A. Pendahuluan
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang
gawat keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat di hadapi oleh setiap
dokter, karna sangat beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik terganggu itu.
Hal yang perlu di ingat ialah, bahwa pada setiap wanita dalam masa produksi dengan
gangguan atau keterlambatan haid yang di sertai dengan nyeri perut bagian bawah,
perlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu.
B. Pengertian
Menurut Buku Obatetri Patologi Universitas Pajadjaran Bandung, 1984
C. Penyebab
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976) dan Ilmu
Kandungan 1989 adalah
D. Patologi
Menurut Sarwono Prawirohardjo, , Buku Ilmu Kebidanan (1976).
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama
dengan di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner.
Pada yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.
Perkembangan telur selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya
telur mati secara dini dan kemudian di resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena
tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh
secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur
kehamilan antara 6 sampai 10 minggu.
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan
tidak di ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya
ovum, di anggap sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
E. Gambaran klinik.
Menurut Sarwono Prawirohardjo, , Buku Ilmu Kebidanan (1976).
Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda: Dari perdarahan
banyak yang tiba-tiba dalam ronga perut sampai terdapat nya gejala yang tidak jelas,
sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya
kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan ektopik
terganggu, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum
hamil.
F. Diagnosis
Menurut Sarwono Prawirohardjo, , Buku Ilmu Kandungan (1989).
G. Gejala
Menurut buku obstetri patologi universitas padjajaran 1984
Kisah yang has dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanita yang
sudah terlambat haid nya, sekonyong-konyong nyeri perut kadang-kadang jelas lebih
nyeri sebelah kiri atau sebelah kanan. Selanjutnya pasien pening dan kadang-kadang
pinsan sering keluar darah pervaginam.
Gejala-Gejala Yang Terpenting:
a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang setelah
mengangkat benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang bisa juga
pada waktu sedang istirahat.
b. Adanya AMENOREA: amenorea sering di temukan walaupun hanya pendek saja
sebelum di ikuti oleh perdarahan.
c. PERDARAHAN: perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna
hitam.
d. Shock karena hypovoluemia.
e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)
f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangsangan peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan
tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.
H. Diagnosis Banding
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
2002.
a. Abortus imminens
b. Penyakit radang panggul (akut / kronik)
c. Torsi kista ovaril
J. Komplikasi Potensial
Menurut Ben-Zion Buku Kedaruratan Obstetri dan ginekologi 1994
Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau abortus
tuba, aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba secara
mendadak: ruptur mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi pada
pars ismikus tuba yang sempit, abortus tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis,
reaksi peradangan lokal dan infeksi skunder dapat berkembang dalam jaringan yang
berdekatan dengan bekuan darah yang berkumpul.
K. Prognosis
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan 1976
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung dengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup, Hellman dkk, (1971) 1 kematian diantara 826 kasus,
dan Willson dkk. (1971) 1 antara 591. Tetapi bila pertolongan terlambat angka
kematian dapat tinggi, Sjahid dan Martohoesodo (1970) Mendapat angka kematian 2
dari 120 kasus, Sedangkan Tarjamin dkk (1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik.
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul Saifuddin, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta:
JNPKKR-Po GI