Anda di halaman 1dari 3

D.

Manifestasi klinik
1. Meconium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
3. Meconium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.
4. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada
fistula).
5. Bayi muntah -muntah pada umur 24-48 jam.
6. Pada pemeriksaan rectal touche terdapat adanya membran anal.
7. Perut kembung. (Betz. Ed 7.2002)

Gambar klinis
E. Komplikasi
1. Asidosis hiperkloremia.
2. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
3. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).
4. Komplikasi jangka Panjang yaitu eversi mukosa anal, stenosis (akibat
konstriksi jaringan perut dianastomosis).
5. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
6. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau implikasi).
7. Prolaps mukosa anorectal.
8. Fistula (karena ketegangan abdomen, diare, pembedahan dan infeksi).
(Ngastiyah,2005)
F. Klasifikasi
1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses
tidak dapat keluar.
2. Membranosus atresia adalah terdapat membrane pada anus.
3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada dagingnya diantara rectum
dengan anus.
4. Rektal atresia adalah tidak memiliki rectum.
G. Pemeriksaan fisik
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan fisik diagnostic
yang umum dilakukan pada gangguan ini.
2. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel
epitel meconium.
3. Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (Teknik Wangensteen-rice) dapat
menunjukkan adanya kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu
pada meconium yang mencegah udara sampai keujung kantong rektal.
4. Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rektal kantong.
5. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rektal dengan menusukan
jarum tersebut sampai melakukan aspirasi, jika meconium tidak keluar
pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm derek tersebut dianggap defek
tingkat tinggi.
6. Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan :
 Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di
daerah tersebut.
 Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru
lahir dan gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia
reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. Udara
berhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon/rectum.
 Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan
kepala dibawah dan kaki diatas pada anus benda bang radio-opak,
sehingga pada foto daerah antara radio-opak dengan bayangan
udara tertinggi dapat diukur.

Anda mungkin juga menyukai