Anda di halaman 1dari 15

ATRESIA

ANI

PUTRI WIDYA LARASATI

102118054

Pembimbing : dr Yusril, Sp.B


Pendahuluan

Atresia ani merupakan kelainan kongenital yang


terbanyak pada daerah anorektal. Insidensinya adalah 1 dari
4000 hingga 5000 kelahiran hidup. Insidensi pada laki-laki
sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan. Pada laki-laki
paling sering didapatkan fistula rektouretra, sedangkan pada
perempuan paling sering didapatkan fistula rektovestibuler.
Defenisi

– Dalam bahasa Yunani a : tidak ada


trepsis : makanan dan
nutrisi
– Atresia ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena
terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat
kehamilan.
Klasifikasi

1. Anomali rendah / infralevator


2. Anomali intermediet
3. Anomali tinggi / supralevator
Klasifikasi Berdasarkan
Wingspread
Kelompok Kelainan Tindakan
I Laki-laki: Fistel urin, atresia rektum, Kolostomi neonatus;
perineum datar, fistel tidak ada, operasi definitif pada
invertogram: udara >1 cm dari kulit usia 4-6 bulan

Perempuan: Kloaka, fistel vagina, fistel Kolostomi neonatus


anovestibular/ rektovestibular, atresia
rektum, fistel tidak ada,
invertogram: udara >1 cm dari kulit
II Laki-laki: Fistel perineum, membran Operasi langsung pada
anal, stenosis anus, fistel tidak ada,
invertogram: udara <1 cm dari kulit neonatus

Perempuan: Fistel perineum, stenosis Operasi langsung pada


anus, fistel tidak ada, invertogram:
udara <1 cm dari kulit neonatus
Etiologi
Penyebab sebenarnya dari atresia ani ini belum di ketahui pasti
Namun ada sumber yang mengatakan bahwa kelainan bawaan anus di
sebabkan oleh:
1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit
karena gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari
tonjolan embrionik.
2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi
lahir tanpa lubang anus.
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani,
karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan
berusia 12 minggu atau 3 bulan.
4. Kelainan bawaan
Faktor Predisposisi
Atresia ani dapat terjadi disertai dengan beberapa kelainan
kongenital saat lahir, seperti :
1. Kelainan sistem pencernaan terjadi kegagalan
perkembangan anomali pada gastrointestinal.
2. Kelainan sistem perkemihan terjadi kegagalan pada
genitourinari
Patofisiologi
Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan
septum urorektal secara komplit karena gangguan
pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan
embrionik, sehingga anus dan rektum berkembang dari
embrionik bagian belakang.
Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi
kloaka yang merupakan bakal genitourinari dan struktur
anorektal. Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan
pada kanal anorektal. Terjadi atresia anal karena tidak ada
kelengkapan dan perkembangan struktur kolon antara 7-10
minggu dalam perkembangan fetal.
Pemeriksaan Fisik
– Bayi ditempatkan dalam posisi litotomi, lakukan penelusuran
lubang anus (termometer, pipa sonde ukuran 5 F, spekulum
nasal)
 Bayi laki-laki : penelusuran dari anal dimple ke medial sampai ke
arah penis.
 Bayi perempuan : penelusuran dari lubang di perineum ke arah
vestibulum.
– Pada bayi laki-laki, oleh Pena dilakukan pemeriksaan perineal
dan dilanjutkan dengan pemeriksaan urinalisa. Apabila:
 didapatkan fistula perineal, bucket handle, stenosis ani atau anal
membrane berarti atresia ani letak rendah.
 pada pemeriksaan urinalisa didapatkan mekoneum, udara dalam
vesika urinaria serta flat bottom berarti letak tinggi.
– Apabila masih ada keraguan dilakukan pemeriksaan radiologis.
– Pada bayi perempuan didapatkan 90% dengan fistel,
apabila :
 tidak diketemukan adanya fistel maka dilakukan
invertogram.
 hasil invertogram akhiran rektum kurang dari 1 cm dari
kulit berarti letak rendah dan segera dilakukan minimal
PSARP, apabila akhiran rektum lebih dari 1 cm berarti
malformasi anorektal letak tinggi dilakukan kolostomi
terlebih dahulu.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan
pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
1. Pemeriksaan radiologis
2. Sinar X terhadap abdomen
3. Ultrasound terhadap abdomen
4. CT Scan
5. Pyelografi intra vena
6. Pemeriksaan fisik rektum
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis
Penatalaksanaan

a. Pembuatan kolostomi
Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan
feses.
b. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
Bedah definitifnya, yaitu anoplasti dan umumnya ditunda
9 sampai 12 bulan.
c. Tutup kolostomi
Tindakan yang terakhir dari atresia ani
Komplikasi
1. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
2. Obstruksi intestinal
3. Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan.
4. Komplikasi jangka panjang
Atresia ani merupakan kelainan kongenital dimana
rektum tidak mempunyai lubang keluar. Atresia ani
kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan walaupun belum pasti.
Klasifikasi atresia ani berdasarkan kriteria anatomi
dan kriteria Wingspread. Prinsip penatalaksanaan atresia
ani tergantung klasifikasinya. Tindakan kolostomi
merupakan prosedur yang ideal untuk penatalaksanaan
awal atresia ani.

Anda mungkin juga menyukai