopik berlokasi di tuba
fallopi (90-95%) dengan 70-
80% di ampula
 Abortus tuba (65%)
 Ruptur tuba (35%)
 Serviks

 Berakhir dengan ruptur


3-4 bulan
 Kehamilan servix :
perdarahan pervagina,
demam dan menggigil
 Biasanya mengalami
perdarahan dihentikan
dengan histerektomi
Kavum abdomen
 Primer : telur dan awal
berimplantasi dirongga
abdomen
 Sekunder : Asalnya kehamilan
tuba terjadi ruptur kemudian
penempel pada peritoneum
 Kehamilan berakhir 5-6 bulan
kadang aterm tapi jarang
 Janin mati intra abdomen :
terjadi pernanahan,
kalsifikasi, perlemakan
Kehamilan ovarium
 Tuba pada tempat kehamilan
harus normal, bebas dan terpisah
dari ovarium.
 Kantong janin harus terletak
dalam ovarium.
 Ovarium yang mengandung
kantong janin harus berhubungan
dengan uterus lewat ligamentum
ovary propium.
 Harus ditemukan jaringan
ovarium dalam dinding kantong
janin.
Manifestasi klinis
 Tampak tanda –tanda kehamilan :
amenorhoe, mual muntah
 Rasa nyeri di bagian kanan atau kiri
perut ibu, Perut semakin membesar
dan keras
 Perdarahan
 Suhu badan agak naik
 Nadi cepat
 Tekanan darah menurun
Komplikasi
Abortus
Rupture
Infeksi
Perdarahan
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium: kadar hemoglobin, leukosit, tes
kehamilan bila baru terganggu
 Dilatasi kuretase
 Kuldosintesis yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui
apakah di dalam cavum douglasi terdapat darah
 Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan
kantong gestasi di luar uterus
 Laparoskopi atau laparotomi sebagai pendekatan diagnosis
terakhir.
Pengkajian

 Riwayatterlambat haid, gejala dan tanda


kehamilan muda, dapat atau tidak ada
perdarahan pervaginam, ada nyeri perut
kanan/kiri bawah.
 Beratatau ringannya nyeri tergantung pada
banyaknya darah yang terkumpul dalam
peritoneum.
Contiunue

 Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan


ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut
tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
 Pemeriksaan dalam: serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada
uterus kanan dan kiri.
 penderita tampak kesakitan dan pucat.
 Pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat
ditemukan.
 Pemeriksaan ginekologi
Continue ……

 Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri


 Penderita tampak kesakitan dan pucat
 Bilauterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit
membesar dan kadang-kadang teraba tumor di samping
uterus dengan batas yang sukar ditentukan
 Suhu kadang-kadang naik sehingga menyukarkan
perbedaan dengan infeksi pelvik
Continue ….

 Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri
tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa
 Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol
 Abdomen : bising usus ada Djj (-)
Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada
tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut.
 Pada kasus tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi harus
diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24 jam.
 Perhitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan
bila leukosit meningkat (leukositosis).
 Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik dapat
diperhatikan jumlah leukosit.
 Jumlah leukosit yang lebih dari 20.000 biasanya menunjukkan infeksi
pelvik.
Diagnosa Keperawatan

 Defisit
volume cairan b/d rupture pada lokasi implamasi
sebagai efek tindakan
 Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel
 Nyeri yang b/d ruptur tuba falopi,
pendarahan intraperitonial
 Kurangnya pengetahuan yang b/d kurang
pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber
informasi
Dp 1
 Laporkan dan evaluasi  Posisikanibu dengan tepat :
jumlah, sifat dan terlentang panggul ditinggikan
kehilangan darah atau posisi semi fowler
 Berikan cairan sesuai  Catatantanda –tanda vital :
dengan kebutuhan pucat, suhu, sianosis
peroral/intravena  Pantauaktivitas uterus
 Lakukan titah baring (kontraksi), DJJ,
intruksikan ibu untuk  Hindari
pemeriksaan rektal
menghindari koitus
atau vagina
Dp 2

 Awasi
tanda vital, pengisian kapiler ,
membrane mukosa, dasar kuku
 Catat
rasa dingin, berikan lingkungan dan suhu
yang hangat
 Kolabirasi pemeriksaan Hb dan HT
Dp 3

 Tentukan sifat, lokasi dan durasi serta intensitas


nyeri
 Kajio stress psikologi terhadap kejadian
 Berikan
lingkungan yang tenang dan aktivitas yang
menurunkan nyeri
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Siapkan prosedur pembedahan
Dp 4

 Jelaskantindakan yang dilakukan dan


rsionalnya
 Beri
kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
 Diskusikan
kemungkinan implikasi
jangka pendek terhadap ibu dan janin

Anda mungkin juga menyukai