Anda di halaman 1dari 40

A SU H A N

KEPERAWATAN
KEHAMILAN
EKTOPIK
TERGANGGU

1
Pengertian
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan
yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tetapi
tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri
dan akibatnya tumbuh diluar rongga rahim. Bila tempat
nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan
besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan
menjadi kehamilan ektopik terganggu. (ilmu kebidanan
sarwono).
Kehamilan Ektopik Terganggu ( KET ) adalah
kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus
atau pecah dan berbahaya bagi wanita tersebut.

2
Klasifikasi
1. Kehamilan Tuba 4. Kehamilan tubo-ovarial
✗ Intertisial 5. Kehamilan intraligamenter
✗ Isthmus 6. Kehamilan servikal
✗ Ampula 7. Kehamilan tanduk rahim
✗ Fimbrial rudimenter (Amru Sofian)
2. Kehamilan Ovarial
3. Kehamilan Abdominal
✗ Primer
✗ Sekunder

3
Etiologi
1. Faktor uterus
✗ Tumor rahim yang menekan tuba
✗ Uterus hipoplastis
2. Faktor tuba
✗ Penyempitan lumen tubuh oleh karena infeksi endosalfing
✗ Tuba sempit, panjang dan berlekuk
✗ Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba
✗ Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna
✗ Endometriosis tuba
✗ Divertikel tuba dan kelainan kengenital lainnya
✗ Perlekatan peritubal dan lekukan tuba
✗ Tumor lain menekan tuba
✗ Lumen kembar dan sempit

4
Etiologi
3. Faktor hormonal
Pemakaian pil KB yang hanya mengandung progesterone dapat
mengakibatkan gerakan tuba melambat.
4. Faktor abnormalitas dari zigot
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka
zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, dan
tumbuh disaluran tuba.
5. Faktor lain
✗ Pemakaian IUD terjadi peradangan
✗ Faktor umur
✗ Faktor perokok

5
Manifestasi Klinis
1. Anamnesis : terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai
beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur.
2. Jika terjadi kehamilan ektopik terganggu (KET)
• Bila terjadi rupture tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat
membahayakan jiwa si ibu
• Pada abortus tuba keluhan dan gejala kemungkinan tidak begitu berat, hanya
rasa sakit diperut dan pendarahann pervagina. Hal ini dapat dikacaukan
dengan abortus biasa.
3. Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba, seperti diiris dengan pisau disertai
muntah dan bisa jatuh pingsan.
4. Tanda-tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat, muntah,
gelisah,pucah,anemis,nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tidak terukur (syok)

6
Manifestasi Klinis
5. Nyeri bahu : karena perangsangan diafragma.
6. Tanda Cullen : sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam
7. Pada pemeriksaan ginekologi (pemeriksaan dalam) terdapat :
• Adanya nyeri ayun : dengan menggerakan porsio dan serviks ibu akan merasa
sakit yang sangat
• Douglas cries : rasa nyeri hebat pada penekanan kavum Douglasi
• Kavum Douglas teraba menonjol karena terkumpulnya darah, begitu pula
teraba masa retrouterin (masa pelvis)
8. Pervagina keluar decidual cast
9. Pada palpasi perit dan pada perkusi : ada tanda-tanda perdarahan intra
abdominal (shifting dullness)

7
Patofisiologis
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampula tuba (lokasitersering, ismust,
fimbriae, pars interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen,serviks dan ligamentum kardinal.
Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar tubamaupun secara intercolumnar. Pada keadaan
yang pertama, zigot melekat pada ujung atau sisi jonjot, endosalping yang relative sedikit mendapat
suplai darah, sehingga zigot mati dan kemudian di reabsorbsi. Pada implantasi interkolumnar, zigot
menempel diantara dua jonjot. Zigot yang telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan
endosalping yang menyerupai desidua, yang disebut pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah
menembus endosalping dan mencapai lapisan miosalping dengan merusak integritas pembuluh darah
di tempat tersebut. Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan perkembangannya tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi dan
banyaknya perdarahan akibat invasi trofoblas. Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan
ektopikpun mengalami hipertropiakibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sehingga tanda-
tanda kehamilan seperti tanda hegar dan Chadwick pun ditemukan. Endometriumpun berubah menjadi
desidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel endometrium menjadi hipertropik, hiperkromatik,
intinya menjadi lobular dan sitoplasmanya bervakuola. Perubahan selular demikian disebut sebagai
reaksi Arias-Stella. Karena tempat pada implantasi pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk
berlangsungnya kehamilan, suatu saat kehamilan akan terkompromi.

8
Pathway

9
Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektropi pada umumnya adalah
laparotomi. Dalam tindakan demikian, beberapa hal harus
diperhatikan dan dipertimbangan, yaitu sebagai berikut :
1. Kondisi ibu pada saat itu.
2. Einginan ibu untu mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Loasi kehamilan ektropik.
4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Emampuan teknik bedah mikro doter.
6. Kemampuan tenknologi fertilasi in vitro setempat.

10
Penatalaksanaan
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi
dini dan pengakhiran kehamilan adalah tata laksana yang disaranan.
Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui :
1. Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak
dini. Obat yang digunakan adalah methotrxate (obat anti
kanker).
2. Operasi
Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa
minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan memiliki
angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila
memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskop.

11
Penatalaksanaan
Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakan, terapi definitif adalah
pembedahan :
1. Laparatomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-
ovarektomi) atau insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan
pemencetan agar kantung kehamilan keluar dari luka insisi dan
kemudianluka insisi dijahit kembali.
2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan
insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
3. Operasi laparoskopik : Salfingostomi
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar
ᵝ-hCG rendah maka dapat diberikan injeksi methorexate ke dalam kantung
gestasi dengan harapan bahwa trofoblas dan janindapat diabsorbsi atau
diberikan injeksi methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.

12
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : Hb, Leukosit, urin B-hCG (+). Hemoglobin
menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat
meningkat.
2. USG :
Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri.
Adanya kantung kehamilan di luar uteri.
Adanya masa komplek dirongga panggul.
3. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
dalam kavum Douglas ada darah.
4. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
5. Ultrasonografi berguna pada 5-10% kasus bila ditemukan kantong
gestasi di luar uterus.

13
Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi
sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosisi
yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana.
Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat
dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya
reptur tuba atau uterus, tergantung lokasi
kehamilan, dan hal ini dapat meyebabkan
perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan
antara lain adalah perdarahan infeksi,
kerusakan organ seitar (usus, kandung kemih,
ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu
ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.

14
Pencegahan
Berhenti merokok akan menurunkan resiko
ektopik. Wanita yang merokok memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik.
Berhubungan seksual secara aman seperti
menggunakan kondom akan mengurangi rsiko
kehamilan ektopik dalam arti berhubungan sek secara
aman akan melindungi seseorang dari penyakit
menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi
penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul
dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba
yang akan meningkatkan resiko terjadinya kehamilan
ektopik.

15
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesa :
1. Menstruasi terakhir.
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menetukan taksiran persalinan
(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasrkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari
ditambah tujuh, bulan dikurang tiga, tahun disesuaikan.
2. Adanya bercak darah yang berasal dari vagina.
3. Nyeri abdomen: kejang, tumpul.
Pengkajian
4. Jenis kontrasepsi.
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibatkan buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didaptkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak
dikatahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
5. Riwayat gangguan tuba sebelumnya.
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
6. Tanda-tanda vital.

18
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan,
karena posisi akan mempengaruhi tekanan darah pada ibu
hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi
duduk dengan posisi sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah
yang didapatkan.
2) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit.Takikardia
bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid dan infeksi.
Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat
menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa
untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.

19
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital

3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24
kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi
pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas harus sama
bilateral, ekspansi paru simetris dan lapangan paru bebas
dari suara napas abdominal.
4) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,60 C. Peningkatan
suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawat
medis.

20
Pemeriksaan fisik
Sistem Kardiovasuler

1) Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa
berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva dan rectum.
2) Edema pada ekstremitas
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah oada ekstermitas akibat perpindahan
cairan intravaskular keruan intertesial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan
wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
Pemeriksaan fisik
Sistem Muskuloskeletal

1) Postur tubuh
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2) Tinggi badan dan berat
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan
kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg
dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu beresiko melahirkan prematurdan berat badan lahir
rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat mengakibatkan diabetes pada
kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh.

22
Pemeriksaan fisik
Sistem Muskuloskeletal

3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna
untuk persalinan per vaginaan.
4) Abdomen
Kontur,ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa
dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menentukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc. Donal dengan posisi ibu
berbaring.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri
perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas yang kuat disertai dengan perdarahan
yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk kedalam syok. Intensitas nyeri berkisar antar 9-10
nyeri hebat

23
Pemeriksaan fisik
Sistem Neurologi

Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang
mengindikasikan adanya masalah.Pemeriksaan reflek tendo sebaiknya dilakukan karena hiperfleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
Sistem Integumen

Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan
ganguan pada hepar, lesi hiperpigmentasi seperti closma gravidarum, sreta linea nigra berkaitan
dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penempangan kuku berwarna merah muda menandakan
pengisian kapiler dengan baik.
Sistem Endokrin

Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan
hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.

24
Pemeriksaan fisik
Sistem Gastrointestinal

1) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut .bibir bebas dari ulserasi, gusiberwarna
kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang mengakibatkan hiperplasia.
Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan kedokter gigi secara teratur karena penyakit
periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester
kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
2) Usus
Stestokop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising
usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan
konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.

25
Pemeriksaan fisik
Sistem Urinarius
Urine diperiksa untuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urine yang
menandakan suatu masalah.
1) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan,
2) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam
jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah
3) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan dan
makanan yang tidak adekuat
4) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang bisanya terjadi pada ibu
hamil

26
Pemeriksaan fisik
Sistem Reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting dan pengeluaran kolostrum perlu
dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva dan anus perlu diperiksa dari eksiorisasi,
ulserasi, lesi, varises dan jarinagn parut pada perineu
3) Organ reproduksi internal
a) Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah
kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
b) Vagina :mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen
sehingga tampak makin merah dab kebiru biruan.
c) Ovarium (indung telur) : dengan terjadinya kehamilan, indung telur mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

27
Tes Laboratorium : Ht dan Hb menurun
1. Urine :
a. Protein: Hasil negative menunjukkan keadaan yang normal
b. Glukosa: adanya glukosa dalam urine ibu hamil harus dianggap sebagai gejala
DM, kecuali dapat membuktikan bahwa hal-hal lain penyebabnya.
2. Pemeriksaan sedimen : untuk melihat adanya gangguan pada ginjal.
3. Darah:
a. HB: 5 gr %
b. Eritrosit: 3,5 juta/mm3
c. Leukosit: 8000-10.000 mm3
4. HCG :
Terdapat kuman chorionic gonadotropin dalam urine dihasilkan oleh tropulus ketika ovum yang
dibuahi terbenam dalam endemetrium.
5. Pemeriksaan USG:
Beberapa variabel janin dan plasenta lebih jelas dan lebih detail dan tidak ada kontraindikasi
pemeriksaan USG dalam kehamilan.

28
Tes Laboratorium : Ht dan Hb menurun
6. Non-Stres Test (NST):
Ada 8 Pemeriksaan 10 T di antaranya :
a. TB dan BB : tinggi badan yang diharuskan untuk kehamilan adalah 150 cm dan kenaikan
berat badan selama kehamilan berkisar antara 11-13,5 kg, pada trimester I kenaikannya
kurang lebih 1 kg, trimester II kurang lebih 5 kg dan trimester III kurang lebih 5,5 kg.
b. Tekanan darah :Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi
duduk dengan posisi sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan
tekanan darah yang didapatkan.

29
Tes Laboratorium : Ht dan Hb menurun
7. TFU
Leopold I : menentukan usia kehamilan dan tinggi fundus uteri dalam cm
Leopold II : menentukan bagian janin, punggung kiri & punggung kanan
Leopold III : menentukan bagian terendah janin, apakah kepala atau bokong
Kepala : bundar, keras dan melenting
Bokong : tidak bundar, keras dan melenting
Leopold IV: mengukur seberapa jauh kepala masuk di PAP (pintu atas panggul)
8. TT : pemberian imunisasi selama kehamilan dilakukan sebnyak 4 kali. Pada trimester I satu
kali, trimester II satu kali dan trimester III dua kali
9. Tablet: selama hamil ibu diberikan tablet FE sebanyak 90 tablet fungsinya yaitu untuk
membantu pertumbuhan tulang janin, waktu meminumnya 1x1 setiap malam sebelum tidur.

30
Tes Laboratorium : Ht dan Hb menurun
10. Temu Wicara (HE) : dilakukan untuk memberikan health education pada ibu hamil dan
memberikan penjelasan pada ibu hamil yang mengalami keluhan-keluhan selama kahamilan
11. Torch/Toksoplasma : pemeriksaan melalui LAB yang gunanya untuk mengetahui apakah ibu
hamil terinfeksi bakteri toksoplasma
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

31
Diagnosa Keperawatan
1. Devisit volume yang berhubungan dengan rupture pada lokasi
implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.
2. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba falopi, perdarahan
intraperitoneal.
3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang
pemahaman tidak mengenal sumber-sumber informasi.
4. Ansietas yang berhubungan dengan kritisituasi, ancaman yang
dirasakan dari kesejahteraan maternal yang ditandai dengan
pasien mengatakan sulit tidur.

32
NO Rencana Intervensi Rasional
Rencana 1. Lakukan pendekatan kepada Pasien dan keluarga lebih

Keperawatan 2.
pasien dan keluarga.
Berikan penjelasan mengenai
kooperatif.
Pasien mengerti tentang keadaan
Diagnosis 1: Defisit volume cairan kondisi pasien saat ini. dirinya dan lebih kooperatif
yang berhubungan dengan ruptur terhadap tindakan.
pada lokasi implantasi sebagai
efek tindakan pembedahan. 3. Observasi TTV dan observasi Parameter deteksi dini adanya
Kriteria hasil: ibu menunjukan tanda akut abdoment. komplikasi yang terjadi.
kestabilan/ perbaikan 4. Pantau input dan output Untuk mengetahui kesaimbangan
keseimbangn cairan yang
cairan. cairan dalam tubuh.
dibuktikan oleh tanda-tanda vital
yang stabil, pengisian kapiler 5. Pemeriksa kadar Hb. Mengetahui kadar Hb klien
cepat, sensorium tepat, serta sehubungan dengan perdarahan.
frekuensi berat jenis urine
6. Lakukan kolaborasi dengan Melaksanakan fungsi
adekuat.
tim medis untuk penanganan independent.
lebih lanjut.

33
No. Rencana Intervensi Rasional
Rencana 1. Awasi tanda vital, kaji Memberikan informasi tentang

Keperawatan pengisian kapiler, warna kulit/ derajat/ adekuat perfusi jaringan


membran mukosa, dasar kuku. dan membantu menentukan
Diagnosia 2: Perubahan perfusi kebutuhan intervensi.
jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler 2. Catat keluhan rasa dingin, Vasokonstriksi menurunkan
yang di perlukan untuk pertahankan suhu lingkungan sirkulasi perifer. Kenyamanan
pengiriman nutrien ke sel. dan tubuh hangat sesuai pasien/ kebutuhan rasa hangat
Kriteria hasil: menunjukan perfusi indikasi. harus seimbang dengan
jaringan yang adekuat, misalnya:
kebutuhan untuk menghindari
tanda-tanda vital stabil, membran
mukosa warna merah muda, panas berlebihan.
pengisian kapiler baik, haluaran
urine adekuat, wajah tidak pucat 3. Kolaborasi dengan tim medis Mengidentifikasi defisiensi dan
dan mental seperti biasa.
yang lain, awasi pemeriksaan kebuutuhan pengobatan atau
lab: misalnya: HB/HT terhadap terapi.

34
No. Rencana Intervensi Rasional

1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan

Rencana Kaji kontraksi uterus hemoragi atau nyeri yang akan dilakukan. Ketidaknyamanan dihubungkan dengan
tekan abdomen. aborsi spontan dan molahidatiosa karena kontraksi uterus

Keperawatan yang mungkin diperberat oleh infuse oksitosin. Rupture


kehamilan ektropik mengakibatkan nyeri hebat, karena
hemoragi tersembunyi saat tuba fallopi ruptur ke dalam
Diagnosis 3: Nyeri yang abdomen.
berhubungan dengan
2. Kaji stres psikologi ibu/ pasangan dan Ansietas terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidak
ruptur tuba fallopi,
respons emosional terhadap kejadian. nyamanan karena syndrome ketegangan, ketakutan, dan
pendarahan nyeri.
intraperitonial.
3. Berikan lingkungan yang tenang dan Dapat membantu dalam menurunkan tingkat ansietas dan
Kriteria hasil: ibu dapat aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri. karenanya mereduksi ketidaknyamanan.
mendemonstrasikan Instruksikan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi, tanda- metode relaksasi, misalnya: napas
tanda vital dalam batas dalam, visualisasi distraksi, dan jelaskan
normal, dan ibu tidak prosedur.
meringis atau menunjukan Kolaborasi:
raut muka yang kesakitan. 4. Berikan narkotik atau sedative berikut Meningkatkan kenyamanan, menurunkan komplikasi
obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan.
pembedahan diindikasikan.

5. Siapkan untuk prosedur bedah bila Tingkatkan terhadap penyimpangan dasar akan
terdapat indikasi. menghilangkan nyeri. 35
No. Rencana Intervensi Rasional
Rencana 1. Jelaskan tindakan dan rasional Memberikan informasi, menjelaskan kesalahan
yang ditentukan untuk kondisi konsep pikiran ibu mengenai prosedur yang
Keperawatan hemoragia. akan dilakukan, dan menurunkan stres yang
berhubungan dengan prosedur yang diberikan.
Diagnosis 4: Kurangnya
pengetahuan yang 2. Berikan kesempatan bagi ibu Memberikan klasifikasi dari konsep yang salah,
berhubungan dengan untuk mengajukan pertanyaan identifikasi masalah-masalah dan kesempatan
kurang pemahaman atau dan mengungkapkan kesalah untuk memulai mengembangkan ketrampilan
tidak mengenal sumber- konsep. penyesuaian (koping).
sumber informasi.
Tujuan: ibu berpartisipasi 3. Diskusikan kemungkinan implikasi Memberikan informasi tentang kemungkinan
dalam proses belajar, jangka ependek pada ibu/ janin komplikasi dan meningkatkan harapan realita
mengungkapkan dalam dari keadaan pendarahan. dan kerja sama dengan aturan tindakan.
istilah sederhana,
mengenai patofisiologi 4. Tinjau ulang implikasi jangka Ibu dengan kehamilan ektropik dapat memahami
dan implikasi klinis. panjang terhadap situasi yang kesulitan mempertahankan setelah
memerlukan evaluasi dan pengangkatan tuba/ ovarium yang sakit.
tindakan tambahan.

36
Implementasi
Diagnosis 1: Defisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek
tindakan pembedahan.
Implementasi :
Melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga.
Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat ini.
Mengobservasi TTV dan observasi tanda akut abdoment.
Memantau input dan output cairan.
Memeriksa kadar Hb

Diagnosia 2: Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di
perlukan untuk pengiriman nutrien ke sel.
Implementasi :
Mengawasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/ membran mukosa, dasar kuku.
Mengkaji keluhan rasa dingin, mempertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.
Melakukan pemeriksaan HB/HT

37
Implementasi
Diagnosis 3 : Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba fallopi, pendarahan intraperitonial.
Implementasi :
Menentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Mengkaji kontraksi uterus hemoragi atau nyeri tekan
abdomen.
Mengkaji stres psikologi ibu/ pasangan dan respons emosional terhadap kejadian.

Diagnosia 4 : Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal
sumber-sumber informasi.
Implementasi :
Jelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragia.
Memberikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalah konsep.
Meninjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan
tambahan.

38
Evaluasi
Intervensi diagnosa berhasil sesuai dengan perencanaan keperawatan
dan tujuan yang telah ditetapkan dengan kriteria hasil :
1. Keseimbangan cairan stabil
2. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal
3. Perfusi jaringan kembali normal
4. Nyeri berkurang
5. Klien memahami dan mengenal sumber-sumber informasi
mengenai kehamilan ektopik

39
Thanks!
Any questions?

40

Anda mungkin juga menyukai