Anda di halaman 1dari 19

Diskusi Refleksi Kasus

Asuhan Kebidanan Pada Ny. I Dengan Kehamilan Ektopik


Terganggu

By:
Paviliun Anyelir Bawah
A.    Pengertian KET

Kehamilan Ektopik ialah penanaman blastosit yang berlangsung di


manapun kecuali di endometrium yang melapisi rongga uterus.
(Helen Varney, 2007)
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2000 ; 267).
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah kehamilan dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri
(Prawiroharjo S, 1999, ; 1J2).
Kehamilan Ektopik Terganggu ialah kehamilan ektopik yang
mengalami abortus atau ruptur apabila masa kehamilan
berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi misalnya tuba.
(Saifuddin, 2008).
B.     Etiologi

1.      Faktor dalam lumen tuba


 Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan
endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau
membentuk kantong buntu.
 Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-
keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia
endosalping.
 Operasi plastik dan sterililasi yang tidak sempurna
dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.
Lanjutan..

2.   Faktor pada dinding tuba


 Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat
memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam
tuba.
 Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius
tubae dapat menahan telur yang dibuahi di tempat
itu.
3.    Faktor diluar dinding tuba
 Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan
tuba dapat menghambat perjalanan telur.
 Tumor yang menekan dinding tuba dapat
menyempitkan lumen tuba.
Lanjutan ..

 4.    Faktor lain
 Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau
sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan telur yang dibuahi ke uterus.
Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan implantasi
prematur.
 Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium, sel
telur yang sudah di buahi itu kemudian ditempatkan di dalam rahim
wanita).
 Bekas radang pada tuba
 Kelainan bawaan tuba
 Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
 Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
 Abortus buatan
 Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
 Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
( Winkjosastro, 2005 - Helen Varney, 2007 - Cunningham, 2006)
C. Patofisiologi

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik


terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya
menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio
dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah
dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan
akibat dari hal ini yaitu :
 Kemungkinan “tubal abortion”.
 Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga
peritoneum.
 Faktor abortus ke dalam lumen tuba.
D. Tanda dan Gejala

Bentuk kehamilan apabila masih utuh akan ada rasa


sakit atau tidak nyaman. Namun bila sudah pecah
menimbulkan perdarahan intraabdominal. Gejala klinisnya
meliputi trias gejala klinik :
1. Amenorea (terlambat datang bulan)
Keluhan  yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat
untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid.
2. Akan terasa mual, pusing dan sebagianya
3.Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri di
daerah bahu dan seluruh abdomen.
4.Terdapat perdarahan melalui vaginal
E. DIAGNOSA

1. Anamnesa
a. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis
mendadak biasanya tidak sulit . keluhan yang sering
disampaikan ialah haid yang terlambat untuk beberapa
waktu atau terjadi gangguan haid disertai nyeri perut bagian
bawah dan tenesmus.
b. Dapat terjadi pendarahan pervaginam
c. Gejala subjektif kehamilan lainnya (mual,pusing ,pucat dan
nampak kesakitan)
d. Nyeri perut , lokal maupun menyeluruh bisa sampai
pingsan atau nyeri bahu
e. Pendarahan pervaginam
2.  Pemeriksaan fisik
Dapat ditemukan :
a. Tanda – tanda syok hipovolemik
(1) Hipotensi
(2) Takikardi
(3) Pucat ,anemis , eksterimitas dingin
b. Nyeri abdomen
(1) Perut tegang
(2) Nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
3.    Pemeriksaan ginekologis
Perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat di
temukan. Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan:
a. Nyeri goyang serviks (pergerakan serviks menyebabkan
rasa nyeri)
b. Korpus uteri sedikit membesar dan lunak ,nyeri pada
perabaan
c. Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat
teraba masa tumor
d. Kavum douglas bisa menonjol karena berisi
cairan  darah nyeri tekan (+)
4. Pemeriksaan penunjang
a.   Laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun
setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat
meningkat. Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel
darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda
perdarahan dalam rongga perut,bahwa kadar Hb pada
pasien semakin menurun karena perdarahan yang terus
menerus terjadi didalam rongga perut.
b.  USG
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan
ektopik terganggu. Diagnosis pastinya ialah apa bila
ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam
nya tampak denyut jantung janin. Dan dapat dinilai
kavum uteri,kosong atau berisi. Tidak ada kantung
kehamilan dalam kavum uteri,adanya kantung
kehamilan di luar kavum uteri,adanya massa komplek di
rongga panggul.
Hasil USG
c.  Kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk
mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara
ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan
ektopik terganggu.
d.  Laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk
kehamilan ektopik terganggu. Pada pemeriksaan ini dapat
dilihat dengan mata sendiri perubahan-perubahan pada tuba
dan darah yang terkumpul dalam rongga perut terutama
pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi rupture pada
tuba. ( pantikawati, ika & saryono.2010.hal 130)
G. Komplikasi Kehamilan
EktopikTerganggu (KET)

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu ;


 Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan
ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6
minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan
indikasi operasi.
 Infeksi
 Sterilitas
 Pecahnya tuba falopii
 Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh
berkembangnya embrio.
F. PENANGANAN

Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya


adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas
mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa
yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum
penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut
sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian,
beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi
penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik.
Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu)
pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap
kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang
berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan
ektopik yang belum terangkat.Penanganan pada kehamilan
ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi, infus,
oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga
antibiotika dan antiinflamasi.
Sekian &
sekianssere
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai